Home » Gangguan Psikologi » Penyakit Bulimia – Gejala – Cara Mengatasinya

Penyakit Bulimia – Gejala – Cara Mengatasinya

by Devita Retno

Bulimia atau juga dikenal dengan nama Bulimia Nervosa adalah salah satu jenis gangguan pola makan. Gangguan ini merupakan penyakit mental serius dimana penderita merasa mereka telah kehilangan kontrol akan pola makannya dan hanya menilai dirinya berdasarkan bentuk tubuh serta berat badan. Bulimia sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa penderitanya.

Orang yang mengidap bulimia mempunyai kebiasaan buruk untuk menjaga berat badannya dengan cara mengonsumsi makanan dalam jumlah besar lalu memuntahkannya, mengonsumsi pencahar atau obat peluruh lemak berlebihan. Perilaku ini akan mendominasi hidup sehari – hari penderitanya dan membuat seseorang kesulitan dalam hubungan serta situasi sosial. Biasanya pola perilaku ini disembunyikan dari orang lain dan mereka mempunyai berat badan yang masih termasuk ideal dan masuk dalam kategori sehat.

baca juga:

Orang yang menderita bulimia cenderung tidak mencari dukungan atau pertolongan dan dapat mengalami perubahan suasana hati yang mendadak, juga kegelisahan dan harus mencari  cara mengatasi anxiety disorder dan ketegangan. Mereka juga mempunyai kepercayaan diri yang rendah dan cenderung melukai diri sendiri. Mereka mungkin juga mengalami gejala seperi kelelahan, merasa kembung, konstipasi, sakit di rongga perut, menstruasi yang tidak teratur, atau sesekali pembengkakan di tangan dan kaki.

Muntah berlebihan juga bisa menyebabkan masalah pada gigi, sementara penggunaan obat pencahar yang tidak semestinya dapat mempengaruhi jantung. Penderita bulimia jarang ditemukan pada anak – anak dan orang muda, biasanya berkembang pada usia yang lebih tua daripada penderita anorexia. Pada beberapa kasus, bulimia merupakan perkembangan dari anoreksia.

baca juga:

Penyebab Bulimia

Karena bulimia merupapkan salah satu penyakit yang berasal dari kelainan mental dan diantaranya  macam – macam gangguan jiwa , maka penyebab biologisnya belum diketahui. Ada beberapa faktor yang diperkirakan turut menyumbang kepada perkembangan kelainan pola makan ini, antara lain genetis, lingkungan, psikologis, dan pengaruh budaya. Beberapa sebab utama bulimia adalah:

  • Situasi yang penuh stress atau mengalami perubahan dalam hidup, karena tidak tahu cara menghilangkan beban pikiran.
  • Pernah mengalami kekerasan atau trauma
  • Pandangan negatif tentang tubuh sendiri
  • Kepercayaan diri yang kurang
  • Menjalani profesi yang fokus terhadap penampilan yang bagus
  • Merasa selalu gemuk atau mempunyai masalah dengan bentuk tubuh serta berat badan.

baca juga:

Gejala Fisik Bulimia

Seseorang menderita bulimia bisa menunjukkan beberapa tanda dan gejala, kebanyakan merupakan hasil langsung dari muntah yang dipicu sendiri atau bentuk lain dari pembersihan makan terlebih jika siklus makan berlebihan dan pebersihan diulangi beberapa kali sehari atau dalam seminggu.

  • Fluktuasi berat badan yang konstan diluar batasan normal dari hari ke hari
  • Ketidak seimbangan elektrolit yang dapat menghasilkan serangan jantung, atau kematian mendadak
  • Kerusakan pembuluh darah pada mata
  • Kelenjar yang membesar pada leher dan dibawah garis rahang
  • Trauma oral seperti lecet pada mulut atau tenggorokan yang berasal dari muntah yang berulang
  • Dehidrasi kronis
  • Pembengkakan esofagus
  • Ketidak suburan
  • Kelenjar ludah yang membesar
  • Kelihatan selalu lelah, lemas dan lesu
  • Kapalan pada bagian punggung tangan karena terbiasa menusuk tenggorokan untuk muntah

baca juga:

Gejala Tingkah Laku

  • Memakan makanan dalam jumlah besar
  • Pembersihan sehabis makan dengan muntah, berolah raga berlebihan, menggunakan pencahar, berpuasa
  • Tampak berahasia pada saat periode bulimianya. Ketahui juga cara menghadapi orang introvert.
  • Persepsi yang terdistorsi mengenai bentuk tubuh dan berat badan
  • Merasa bersalah sehabis makan banyak dan muntah
  • Kehilangan kontrol saat makan
  • Sering ke kamar mandi setiap sehabis makan
  • Sering berbau muntahan

Mendiagnosa Bulimia

Mendiagnosa bulimia bukanlah proses yang mudah sebab para penderitanya seringkali melakukan proses makan dan mutah dengan berahasia. Kondisi ini dapat bertahan lama bahkan beberapa tahun sebelum penderitanya tersadar dan mencari pertolongan. Dokter akan menanyakan gejala yang dialami sama seperti pada pemeriksaan tahap awal pada penyakit lain.

Jika kriteria diagnosa untuk bulimia telah terpenuhi, kemudian akan dianjurkan pemeriksaan fisik menyeluruh, tes darah, urine, dan tes kondisi psikologis dengan evaluasi psikologi. Kriteria utama yang digunakan untuk mengukur kondisi bulimia oleh dokter adalah kondisi siklus makan yang berlebihan, upaya berlebihan untuk mengeluarkan kalori dari tubuh, dan pasien mempunyai asumsi atau anggapan negatif tentang bentuk tubuh serta berat badannya.

baca juga:

Perawatan Psikologi Untuk Bulimia

Karena image negatif mengenai tubuh dan rendahnya keyakinan atau kepercayaan diri merupakan faktor dasar atau akar dari bulimia penting agar terapi terhubung dengan proses pemulihan. Perawatan untuk bulimia nervosa biasanya meliputi terapi psikologi yang membantu pasien melalui terapi, yaitu terapi perilaku kognitif dan terapi interpersona untuk cara merubah diri menjadi lebih baik:

  • Memutuskan siklus makan banyak dan muntah kemudian merupakan tahap penting dalam perawatan untuk bulimia nervosa yang melibatkan menghancurkan siklus ini dan mengembalikan perilaku makan yang normal.
  • Memperbaiki pikiran negatif merupakan tahap berikutnya dalam terapi perilaku kognitif. Tahap ini akan berkonsentrasi pada mengenali dan mengganti kepercayaan yang irasional mengenai berat, bentuk tubuh dan menu makanan. Belajar cara mencintai diri sendiri  dan cara menghilangkan rasa minder.dengan lebih baik dan apa adanya.
  • Fase akhir dari perawatan bulimia difokuskan pada menyembuhkan masalah emosional yang dapat menyebabkan kelainan pola makan. Perawatan mungkin menyasar hubungan interpersonal dan dapat termasuk terapi perilaku kognitif, perilaku dialektika, dan terapi lain yang berhubungan. Terapi ini akan meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan penyelesaian masalah dan juga cara meningkatkan rasa percaya diri.
  • Terapi interpersonal didasarkan pada bagaimana hubungan seseorang dengan orang lainnya akan mempengaruhi ksehatan eosional dan kesehatan mental.

baca juga:

Perawatan Medis Untuk Bulimia

Proses terapi untuk penderita bulimia terkadang juga dikombinasikan dengan beberapa obat – obatan yang diperlukan atas pemantauan dokter.  Obat – obatan yang digunakan yaitu penghambat pelepasan selektif serotonin atau SSRI yang dikombinasikan dengan terapi, contohnya fluoxetine yang sering digunakan dalam menangani bulimia. Perkembangan kondisi pasien serta reaksi tubuh terhadap obat akan dipantau oleh dokter selama pengunaan anti depresan tersebut. Obat ini tidak dapat digunakan akrena berbahaya untuk penderita bulimia yang berusia di bawah 18 tahun, pengidap epilepsi, memiliki riwayat penyakit jantung, hati atau ginjal dalam keluarga. Penderita bulimia yang mengalami komplikasi serius sebaiknya di rawat di rumah sakit untuk mencegah akibat yang semakin fatal, yaitu berupa resiko kesehatan serius atau dorongan melukai diri sendiri atau bahkan dorongan untuk bunuh diri.

Faktor Risiko

Seseorang mempunyai resiko untuk mengalami bulimia jika mempunyai beberapa faktor berikut di dalam hidupnya:

  • Faktor jenis kelamin, sebagian besar penderita bulimia adalah wanita.
  • Merasa stres, rendah diri, orang yang perfeksionis, mempunyai gangguan stres pasca trauma, atau gangguan obsesif kompulsif.
  • Faktor usia dimana bulimia mulai menyerang ketika remaja hingga dewasa dan pada usia sekitar 18-19 tahun.
  • Adanya keluarga inti yang mengidap bulimia juga meningkatkan resiko seseorang akan mengalami bulimia
  • Selalu mendapatkan tuntutan sosial untuk menurunkan berat badan dari lingkungannya, misalnya keluarga ataupun teman – teman, sehingga sulit mencari cara membahagiakan diri sendiri.
  • Adanya tuntutan untuk menjaga berat badan dalam profesi sehari – hari seperti model, aktris, penari atau atlet.

baca juga:

Komplikasi Akibat Bulimia

Telah disebutkan sebelumnya bahwa bahaya bulimia adalah resiko terpicunya komplikasi serius yang berkaitan dengan kesehatan tubuh penderitanya jika tidak segera diambil tindakan. Komplikasi kesehatan tersebut adalah:

  • Kerusakan gigi yang disebabkan kebiasaan muntah yang sering. Asam lambung akan merusak lapisan luar gigi dan membuat kelenjar air liur menjadi bengkak, menyebabkan sakit tenggorokan dan bau mulut.
  • Penderita bulimia bisa mengalami komplikasi berupa kekurangan nutrisi dalam tubuhnya yang akan memicu dehidrasi, siklus menstruasi yang tidak teratur sehingga kesulitan hamil, keringnya kulit dan rambut, kuku rapuh, gagal ginjal dan jantung.
  • Akibat serius juga bisa terjadi karena penggunaan obat pencahar yang tidak terkendali berupa kerusakan organ pencernaan dan ketidak seimbangan kadar senyawa alami dalam tubuh yang akan memicu kelelahan, lemas,detak jantung tidak beraturan, dan kejang – kejang.
  • Penanganan yang terlambat bahkan dapat mengancam nyawa penderitanya hingga beresiko kematian.

Sebenarnya, bagian yang paling sulit dalam mengatasi bulimia adalah membuat penderitanya menyadari kelainan yang dialami dirinya sendiri, agar mempunyai motivasi untuk sembuh dan melalui pengobatan yang tepat. Agar bisa sembuh, pengidap bulimia harus memiliki keinginan dan kesadaran untuk mengakui bahwa dirinya sedang mempunyai masalah.

baca juga:

Penanganan untuk penderita bulimia harus dilakukan secepatnya sebelum kondisi penderita semakin memburuk, dan makin sulit untuk disembuhkan. Perawatan untuk bulimia pada umumnya akan membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Pemulihannya pun sulit karena banyak kesempatan untuk kembali melakukan kesalahan pola makan tersebut. Karena itu diperlukan dukungan penuh dari para teman serta keluarga terhadap para penderita bulimia.

You may also like