ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) paling sering terjadi pada anak pra sekolah atau pada balita. ADHD merupakan gangguan sistem daraf sehingga memunculkan gangguan dalam perhatian dan perilaku. Angka kejadian ADHD ditemukan 6,5% pada anak dan dengan prevalensi tersering terjadi pada anak laki- laki 2 -3 kali lebih banyak dari anak perempuan.
ADHD pada bayi disebabkan oleh faktor keturunan yang diperoleh dari gen orang tua. ADHD juga diduga disebabkan gangguan pada masa kehamilan yang disebabkan dari faktor lingkungan dan faktor ibu. Paparan terhadap agen patogen tertentu seperti limbah beracun atau lainnya, maupun kurangnya supan nutrisi saat ibu hamil memungkinkan terjadinya gangguan pada bayi ketika lahir.
Penelitian juga mengungkapkan bahwa volume otak anak dengan ADHD lebih kecil dibandingkan dengan anak normal. Bayi atau anak dengan ADHD mengalami gangguan regulasi zat- zat dalam otak sehingga cenderung memberikan respon spontan yang aktif. Gejala ADHD pada bayi bisa diketahui sejak dini jika menemukan tanda- tanda sebagai berikut :
- Suka Mencari Perhatian
Bayi atau anak dengan ADHD membutuhkan lebih banyak perhatian. Mereka sering mencari cari perhatian dengan menangis kencang, tiba- tiba, atau tertawa gembira sekan dibuat- buat. Mereka juga sering merasa tertekan. Pada bayi, bayi akan lebih rewel. Mereka suka di gendong dan menangis jika diturunkan. Bayi lebih suka tidur dalam ayunan orang tuanya daripada diletakkan di kasur atau tempat tidur. Hal ini cukup merepotkan dan melelahkan bagi para orang tua.
Baca juga :
- Sering Gelisah
Bayi dengan tanda ADHD juga tampak gelisah. Kegelisahan bayi ditunjukkan dengan bayi mengalami kesulitan tidur yang nyaman dan cenderung sering rewel. Pola tidur bayi menjadi tidak menentu. Pada umumnya bayi akan diam jika diberikan minum susu atau diganti popoknya, namun bayi dengan ADHD cenderung sering menangis dan sulit di diamkan. Saat hal ini terjadi, bayi sering menolak diberikan susu atau makan dan terus menangis. Bayi rewel setiap saat sampai susah ditebak apa yang diinginkan bayi.
Meskipun popok sudah diganti, mainan diberikan, udara dibuat nyaman, dan lain sebagainya bayi tetap menangisa tanpa sebab yang jelas. Hal ini tentu akan menguras tenaga orang tua yang mengasuh karena butuh kesabaran ekstra.
Baca juga :
- Suka Mengamuk
Bayi dengan ADHD memiliki tanda yang menunjukkan temperamen atau mudah mengamuk. Bayi akan terlihat gemetaran pada kedua kaki, menendang dan berteriak. Bahkan bayi tidak enggan membenturkan kepalanya apabila sedang emosional atau memukul mukul dirinya sendiri. Apabila ada keinginan yang tidak bisa dicapai, bayi akan mudah menangis dan mengamuk. Bayi juga cenderung sudah diredakan meskipun diberikan banyak alasan agar bayi mengerti dan menurut. Bayi dengan ADHD memiliki kemungkinan berperilaku serupa sampai usianya lima tahun. Namun bayi tanpa ADHD akan menunjukkan perilaku serupa berkurang ketika beranjak semakin dewasa.
Baca juga :
- Aktif Berlebihan
Bayi cenderung aktif dan tidak mau diam. Jika duduk di kursi bayi mereka akan terus bergerak atau menggoyang- goyangkan badannya. Bayi juga cenderung meraih benda- benda disekitarnya lalu dilempar. Pada bayi yang sudah mulai bisa merangkak atau berjalan, mereka akan berkeliling atau merangkak tanpa lelah. Bayi akan berjalan terus meskipun tertatih- tatih dan sering jatuh.
Baca juga :
- Tidak Mampu Memusatkan Perhatian
Bayi dengan ADHD cenderung sulit memusatkan perhatian. Perhatian bayi mudah teralihkan dari satu hal ke yang lain. Bayi juga cenderung cuek dan sesuka hati. Apabila orang tua mengajaknya bermain, mungkin bayi menunjukkan tidak adanya minat dan lebih suka melakukan hal lain sesukanya. Bayi juga cenderung tidak mendengarkan ketika dipanggil.
Baca juga :
- Sering Gagal Mengerjakan Tugas
Gejala ADHD pada bayi yaitu bayi gagal mengerjakan tugas yang diperintahkan oleh orang tua. Misalnya orang tua menginstruksikan bayi untuk memegang mainan, namun bayi tidak dapat memahami instruksi orang tua dengan benar. Kegagalan mengerjakan tugas ini mungkin berkaitan dengan perkembangan otak yang juga terbatas. Bayi mengalami kegagalan mengelola informasi dari sekitarnya. Sehingga apa yang diberikan terhadap lingkungannya tidak mudah dipelajari dan disimpan dalam memori anak. Hal ini dapat mempengaruh kemampuan kognitif dan psikomotor anak.
Baca juga :
- Sulit diajak Berinteraksi
Bayi cenderung cuek dan tidak peduli dengan sekitarnya. Bayi bersifat semaunya sendiri dan sulit diatur. Selain itu, bayi juga sering menunjukkan tanda sulit diajak berinteraksi.
Dengan pengamatan, bayi terlihat tidak memahami arti dari interaksi yang berlangsung. Interaksi yang terjadi cenderung sepihak dan bayi tidak merespon. Namun bayi juga menginginkan apa yang dikerjakannya diperhatikan oleh orang disekitarnya. Orang tua perlu cara- cara khusus untuk mengambil alih perhatian bayi atau anak ketika akan mengajaknya berinteraksi.
Baca juga :
- Pelupa
Kecerdasan bayi dengan ADHD juga tidak maksimal. Bayi tidak mampu menyerap informasi sebanyak anak pada umumnya. Tahapan usia bayi merupakan tahapan dimana mereka bisa menerima informasi dengan mudah dan banyak. Namun anak dengan ADHD akan kesulitan memahami informasi dari sekitarnya. Bayi akan tumbuh menjadi anak yang mudah lupa meskipun sudah mencoba diajarkan tentang sesuatu. Gejala ADHD pada bayi ini juga terjadi pada hal- hal sederhana dalam keseharian.
Baca juga :
- Suka Membuat Gaduh
Tanda berikut ini yang menjadikan bayi atau anak dengan ADHD terlihat mencolok dan tidak seperti anak pada umumnya. Karena keaktifannya, anak dengan ADHD sering membuat suasana gaduh. Berbicara atau berteriak teriak keras disertai dengan aktivitas yang lincah. Kegaduhan yang ditimbulkan sulit sekali diminta untuk dihentikan. Anak dengan ADHD terkesan nakal. Apabila sedang bermain dengan teman- temannya, anak dengan ADHD cenderung menjahili teman sehingga membuat orang disekitarnya terganggu.
Baca juga :
- Tipe Menangis Sangat Keras dan Sulit Dihentikan
Bayi atau anak dengan ADHD cenderung memiliki suara yang sangat keras ketika menangis. Ketika menangis, bayi bisa menangis tanpa sebab dan sangat sulit dihentikan meskipun segala cara sudah dilakukan. Bayi dengan ADHD cenderung tidak memiliki lelah. Tidak hanya menangis, bayi atau anak juga akan merengek, meronta- ronta, membelot sekuat tenaga, dan tidak terkesan puas meski keinginannya diberikan. Hal ini terjadi sangat sering bahkan setiap keinginan kecil yang tidak dipenuhi atau kondisi yang tidak sesuai dengan yang diinginkan anak terjadi, dapat memicu situasi tersebut.
Baca juga :
11. Penampilan Fisik Terlihat Berbeda
Perbedaan tampilan fisik atau ciri- ciri fisik ini akan tampak pada bayi ketika sudah mulai bisa berbicara dan berjalan. Meskipun hal ini tidak terjadi pada semua anak dengan ADHDH, namun ada beberapa anak dengan ADHD yang mengalami hal ini. Pengeluaran lendiri dari mulut yang tidak terkontrol sering terjadi meski usia sudah beranjak dewasa. Cara anak melihat benda atau sesuatu terlihat berbeda dari anak normal. Anak tampak aktif namun gerak geriknya atau postur tubuhnya terlihat tidak simetris. Cara berjalan atau berlarinya juga tampak berbeda dengan anak pada normalnya. Kemampuan berbicara lebih lambat.
baca juga :
Tanda- tanda ADHD pada bayi bisa Anda lihat berdasarkan penjelasan diatas. Untuk mengetahui apakah bayi Anda memiliki ADHD, tidak ada skrening khusus secara laboratorium melainkan menggunakan sistem observasi. Anda hanya membutuhkan waktu dan kejelian dalam observasi tingkah laku anak Anda. Apabila terdapat perilaku yang menyimpang atau menyulitkan dan mengarah pada tanda- tanda ADHD, Anda bisa berkonsultasi pada dokter atau tenaga kesehatan.
Kesadaran akan tanda ADHD sejak dini sangat dibutuhkan dan akan lebih membantu. Jika ADHD ditemukan sejak dini, maka orang tua bisa segera beradaptasi dengan perilaku anak dan menyusun strategi untuk mengarahkan anak pada kegiatan yang mendukung.
ADHD mungkin memang tidak bisa disembuhkan, namun jangan khawatir. Anda bisa mengendalikan anak dengan ADHD agar dapat tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya dengan pengawasan- pengawasan yang lebih ketat. Peran orang tua sangat penting disini. Dukungan orang tua harus terus mengalir pada anak dan selalu memberikan arahan yang positif. Konsultasikan setiap perkembangan anak pada dokter Anda.
Simak penjelasan mengenai Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD dan gejalanya oleh dr. Maria Irene Hendrata,Sp.KJ