Gangguan mental merupakan hal yang paling ditakuti oleh banyak orang tua dimanapun berada. Mereka ingin agar anaknya bisa terlahir dengan sempurna dan tanpa ada cacat baik fisik maupun mental. Sehingga semua orang tua khususnya ibu melakukan berbagai hal agar bisa menjaga anaknya dengan baik, termasuk mencegah adanya gangguan mental. Sayangnya perlindungan itu belum tentu bisa didapatkan oleh semua anak (Baca: Cara Mendidik Anak Hiperaktif), beberapa anak harus dianugerahkan hal yang “berbeda” dan seringkali dianggap remeh.
Padahal belum tentu juga anak tersebut berbeda dalam arti yang buruk. Bisa jadi dalam arti yang baik jika diarahkan. Banyak orang tua yang mengalami buta informasi atau ketidaktahuan akan gejala awal gangguan mental. Mereka hanya menganggap gejala tersebut sebagai keterlambatan yang bisa ditolerir padahal tidak. Lantas apa yang dimaksud dengan gangguan mental ?
Pengertian Gangguan Mental
Gangguan mental adalah gangguan yang terjadi dan menyerang pikiran serta kejiwaan seseorang. Dimana umumnya gangguan ini tidak sepenuhnya menyebabkan anak tidak sadar atau gila, namun cenderung terlambat dan mengalami beberapa kejadian yang dianggap “diluar kendali”. Maka gangguan mental anak tentu terjadi pada anak (Baca: Pola Asuh Anak Usia Dini), dan biasanya gangguan tersebut memang sudah ada sejak lahir. Ada beberapa gangguan mental yang bisa anda pelajari, diantarnya :
- Gangguan Cemas
Gangguan cemas merupakan perasaan cemas yang biasa dirasakan atau dialami anak-anak. Untuk seukuran anak-anak merasa cemas adalah hal wajar, dimana mereka cenderung mengenal hal-hal yang belum mereka tahu. Untuk itu, anak yang waspada dan memiliki kecemasan merupakan hal yang baik.
Tetapi bagaimana jika berlebihan dan juga terlalu ekstrim ? hal ini sudah masuk ke tahapan gangguan mental. Dimana gangguan cemas terjadi bila anak tersebut mengkhawatirkan hal yang sebenarnya tidak ada atau tidak terjadi. Gangguan ini biasanya terjadi karena faktor genetik hingga trauma (Baca: Trauma Psikologis) berat akan hal-hal yang akhirnya membuat mereka takut.
- Autisme
Autisme merupakan gangguan mental yang sudah cukup dikenal masyarakat. Cukup banyak anak-anak yang harus mengidap Autisme ini. Mereka adalah anak-anak yang mengalami kesulitan sosialisasi, tingkah laku, bahkan berbicara dan sering disebut abnormal (Baca: Perilaku Abnormal). Anak-anak autisme cenderung memilih untuk sibuk dengan dunianya sendiri. Selain itu pengidap autisme termasuk anak yang sangat sulit untuk iajak fokus dan juga berinteraksi, mereka hanya menaruh fokus pada hal yang mereka sukai. Faktor yang menyebabkan autisme terjadi masih belum pasti, namun autisme juga bisa berasal faktor genetik. Tak jarang, jika diarahkan anak-anak autisme bahkan bisa berprestasi dalam bidang akademik.
- Retardasi Mental
Mungkin anda baru mendengar penyakit mental ini, namun beberapa anak di generasi ini mengalami retardasi mental. Retardasi mental adalah keterbelakangan mental atau biasa disebut oligofrenia. Retardasi mental terjadi karena gangguan perkembangan intelejensia disertai mental anak yang tidak sesuai dengan usia seharusnya. Penyebabnya bisa jadi karena proses patologis di otak yang disebabkan infeksi, racun, trauma atau gen. Gangguan ini bisa juga ditentukan oleh sikap sang anak dan juga tes IQ dan namun tidak dianggap abnormal (Baca: Psikologi Abnormal).
- Diseleksia
Diseleksia adalah gangguan yang dialami anak-anak dimana mereka tidak bisa membaca maupun kesulitan untuk menuliskan huruf dengan teratur dan berurutan. Hal ini bisa terlihat ketika mereka tidak bisa membedakan atau membaca susunan huruf dengan benar meski usianya sudah beranjak besar.
Ketika menggunakan kata atau membaca, anak diseleksia mengalami keterlambatan serta seringkali salah dalam membaca. Gangguan ini bukan berarti mereka menjadi bodoh dan mengalami penyakit fisik, namun karena informasi yang diterima otak sedikit berbeda.
- Gangguan Makan
Gangguan makan termasuk satu diantara banyak gangguan mental yang paling jarang diketahui orang tua. Karena menyepelekan maka tanpa disadari anak mengalami gangguan makan, bahkan hingga usianya dewasa. Kesulitan makan biasanya dijumpai pada pola anak yang cenderung tidak mau atau menolak untuk mengonsumsi makanan. Jika makan porsi yang dihabiskan tampak lebih sedikit dibandingkan anak-anak lainnya. Perbedaan gangguan makan dengan anak yang sedang tidak nafsu makan umumnya hanya mempermainkan makanan, sulit mengunyah dan juga membuang makanan ketika dimasukan kemulut atau disuapi. Hal ini bukan dipengaruhi sosial. (Baca: Psikologi Sosial)
- ADHD
ADHD atau biasa disebut sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD (Baca: Gejala ADHD pada Bayi). Jika dalam istilah Indonesia lebih sering disebut GPPH atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Gangguan ini memiliki sifat neurobihavioral dimana anak akan terasa sulit diatur, dan terkesan tidak perduli akan nasihat orang sekitar. Selain itu mereka juga tampak sulit fokus pada suatu hal. Mereka akan menyelesaikan suatu target yang ditujukan atau diharapkan dengan sulit.
- Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Gangguan ini termasuk dalam penyakit mental baik menyerang anak (Baca: Pola Asuh Anak Usia Dini ), remaja atau orang dewasa. Dimana gangguan bipolar terjadi jika adanya perubahan mood yang beralngsung drastis tanpa ada adalasan yang sangat kuat.
Anak (Baca: Cara Mengatasi Anak yang Malas Belajar ) bisa menjadi terlalu gembira akan suatu hal namun bisa menjadi terlalu sedih hingga depresi dan ingin bunuh diri tanpa alasan yang pasti.
Tanda ini membahayakan terutama bagi mereka yang tidak tahu bagaimana pengendalian yang tepat untuk menghindari adanya perubahan mood ekstrim ini. Mereka yang menderita gangguan bipolar biasanya diredakan dengan terapis dan berbagai metode lainnya.
- Skizofrenia
Skizofrenia merupakan gangguan mental yang biasa terjadi pada anak usia tanggung hingga masa pubertas usia 20 tahun. Skizofrenia merupakan penyakit mental yang dianggap sudah kronis dimana penyakit ini menyebabkan anak (Baca: Cara Mengatasi Anak Susah Belajar) kehilangan kemampuan untuk mengetahui apakah ia sedang mengalami hal nyata atau realitas atau tidak. Mereka juga merasa bahwa dengan hal-hal buruk bisa menyadarkan mereka bahwa yang sedang dihadapi adalah dunia nyata.
- Gangguan Somatoform
Gangguan somatoform mungkin agak jarang diderita anak-anak namun kemungkinan untuk bisa diidap oleh anak-anak tetap ada. Gangguan ini terjadi jika sang penderita merasakan sakit yang amat dibagian tubuhnya namun sebenarnya ia tidak menderita apapun. Bahkan jika diperiksakan ke dokter ataupun pengobatan lainnya si pengidap justru sehat-sehat saja. Hal ini terjadi karena ilusi yang diciptakan oleh mereka sendiri, padahal mereka tidak mengalami gangguan medis.
- Gangguan Gender dan Seksual
Gangguan gender dan seksual memang seringkali semakin menjadi ketika dewasa dan menyebabkan banyak anak remaja (Baca: Psikologi Remaja) justru salah kaprah dan menyimpang. Namun gangguan gender dan seksual bisa muncul sejak kecil atau sejak awal anak-anak bersosialisasi. Hal ini cukup membahayakan dimana ia bisa bertindak diluar batasan baik norma maupun agama dan perkembangan gangguannya akan semakin parah seiring umur bertambah.
Baca:
- Sindrom Respon Stress
Sindrom ini terjadi bagi mereka yang memiliki pribadi (Baca: Tipe Kepribadian Melankolis) sangat emosional hingga orang disektar yang ingin bersosialisasi tampak tidak bisa toleransi dengan pengidapnya. Umumnya mereka akan mengalami sindrom ini setelah mengalami hal yang tidak diinginkan atau tidak bisa diterima dengan baik seperti perceraian, bencana alam, kematian seseorang dan lainnya. Hal seperti ini dianggap berbahaya karena bisa menyakiti orang lain terutama pada anak-anak yang belum tahu dampak atau bahaya dari sifat yang emosi (Baca: Jenis Emosi).
- Gangguan Disosiatif
Gangguan disosiatif bisa terjadi pada anak jika mereka mengalami gangguan semacam ini yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Hal yang paling sering terjadi yakni gangguan kesadaran terhadap diri sendiri sehingga anak (Baca: Penyebab Kenakalan Anak) sering linglung atau bingung, dan seringnya lupa akan identitas diri atau bagaimana bentuk diri mereka yang sebenarnya. Gangguan ini berawal dari trauma yang benar-benar menimpa dan tidak bisa ditoleransi oleh mental.
- Psikopat
Psikopat adalah hal yang paling berbahaya dalam gangguan jiwa atau gangguan mental. Mereka yang mengalami psikopat biasanya antisosial karena bisa menimbulkan kerugian dan ketakutan di masyarakat. Orang yang memiliki gangguan mental ini tidak memiliki rasa empati. Di tengah masyarakat, psikopat seringkali dianggap pelaku kriminal dan menimbulkan masalah yang besar. Maka ketika anda mengetahui salah satu anak (Baca: Hambatan Perkembangan Anak) dari kerabat atau teman yang terindikasi memiliki penyakit jiwa ini sebaiknya laporkan dan tangani dengan serius.
- Antisosial Personality
Antisosial personality adalah gangguan yang terjadi akibat adanya perasaan cenderung sinis, menghina dan tidak bisa menghargai orang lain. Karena hal inilah mereka tidak bisa bergaul atau menerima orang lain untuk berteman dan menjadi bagian hidup. Orang yang memiliki kehidupan anti sosial (Baca: Fobia Sosial ) umumnya tumbuh atau berasal dari trauma seperti bullying, ataupun asuhan yang memang sudah sejak kecil diasingkan diantara masyarakat sosialnya. Karena itulah anda sebaiknya mengetahui hal ini sejak awal agar bisa ditangani, karena pasalnya manusia adalah makhluk sosial.
- The Blues
The blues istilah yang biasa digunakan untuk kondisi Depresi. Dimana penderita mengalami stress dan tekanan berkepanjangan, depresi bisa berakibat pada mental dan kesadaran seseorang dan bisa berlangsung dengan waktu yang sangat lama.
Gangguan mental pada anak bisa saja terjadi karena faktor yang mungkin jarang orang tua ketahui, anak terkadang mengalami trauma, kejadian yang tidak mengenakan, hal yang bertentangan dengan pengertian mereka ataupun genetik. Hal yang harus dilakukan orang tua adalah memberikan perhatian penuh hingga menjadikan mereka anak-anak yang benar-benar mendapat pendidikan dan juga kasih sayang. Dengan begitu kemungkinan anak (Baca: Tahap Perkembangan Emosi Anak ) mengalami gangguan mental akan berkurang jauh.
Demikian Penjelasan terkait beberapa gangguan mental pada anak yang rentan terjadi.