Akrophobia adalah fobia terhadap ketinggian, atau ketakutan yang berlebihan terhadap ketinggian yang dialami seseorang. Rasa takut yang berlebihan ini dapat memicu perasaan yang berlebihan pula seperti kepanikan, stres dan kecemasan. Dalam bahasa Yunani, Akrophobia adalah Akron atau puncak dan Phobos atau takut yaitu perasaan takut ekstrim dan tidak rasional yang dialami seseorang dengan tempat yang tinggi. Akropobia merupakan bagian dari beberapa kelompok phobia yang spesifik, yang biasa disebut Space and Motion Discomfort.
Kebanyakan orang mengalami tingkatan tertentu ketakutan yang wajar ketika terekspos kepada ketinggian, atau takut akan jatuh. Orang yang tidak memiliki fobia akan dengan mudah melakukan kegiatan seperti hiking, menaiki tanga, memanjat gunung dan lain sebagainya yang berhubungan dengan tempat tinggi. Para penderita fobia ketinggian mengalami ketakutan yang tidak wajar dan biasanya dapat mengalami serangan panik pada tempat tinggi dan menjadi terlalu terganggu untuk membawa dirinya turun dengan sendirinya. Sekitar dua sampai lima persen dari populasi umum mengalami fobia ketinggian, dan dua kali lebih banyak dialami pada wanita daripada pria.
Penyebab Fobia Ketinggian
Orang yang memiliki fobia ketinggian akan merasakan kecemasan berlebih dan reaksi yang tidak wajar ketika sedang berada di sebuah gedung tinggi melintasi sebuah jembatan, duduk di bangku stadion, dan sulit mengontrol reaksinya sendiri. Beberapafaktor yang dapat menjadi penyebab fobia ketinggian antara lain:
- Trauma
Fobia biasanya berhubungan dengan suatu peristiwa traumatis yang menyebabkan pergolakan emosional dan menyebabkan timbulnya ketakutan psikologis dari ketinggian. Dan ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang kurang lebih sama dengan yang membuatnya trauma, ia akan bereaksi dengan berlebihan. Ketakutan ini sebenarnya adalah sebuah mekanime pertahanan diri dan bertahan hidup yang berasal dari respon rasa takut yang normal, dan bisa jadi merupakan suatu kondisi turun temurun. Dengan demikian, cara menghilangkan trauma pada anak perlu dilakukan sejak dini.
- Pola Asuh
Kebiasaan mengintimidasi dan menakut – nakuti anak sewaktu kecil dengan berbagai cerita seram tentang tempat yang tinggi. Misalnya cara mendidik anak usia dua tahun dengan memberikannya cerita seram mengenai tempat tinggi agar anak tidak bermain panjat memanjat tanpa diawasi, atau karena sebab lainnya. Hal tersebut merupakan pola asuh anak usia dini yang kurang tepat. Biasanya tujuan orang tua melakukan hal tersebut adalah untuk mencegah anak bermain di tempat yang tinggi, namun dengan cara penyampaian yang salah yaitu menakuti anak dengan cerita – cerita yang kurang masuk akal sehingga menimbulkan ketakutan pada benak sang anak.
- Pola Pikir Sendiri
Kebanyakan orang memang menghubungkan tempat yang tinggi dengan suatu hal yang tidak aman, sehingga cenderung menghindarinya jika bisa. Terbentuknya pola pikir bahwa tempat tinggi biasanya berkaitan dengan bahaya terjatuh akan menanamkan pikiran bahwa tempat tinggi adalah tempat yang tidak aman. Hal ini juga dapat menggangggu perkembangan sosial emosional anak usia dini dan bagaimana pentingnya untuk menemukan cara membentuk karakter anak usia dini agar mudah mengatasi dan bergaul.
Gejala Fobia
Ketika mengalami ketakutan terhadap sesuatu, biasanya akan ada reaksi yang muncul secara fisik dan sulit atau tidak dapat dikendalikan oleh penderitanya, walaupun mereka menyadari bahwa perasaan tersebut tidak wajar. Gejala fisik yang muncul adalah seperti berikut:
- Timbulnya gejala secara fisik seperti meningkatnya detak jantung, vertigo, pusing, keluar keringat, mual, mengalami sesak napa bahkan hingga pingsan.
- Mengalami serangan panik hanya dengan membayangkan suatu ketinggian saja.
- Tidak dapat berbicara hingga berpikir jernih, mulut menjadi kering, gemetaran, kaki terasa lemas dan kejang.
- Mengalami vertigo
- Merasakan ketakutan yang intes ketika berada di tempat tinggi
Reaksi ketakutan yang berlebihan ini sedikit banyak akan mengganggu aktivitas pada orang yang menderita fobia ketinggian. Bahkan bagi orang – orang yang mengalami ketakutan yang parah, aktivitas ringan sekalipun bisa sangat mengganggu dan menghambat kegiatan sehari – hari. Untuk mengatasi fobia ketinggian, penderita dapat melakukan beberapa hal berikut:
1. Bertekad
Tanpa kemauan dan tekad yang kuat untuk mengalahkan dan menaklukkan fobia ketinggian yang diderita, seseorang tidak akan berhasil untuk mengatasi masalah ketakutan serta kecemasan berlebihannya. Ketika seseorang bertekad kuat untuk menghadapi masalah dan mencari penyelesaiannya, maka hal itu akan menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
2. Terapi Perilaku
Terapi ini dilakukan dengan mengekspos seseorang pada kondisi yang membuatnya mengalami fobia, namun dalam tingkat dan dosis yang bertahap. Penderita fobia kemudian diarahkan cara untuk bersikap lebih tenang dan bagaimana cara menghadapi ketakutan yang dialaminya. Ketika orang tersebut berada dalam kondisi yang nyata, maka terapi ini akan efektif untuk membuatnya bersikap lebih tenang. Ketahuilah juga bagaimana cara menghadapi orang introvert dan apa saja ciri – ciri anak tunagrahita yang dapat terlihat dengan jelas.
3. Hipnoterapi
Dalam terapi jenis ini pemicunya akan diidentifikasi dan menghipnotis pasien untuk membuang kekhawatiran yang dirasakannya dari alam bawah sadar untuk membentuk pikiran baru yag bebas dari fobia. Dengan melakukannya secara bertahap, perlahan – lahan seseorang akan dapat mengontrol kecemasannya yang berlebihan dan kepanikannya ketika menghadapi situasi yang terkait fobia tersebut. Ketahuilah juga apa saja fakta kepribadian anak pertama dalam psikologi dan berbagai hal mengenai psikologi lingkungan yang mungkin dapat memperluas wawasan Anda.
4. Melatih Diri Sendiri
Walaupun sudah menjalani terapi, namun penderita fobia ketinggian tetap harus melatih dirinya sendiri untuk menghadapi situasi yang akan memicu fobianya tersebut. Misalnya, menghadapi situasi ringan terkait fobia ketinggian yang dialaminya untuk mengurangi kecemasan yang dirasakan ketika berada dalam situasi tertentu dan mengulanginya setiap kali untuk membiasakan diri dengan frekuensi yang semakin meningkat.
5. Terapi Virtual
Terapi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan teknologi komputer untuk memviualisasikan suatu hal yang menjadi sumber ketakutan penderita fobia. Melalui teknologi komputer akan diciptakan suatu lingkungan virtual yang menyerupai kenyataan sebenarnya yang ditakuti oleh penderita. Dalam beberapa penelitian, cara ini terbukti lebih efektif untuk mengurangi ketakutan yang dialami oleh orang yang fobia ketinggian.
baca juga:
6. Terapi Desentisisasi
Fobia ketinggian ringan biasanya dapat diatasi dengan menggunakan terapi ini. Penderita fobia ketinggian biasanya akan diminta untuk membayangkan hal – hal yang indah ketika ada di ketinggian, sehingga tidak perlu cemas akan bahayanya. Contohnya, mereka diminta untuk membayangkan kesenangan dan keseruan ketika bermain flying fox, naik roller coaster, dan lain – lain.
baca juga:
7. Metode Abreaksi
Selain membayangkan senangnya beraktivitas di ketinggian, penderita fobia akan dibiasakan untuk terus berimajinasi atau membayangkan membayangkan bahwa dirinya sedang berada di ketinggian. Juga membiasakan diri untuk menonton acara televisi yang menyuguhkan atraksi di ketinggian misalnya acara sirkus atau olah raga. Setelah terbiasa membayangkan hal tersebut si penderita fobia kemudian akan dibawa untuk mengunjungi tempat – tempat yang tinggi dan melakukan seperti apa yang biasa dikhayalkannya
8. Reframing
Cara ini membuat penderita membayangkan kembali atau melakukan flash back kepada awal kejadian di masa lampau yang membuatnya menjadi trauma dengan tempat yang tinggi. Ketika sedang mengenang itulah, dimasukkanmotivasi kepada orang tersebut bahwa bukan hanya dirinya saja yang dapat mengalaminya, namun orang lain pun juga sama yang pernah mengalami ketakutan sepertinya namun ada yang berhasil mengalahkan ketakutannya tersebut. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan juga membangkitkan keberanian orang tersebut kembali.
baca juga:
9. Obat Penenang
Fobia tidak dapat disembuhkan dengan obat – obatan namun pada kasus kecemasan yang berat akibat fobia, beberapa obat dapat menenangkan dan membantu penderita fobia dalam menghadapi kecemasannya. Penggunaan obat – obatan ini tidak dapat dilakukan secara bebas, melainkan harus berdasarkan resep dokter setelah berkonsultasi lebih dulu. Beberapa pembahasan berikut ini dalam bidang psikologi mungkin dapat menambah wawasan Anda, seperti macam – macam gangguan jiwa, teori kepribadian carl rogers, dan macam – macam pembahasan tentang kepribadian ganda.
10. Terapi Pemaparan
Sebelum menentukan metode apa saja yang dapat digunakan untuk terapi pada orang yang mengalami fobia ketinggian, tahap yang perlu dilalui biasanya adalah terapi pemaparan dengan psikolog lebih dulu. Beberapa tahap yang dilakukan dalam terapi ini yaitu:
- Evaluasi – Yaitu mendeskripsikan ketakutan yang dirasakan dan dialami kepada terapis dan sambil mengingat kejadian yang berhubungan dengan fobia ketinggian di masa lalu.
- Tanggapan – Hasil evaluasi fobia yang dilakukan akan dipaparkan oleh terapis dan juga ia akan mengajukan rencana pengobatan.
- Membuat daftar – Anda akan membuat daftar bersama terapis mengenai ketakutan apa saja yang dipikirkan tentang ketinggian mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat.
- Ekspos – Penderita fobia ketinggian dapat mulai membuka diri dan menghadapi masing – masing skenarioketakutan yang telah dibuat, mulai dari tingkat yang paling ringan. Ketika menghadapi rasa takut tersebut, bisa jadi orang tersebut akan menemukan bahwa kepanikannya berkurang dalam beberapa menit.
- Melanjutkan – ketika rasa nyaman terhadap suatu situasi sudah terbentuk, maka akan mudah untuk melanjutkan kepada situasi yang lebih sulit.
Sebenarnya, ketakutan berlebihan atau fobia ketinggian tersebut berasal dari pikiran sendiri, terlebih lagi jika seseorang tidak terbiasa berpikir positif mengenai segala situasi yang dihadapinya. Hal – hal yang biasanya menimbulkan fobia biasanya berasal dari pikiran negatif, oleh karena itu jika seseorang memiliki fobia ketinggian ia juga perlu melatih kemampuannya untuk berpikir positif dan menanamkan pikiran bahwa segala hal pasti berjalan dengan baik – baik saja selama kita berhati- hati dalam melakukan kegiatan apapun. Memberanikan diri untuk menghadapi ketakutan akan ketinggian adalah kunci dari langkah awal untuk mengalahkan fobia tersebut.