Home » Gangguan Psikologi » Apotemnophilia Disorder : Pengertian, Penyebab, Resiko, dan Pengobatannya

Apotemnophilia Disorder : Pengertian, Penyebab, Resiko, dan Pengobatannya

by Dwi Agiarti

Berbicara mengenai gangguan mental, seiring berkembangnya jaman semakin banyak. Penggalian ini berdasarkan informasi terbaru dan kondisi manusia terus berkembang. Namun ada beberapa gangguan mental yang telah muncul bahkan sejak jaman dahulu.

Salah satunya adalah Apotemnophilia atau gangguan disforia integritas tubuh. Dalam artikel ini akan ada penjelasan terkait pengertian Apotemnophilia disorder, penyebab serta pengobatannya.

Pengertian Apotemnophilia Disorder

Apotemnophilia Disorder merupakan salah satu kondisi yang sangat langka. Pasien memiliki keinginan untuk memotong tubuh atau bagian tubuh yang sehat terutama pada beberapa kasus lengan dan juga kaki. Alasannya karena pasien merasa ketidakcocokan antara fisik dan citra mental mereka.

Sehingga mereka mengharapkan adanya amputasi dan keinginan kehilangan anggota tubuh. Sebelumnya kondisi disforia integritas populer dengan nama apotemnofilia atau Apotemnophilia. Namun kondisi ini lebih mengarah ke kasus pasien yang memotong tubuhnya namun diselingi dengan orientasi seksual.

Kasus pertama kali terjadi sekitar tahun 70an dimana seorang dokter ahli bedah pertama Robert Smith melakukan amputasi pada individu yang merasa mereka lebih bahagia dan sesuai dengan keinginan pasca didiagnosa sebagai apotemnophilia atau disforia integritas tubuh.

Menurut beberapa ahli Apotemnophilia dengan disforia integritas memiliki kesamaan, namun perbedaan keduanya terletak pada orientasi seksualnya saja. Namun ada juga kasus bahwa pasien melibatkan kedua alasan baik seksual maupun non seksual saat mengajukan amputasi.

Penyebab Apotemnophilia Disorder

Kasus langka sangat sulit menelaah dan menemukan penyebab pastinya. Ahli juga kesulitan dalam mengkaji berbagai kebutuhan mereka, sehingga disforia integritas tubuh tidak memiliki alasan dan juga penyebab yang jelas.

Sebagian dari mereka disebabkan karena sering mengalami kondisi atau hal yang seharusnya milik mereka namun tidak dapat mereka raih. Hal ini terjadi dalam kondisi ekstrim, bukan hanya keinginan kecil saja dan terjadi sejak dini. Mengingat pasien apotemnophilia berdasarkan kasus memiliki keinginan amputasi sejak muda.

Selain itu menurut ahli mereka bisa muncul karena beberapa penyebab lain diantaranya:

  1. Gangguan gairah seksual
  2. Punya trauma masa kecil
  3. Identifikasi berlebih pada cacat fisik dan orang yang diamputasi
  4. Cenderung Obsesif-Kompulsif
  5. Dorongan lingkungan dan faktor kejadian yang membentuk pikiran pasien menjadi berbeda

Selain penyebab utama diatas. Beberapa ahli menyebutkan bahwa kondisi gangguan disforia pada jaman dahulu mungkin terjadi akibat adanya lingkungan yang menekan dan menyebabkan kondisi depresi. Sebut saja misalnya kondisi seperti peperangan yang mengharuskan tentara, tenaga kesehatan bertahan dan melihat kondisi lingkungan hancur.

Bahkan tak jarang adanya pasien yang harus amputasi dan kehilangan anggota tubuh untuk bertahan hidup. Efek inilah yang akhirnya memberikan dampak buruk pada pemikiran pasien apotemnophilia untuk mengamputasi dan memtong anggota tubuh mereka.

Gejala Apotemnophilia

Jika melihat dari gejalanya, maka ada beberapa tanda yang bisa dikenali pada pasien. Gejala ini mendukung dokter untuk menegakan diagnosa, bukan berarti gejala yang timbul maka pasien sudah dipastikan mengalami disorder ini. Hal tersebut tetap harus melewati tes dan juga pengamatan oleh ahli:

  1. Keyakinan bahwa orang lain melihat secara negatif, mengejek, dan merendahkan secara fisik khususnya
  2. Membiarkan diri larut dalam pikiran bahwa tubuh memang mengalami cacat bahkan pada poin yang sangat tidak terlihat
  3. Terlibat perilaku memperbaiki diri dan menyembunyikan kekurangan fisik dalam tahap ekstrim
  4. Berusaha membandingkan diri terutama bagian spesifik terus menerus
  5. Kecendrungan terlalu perfeksionis
  6. Melewatkan kegiatan normal/sehari-hari dan bertemu sosial karena merasa negatif dan mengalami kondisi yang sulit dikendalikan

Ditambah lagi tanda seseorang mengalami kondisi apotemnophilia karena munculnya pikiran yang tidak tepat mengenai kondisi diri dan kecenderungan untuk menyakiti diri. Mereka mencoba untuk mengendalikan pikiran diri bahwa kondisi cacat membenarkan ucapan orang lain sehingga akan lebih sesuai dengan pemikiran orang kebanyakan akan diri pasien tersebut.

Risiko Apotemnophilia

Apabila dilihat dari kasus dan juga kejadiannya, apotemnophilia menjadi bahaya karena dapat terjadi pada fase remaja bahkan diusia yang sangat muda. Saat mental dan otak sedang dalam kondisi berkembang, mereka harus mengalami disorder sehingga penanganannya tentu akan jauh lebih sulit. Ada beberapa risiko yang akan muncul dan mengganggu:

  1. Melemparkan ide dan pemikiran pada saudara sedarah akan gangguan dismorfik tubuh serta obsesif-kompulsif
  2. Memiliki pengalaman hidup negatif, ejekan, pengabaian dan cenderung mengorbankan diri pada lingkungan tersebut
  3. Membentuk sisi perfeksionisme di rumah dan lingkungan. Sehingga memberikan risiko dan efek buruk pada anggota keluarga lain. Misalnya saja adik, anak dan lainnya
  4. Muncul kondisi depresi dan tantrum/marah
  5. Muncul gangguan kecemasan dalam tahap ekstrim

Pengobatan Apotemnophilia Disorder

Pengobatan yang paling mudah dan tentu penting adalah bertemu profesional seperti konsultasi psikologi. Hal seperti ini tidak boleh dianggap sepele dan biarkan ahli menangani hal tersebut. Jangan sampai tanda diatas telah muncul, namun anda menggunakan pendampingan biasa tanpa dipandu oleh profesional. Apalagi kasus seperti ini langka, jelas penanganan akan banyak melalui pengkajian terutama di Indonesia.

Selain itu menurut beberapa informasi, tidak ada prevention atau pencegahan yang bisa dilakukan oleh pasien dan profesional. Namun terkait pengobatan dokter/psikolog bisa melakukan terapi seperti pasien obsesif kompulsif, kecemasan tingkat tinggi dan juga pasien perfeksionis ekstrim.

Selain penanganan diatas, dokter/ahli juga berhak memberikan obat kepada pasien terkait. Namun memberikan obat sering memberi efek atau pengaruh pikiran terhadap kesehatan pada kondisi fisik dan tubuh. Menjadi mudah lelah, alergi obat, tidak cocok pada terapi yang memberikan kondisi pasien semakin buruk dan hal lainnya.

Bagi keluarga yang ternyata harus menghadapi gangguan ataupun apotemnophilia disorder maka pendampingan menjadi hal yang penting. Bukan hanya membantu seorang pasien untuk kembali mendapatkan kenyamanan dan kesadaran akan kondisi mereka.

Namun juga keluarga, pasangan dan lingkungan dapat membantu penyembuhan lebih cepat. Walaupun belum ada kajian oleh ahli mengenai penyembuhan pasien dengan dukungan pihak keluarga. Namun tidak ada rugi dan salahnya jika dapat membantu memaksimalkan pengobatan.

You may also like