Home » Gangguan Psikologi » Narcissictic Personality Disorder (Narsistik) – Penyebab – Cara Mengatasi

Narcissictic Personality Disorder (Narsistik) – Penyebab – Cara Mengatasi

by Devita Retno

Narcissistic Personality Disorder adalah suatu kelainan mental atau kepribadian yang mempunyai pola yang berlangsung dalam waktu lama berupa perilaku abnormal dimana seseorang mempunyai perasaan yang tinggi akan kepentingan mereka sendiri, kebutuhan mendalam untuk dikagumi dan kurangnya empati yang dirasakan untuk orang lain. Mereka tidak memiliki cara mencintai diri sendiri yang proporsional.Namun, dibalik topeng keyakinan diri yang berlebihan ini terdapat harga diri yang rapuh terhadap kritikan yang paling ringan sekalipun. Kelainan kepribadian narsisistik ini menimbulkan kesulitan di banyak bidang kehidupan, seperti dalam hubungan sosial, pekerjaan, sekolah ataupun urusan keuangan.

Seseorang mungkin saja tidak bahagia secara umum dan kecewa ketika tidak mendapatkan perhatian khusus atau keistimewaan yang menurutnya layak dia terima. Orang lain mungkin saja tidak akan nyaman berada di sekitar orang yang narsisistik dan hubungan yang terjalin pun tidak akan terasa memuaskan. Orang yang mengalami gangguan kepribadian ini seringkali menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan bagaimana caranya mendapatkan kekuatan atau kesuksesan, atau mengenai penampilan mereka. Perilaku tipikalnya akan dimulai pada masa dewasa awal dan akan muncul pada situasi yang bervariasi. Ketahuilah  apa saja tahap perkembangan kepribadian serta apa saja 4 karakter manusia yang utama dalam psikologi untuk menambah wawasan Anda.

Gejala Narsisistik

Kelainan kepribadian narsisistik adalah satu dari beberapa tipe kelainan kepribadian. Kelainan kepribadian adalah kondisi ketika seseorang mempunyai sifat yang menyebabkan mereka merasa  dan berlaku sosial secara menyedihkan, membatasi kemampuan mereka untuk berfungsi dala sebuah hubungan dan area lainnya dalam hidup mereka seperti pekerjaan dan sekolah. Gejala dan gangguan kepribadian narsisistik adalah sebagai berikut:

  • Menempatkan nilai diri sendiri terlalu tinggi dan berlebihan dibandingkan orang lain,
  • Menganggap dirinya sebagai orang yang superior tanpa memiliki pencapaian yang mendukung anggapannya tersebut. (baca juga: Gangguan Obsesif Kompulsif)
  • Sangat melebih – lebihkan pencapaian, prestasi dan bakat dirinya sendiri, merasa dirinya terlalu hebat.
  • Meyakini bahwa hanya orang yang sama istimewa dengan dirinya yang akan mengerti jalan pikirannya.
  • Pikirannya dipenuhi dengan khayalan atau fantasi mengenai kesuksesan, kekuasaan, kepandaian, kecantikan atau ketampanan, atau menemukan pasangan yang sempurna. (baca juga: Depresi Postpartum)
  • Memiliki keutuhan tinggi untuk selalu mendapatkan pujian dan kekaguman dari orang lain
  • Menganggap dirinya sangat berhak mendapatkan perlakuan istimewa dan hal tersebut merupakan hal yang wajar. (baca juga: Gangguan Kepribadian Antisosial)
  • Memanfaatkan atau memanipulasi orang lain untuk mendapatkan keinginannya atau mendapatkan keuntungan dirinya sendiri. (baca juga: Penyakit Philophobia)
  • Tidak mampu menyadari perasaan dan kebutuhan orang lain, atau dengan kata lain kekurangan rasa empati.
  • Selalu merasa cemburu terhadap orang lain dan juga merasa orang lain cemburu juga kepadanya.
  • Perilakunya sangat arogan dan angkuh, juga congkak. (baca juga: Ciri-ciri Anak Tunagrahita)
  • Selalu merasa iri hati dengan kesuksesan dan pencapaian orang lain.
  • Mempunyai fantasi mengenai kesuksesan, kecantikan, ketampanan, dan kekuasaan serta ketenaran tanpa batas. (baca juga: Gangguan Kepribadian Anankastik)
  • Menganggap dirinya sangat istimewa serta unik sehingga hanya mau bergaul dengan orang  – orang yang berstatus tinggi dan berkelas tinggi.

Penyebab

Para peneliti saat ini masih belum dapat mengetahui apa penyebab narcissistic personality disorder. Akan tetapi ada banyak teori tentang penyebab yang mungkin dari kelainan ini, yaitu penyebab yang berasal dari faktor biologis atau genetis, juga faktor sosial misalnya bagaimana seseorang berinteraksi dalam usia dini dengan keluarga dan teman serta teman sebaya, dan faktor psikologis yang berasal dari kepribadian individual serta temperamennya, yang dibentuk oleh lingkungan serta proses belajar yang dialaminya untuk mengelola stres. Teori ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor tunggal yang bertanggung jawab, malahan kemungkinan penyebabnya berasal dari gabungan unsur – unsur penting dari ketiga faktor tersebut sehingga menjadi kompleks.

Jika seseorang mengalami kelainan kepribadian ini, para ahli menyatakan bahwa ada kemungkinan ada sedikit resiko bahwa kelainan ini akan diturunkan kepada anak – anaknya. Selain itu, perilaku orang tua yang senang memanjakan, mengabaikan, melakukan kekerasan atau memuji anak secara berlebihan juga dikatakan turut berkaitan dengan menjadi penyebabnya. Ada dugaan bahwa anak yang dibesarkan oleh orang tua yang terlalu menekankan kepada anak untuk menjadi istimewa dan tidak mengizinkan anak mengalami kegagalan akan membuat anak beresiko mengalami gangguan ini. Ketahuilah teori kepercayaan diri dan teori identitas sosial yang bisa jadi berhubungan dengan kasus narsisistik.

baca juga:

Cara Mengatasi

Beberapa perawatan untuk penderita kelainan kepribadian ini dapat dilakukan seperti berikut :

  • Perawatan Rumah Sakit

Terkadang penderita kelainan narsisistik ini perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit  berdasarkan dengan beberapa indikasi yang muncul. Contohnya, orang – orang yang sangat impulsif dan merusak diri sendiri, atau yang mempunyai perasaan yang parah terhadap kenyataan, atau hasil dari gejala sampingan dari kelainan mental yang bertumpuk dengan kelainan kepribadian. Pada umumnya, perawatan di rumah sakit harus dikhususkan pada gejala khusus yang terlibat. Perawatan di rumah sakit juga bisa dilakukan untuk kasus kepribadian ganda. Ketahuilah beberapa aliran – aliran psikologi lengkap dan macam – macam gangguan jiwa yang ada dalam istilah psikologi.

  • Psikoterapi 

Perawatan untuk narcisistic personality disorder dipusatkan pada terapi dengan cara verbal, yang juga disebut dengan psikoterapi. Jenis perawatan ini akan membantu penderita kelainan narsisistik dengan cara belajar untuk mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan orang lain sehingga dapat menjalin hubungan yang lebih intim, nyaman dan bermanfaat. Selain itu psikoterapi juga bermanfaat untuk mengerti penyebab emosi – emosi yang dirasakan dan apa yang mendorong penderita untuk bersaing, tidak mempercayai orang lain dan juga memandang rendah orang lain.

  • Terapi psikodinamis

Ini adalah terapi individual yang dilakukan dalam jangka panjang yang akan membantu seseorang untuk mengerti perilaku mereka, suasana hati dan pikiran – pikiran yang mengganggu. Wawasan ini dapat membantu para narsistik untuk menemukan cara yang lebih baik untuk berinteraksi dengan orang lain. Ketahuilah mengenai kecerdasan spiritual dan terapi psikologi untuk depresi yang dapat menambah pengetahuan Anda mengenai bidang psikologi.

  • Terapi Perilaku Kognitif

Terapi ini akan membantu orang untuk mengenali berbagai perilaku negatif, pola perilaku yang tidak membantu dan menggantikannya dengan perilaku yang lebih produktif dan positif. Pada umumnya, terapi ini bertujuan untuk mencari pikiran – pikiran maladaptif, penilaian, kepercayaan dan reaksi dengan tujuan untuk mempengaruhi emosi negatif yang merusak dan masalah perilaku disfungsional.

  • Terapi Keluarga atau terapi perkawinan

Kelainan narsisistik dapat mempengaruhi berbagai aspek dalam keluarga. Mengikuti terapi secara bersama – sama terkadang akan membantu orang mengatasi masalah dalam suatu hubungan, dengan adanya pemecahan masalah dan komunikasi yang positif. Klien dan keluarganya akan menguji konflik – konflik, komunikasi antar anggota keluarga dan pemecahan masalah untuk menghadapi masalah dalam hubungan.

  • Terapi Kelompok

Terapi kelompok adalah ketika penderita narsisistik bertemu dengan sekelompok orang yang memiliki kondisi yang sama. Penting bahwa sebuah kelompok maksimal hanya terdiri dari satu atau dua penderita narsisistik dan lainnya terdiri dari berbagai kelainan perilaku yang berbeda. Hal itu akan membantu melatih mereka untuk berhubungan lebih baik dengan orang lain, mendengarkan, dan mempelajari perasaan orang lain serta menawarkan dukungan.Tujuan terapi kelompok adalah untuk membantu pasien mengembangkan individualitas yang sehat sehingga ia dapat mengenali orang lain sebagai pribadi yang terpisah dan menurunkan kebutuhannya untuk dipuja dan disanjung.

Terapi kelompok dapat menyediakan struktur eksternal yang dapat mengontrol perilaku merusak karena kelemahan pribadinya. Walaupun demikian, penderita narsisistik sebenarnya tidak cocok untuk terapi kelompok, karena mereka adalah orang yang individualis. Mereka akan segera membedakan orang lain sebagai entah sumber pemujanya atau sebagai potensi persaingan. Bersikap baik kepada para calon penujanya dan mengecilkan saingan potensialnya.  Situasi seperti ini tentunya tidak akan kondusif untuk terapi kelompok.

Faktor Resiko

Turut menyumbang untuk kelainan kepribadian narsistik adalah faktor – faktor resiko yang dimiliki seseorang, antara lain:

Kasus narsistik pada orang dewasa sangat jarang dapat disembuhkan, walaupun beberapa ahli psikiatri berrpendapat sebaliknya. Satu hal yang pasti adalah, semakin cepat intervensi terapi dilakukan, prognosisnya akan semakin bagus. Namun, diagnosis yang akurat dan kombinasi perawatan yang tepat pada usia awal kedewasaan telah menunjukkan kesuksesan pada sekitar satu pertiga hingga setengah kasus. Salah satu alasan mengapa kasus narsistik begitu rendah dilaporkan adalah bahwa para ahli dapat terkecoh oleh para narsistik yang cerdas, karena kebanyakan dari mereka ahli dalam manipulasi dan mengelabui terapisnya.

You may also like