Home » Gangguan Psikologi » Gangguan Psikotik Akut : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Gangguan Psikotik Akut : Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

by Titi Rahmah

Gangguan psikotik akut atau sering disebut dengan gangguan psikotik polimorfik akut adalah perubahan dari keadaan tanpa gejala psikotik menjadi psikosis abnormal nyata yang berlangsung hingga 2 minggu, tidak diketahui berapa lama gangguan tersebut berlangsung. Batas waktu, biasanya dalam 1-3 bulan, remisi lengkap dapat terjadi dan hanya sebagian kecil yang mengembangkan resistensi permanen terhadap penyakit lain (Merrin, 2000).

Psikotik akut dikategorikan dalam DSM-IV sebagai berlangsung kurang dari sebulan tapi setidaknya satu hari, gejalanya mungkin tidak memenuhi kriteria diagnostik untuk skizofrenia. Gangguan dapat terjadi sebagai respon terhadap stressor psikososial berat (fenomena yang muncul dalam lingkungan seseorang) atau stressor kelompok (Sasmanto, 2010).

Psikotik akut adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidakmampuan seseorang untuk menerima kenyataan dari apa yang terjadi, seperti halusinasi, delusi, atau perilaku yang kacau atau aneh. Psikotik akut adalah sekelompok gangguan mental yang berlangsung kurang dari sebulan dan tidak terkait dengan gangguan mood, gangguan terkait zat, atau gangguan psikotik yang disebabkan oleh suatu penyakit tertentu.

Gejala Psikotik Akut

Gangguan psikotik akut memiliki beberapa gejala utama yaitu senespati, delusi dan halusinasi. Untuk lebih jelasnya ketiga gejala ini akan dijelaskan sebagai berikut:

Senespati

Senespati adalah sensasi somatik (mekanisme saraf) yang tidak biasa, aneh dan tidak menyenangkan yang mungkin terkait dengan penyakit organ dalam atau timbul dalam imajinasi orang dalam gangguan depresi. Patologi sinus (gejala sumbatan) yang paling umum, misalnya psikosis pada usia involusi, yaitu pada usia 45-60 tahun.

Ketika “proses penuaan” organ dan jaringan dimulai di dalam tubuhnya seperti, gatal pada kulit, merangkak, menangis dan kesulitan berjalan atau disebut juga dengan obsesi delusi pada kulit.

Halusinasi

Penyakit psikologis halusinasi adalah persepsi objek yang sebenarnya tidak ada. Sebagian besar pendengaran atau verbal. Misalnya, pasien mendengar “suara” yang tidak ada yang dapat memainkan peran yang berbeda, seperti mengomentari tindakan mereka (komentar halusinasi), menyerang atau membela (halusinasi dramatis), membela dan memuji (halusinasi malaikat), mengulangi secara obsesif dan tidak sistematis (stereotip).

Halusinasi atau melakukan sesuatu secara obsesif (halusinasi kompulsif). Ini bisa berbahaya bagi pasien dan orang lain. Halusinasi yang terkait dengan gangguan kejiwaan harus dibedakan dari halusinasi yang disebabkan oleh penyakit dan manifestasi eidetisme.

Kemampuan fenomenal untuk memvisualisasikan representasi (ingatan) dengan cara indrawi yang luar biasa yang terjadi pada seniman dan anak-anak, serta gambaran anak-anak yang hidup dan mati. Aktivitas yang digambarkan dapat bertindak sebagai teman, perawat, atau lawan bicara.

Delusi

Delusi adalah penilaian subyektif yang diyakini pasien OCD benar, yang secara obyektif salah, masuk akal, konyol, dan tidak nyata. Delusi bisa terjadi kapan saja selama seseorang mengalami trauma, gangguan kecemasan, sulit tidur atau gangguan tidur dan lain sebagainya yang disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari faktor keturunan, genetik, biologis, dan lingkungan.

Penyebab Psikotik Akut

Orang dengan gangguan psikotik akut yang memiliki riwayat gangguan kepribadian mungkin memiliki predisposisi biologis (latar belakang genetik) atau psikologis yang menyebabkan gejala psikotik. Meskipun mungkin tidak ada peningkatan kejadian akibat gejala skizofrenia dalam keluarga individu dengan gejala psikotik akut, beberapa data menunjukkan peningkatan psikotik akut akibat kejadian gangguan mood.

Beberapa penelitian mendukung bahwa faktor genetik menjadi kecenderungan utama terhadap gangguan psikotik akut (Nevid et al, 2005). Sebagian besar gangguan psikotik akut terjadi karena stress akut bahkan stress kronik. Stress akut mengacu pada satu atau lebih peristiwa yang dianggap membuat stress bagi kebanyakan orang dalam situasi budaya dan lingkungan yang sama (Merrin, 2000).

Masalah psikotik akut dalam jangka panjang tidak dianggap sebagai sumber stres tanpa penyebab organik, seperti cedera kepala, delirium, demensia, dan keracunan obat atau alkohol (Warren, 2018). Berikut beberapa penyebab psikotik akut yang paling umum terjadi yaitu:

1. Penyakit mental (skizofrenia atau gangguan afektif bipolar)

Penyakit mental (skizofrenia atau gangguan afektif bipolar) merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan psikotik akut. Dimana, penderita mengalami halusinasi, delusi, bisikan-bisikan, gangguan pikiran atau gangguan lainnya.

Dari gangguan tersebut membuat penderita mengalami perubahan sikap, sifat, dan emosional bahkan ada beberapa penderita yang tidak bisa mengenali dirinya lagi akibat dari skizofrenia ini. Apabila skizofrenia ini dibiarkan akan membuat penderita psikotik akut lebih berbahaya dan penyembuhannya pun membutuhkan waktu yang lama.

2. Kurang tidur

Mungkin bagi sebagian orang kurang tidur merupakan hal yang wajar namun siapa sangka jika kurang tidur bisa merusak kesehatan dirinya sendiri utamanya bagi kesehatan mental dan kejiwaannya. Dalam jangka waktu yang relatif panjang kurang tidur akan menyebabkan penyakit kronis seperti, psikotik akut.

Berawal dari kurang tidur, kemudian seseorang mengalami pusing berkepanjangan, lalu merasa depresi dan imun yang menurun yang berujung pada penyakit kronis psikotik akut. Hal ini perlu diwaspadai karena penyebabnya tidak terlalu dirasakan bagi sebagian orang.

3. Gangguan somatik yang parah (psikosis somatogenik)

Gangguan somatik tidak dapat didiagnosis secara bentuk fisik saja karena gangguan ini menyerang mental seseorang. Penderita psikotik akut akan mengalami somatik dimana somatik ini menjadi penyebab utamanya. Penyebab dari somatok pada psikotik akut diantaranya adalah gangguan kecemasan, rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu, sesak nafas, traumatis dan lain sebagainya.

4. Obat dan zat psikoaktif narkotik

Obat dan zat psikoaktif narkotik salah satu penyebab seseorang menderita psikotik akut. Obat dan zat psikoaktif narkotik ini bukan hanya berbahaya bagi tubuhnya saja namun juga berbahaya pada kejiwaan seseorang. Salah satu efek yang sering dirasakan pengguna adalah halusinasi dari penggunaan ganja.

Efek lain yang sering terjadi akibat penggunaan obat-obatan ini tingkat kesadaran menurun dimana membuat seseorang merasa rileks namun mengalami kesulitan dalam tidur dan berujung pada depresi serta psikotik akut. Formulasi psikodinamik (masalah utama pasien) mengakui adanya mekanisme koping (perubahan yang terjadi) yang sangat lemah. Dan kemungkinan tujuan sekunder (kedua) pada pasien dengan gejala psikotik sangat sulit bisa diatasi.

Sedangkan dalam teori Psikodinamik tambahan menunjukkan bahwa penyebab psikotik akut adalah kurangnya perlindungan terhadap halusinasi seseorang serta pemenuhan keinginan yang tidak terpenuhi atau pelepasana dari situasi psikososial tertentu (Kaplanand Sadock, 2010).

Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, namun sebagian besar terjadi pada pasien dengan gangguan kepribadian yang mungkin memiliki predisposisi biologis (latar belakang genetik) atau psikologis untuk mengembangkan gejala psikotik. Satu dari beberapa penyebab gejala psikotik akut karena trauma, stress berat, halusinasi, kehilangan keluarga, kematian orang yang dicintai, faktor lingkungan, dan lain sebagainya yang memicu psikotik tersebut sehingga mengalami reaktif jangka pendek.

Faktor Resiko Psikotik Akut

Penyebab psikotik akut tidak pasti. Namun, faktor-faktor berikut dianggap sebagai faktor resiko psikotik akut adalah:

1. Faktor genetik (keturunan)

Riwayat keluarga dengan gangguan kejiwaan dapat meningkatkan risiko psikotik akut pada keturunannya, meskipun hal ini tidak selalu diwariskan. Faktor keluarga sangat rentan menyebabkan gangguan psikotik akut, bagaimana pun keluarga adalah salah satu anggota yang sedarah dan memiliki kesamaan pada gen nya.

Hal inilah yang membuat psikotik akut cepat menular dan mudah sekali di diagnosis. Untuk itu jika ada salah satu anggota keluarga kita yang memiliki gejala psikotik akut harus segera lakukan tindakan medis agar mendapatkan pecegahan sedini mungkin.

2. Penyalahgunaan narkoba dan kecanduan alkohol

Penyalahgunaan narkoba dan kecanduan alkohol merupakan salah satu faktor resiko terjadinya psikotik akut. Dimana ketika narkoba dan alkohol di konsumsi secara terus menerus akan membuat pengguna merasakan halusinasi, merasa cemas, sulit tidur yang berujung pada gangguan kesehatan mental dan kejiwaannya. Narkoba dan alkohol sangatlah berbahaya karena didalamnya memiliki kandungan zat adiktif yang sangat berdampak buruk pada kesehatan tubuh, jiwa, dan pikiran penggunanya.

3. Peristiwa traumatis

Peristiwa traumatis yang dialami oleh penderita psikotik akut seperti kehilangan keluarga/orang yang dicintai, kecelakaan, korban bencana alam dan lain sebagainya. Peristiwa traumatis yang dialami seseorang memang sulit disembuhkan namun jika hal ini dibiarkan akan beresiko lebih parah pada kejiwaan seseorang.

Oleh karena itu, alangkah baiknya jika peristiwa traumatis yang dialami penderita psikotik akut ditangani dengan melakukan terapi seperti, terapi perilaku kognitif, terapi bicara, terapi self healing dan lain sebagainya yang sesuai dengan kondisi penderita tujuannya adalah agar menghindari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi kedepannya.

4. Kondisi lain

Kondisi lain seperti, stress, cedera otak, tumor otak, stroke, penyakit Alzheimer, epilepsi, dan HIV/AIDS. Faktor kondisi lain yang dialami psikotik akut yang tepat masih belum diketahui. Stresor (stimulus) yang paling jelas adalah peristiwa besar dalam hidup yang dapat menyebabkan gangguan emosi yang serius bagi siapa saja.

Peristiwa tersebut, misalnya, kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan yang serius. Klinisi lain menyarankan bahwa pemicu stres mungkin merupakan serangkaian peristiwa yang cukup membuat stress bagi pengidap psikotik akut.

Untuk itu perlu adanya pengobatan dan penyembuhan secara berkala bagi orang yang mengidap psikotik akut. Melalui konsultasi dokter, terapi rutin, dan mungkin bantuan obat-obatan dokter dapat memulihkan keadaan seseorang dari psikotik akut.

Cara Mengatasi Psikotik Akut

Gangguan psikotik paling efektif diobati dengan kombinasi pengobatan dan terapi. Seorang yang mengidap gangguan psikotik akut dapat dibantu oleh dokter dengan melakukan diagnosis sesuai dengan kebutuhannya. Berikut ada beberapa cara mengatasi psikotik akut yang dapat dilakukan antara lain:

  • Obat-obatan yang dimaksud yaitu antipsikotik adalah salah satu pengobatan untuk psikotik akut. Obat-obatan bisa mencegah serotanin dan dosis dopamin yang mencoba masuk ke otak sehingga halusinasi dan delusi tidak akan masuk. Namun, antipsikotik mungkin tidak sesuai untuk psikotik akut terkait penggunaan narkoba. Itu sangat tergantung pada bahan yang digunakan.
  • Antidepresan juga dapat diberikan untuk gangguan mood karena membantu meringankan gejala yang berhubungan dengan depresi, seperti kesedihan dan keputusasaan.
  • Terapi dimana berbagai bentuk terapi digunakan untuk mengobati psikotik akut salah satunya dengan terapi perilaku kognitif (CBT) dapat sangat membantu dalam mengubah pola pikir yang dapat menyebabkan delusi dan halusinasi. Terapi bicara individu juga dapat membantu korban mengatasi perasaannya, yang berguna dalam menangani kasus traumatis.
  • Perawatan psikoanalitik dimana dengan perawatan psikoanalitik dapat secara signifikan mempengaruhi fungsi pasien psikotik akut. Beberapa orang menemukan terapi kelompok atau keluarga membantu dalam mengelola psikotik
  • Rehabilitasi sosial dapat sangat membantu bagi orang-orang tersayang yang mengalami gangguan psikotik akut yang terisolasi karena gejalanya.

You may also like