Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 15 Teori Belajar Menurut Para Ahli Terlengkap

15 Teori Belajar Menurut Para Ahli Terlengkap

by Tiffany

Belajar merupakan hal yang paling tidak ditakuti oleh orang tua atau yang membutuhkan ilmu, namun dianggap hal menakutkan dan neraka oleh anak-anak atau mereka yang tidak ingin belajar, padahal sudah jelas dalam pernyataan bahwa kita harus belajar atau menuntut ilmu hingga ke negeri china. pernyataan ini memperjelas bahwa kita harus mencari ilmu kemanapun tempatnya atau sejauh apapun tujuannya.

Selain itu, anak-anak mungkin lebih mencari hal yang dianggap cocok untuk bisa menyampaikan materi atau ilmu dengan cara yang tidak membosankan yakni dengan metode belajar yang berbeda. Selain penjelasan diatas, berikut ini 15 teori belajar yang dikutip menurut para ahli :

1. Menurut Winkel

Teori pertama datang dari Winkel, menurutnya belajar merupakan aktivitas mental ataupun psikis yang berlangsung baik di lingkungan dengan interaksi yang aktif. Selain itu belajar diharuskan atau menghasilkan perubahan yang secara langsung ataupun tidak langsung dalam pribadi yang melakukannya. Dalambelajar akan ada hasil perubahan dalam pengelolaan pemahaman dalam sisi apapun. Terutama untuk anak-anak yang baru mengenal.

Baca:

2. Menurut Djamarah (2002:13)

Belajar bisa diartikan sebagai suatu kegiatan dengan melibatkan dua unsur yaitu jiwa dan raga ketika melakukannya, gerak tubuh harus terlihat sejalan dengan proses jiwa agar bisa mendapatkan dan melihat adanya perubahan. Perubahan yang didapatkan tentu bukan hanya perubahan dari fisik namun perubahan jiwa yang lebih penting, sebab dengan adanya perubahan jiwa maka berpengaruh pada perubahan fisik atau perubahan jasmani. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar adalah perubahan yang berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang.

3. Menurut Ernest R. Hilgard

Menurut ahli Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) Belajar memiliki pengertian sebagai proses dari perbuatan yang telah dilakukan dengan sengaja atau dilakukan dalam keadaan sadar. Kemudian menimbulkan adanya perubahan dan menyebabkan keadaan yang berbeda dari sebelumnya. Berdasarkan pengertian ini belajar juga menimbulkan perubahan diri dan lebih baik jika atas kemauan dari masing-masing pribadi dan bukan paksaan, karena dengan cara ini tak jarang mereka yang belajar berakhir depresi hingga tekanan mental.

Baca:

4. Menurut Bower (1987;150)

Bower berpendapat bahwa dengan Belajar kita dapat menunjukan adanya perubahan yang relatif dalam perilaku yang terjadi karena adanya beberapa pengalaman yang telah dialami dan juga latihan yang sudah dilakukan dalam waktu sebelumnya. Bower juga menjelaskan bahwa “Learning is a cognitive process” yang artinya Belajar adalah suatu proses kognitif. Disini Bower menjelaskan proses merupakan hal yang lebih penting dibandingkan hasil dari belajar itu sendiri.

baca juga:

5. Menurut Moh. Surya (1981:32)

Menurut ahli Moh. Surya berpendapat dengan Belajar merupakan sebuah proses usaha yang telah dilakukan oleh masing-masing individu untuk bisa memperoleh sebuah perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan. Selain itu belajar sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Bagi Moh. Surya, belajar kembali pada masing-masing personalnya untuk mau belajar dan mengerti hasil yang bisa didapat dari belajar itu sendiri.

baca juga:

6. Teori belajar Behaviorisme

Dalam belajar sebenarnya ada 3 teori besar yang terkenal, yang pertama yakni teori behavioristik. Penjelasan dari sebuah teori yang  di kemukakan oleh ahli psikoloki Gage dan Berliner ini memiliki arti tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, bisa dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan berdasarkan pengalaman. Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner.

Teori ini juga berkembang menjadi aliran psikologi khusus untuk belajar yang nantinya akan berpengaruh pada perkembangan baik teori maupun praktek dalam pendidikan dan pembelajaran, untuk itulah dikenal sebagai aliran yang membentuk perilaku sebagai hasil belajar atau behavioristik.

Teori behavioristik erat kaitannya dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif atau yang tinggal menerima saja sedangkan respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. (Baca: Teori Belajar Behavioristik )

7. Teori Konstruktivisme

Berawal dari kata konstruksi maka teori ini bersifat membangun atau menumbuhkan. Jika dilihat dari filsafat pendidikan dapat diartikan bahwa konstruktivisme merupakan upaya atau usaha membangun susunan hidup yang berbudaya modern tanpa meninggalkan hal utama. Namun kata modern disini sudah mempengaruhi termasuk modern dalam pembelajaran.

Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Teori konstruktivisme pelajar  lebih menekankan mereka paham dan mampu untuk menganalisa masalah yang ada. Untuk itulah dalam teori belajar ini siswa atau pihak yang belajar bukan dalam keadaan yang pasif melainkan aktif dan juga terarah.

Mereka di bantu untuk bergerak dan ikut memicu otak agar bisa berperan dalam belajar itu sendiri. Maka dengan perubahan metode inilah konstruktivisme sering disebut teori belajar modern. Teori ini nampaknya memang sudah diterapkan terutama untuk anak generasi sekarang yang dianggap sudah berwawasan lebih modern dan di tuntut untuk lebih kritis.

Baca:

8. Pavlov
Menurut ahli selanjutnya, Pavlov menjelaskan belajar merupakan sebuah proses perubahan yang terjadi disebabkan adanya syarat-syarat atau conditions, yang dapat berbentuk latihan yang dilakukan secara kontinuitas atau terus menerus sehingga menimbulkan reasksi (response). Kelemahannya adalah menganggap bahwa belajar adalah hanyalah terjadi secara otomatis dan lebih menonjolkan peranan latihan-latihan, dimana keaktifan dan pribadi seseorang tidak dihiraukan.

9. Jerome S. Bruner

Bruner mengungkapkan bahwa belajar merupakan bagaimana orang tersebut untuk memilah, memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi dengan cara yang lebih aktif. Menurut Bruner selama kegiatan belajar berlangsung akan lebih baik jika siswa dibiarkan untuk menemukan sendiri apa penyebap dan makna dari berbagai hal yang mereka pelajari, sehingga teori “menyuapi” ilmu tidak ia gunakan dalam belajar. Pasalnya siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berperan dalam memecahkan masalah sehingga mereka terlatih untuk bisa menghadapi masalah. Dengan cara tersebut diharapkan mereka mampu memahami konsep-konsep dalam bahasa mereka sendiri.

baca juga:

10. David Ausubel

David mengungkapkan bahwa dengan teori belajar bermakna, maka belajar bisa diklasifikasikan menjadi dua dimensi, diantaranya adalah :

  • Dimensi yang berkaitan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan kepada siswa melalui penerimaan atau penemuan sehingga siswa lebih aktif, atau
  • Dimensi yang menyangkut tentang cara siswa untuk mengabaikan informasi pada beberapa struktur yang ada, khususnya struktur kognitif diantaranya adalah fakta, konsep, dan generalisasinya yang telah dipelajari dan diingat siswa.

11. Teori  Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif sudah mulai berkembang sejak abad terakhir karena bentuk protes terhadap teori perilaku yang telah berkembang pada masa sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif apabila peserta didik memproses informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, ataupun menemukan hubungan antara pengetahuan yang terbaru dengan pengetahuan yang sudah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses bukan hasilnya saja.

Baca:

12. Menurut (Imron, 1996;2)

Menurut Imron, belajar didefinisikan sebagai sebuah perubahan tingkah laku dalam diri seseorang yang relatif menetap, karena bentuk hasil dari sebuah pengalaman.

13. Menurut Slameto (2003:2)

Slameto berpendapat dari sisi psikologi, dimana belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi siswa bersama lingkungannya, hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan mereka yang mungkin berbeda-beda.

Baca:

14. Vigotsky

Menurut Vigotsky pembelajaran terjadi bila anak bekerja ataupun mencoba menangani tugas yang belum pernah namun tugas itu telah berada dalam zone of proximal development. ZPD merupakan istilah yang dibuat Vigotsky untuk berbagi tugas yang memang terlalu sulit, namun mereka bisa melakukan hal tersebut karena adanya koordinasi dan bimbingan yang lebih terampil atau bisa diandalkan. ZPD ini umumnya cocok bag anak-anak yang lebih suka tantangan.

15. Teori Thorndike

Teori belajar stimulus-respon yang dikemukakan oleh Thorndike disebut juga dengan koneksionisme, teori ini mungkin kurang populer namun secara tidak langsung banyak dilakukan pada pendidikan jaman sekarang ini. Teori ini menyatakan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan proses pembentukkan hubungan antara stimulus dan respon. Cukup ampuh untuk anak-anak yang memang memiliki hubungan dengan keluarga yang kurang baik, padahal dalam proses belajar keluarga merupakan media terbaik untuk belajar.
Baca:

Demikian penjelasan lengkap terkait macam – macam teori belajar menurut para ahli baik ahli psikologi maupun ahli bidang studi lainnya. semoga penjelasan terkait teori belajar ini mampu memberikan manfaat dengan menambahkan wawasan bagi para pembaca.

You may also like