Home » Teori Psikologi » 4 Teori Psikologi Perkembangan Menurut Para Ahli

4 Teori Psikologi Perkembangan Menurut Para Ahli

by Khanza Savitra

Ilmu psikologi perkembangan adalah sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku, lebih tepatnya menjelaskan terkait analisa ilmiah dari perubahan tingkah laku pada seseorang selama hidupnya. Awalnya, bidang ilmu ini hanya menggmbarkan perubahan perilaku ketika masa anak-anak saja, namun kini meluas hingga mempelajari tentang efek tak langsung seseorang dari masa anak-anak pada kehidupannya saat ini. (baca juga: Tips Sukses Di Usia Muda)

Tujuan utama dari psikologi perkembangan adalah untuk mengumpulkan informasi penting terkait perkembangan manusia dari sebuah pengamatan. Hal ini juga mencakup mengenai kemajuan dan perilaku manusia, mulai dari lahir hingga meninggal. Dari hasil analisa inilah nantinya anda bisa mengetahui adanya perubahan tingkah laku bahkan penyimpangan di dalam diri seseorang. Di dalam psikologi perkembangan, banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian, kecerdasan, moralitas, serta perilaku manusia dalam menghadapi sebuah kondisi. Berikut ini ada beberapa teori di dalam ilmu psikologi perkembangan. (baca juga: Cara Mengatasi Anak Yang Malas Belajar)

1. Teori Psikodinamik

Teori ini menjelaskan mengenai hakikat serta perkembangan kepribadian seseorang. Unsur-unsur penting yang dijelaskan dalam teori ini adalah emosi, motivasi, serta faktor-faktor lainnya. Di dalam teori ini juga dijelaskan jika perkembangan kepribadian akan disebabkan oleh konflik-konflik yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak. Para pencetus teori ini juga percaya jika perkembangan merupakan proses yang dinamis dan aktif yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor individual yang ada sejak lahir serta pengalaman emosional dan sosial. Teori psikodinamik yang cukup terkenal yaitu dicetuskan oleh Sigmund Freud dan Erik Erikson. (baca juga: Teori Psikososial Erikson)

Untuk teori yang dikembangkan oleh Freud, beliau menyatakan bahwa kepribadian seseorang dapat terpengaruh dari masalah pada alam bawah sadar. Secara tak langsung, peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa kanak-kanak akan mempengaruhi kehidupan di masa selanjutnya. Dalam teorinya, Freud menjelaskan jika kepribadian manusia terdiri dari 3 struktur yaitu id, ego, serta super ego.  Id merupakan kepribadian individu yang sebenarnya, Ego merupakan kepribadian yang terbentuk akibat tuntutan realita, sedangkan super ego merupakan badan moral kepribadian seseorang.  (baca juga: Teori Psikoanalisis klasik)

Sedangkan teori psikososial yang dikembangkan oleh Erikson, beliau lebih teliti dalam menguraikan serta memperluas dari struktur psikoaanalisis yang sebelumnya sudah dijelaskan oleh Freud dan merumuskannya kembali yang di sesuaikan dengan dunia modern. Menurut Erikson, kepribadian seseorang terbentuk melalui seluruh tahapan psikososial yang dialaminya sepanjang hidupnya. Masing-masing tahap tentunya terdapat perkembangan yang khas dan mengharuskan seseorang tersebut untuk menghadapinya. (baca juga: Cara Mendidik Anak Hiperaktif)

2. Teori Kognitif

Berbeda dengan teori psikoanalisis, pada teori ini lebih menekankan pada pikiran-pikiran sadar seseorang. Di dalam teori kognitif, didasarkan pada asumsi jika kemampuan kognitif merupakan hal yang fundamental serta dapat memimbing perilaku anak.

Kemudian, di dalam teori kognitif, terdapat dua teori yang mendominasi yaitu kognitif piaget serta teori pemrosesan informasi. (baca juga: Prospek Kerja Untuk Lulusan Psikologi)

Untuk teori kognitif Piaget, merupakan teori yang menjelaskan tentang bagaimana seorang anak dapat berdaptasi serta menginterpretasikan hal-hal yang ada di sekitarnya. Bagaimana anak tersebut dapat mengenali, mempelajari, serta mengelompokkan objek-objek dibahas di dalam teori ini.

Sehingga anak sendiri lah yang memanikan peran aktif di dalam menyusun pengetahuannya mengenai realita lingkungan. Sehingga perkembangan anak akan terus berkembang melalui tahapan yang terus bertambah menjadi kompleks. (baca juga: Perilaku Abnormal)

Sedangkan dalam teori pemrosesan informasi, teori ini merupakan alternatif dari teori kognitif Piget. Namun yang berbeda adalah pemrosesan ninformasi tidak dapat menggambarkan perkembangan yang ada di dalam tahap-tahap tertentu.

Teori ini lebih menekankan pada pentingnya proses kognitif, misalnya saja memori, seleksi perhatian, persepsi, serta strategi kognitif. teori ini lebih menjelaskan proses individu dalam memproses segala informasi yang ada di dalam dunia mereka serta bagaimana informasi tersebut dapat masuk ke dalam pikiran. (baca juga: Tahap Perkembangan Emosi Anak)

3. Teori Kontekstual

Istilah konteks yang dimaksudkan disini adalah untuk menunjukkan suatu kondisi yang mengelilingi sebuah proses mental yang mana dapat mempengaruhi siginifikasi atau maknanya. Teori kontekstual lebih memandang perkembangan sebagai sebuah proses yang terbentuk dari berbagai proses timbal balik antara anak dengan konteks perkembangan sistem fisik, budaya, histori, sosial yang mana terjadi di dalam proses tersebut.  (baca juga: Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini). Bentuk dari teori ini ada dua, yaitu teori etologis dan teori ekologi.

Yang berperan penting mengembangkan teori etologis ini adalag Konrad Lorenz. Di dalam teori etologi sendiri lebih menekankan evolusioner perkembangan serta landasan biologis dalam perkembangan individu. Secara garis besar teori ini menjelaskan jika perilaku sosial ada di dalam gen. Serta terdapat pula insting dalam setiap individu yang digunakan untuk mengembangkan perilakunya. Teori Etologis memberikan pemahaman mengenai periode kritis perkembangan serta perilaku yang melekat pada anak ketika sesudah dilahirkan. (baca juga: Teori Belajar Dalam Psikologi)

Jika dalam teori etologis lebih menekankan pada hal biologis, berbeda sebaliknya dengan teori ekologi yang lebih menjelaskan pengearuh lingkungan yang cukup kuat terhadap perkembangan. Hal ini lah yang dicetuskan oleh Urie Bronfebrenner. Di dalam teori ini terdapat penjelasan mengenai sistem 5 lingkungan, mulai dari interaksi dengan gen hingga masuknya budaya-budaya dari luar. 5 sistem ini antara lain adalah mikrosystem, makrosystem, kronosystem, ekosystem, serta mesosytem. (baca juga: Cara Meningkatkan Prestasi Belajar Pada Anak)

4. Teori Perilaku (Behaviour) dan Belajar Sosial

Di dalam teori behaviour (perilaku) lebih menekankan jika kognisi tidak penting ketika memahami perilaku. Menurut B.F Skinner yang merupakan pakar behaviouris ternama, perkembangan merupakan perilaku yang dapat diamati serta ditentukan oleh hadiah atau hukuman yang didapatkan dari lingkungan. (baca juga: Teori Psikologi Kepribadian)

Sedangkan dalam teori belajar sosial yang dikembangkan Albert Bandura dkk, meskipun proses kognitif sangat lah penting namun lingkungan menjadi faktor yang paling penting dalam mempengaruhi perilaku individu. Di dalam teori ini, menjelaskan jika manusia memiliki kemampuan dalam mengendalikan tingkah lakunya sendiri. Di dalam teori behaviour sendiri terdapat 3 versi yaitu Pavlov dan kondisioning klasik, Skinner dengan kondisioning operant, serta bandura dengan teori belajar sosial. (baca juga: Kecerdasan Interpersonal Menurut Ahli)

Nah itu tadi beberapa teori-teori yang berkembang sebagai Teori Psikologi Perkembangan. Tentunya setiap teori yang ada memiliki penjelasannya masing-masing mengenai perkembangan dalam diri individu. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi anda.

Artikel Psikologi Lainnya

You may also like