Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 12 Pola Asuh Anak Usia Dini yang Efektif

12 Pola Asuh Anak Usia Dini yang Efektif

by Ina

Anak merupakan generasi penerus bangsa. Mendidik anak merupakan tanggungjawab orang tua yang tidak mudah. Agar anak bisa tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baik, pola asuh yang diterapkan pun juga harus baik. Sayangnya, banyak orang tua yang belum terlalu paham mengenai hal ini. Beberapa orang menganggap anak dengan perilaku yang buruk adalah ulah mereka sendiri. Padahal, pola asuh orang tua lah yang sangat berperan penting dalam membentuk karakter anak.

Pola asuh yang baik harus diterapkan sejak usia dini. Pola asuh yang baik juga memiliki beberapa pokok yang perlu diperhatikan agar pola asuh anak menjadi efektif. Setiap anak memiliki karakter yang berbeda- beda sehingga orang tua harus selalu berfikir kreatif untuk menyesuaikan pola asuh mereka. Berikut ini beberapa Pola Asuh Anak Usia Dini secara efektif.

  1. Ayah dan Ibu Harus Kompak

Ayah dan ibu sebaiknya sering berdiskusi mengenai tumbuh kembang anak. Tetapkan nilai nilai dalam keluarga secara bersama. Diskusikan setiap kebutuhan tumbuh kembang anak Anda. Ayah dan Ibu harus sependapat dan sejalan dalam mendidik anak. Jangan sampai salah satu berkata boleh dan yang satunya berkata tidak. Hal tersebut bisa membuat anak Anda semakin bingung. Kekompakan ayah ibu juga melatih anak untuk baik dalam lingkungan berkelompok dan kemampuan kerja sama dengan orang lain yang lebih baik.

  1. Orang Tua Memberikan Contoh yang Baik

Anak selalu melihat dan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Berikan contoh yang baik agar anak tumbuh dan berkembang menjadi individu yang baik. Ajarkan anak tentang perilaku yang seharusnya dan tidak seharusnya. Berikan pujian atas tindakan anak yang baik dan diskusikanlah dengan anak apabila dia bertindak tidak baik. Berikan pemaparan yang bisa dimengerti dengan mudah agar anak tidak mengulangi hal tersebut lagi.

baca juga :

  1. Komunikasi Efektif

Pola Asuh Anak Usia Dini yang efektif juga ditumpu oleh komunikasi efektif. Komunikasi adalah kunci utama dari setiap hubungan. Komunikasi yang intensif dan efektif membantu perkembangan anak dari segi sosialnya. Semakin sering orang tua berkomunikasi dengan anak, anak menjadi lebih percaya diri, lebih ceria, dan mempengaruhi kecerdasan anak. Sering- seringlah ajak anak untuk berkomunikasi bisa melalui menceritakan apa yang dilakukan di sekolah, melatih anak memberikan pendapat tentang hal hal di sekitarnya, ataupun membuka pertanyaan terbuka agar anak aktif bercerita.

Dalam hal komunikasi efektif ini, orang tua usahakan untuk menatap pada anak secara langsung agar anak merasa diperhatikan. Jangan berusaha berkomunikasi banyak sambil melakukan hal lain dengan sibuk. Pastikan interaksi Anda dengan anak berjalan efektif. Dengan bergitu anak juga akan tumbuh menjadi anak yang mendengarkan kata- kata orang tuanya.

baca juga :

  1. Disiplin

Kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam mengasuh anak. Anda bisa mengajarkannya dari hal hal kecil seperti merapikan mainannya setelah digunakan, membersihkan tempat tidur, menaruh barang pada tempatnya dengan rapi, atau lainnya. Pola disiplin ini sesuai dengan tahap usia anak. Pada anak dengan usia sekolah, Anda bisa mengajarkannya membuat jadwal harian dan memberikan reward misal stiker pada kegiatan yang sudah dilakukan. Penerapan pola disiplin membentuk anak untuk menjadi pribadi yang mandiri.

baca juga : Cara Mendidik Anak Hiperaktif

  1. Orang Tua Harus Konsisten

Orang tua harus konsisten terhadap ppenjelasan yang diberikan pada anak. Misalnya apabila batuk tidak boleh minum es. Namun ketika tidak batuk anak diperbolehkan minum es sebanyak apapun. Berikan penjelasan yang sesuai sehingga dalam beberapa situasi Anda tidak perlu mencari alasan- alasan lain untuk anak bisa mengerti. Berikan penjelasan yang akurat dan dimengerti anak. Dalam beberapa situasi yang sama, pada akhirnya anak akan mengerti dan bisa membedakan mana yang boleh dan mana yang tidak tanpa harus memaksakan diri.

Baca juga :

  1. Berikan Pujian dan Sentuhan Sayang

Apabila anak berbuat baik, berikan pujian, pelukan, atau ciuman agar anak merasa senang dan bangga melakukan hal tersebut. Penghargaan seperti demikian akan memicu anak untuk melakukan hal- hal baik lainnya. Perhatikan setiap respon yang diberikan anak meski hal tersebut sangat kecil, dan berikan pujian. Menurut penelitian otak anak akan berkembang baik dari setiap pujian yang diberikan orang tua dan sebaliknya sel syaraf anak mengalami kematian setiap anak dimarahi atau merasa tertekan.

baca juga :

  1. Sopan Santun

Ajarkan anak untuk mengenal sopan santun pada orang lain dan orang yang lebih tua. Bawa anak untuk melihat dan mempraktekkan interaksi dengan orang lain seperti menjawab pertanyaan, mengucap permisi, tersenyum, berjabat tangan, mengucap terima kasih, menundukkan kepala, dan lainnya. Orang tua juga harus memberikan contoh dan menyuruh anak untuk melakukan hal tersebut dalam rangka menghargai orang yang lebih tua. Perilaku sopan santun ini akan membentuk anak menjadi peduli dengan interaksi dengan orang lain dan berfikir sebelum bertindak.

  1. Berdasarkan pada Agama yang Dianut

Agama merupakan pedoman hidup setiap umat yang wajib diajarkan sejak dini. Agama mengajarkan kebaikan dan pembentukan karakter berdasarkan agama baik untuk membentuk anak. Agama mengajarkan akan Tuhan, surga, dan neraka. Pemahaman dasar itu akan membentuka nak memiliki rasa takut untuk berbuat hal yang buruk karena takut masuk neraka. Sebaliknya perbuatan baik akan membawanya ke surga sehingga anak akan berlomba- lomba melakukan kebaikan.

baca juga :

  1. Pola Demokratis

Berikan kesempatan setiap saat pada anak untuk mengungkapkan perasaannya dan pendapatnya tentang sesuatu. Orang tua mendengarkan dengan seksama, apabila pendapat anak melenceng orang tua harus meluruskan.

Anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri dan bisa mengungkapkan perasaannya dengan baik. Hal ini membuat hubungan anak dengan orang tua juga semakin mudah.

Apabila orang tua menerapkan pola demokratis yang senantiasa mendengarkan dan bertukar pendapat dengan anak, hal ini tidak akan terjadi. Anak akan tahu bagaimana cara untuk menyampaikan keinginannya dan dia bisa mendapatkan hal tersebut sesuai dengan keinginannya melalui komunikasi yang baik.

baca juga :

  1. Bersifat Terbuka dan Update

Perbedaan generasi orang tua dengan generasi anak patut dipertimbangkan. Pada generasi masa kini, banyak hal yang justru dulunya dianggap tidak penting namun saat ini justru berkembang baik. Berbagai profesi kreatif juga bermunculan dan lebih memiliki prospek yang tinggi dari hanya sekedar pegawai kantoran atau pegawai negeri yang dulunya sangat diimpikan semua orang tua.

Orang tua harus bersikap terbuka terhadap keinginan, bakat, dan cita- cita anak. Orang tua juga harus senantiasa mendukung dan membantu anak dalam meraih cita- citanya. Semua itu tentu tidak terlepas dari pengawasan orang tua.

baca juga : Jenis Trauma Psikologis

  1. Orang Tua Harus Tegas

Hal ini hampir mirip dengan melatih kedisiplinan pada anak. Terkadang anak saat menginginkan sesuatu merasa harus dituruti, berlaku seenaknya, manja, melakukan kesalahan disengaja, menangis tanpa alasan, bertengkar dengan teman, atau situasi lainnya. Orang tua harus tegas dan siap mengambil langkah ketika situasi seperti ini terjadi.

Cara mendisiplinkan anak dari perilaku seenaknya ini bisa dilakukan dengan beberapa cara. Cara- cara ini sudah sangat sering dipraktekkan dalam dunia parenting yaitu seperti memberikan hukuman yang sama tiap kali anak melakukan hal negatif. Contohnya, apabila anak melakukan kesalahan hukum anak dengan berdiri, kedua tangan diangkat selama 5 menit.

baca juga :

12. Ajarkan Berbagi

Mengajarkan cara dan manfaat berbagi dengan orang lain juga perlu ditanamkan sejak dini agar anak tumbuh dengan tidak egois dan juga memperdulikan orang lain. Kepuasan akan berbagi perlu dirasakan oleh anak menjadi suatu hal yang membawa kebahagiaan bagi dirinya maupun orang lain.

baca juga : Psikologi Pendidikan

Beberapa poin diatas mengungkapkan tentang pola asuh anak yang efektif dalam keluarga. Mengasuh anak memang bukan pekerjaan mudah dan berlangsung secara terus menerus. Anak yang baik dan berkualitas tinggi tentu berasal dari pola asuh yang baik juga. Pentingnya peranan orang tua dalam hal ini menuntut orang tua yang memiliki cukup pengetahuan dalam mengasuh anak.

Orang tua juga harus senantiasa selalu belajar dan belajar karena anak akan terus tumbuh dan berkembang memunculkan sifat – sifat baru yang mungkin terkadang cukup unik dan perlu diarahkan agar tidak melenceng ke arah negatif.

You may also like