Perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak merupakan kondisi emosi dan kemampuan anak merespon lingkungannya di usia sebelumnya. Para ahli juga sepakat bahwa perkembangan sosial-emosional anak bertujuan untuk mengetahui bagaimana dirinya, bagaimana cara berhubungan dengan orang lain yaitu teman sebaya dan orang yang lebih tua darinya. Bertanggung jawab akan diri sendiri maupun orang lain dan berperilaku sesuai dengan pro sosial.
Baca juga :
- Psikologi Anak
- Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
- Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini
- Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak
- Cara Mengetahui Bakat Anak Sejak Dini
Hurlock mengungkapkan bahwa perkembangan sosial merupakan kemampuan berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial dan menjadi individu yang mampu bermasyarakat. Untuk menjalani kehidupan bermasyarakat diperlukan 3 proses yaitu:
- Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima di dalam bermasyarakat.
- Belajar bagaimana memainkan peran sosial dalam bermasyarakat.
- Mengembangkan sikap dan tingkah laku terhadap individu lain dan aktivitas sosial bermasyarakat.
baca juga:
- Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus
- Teori Perkembangan Anak Menurut Para Ahli
- Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
- Ciri-Ciri Anak Hiperaktif
- Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Tahapan
Adapun beberapa tahapan perkembangan sosial anak usia dini sesuai tingkatan usianya yaitu:
1.Tahap 0-18 Bulan
Ini merupakan masa perkembangan awal, bayi memperlihatkan rasa aman dalam keluarganya apabila kebutuhannya terpenuhi oleh lingkungan. Untuk membangun dasar kepercayaan tersebut maka pemenuhan kebutuhan bayi perlu dilakukan secara teratur. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan terhadap makanan, kebersihan (mandi dan sebagainya). Di samping itu diperlukan juga cara-cara penanganan dalam merawat bayi.
Baca juga:
Bayi akan mengeksplorasi melalui sentuhan, rasa, dan lain-lain. Dari mengeksplorasi itulah bayi akan belajar. Hal sebaliknya terjadi, apabila bayi merasa dirinya tidak aman dalam lingkungan keluarga, bayi cenderung akan mengatur dirinya sehingga bayi tidak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi. Ketika bayi tidak dapat kesempatan untuk bereksplorasi, bayi tidak memiliki kesempatan untuk belajar.
Masa perkembangan bayi hingga memasuki sekolah dasar menjadi tumpuan belajar yang kuat bagi anak untuk mengembangkan kemampuan sosial emosinya menjadi lebih sehat dan anak siap menghadapi tahapan perkembangan selanjutnya yang lebih rumit. Tahap ini merupakan tahap yang sangat tepat untuk mengembangkan dasar-dasar pengembangan kemampuan sosial emosi pada anak. Tahapan ini juga merupakan tahap perkembangan kritis atau usia emas (golden age). Pada tahap ini sebagian besar sel-sel otak berfungsi sebagai pengendali setiap aktivitas dan kualitas manusia.
baca juga:
- Peran Keluarga Dalam Pendidikan Anak
- Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak
- Gangguan Mental Pada Anak
- Cara Mengatasi Anak Susah Belajar
- Hambatan Perkembangan Anak
2.Tahap 18 Bulan Sampai 3 Tahun
Pada tahun pertama kehidupan manusia sangat penting bagi perkembangan anak. Anak mulai mengembangkan kemampuan motorik panca indra, visual dan auditori yang distimulasikan melalui lingkungan sekitarnya. Perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah laku pada anak dimana anak diminta untuk menyesuaikan diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan sosial merupakan proses belajar anak dalam menyesuaikan diri dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah kelompok.
Baca juga:
- Terapi Perilaku Kognitif
- Cara Menghilangkan Sifat Egois
- Teori-Teori Motivasi
- Cara Meningkatkan Rasa Percaya Diri
- Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini
Pada tahapan ini juga akan timbul rasa percaya diikuti dengan perkembangan fisik, kognitif dan bahasa. Anak akan mulai bereksplorasi dengan lingkungan sekitarnya dan pada tahapan ini juga mereka akan merasakan kebebasannya.
Pada tahapan ini biasanya anak akan mulai peka dengan sesuatu yang benar dan yang salah dan diperlihatkan dalam bentuk rasa malu. Andil orang tua sangat diperlukan dalam mengarahkan dan mengawasi perkembangan psikososial anak dalam tahapan ini. Kontrol yang terlalu ketat akan menyebabkan anak tidak berkembang sedangkan kontrol yang terlalu longgar juga akan membuat anak kurang peka terhadap mana yang benar dan mana yang salah.
3.Tahap 3-6 Tahun
Perkembangan sosial mulai agak kompleks ketika anak menginjak usia 3 tahun dimana anak mulai memasuki ranah pendidikan yang paling dasar yaitu taman kanak-kanak. Pada masa ini anak belajar bersama teman-teman di luar rumah. Anak sudah mulai bermain bersama teman sebaya. Tahap ini bisa disebut juga dengan tahap belajar sosial melalui perkembangan kognitif.
Pada anak usia taman kanak-kanak (4-6 tahun) perkembangan sosial sudah mulai berjalan. Hal ini tampak dari kemampuan mereka dalam melakukan kegiatan secara berkelompok. Kegiatan bersama berbentuk seperti sebuah permainan. Tanda-tanda perkembangan pada tahap ini adalah:
- Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.
- Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
- Anak mulai mengetahui hak atau kepentingan orang lain.
- Anak mulai terbiasa bermain bersama anak-anak lain atau teman sebaya.
Perkembangan sosial anak diperoleh dari kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons lingkungan terhadap anak. Perkembangan sosial yang optimal diperoleh dari respons sosial yang sehat dan kesempatan yang diberikan kepada anak untuk mengembangkan konsep diri yang positif. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengembangkan minat dan sikapnya terhadap orang lain. Dan sebaliknya aktivitas yang terlalu banyak didominasi oleh guru akan menghambat perkembangan sosial emosi anak.
Baca juga:
- Kecerdasan Naturalis
- Teori -Teori Motivasi
- 4 Karakter Manusia
- Cara Mengendalikan Emosi Wanita
- Teori Psikoanalisis Klasik
Perkembangan Emosi Anak
Emosi sebagai perasaan timbul ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang dianggap penting oleh individu tersebut. Emosi diwakili oleh perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap keadaan atau interaksi yang sedang dialami. Emosi dapat berbentuk rasa senang, takut, marah, dan sebagainya.
Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang terjadi pada orang dewasa, dimana karakteristik emosi pada anak itu antara lain:
- Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.
- Terlihat lebih hebat atau kuat.
- Bersifat sementara atau dangkal.
- Lebih sering terjadi.
- Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya.
- Reaksi mencerminkan individualitas.
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal ditandai dengan munculnya emosi yang disadari rasa bangga, malu, dan rasa bersalah, dimana munculnya emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Berikut penjelasan dari 3 emosi tersebut:
Baca juga :
- Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak
- Cara Menjaga Hubungan Jarak Jauh
- Cara Agar Selalu Berpikir Positif
- Kecerdasan Interpersonal
- Jenis Emosi
1.Rasa bangga
Perasaan ini akan muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan perilaku tertentu. Rasa bangga sering digambarkan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
2. Malu
Perasaan ini muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut. Secara fisik anak seolah ingin menghindar dari tatapan orang lain. Biasanya rasa malu lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian tertentu.
3. Rasa bersalah
Rasa ini akan muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan. Dan dalam mengekspresikan perasaan ini biasa anak terlihat seperti melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha menggambarkan perasaan tersebut.
baca juga:
- Cara Mengatasi Anak Pemarah
- Cara Meningkatkan Prestasi Belajar
- Pola Asuh Anak Usia Dini
- Cara Mendidik Anak Hiperaktif
- Peran Ibu dalam Keluarga
Hal yang harus diperhatikan dalam Perkembangan Emosi Anak
Terdapat beberapa hal penting dalam perkembangan emosional anak yang perlu dipahami:
A. Usia berpengaruh pada perbedaan perkembangan emosi
Setiap rentang usia menunjukkan beberapa perbedaan yang paling mencolok dalam ekspresi emosi. Selama usia pra-sekolah, anak juga mengalami stres, namun di usia ini mereka juga berusaha untuk mengatur perasaan dan dorongan dirinya sendiri. Perbedaan kemampuan dalam mengekspresikan emosi pada anak ini juga terkait dengan. Terdapat beberapa hal penting dalam perkembangan emosional anak yang perlu dipahami:
Baca juga:
- Tipe Kepribadian Melankolis
- Cara Mudah Bergaul Bagi Orang Pendiam
- Fakta Kepribadian Anak Bungsu
- Fobia Sosial
- Cabang Cabang Psikologi
B. Perubahan ekspresi wajah terhadap emosi
Seperti halnya orang dewasa, ekspresi perasaan anak-anak juga terlihat dari ekspresi wajahnya. Seiring dengan bertambahnya usia mereka, anak-anak semakin mampu dalam mengekspresikan emosi mereka melalui tersenyum, mengerutkan kening, dan ekspresi lainnya perasaan. Kemampuan menggambarkan ekspresi emosi mereka semakin kompleks dan terlihat dari raut wajah mereka.
C. Menunjukkan emosi yang Beragam
Anak-anak di usia pra-sekolah memperlihatkan ekspresi wajah yang menunjukkan kebanggaan, malu-malu, malu, jijik, dan rasa bersalah yang tidak terlihat pada bayi atau anak yang lebih muda. Ekspresi yang lebih beragam dapat di tunjukkan dan kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitif untuk mereka mengalami dan mengekspresikan perasaan-perasan tersebut.
D. Bahasa tubuh
Ternyata ekspresi wajah tidak cukup bagi anak untuk mengekspresikan emosi, anak juga menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan perasaannya. Mereka akan menunjukkannya melalui gerak gerik dan bahasa tubuhnya.
E. Suara dan kata
Anak-anak semakin baik dalam mengekspresikan perasaan mereka melalui suara dan kata seiring bertambahnya usia. Mereka mulai mengenali dengan cara yang sederhana terhadap apa yang mereka rasakan dan kemudian berkembang berkembang menjadi semakin kompleks seiring dengan perasaan yang semakin kompleks yang mereka alami.
- Teori Psikologi Perkembangan
- Teori Belajar Behavioristik
- Penyebab Kenakalan Anak
- Cara Mengenali Potensi Diri
- Kepribadian Ambivert
Mengembangkan sosial emosional harus dilakukan sejak dini terutama pada usia taman kanak-kanak. Hal ini dikarenakan pada masa tersebut anak mulai mengembangkan pergaulan dengan teman sebaya di lingkungan rumah dan di luar rumah. Bahkan pola yang berbeda akan ditunjukkan karena berbeda kondisi lingkungan pada tiap-tiap wilayah yang tentunya memiliki ciri khas budaya yang berbeda pula. Sekian artikel kali ini, semoga memberikan manfaat bagi pembaca dan terima kasih.