Tipe kepribadian koleris adalah orang yang berorientasi baik untuk memimpin dengan cara apapun, dia memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Koleris memiliki ambisi, semangat, dan energi untuk menjadi lebih dominan di antara orang-orang di sekitarnya. Koleris memiliki kemauan yang kuat untuk mencapai sesuatu. Mereka berapi-api, aktif, praktis, pintar, dan sangat mandiri. Mereka cenderung percaya diri dan berpendapat ketika membuat keputusan untuk diri mereka sendiri dan orang lain.
Pada saat orang lain tidak dapat memutuskan, orang dengan tipe koleris dapat segera membuat keputusannya. Mereka memecahkan masalah, menghemat waktu, meskipun tidak semua orang menghargai keputusan mereka. Berkaitan dengan persahabatan atau pergaulan, ciri orang koleris adalah tidak membutuhkan teman.
Dalam bekerja, koleris biasanya pekerja keras dan berorientasi pada tugas, memiliki disiplin kerja yang sangat tinggi, mampu menunaikan tugasnya dengan setia dan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang mereka lakukan. Prinsip operasinya adalah Ayo lakukan dengan caraku.
Koleris perlu dirangsang bukan oleh lingkungan mereka, tetapi oleh mereka yang merangsang lingkungan dengan gagasan, rencana, tujuan, dan sasaran mereka yang tak ada habisnya. Mereka bukanlah tipe orang yang mudah menyerah pada tekanan dari orang lain. Bahkan, tekanan memaksanya untuk melanjutkan.
Berikut ini Tips Cara Mendidik Anak Koleris
1. Singkat dan spesifik
Cara berkomunikasi dengan anak kepribadian koleris adalah singkat dan spesifik. Jangan terlalu verbal untuk menyampaikan sesuatu kepada anak koleris. Jangan terlalu menjelaskan hal-hal yang sudah mereka ketahui seperti “kamu harus belajar keras untuk mendapat nilai bagus!” (dalam hati mereka berkata “pasti kalau kerja keras pasti dapat nilai bagus, itu sudah sejak zaman dulu, siapa aja juga ngerti kalau cuman begitu!”). Pada dasarnya, masalah utama dalam menghadapi anak koleris adalah dengan mengatakannya secara langsung. Jangan membebani mereka dengan penjelasan dan fakta ilmiah.
Tunjukkan kepercayaan orang tua padanya. Tunjukkan pada mereka hasil, tujuan, dan pencapaian yang dapat mereka capai. Ingat! Anak koleris selalu ingin menjadi nomor satu. Jika tidak, kita sebagai orang tua dipandang sebagai orang tua yang “sok tahu” menguasai segala hal bahkan rasa hormat anak kepada orang tuanya luntur dan hilang.
2. Jangan terlalu menuntut
Jangan terlalu keras atau menuntut, lebih baik sedikit diam. Beri anak-anak koleris kesempatan untuk memimpin atau mengambil kendali atau keputusan. Jika dia tidak memiliki kesempatan untuk mengambil kendali di rumah, dia akan mengambilnya di luar rumah.
Hal ini sering terjadi pada kasus di mana keadaan di rumah baik-baik saja, tetapi di sekolah mereka nakal dan sering mengganggu teman-temannya. Dia diakui sebagai pemimpin dan diikuti oleh teman-temannya di sekolah. Kita berharap anak-anak koleris di luar rumah tidak menjadi pemimpin yang tidak baik, seperti pemimpin gang tawuran sekolah.
3. Jangan terlalu banyak bercanda
Anak koleris sangat tidak menyukai orang yang banyak bercanda, karena jika berlebihan, mereka tidak menghormati siapapun termasuk orang tuanya. Sebagai orang tua, kita membantu anak-anak koleris untuk menghormati dan menghargai mereka. Orang tua perlu lebih tegas untuk membantu anak koleris agar lebih baik mengikuti aturan orang tua agar mereka tidak salah tujuan.
4. Orang tua lebih konsisten dalam menegakkan aturan
Usahakan lebih tegas dan tegas dalam menegakkan aturan. Sadarilah bahwa mereka mungkin tampak sedikit “anti-orangtua”. Jangan takut dengan anak-anak koleris yang memiliki keinginan kuat, meski masih anak-anak. Jika orang tua tidak tegas terhadap mereka, otoritas akan diberikan kepada mereka dan perkembangan mereka sangat merugikan.
Mereka akan menjadi anak yang “brutal” dan tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Ia mudah kecewa mengetahui bahwa tidak semua orang di luar rumah bisa menaatinya. Pasti sulit baginya untuk diterima dengan baik di lingkungannya.
5. Rangsang logika dan akal sehat anak
Karena anak koleris adalah anak yang tegas dan selalu berakal sehat, maka jika orang tua ingin mengatakan sesuatu maka perkataan orang tua harus masuk akal dan tegas. Sentuh logika dan akal sehat mereka ketika kita ingin menjelaskan sesuatu kepadanya.
Dengan begitu, anak merasa senang, patuh dan terus mentaati orang tuanya. Sebaliknya, jika orang tua tidak mampu mengungkapkannya secara logis, anak yang koleris tidak akan menanggapi penjelasan orang tua, melainkan akan melihat bahwa kebenaran yang disampaikan orang tua bukanlah kebenaran yang harus diterimanya.
6. Membangun kepercayaan diri anak
Anak membutuhkan bimbingan yang lebih dari orang tuanya, terutama dalam hal kepercayaan diri. Karena percaya diri pada anak adalah salah satu kunci kesuksesan. Dengan demikian, tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak membutuhkan rasa percaya diri dalam masa perkembangannya.
Keyakinan ini bukanlah kualitas yang diturunkan secara genetik atau bawaan, ini adalah kualitas lingkungan. Oleh karena itu, kualitas tersebut harus dibangun sejak dini agar dapat berkembang dengan baik, dan fakta bahwa orang tua adalah elemen yang paling dekat dengan anak adalah yang paling bertanggung jawab atas kualitasnya ini.
Kita ketahui bahwa dukungan dan dorongan orang tua serta keterampilan anak memberikan pengaruh psikologis yang baik bagi anak. Dengan demikian, anak mengembangkan kepercayaan diri dan kebanggaan dirinya mulai terlihat.
Oleh karena itu, bangunlah rasa percaya diri anak koleris dengan selalu memberinya pujian dan pengakuan. Sikap seperti itu memberikan dorongan tersendiri bagi anak, sehingga anak yakin dapat berkembang dengan baik. Selain itu, orang tua dapat melakukan cara melatih anak agar percaya diri berikut untuk meningkatkan harga diri anak-anak mereka.
- Tunjukkan kepercayaan diri anak, sekalipun orang tua tidak selalu bisa memenuhi keinginan anak. Jika anak terus dipaksa mengikuti keinginan masing-masing orang tua, anak justru akan kehilangan harga dirinya.
- Tanamkan citra diri yang baik pada anak dan buat mereka merasa berharga dan bangga dengan orang tuanya. Beri tahu dia tentang hal itu secara lisan atau tidak langsung melalui komunikasi orang tua. Dengan demikian anak menjadi anak yang percaya diri.
- Jadilah pendengar yang baikSesibuk apapun orang tua, usahakan untuk benar-benar mendengarkan anak. Dengarkan apa yang ingin dia sampaikan kepada orang tua dan tatap matanya dengan penuh ketulusan. Tawarkan solusi untuk masalah ketika anak memintanya dari orang tua.
- Bantu anak menemukan aktivitas yang bisa menyenangkan. Jika anak memiliki bakat musik, bantu dia mengembangkannya.
- Sekalipun anak kita masih kecil, biarkan dia melakukan sesuatu yang sudah bisa dia lakukan, seperti mengambilkan air atau mengambil piring makan sendiri.
- Saat anak mencapai usia prasekolah, sering-seringlah berbicara dengannya. Katakanlah dia sudah dewasa dan akan segera menjadi anak sekolahan. Berikan motivasi kepada anak dengan mengatakan bahwa pergi ke sekolah itu menyenangkan karena disana akan mendapatkan teman baru.
7. Menyibukkan Anak
Banyak orang tua ingin anak mereka tetap di depan TV. Meski kebiasaan menonton TV tidak sepenuhnya buruk, akan lebih baik lagi jika orang tua bisa memberikan kegiatan atau kegiatan menantang lainnya untuk anak. Oleh karena itu, carilah kegiatan yang bisa dilakukan anak. Menurutnya kegiatan tersebut sesuai dengan usia anak, agar anak tidak mengalami banyak kesulitan.
8. Merangsang jiwa kepemimpinan anak
Seperti kita ketahui, anak koleris adalah anak yang memiliki pola perilaku kepemimpinan yang kuat. Oleh karena itu, kemampuan tersebut harus dipelihara dan dikembangkan agar dapat berkembang secara optimal. Karena jika tidak, bakat ini terpendam sehingga sulit untuk dikembangkan.
Ada banyak hal yang harus dilakukan orang tua untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan ini, seperti membiarkan anak memilih permainan yang dimainkannya. Selain itu, orang tua dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berdoa bersama sebelum makan.
9. Jangan langsung menghukum anak
Jangan langsung menghukum anak koleris yang melakukan kesalahan, pola asuh perkembangan anak yang satu ini perlu diterapkan karena anak koleris adalah anak yang paling membenci hukuman. Gunakan bahasa yang halus dan hindari munculnya kemarahan. Hal ini dilakukan agar anak koleris memahami kesalahan yang dilakukannya tanpa merasa terganggu dengan hukuman yang akan datang.
Kekuatan utama orang tipe ini adalah sense of purpose, yaitu. tujuan yang jelas dan kuat, kemauan yang kuat dan keyakinan pencapaian tujuan/sasaran. Mereka juga berani menghadapi tantangan dan masalah karena terpaksa melakukan sesuatu karena adanya tantangan.
Selain itu, mereka suka memimpin, membuat keputusan, bebas dan mandiri, serta menghadapi situasi krisis. Orang tipe ini memiliki kelemahan, termasuk sifatnya yang kaku dan keras, yang mengakibatkan ketidakmampuannya untuk merasakan perasaan orang lain dan ketidakmampuannya untuk mengembangkan rasa welas asih bagi mereka yang menderita.
Orientasi mereka untuk mengontrol dan mengendalikan hampir semua hal membuat mereka bertekad dan memegang kendali, dan mereka selalu merasa benar karena mereka berkemauan keras, mereka akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuan mereka dan terlalu bersemangat, sehingga sulit untuk bersantai.