Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan saat jalan-jalan ataupun bepergian ke ruang terbuka. Bahkan tak jarang saat kita jalan-jalan, pergi ke pegunungan dan dataran tinggi. Suasana yang diinginkan adalah udara yang sejuk dan hembusan angin. Namun pernahkah menemui seseorang yang justru sangat takut terhadap angin?
Anemophobia juga dikenal dengan nama antrophobia yang disebutkan sebagai seseorang yang menderita rasa cemas dan takut pada angin dan juga arus udara. Sehingga mereka menghindari sebisa mungkin udara yang berhembus dengan kekuatan tertentu, atau adanya arus udara besar seperti pada area laut atau pegunungan.
Pengertian Anemophobia
Fobia terhadap angin sering disebut sebagai penderita anemophobia. Kondisi ini mengganggu penderita bahkan hingga tahap tertentu. Gejala yang diberikan tentu saja cemas berlebihan dan juga rasa takut yang menghantui. Orang yang menderita fobia ini akan menghindari kecemasan dan sumber ketakutannya secara otomatis. Bahkan ketakutan mereka sudah dianggap irasional atau tidak wajar, sehingga masuk kedalam kategori fobia.
Fobia angin sendiri merupakan kondisi yang mempengaruhi penderita untuk menghindari kegiatan diluar rumah, terutama jika cuaca sedang kurang baik. Mereka yang memaksakan diri tak jarang mengalami kondisi yang kurang baik secara fisik maupun mental. Pada kasus beberapa penderita fobia akan mengalami hal buruk jika memaksakan diri.
Gejala Anemophobia
Ada banyak gejala dari penyakit fobia yang masih belum jelas. Walaupun kasus atau pasien yang mengalami sudah cukup banyak, hal ini karena banyak efek yang bisa mempengaruhi. Begitupun dengan Anemophobia bisa memunculkan beberapa gejala, diantaranya yaitu:
- Fisik
Jika dari sisi fisik ada gejala yang timbul, misalnya saja mulut kering, rasa sakit di kepala dan rasa takut yang tinggi sehingga nafas tersengal, memendek dan juga kondisi sakit seperti tertekan pada dada. Bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi juga akan meningkatkan kondisi aliran darah serta memberi gejala layaknya tensi tinggi. Terakhir gejala yang bisa muncul juga tubuh yang kaku.
- Gejala Emosi/Perasaan
Selanjutnya adalah gejala yang bisa muncul karena adanya emosi dan perasaan yang berubah. Seperti rasa takut karena pikiran buruk, berpikir bahwa penderita lemah dan tidak dapat menghadapi rasa takut, merasa sendiri, sulit mengendalikan diri dan perasaan serta beberapa merasa bersalah berlebihan.
Dengan adanya kedua gejala diatas, ternyata akan menimbulkan gejala psikologis dan gejala mental. Misalnya saja mereka memiliki kondisi khawatir berlanjut atau berlebihan, stress, depresi, merasa tidak dapat menghadapi rasa takut. Kecewa dan sulit untuk bisa berpikir jernih karena merasa bahwa diri sendiri adalah seseorang yang pengecut.
Ketika seseorang mengalami anemophobia sangat memungkinkan bahwa mereka memiliki gejala tambahan yang berbeda setiap pasiennya. Misalnya saja jika seseorang tersebut sulit untuk mengendalikan diri karena rasa kurang nyaman ataupun kecemasan yang sulit untuk dikontrol. Maka mereka akan melampiaskan dengan emosi dan juga kekerasan ataupun menyakiti diri. Bahkan beberapa orang menyebutkan bahwa fobia bisa membawa mereka ke rasa penuh sesak dan juga sulit untuk menguraikan perasaannya. Pada akhirnya menyebabkan depresi jika sudah seperti ini maka fobia yang dialami sudah cukup parah.
Penyebab Anemophobia
Jika dilihat dari penyebab fobia. Maka kebanyakan penggalian informasi dan penelitian mulai dari rasa takut karena trauma, adanya kejadian yang sulit untuk diterima oleh seseorang dan berakhir tindakan untuk melindungi diri yang dilakukan oleh penderita fobia. Bagaimana dengan Anemophobia?
Faktanya anemofobia merupakan rasa takut yang didasarkan akibat pengalaman traumatis baik yang disadari dengan penuh ataupun pengalaman yang tidak terlalu diingat. Sehingga mereka yang memiliki pengalaman negatif. Jika tidak segera dikendalikan serta memberikan pengalaman buruk bagi mereka yang mengalaminya maka ketakutan tersebut akan bertingkat dan berakhir pada kondisi fobia.
Jika dilihat dari penelitian dan bagaimana kasus fobia yang dialami oleh penderita anemophobia gejala serta penyebab yang mereka miliki cukup jelas dibandingkan fobia aneh lain. Anemophobia juga bukan salah satu fobia dari lahir atau dikenal dengan nama congenital disorder. Semua penderita fobia terhadap angin benar-benar mendapatkan ketakutan mereka dari sebuah insiden ataupun pengaman yang menakutkan.
Apakah memungkinkan apabila seseorang yang awalnya tidak memiliki fobia terhadap angin bisa terkena? Ternyata sangat memungkinkan. Mereka yang menghadapi sebuah kejadian dan akhirnya menyebabkan anemophobia tentu saja bisa terjadi pada siapapun dan dimanapun.
Risiko dan juga kemungkinan seseorang untuk mendapatkan ketakutan seperti ini bisa sama. karena anemophobia, tidak dimulai dari lahir ataupun masalah genetik. Sehingga siapapun yang mengalami perasaan traumatis dan juga pengalaman yang tidak bisa diterima secara riil. Maka bisa jadi beralih kepada tipe fobia khususnya misalnya yang terlibat bencana alam ataupun kecelakaan akibat angin besar.
Cara Pengobatannya
Hampir semua fobia dan ketakutan memiliki cara pengobatan yang sama. Sebut saja untuk mengurangi rasa takut dan perasaan cemas berlebih pada pengujinya maka harus menggunakan terapi dan pendampingan oleh ahli seperti konsultasi psikologi ataupun psikiater terbaik. Bahkan jika perlu dan ternyata kondisi pasien lebih buruk maka keduanya harus bisa ditangani.
Selain karena fobia atau rasa takut bisa datang dari mental dan psikologis penderita. Sebagian orang mengalami gejala dan efek hingga ke tubuh dan fisik mereka. Psikiater umumnya memberikan obat seperti penenang, obat yang dapat membantu pasien mengendalikan fisik mereka dari kelelahan dan bisa tertidur dengan mudah.
Sedangkan untuk pengobatan mental dan pikiran dari pasien jelas menggunakan layanan psikolog. Tidak mudah memang, namun sudah dapat membantu mengurangi gejala dan kemungkinan rasa cemas yang menyerang. Terkait dengan cara pengobatannya menggunakan obat bisa saja diberikan kepada pasien terbaik. Namun atas pengawasan dan juga izin dari psikiater.
Karena pemberian obat tidak bisa sembarangan dan fungsinya bukan untuk mengurangi gejala ataupun menyembuhkan seseorang yang mengalami fobia. Tujuan penggunaan obat, agar bisa tenang. Selain itu obat atau pengobatan farmakologi lebih ke arah menenangkan dan juga membantu pasien tersebut, untuk bisa melakukan kegiatan setiap harinya secara normal.