Home » Gangguan Psikologi » 30 Cara Menghilangkan Kecemasan Berlebihan

30 Cara Menghilangkan Kecemasan Berlebihan

by Khanza Savitra

Setiap orang pasti pernah merasakan kecemasan dalam hidupnya. Kecemasan merupakan suatu hal yang wajar karena kita memiliki perasaan dan tidak selalu ingin merasa aman. Ada tiga jenis kecemasan normal dalam hidup manusia dan kita pernah mengalaminya semua, antara lain:

A. Kecemasan Neurotik

Kecemasan ini merupakan bentuk kecemasan yang berkaitan dengan pembelaan diri. Kecemasan neurotik biasanya muncul setelah seseorang melakukan kesalahan sehingga ia merasa bersalah atau memiliki dosa, ketika ia merasa frustrasi, atau ketika ada konflik emosional yang sedang dihadapi.

Baca juga: Tipe Kepribadian MBTI

Ciri-ciri dan gejala orang yang dikenal mengalami kecemasan neurotik antara lain:

  • Terbiasa menyalahkan orang lain agar dirinya tidak menjadi pihak yang disalahkan alias menghindari permasalahan. (baca: Akibat Depresi Kepanjangan)
  • Cenderung defensif, mempertahankan dirinya sebagai pihak yang selalu benar, terlalu sensitif.
  • Punya perasaan tidak nyaman ketika sendirian, merasa ditinggalkan.
  • Sulit membuat keputusan. (baca: Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak)
  • Cenderung menarik diri dari interaksi sosial.
  • Cenderung egois. (baca: Cara Mudah Bergaul Bagi Orang Pendiam)
  • Pada level ekstrim, orang dengan kecemasan neuroik akan mengambil jalan pintas seperti konsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras. (baca: Depresi dalam Psikologi)

Baca juga: Cara Mengatasi Anak Pemarah

B. Kecemasan Moral

Kecemasan moral merupakan kecemasan yang berupa rasa takut terhadap hati nurani sendiri. Hal ini mungkin muncul karena di masa lampau, orang tersebut pernah melanggar norma moral dan berpotensi mendapatkan hukum di masa mendatang ketika mengulangi kesalahannya. Orang dengan kecemasan moral cenderung takut ketika akan melakukan perbuatan yang dinilai melanggar ajaran agama. Kecemasan ini dianggap tidak buruk karena membuat orang lebih taat pada agama dan berusaha tidak merusak norma dan tatanan sosial agar terhindar dari konsekuensi yang tidak diinginkannya. (baca: Gangguan Mental Pada Anak)

C. Kecemasan Realistis

Kecemasan realistis adalah perasaan takut yang muncul akibat bahaya nyata yang mungkin terjadi. Contoh dari kecemasan realistis adalah takut pada ular berbisa karena ular berpotensi menyerang dengan bisanya dan hal itu dapat berujung pada kematian. Kecemasan realistis muncul karena seseorang menggunakan logika berpikirnya dan prinsip bahwa manusia mencari keamanan.

Baca juga:

Jenis-jenis Kecemasan Ekstrim

Meski dianggap sebagai fenomena yang wajar, nyatanya kecemasan juga bisa mencapai level ekstrim dan disebut sebagai gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan ini termasuk dalam gangguan mental yang berakibat pada rasa cemas berlebihan yang dialami oleh penderitanya. Efek dari gangguan kecemasan ini bisa memengaruhi hampir semua aspek kehidupan penderitanya, mulai dari melemahkan sampai melumpuhkan. Beberapa jenis gangguan kecemasan atau anxiety disoder itu adalah:

Panic Disoder

Gangguan kecemasan ini merupakan kondisi yang menimpa sekitar 75 orang setiap harinya dan tergolong kondisi serius. Gangguan ini muncul pada penderita terutama di saat tegang dan membuat stres. Ada beberapa faktor yang memicu timbulnya Panic Disoder ini seperti stres menjelang kelulusan sekolah, menjelang kelahiran anak pertama, faktor hereditas (keturunan), dan lain-lain. (baca: Jenis Emosi)

Ciri-ciri yang muncul dari gangguan ini antara lain: serangan panik yang muncul tiba-tiba, tanpa sebab, dan cenderung sulit untuk dihentikan; ketakutan yang dirasakan cenderung tak masuk akal karena berlebihan dan terkadang tidak nyambung; serta gejala yang muncul bisa menghilang beberapa menit setelah kumat namun ada juga yang tidak berhenti. Sedangkan gejala yang muncul dari penderita kondisi ini seperti:

  • Detak jantung yang meningkat signifikan.
  • Penderitanya merasa kesulitan bernafas. (baca: Gejala Penyakit Alzheimer)
  • kepala terasa pusing dan penderita mengeluhkan rasa mual.
  • tubuh bergetar dan berkeringat hebat. (baca: Gejala ADHD Pada Bayi)
  • penderita merasa tercekik.
  • panas di sekujur tubuhnya, dan
  • penderita merasa kesemutan di area jari tangan dan kaki.(baca: Trauma Psikologis)

Social Anxiety Disorder

Social Anxiety Disorder atau yang juga dikenal dengan istilah Social Phobia adalah sebuah kondisi kelainan kesehatan mental yang tergolong kronis dan menyebabkan kecemasan yang tidak rasional. Penderitanya akan merasa takut ketika berada di tempat umum dan ramai. Kemungkinan lain yang dirasakan oleh penderita kelainan ini adalah takut akan mempermalukan diri sendiri ketika berada di area publik.

Baca juga:

Social Phobia ini muncul karena beberapa penyebab. Pertama adalah gen. Kelainan ini terbukti sebagai sebuah kelainan turunan dan merupakan perilaku hasil meniru. Kedua, kelainan ini muncul akibat peran bahan kimia alami tubuh yang tidak seimbang, misalkan serotonin yang tidak seimbang yang memengaruhi kondisi suasana hati dan emosi. Ketiga, faktor struktur otak yang ternyata juga memainkan peran mengendalikan respon takut. Hal ini terbukti bahwa orang dengan social phobia memiliki aktifitas amygdala terlalu tinggi.

Gejala emosional yang muncul pada kelainan ini antara lain:

  1. Penderita merasa takut secara intens ketika berada di tempat umum dan di sana ia tidak mengenal satu pun orang di sana. (baca: Fobia Sosial)
  2. Penderita merasa takut ketika berada di situasi ia sedang diperhatikan atau dinilai.
  3. Ia merasa khawatir jika akan mempermalukan diri sendiri. (baca: Cara Mengatasi Anak yang Malas Belajar)
  4. Ia juga merasa khawatir ketika orang lain memergokinya terlihat cemas.
  5. Kecemasan yang dirasakan cenderung memengaruhi rutinitas harian.
  6. Cenderung menghindari hal-hal yang harus dilakukan dengan kontak bersama banyak orang.
  7. Menghindari kondisi yang memungkinkan dirinya sebagai pusat perhatian.

Sedangkan gejala fisik yang muncul ketika seseorang merasa social phobia-nya kambuh antara lain:

  1. Penderita merasa berkeringat secara berlebihan, tubuh bergetar.
  2. Penderita mengeluhkan mual dan rasa perut bergejolak.
  3. Kesulitan bicara dan suara yang dikeluarkan bergetar.
  4. Otot tegang. (baca: Faktor Penyebab Kenakalan Anak)
  5. Penderitanya terlihat bingung, sulit membuat kontak mata dengan lawan bicaranya.
  6. Tangan penderita cenderung dingin dan lembab. (baca: Cara Meningkatkan Prestasi Belajar)

Baca juga:

Phobia Spesific

Fobia spesifik merupakan kondisi ketakutan irasional yang secara khusus menetap pada suatu objek, aktivitas, atau juga bisa situasi yang kemudian menimbulkan kecemasan tiba-tiba pada penderitanya. Kondisi ini kemudian membuat penderita fobia spesifik cenderung menghindari hal tersebut. Fobia spesifik terdiri dari berbagai macam, semua hal bisa menjadi hal yang menakutkan bagi sebagian orang. Makanan, minuman, lawan jenis, aktivitas normal pun bisa menjadi sumber kecemasan yang membuat penderitanya kalang kabut karena merasa terlalu takut dan terancam dengan kehadiran sumber kecemasannya itu.

Ciri-ciri dan gejala yang muncul pada penderita fobia spesifik tergantung pada apa yang dideritanya. Namun secara umum, perilaku pasti yang ditunjukkan penderita fobia spesifik ketika menemui sumber kecemasannya itu adalah berusaha menghindarinya. (baca: Peran Ayah dalam Keluarga)

Generalized Anxiety Disorder

Atau GAD merupakan kondisi kecemasan yang tidak jelas apa yang menjadi sumber kecemasan itu sendiri. Penderita GAD menganggap kekhawatiran yang mereka rasakan cenderung sebagai suatu hal yang sulit dikendalikan. Ketegangan yang mereka rasakan begitu besar bahkan sampai bisa membuat mereka tidak bisa berpikir jernih, kesulitan tidur malam, atau tidak bisa menikmati tidur malam yang efektif dan berkualitas.

Ciri-ciri sekaligus gejala yang terlihat dari seseorang dengan GAD antara lain:

  1. Kecemasan berlebihan, perasaan cemas tersebut sering muncul setidaknya selama 6 bulan serta mampu memengaruhi aktivitas harian. (baca: Tipe Kepribadian Melankolis)
  2. Kecemasan yang dirasakan lantas menyebabkan stres yang signifikan.
  3. Penderitanya merasa kesulitan mengendalikan perasaan cemas yang tak beralasan dan tidak jelas apa sumbernya. (baca: Teori Psikologi Perkembangan)
  4. Kecemasan yang dirasakan oleh penderita GAD paling tidak dianggap sebagai akumulasi minimal 3 dari hal-hal berikut: perasaan gelisah, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, mudah marah, otot tubuh menjadi tegang, mengalami gangguan tidur. (baca: Tahap Perkembangan Emosi Anak)

Cara Mengatasi Kecemasan Dalam Kehidupan Sehari-hari

Kecemasan memang sebuah hal yang cukup mengganggu, apalagi jika kita harus bekerja dan bersikap profesional. Menyembunyikan perasaan seperti kecemasan bukan sebuah hal yang mudah bagi beberapa orang. Hal ini terkait dengan bagaimana manajemen emosi dan pembawaan diri setiap orang yang berbeda. Namun, secara umum, semua orang bisa mengatasi kecemasan dengan saran-saran yang umum. Beberapa cara yang diketahui terbukti dapat menekan dan mengatasi rasa cemas adalah sebagai berikut.

  • Mengetahui Lebih Dulu Apa yang Benar-benar Anda Rasakan

Hal pertama yang bisa membantu Anda mengatasi rasa cemas adalah mengetahui lebih dulu apa yang benar-benar Anda rasakan. Anda harus mengetahui permasalahan mendasar yang membuat Anda merasa cemas. Setelah itu, Anda bisa menceritakannya kepada orang yang Anda percaya. Tidak harus mereka yang pasti bisa memberikan solusi, tetapi paling tidak berkenan mendengarkan. Di sini letak pentingnya mengetahui apa yang membuat Anda cemas, Anda bisa memilih siapa orang yang hendak Anda mintai bantuan. (baca: Cara Mengenali Potensi Diri)

  • Memilih Siapa yang Hendak Anda Mintai Bantuan

Setelah Anda mengetahui permasalahan yang Anda hadapi, sekarang Anda harus bisa memutuskan untuk memilih siapa yang hendak Anda mintai bantuan. Anda bisa meminta bantuan pada rekan Anda atau orang yang lebih tua (tapi tak harus orang tua). Saling percaya adalah kunci menyelesaikan masalah Anda dan meredakan kecemasan. Jika Anda berpikir bahwa masalah Anda terlalu pribadi dan Anda tidak yakin akan mendapat pertolongan dari orang awam, maka jangan ragu untuk melakukan konsultasi pada ahlinya, seperti pada psikolog atau psikiater.

  • Pikiran Harus dalam Kondisi Positif

Dalam menyelesaikan perkara Anda, yang harus Anda pastikan adalah kesiapan diri Anda. Maka, pikiran harus dalam kondisi positif. Seburuk apapun permasalahan yang Anda hadapi sekarang, tidak bisa terselesaikan ketika Anda terus berpikiran negatif. Hal itu terjadi karena logika Anda tidak bisa berjalan, pikiran Anda hanya terfokus pada kemungkinan-kemungkinan yang bahkan belum tentu terjadi. (baca: Peran Ibu dalam Keluarga)

  • Berani Menghadapi Kecemasan Tersebut

Satu hal lagi yang harus Anda sadari adalah Anda harus berani menghadapi kecemasan tersebut. Semua orang pernah mengalami hal ini, bukan hanya orang-orang tertentu saja. Dari yang biasa saja sampai yang sangat pintar, dari keluarga ekonomi menengah sampai para konglomerat, laki-laki ataupun perempuan, semuanya pernah mengalami kecemasan. Perbedaan antara mereka yang tetap terlihat bahagia dengan mereka yang selalu terlihat tidak tenang adalah bagaimana mereka menghadapi kecemasan itu. Kecemasan bukan hal yang harus dihindari, tetapi hal yang harus diatasi. (baca: Cara Mendidik Anak Hiperaktif)

  • Menerima Bahwa Ini adalah Bagian dari Proses Hidup

Menghadapi kecemasan adalah bagaimana Anda bisa menerima bahwa ini adalah bagian dari proses hidup. Tanpa kecemasan, Anda hanya akan menjadi orang yang terlalu percaya diri, bahkan narsis, sampai tidak bisa menyadari ada hal-hal yang mungkin membahayakan Anda. Tenang, cemas tak selamanya buruk. Anda bisa mengambil sisi positif dari merasakan cemas. (baca: Cara Membentuk Karakter Anak Usia Dini)

  • Kecemasan diatasi dengan Obat

Pada level ekstrim, kecemasan bisa diatasi dengan konsumsi obat-obatan tertentu. Akan tetapi, solusi ini hanya boleh dilakukan berdasarkan aturan dan anjuran dokter. Jangan sampai Anda mengonsumsi obat yang salah dan dosis yang tidak tepat. Kerugian akibat bertindak sembrono seperti ini hanya akan membuat Anda semakin tidak bisa meredakan rasa cemas Anda. (baca: Perilaku Abnormal)

  • Rutin Berolahraga

Menghindari risiko dari konsumsi obat-obatan yang hanya akan menimbulkan ketergantungan, lebih baik Anda rutin berolahraga untuk menyeimbangkan kebutuhan fisik dan batin. Olahraga bukan hanya dikenal baik untuk kesehatan fisik, tetapi juga batin. Mereka yang berolah raga cenderung lebih bahagia karena kondisi emosional mereka jauh lebih stabil. Hal ini dipengaruhi oleh komponen dalam tubuh pada orang yang rutin berolahraga lebih seimbang, sehingga mereka lebih bisa berpikir jernih dalam mengatasi masalah termasuk rasa cemas itu, agar tidak semakin menguasai pikiran. (baca: Tipe Kepribadian Manusia)

  • Cukupi Waktu Istirahat

Sadari bahwa kita semua hanyalah manusia biasa. Kita butuh waktu untuk bekerja, bersosialisasi, dan bermain. Jadi, jangan kekurangan waktu istirahat Anda. Kekurangan waktu istirahat juga bisa memicu rasa cemas berlebihan. Hal ini terjadi karena otak di bagian amygdala kita memiliki aktivitas berlebih sehingga rasa cemas muncul lebih sering dibandingkan mereka yang cukup tidur. Jika perlu, cobalah beberapa ritual sebelum tidur untuk meningkatkan kualitas tidur Anda, seperti mandi air hangat dicampur dengan garam kasar atau dengan minum segelas susu murni hangat. (baca: Prospek Kerja Lulusan Psikologi)

  • Liburan dan Menikmati Hidup

Pastikan juga Anda tidak kekurangan apalagi sampai kehilangan waktu untuk liburan dan bersenang-senang. Tahukah Anda jika ungkapan ‘kurang piknik’ yang sering disematkan pada orang-orang yang berpikir berlebihan memang benar adanya? Ketika Anda kurang waktu bersenang-senang (meski tak harus berlibur ke tempat jauh), Anda cenderung berpikiran negatif. Hibur diri Anda, bisa dengan jalan-jalan ke tempat baru atau sekadar bermain bersama hewan. Sebagai saran, milikilah satu peliharaan hidup (seperti binatang) atau peliharaan mati (seperti kesenangan pada sepeda atau hal-hal semacamnya) untuk mengurangi potensi cemas.

  • Meditasi

Butuh alternatif lain? Meditasi! Ini adalah salah satu cara mengatasi kecemasan yang sering direkomendasikan. Meditasi sudah dikenal sebagai cara untuk mengurangi stres, mengendalikan tekanan darah, mengurangi kegelisahan atau rasa cemas, dan mengatasi masalah-masalah lain yang terkait dengan fisik. Bergabunglah dengan kelompok meditasi yang Anda tahu di domisili Anda atau ikuti meditasi yang sudah banyak dijadikan video di situs Youtube. (baca: Teori Psikologi Kepribadian)

  • Pasrah Kepada Tuhan

Alternatif terakhir yang akan memastikan semuanya berjalan semestinya adalah perilaku berpasrah diri. Jadilah tenang dan hindari sikap defensif. Cobalah untuk berpasrah diri, menerima keadaan. Menghadapi kecemasan dengan keterbukaan seperti ini bisa membantu Anda mengurangi kecemasan yang lebih parah. Berpasrah diri merupakan salah satu sikap yang akan menuntut Anda untuk bisa menerima kondisi ketika kenyataan tak sesuai ekspektasi, tetapi justru itulah kunci untuk melawan kecemasan berlebihan Anda.

Baca juga: Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini

Kecemasan bisa mengarah pada berbagai penyakit psikis. Ini adalah tipe kecemasan yang terlalu lama dibiarkan dan berkembang menjadi penyakit yang tidak wajar. Kebanyakan dari kecemasan ekstrim ini hanya dianggap hal sepele yang dilebih-lebihkan oleh kebanyakan orang. Melihat efek kecemasan yang bisa fatal ini, penting bagi Anda untuk mengetahui bagaimana pengobatan dan perawatan untuk penderita kecemasan eksrim ini. Informasi ini mungkin tidak hanya berguna bagi Anda, tetapi mungkin rekan atau kenalan Anda yang membutuhkan bantuan.

#1 Cara Mengatasi Panic Disorder

  • Cari tahu apa yang membuat kita menjadi panik. Mengetahui inti masalah yang membuat kita menjad tidak tenang adalah langkah pertama dalam mengambil jalan penyelesaian yang tepat karena inti masalah bisa segera dihilangkan. (baca: Cabang – Cabang Psikologi)
  • Bernafaslah! Jangan sampai panik yang dirasakan membuat Anda tidak bisa berpikir jernih. Bernafas dengan teratur bukan hanya membuat tenang tetapi juga melemaskan otot tubuh yang tegang dan berpotensi menimbulkan kram. (baca: Psikologi Sosial)
  • Ikuti alur panik dan jangan melawannya. (baca: Persepsi dalam Psikologi)
  • Minta bantuan pada teman atau tenaga ahli seperti psikolog dan psikiater ketika Adan merasa bahwa masalah yang Anda hadapi tidak bisa diatasi oleh sekadar didengarkan dan saran standar.

#2 Cara Mengatasi Social Anxiety Disorder

  • Hadapi Gangguan Kecemasan Ini Secara Langsung

Beberapa langkah untuk mewujudkan langkah pertama ini adalah dengan membuang pikiran negatif yang Anda buat sendiri; uji sendiri seberapa nyata ketakutan yang Anda rasakan; berhenti membuat dan memikirkan asumsi yang bahkan tidak realistis sama sekali; milikilah pikiran bahwa tidak semua orang ingin menilai dan menghakimi Anda; pahami betul bahwa kecemasan tidak hanya dirasakan oleh Anda semata; serta kesadaran bahwa mengatasi masalah ini membutuhkan latihan rutin dan tekad dari dalam diri.

  • Atasi Rasa Takut Anda Sendiri

Mengatasi rasa takut itu bisa dengan cara membuat langkah penanganan secara bertahap;  buat tujuan perubahan jangka pendek yang Anda nilai bisa Anda raih; bersikap santai dan rileks; dan jangan lupa minta dukungan dari teman-teman yang Anda percaya dan mendukung Anda. (baca: Kecerdasan Interpersonal)

  • Berinteraksilah

Anda baru bisa merasakan perubahan tersebut ketika Anda mempraktikan perubahan yang Anda rencanakan. Cobalah untuk membangun hubungan sosial lebih sering dengan orang lain. Jangan lupa untuk berusaha menemukan orang-orang yang memiliki minat dan bakat sama atau serupa dengan Anda. Konsentrasilah pada topik yang Anda bicarakan dengan lawan bicara, bukan pada kondisi sekitar. Beranikan diri Anda, tanpa keberanian ini Anda tidak akan membuat perubahan yang berarti.

  • Cari Pertolongan

Pertolongan ini bisa dengan mencoba menghubungi psikolog atau psikiater untuk mengkonsultasikan masalah Anda hingga bergabung dengan kelompok terapi sesuai dengan kondisi kecemasan yang Anda rasakan.

#3 Cara Mengatasi Phobia Spesific

  • Hypnotheraphy. Metode ini berusaha menyembuhkan orang yang mengalami fobia spesifik dengan cara memasukkan berbagai sugesti melalui proses hipnoterapi. Sugesti tersebut diarahkan untuk menghilangkan ketakutan tak wajar yang dialami penderitanya. (baca: Teori Belajar dalam Psikologi)
  • Desensitisasi Sistematis. Metode ini adalah penyembuhan fobia spesifik di mana penderitanya dibuat serileks mungkin lantas mendatangkan obyek yang membuatnya takut tak wajar untuk diterapi agar ketakutan itu berkurang. (baca: Hakikat Manusia dalam Prespektif Psikologi)
  • Abreaksi. Ini adalah metode penyembuhan fobia atau ketakutan tak wajar seseorang dengan cara pendekatan. Orang yang mengalami fobia tertentu didekatkan dengan obyek yang menjadi sumber ketakutannya mulai dari foto, dilihatkan dari kejauhan, lalu semakin didekatkan dengan perlahan.
  • Flooding. Metode ini merupakan metode penyembuhan fobia yang mana menempatkan penderitanya dengan obyek yang selama ini menjadi sumber kecemasan dan ketakutannya. Metode ini akan diberikan hingga penderitanya merasa mati rasa dan tidak lagi takut terhadap obyek tersebut. Metode ini serupa dengan pembiasaan otak dengan bau busuk atau kondisi tidak nyaman. Pada awalnya jelas orang akan merasa tidak nyaman dan segera ingin menjauh dari sumber tersebut, namun karena paksaan untuk tetap berada di lokasi yang sama, ia akhirnya merasa tidak apa-apa. (baca: Kode Etik Psikologi)
  • Reframing. Alternatif ini menyembuhkan fobia dengan membuat penderitanya menceritakan sejarah awal mengapa ia merasa ketakutan secara tak wajar pada obyek tertentu lantas diberikan terapi.
  • Obat. Obat menjadi langkah terakhir dalam penyembuhan fobia. Sebenarnya opsi ini tak sepenuhnya menyembuhkan fobia spesifik yang dialami seseorang, tetapi hanya mengurangi gejala yang muncul. Biasanya obat yang diberikan merupakan obat antidepresan. (baca: Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik)

#4 Cara Mengatasi Generalized Anxiety Disoder

  • Cari pertolongan! Jangan biarkan kondisi diri Anda seperti ini terus. Sedini mungkin, cari pertolongan pada tenaga ahli. Jangan defensif dan menganggap bahwa diri Anda baik-baik saja.
  • Atur rutinitas Anda. Pastikan Anda bisa mengatur rutinitas harian, bukan hanya jadwal aktivitas tetapi juga waktu untuk mengistirahatkan diri, secara fisik dan batin.
  • Prioritaskan hidup Anda lebih dulu. Hidup Anda berarti bagi Anda sendiri, jaga agar Anda memiliki hidup yang berkualitas. (baca: Kepribadian Ambivert)
  • Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Jangan memperparah kondisi diri dengan kebiasaan tidak sehat. Alkohol dan narkotika bukan jalan keluar, bahkan tidak membantu Anda menyelesaikan masalah sama sekali. (baca: Psikologi Kepribadian)

Hal-hal yang Menyebabkan Munculnya Kecemasan

Kecemasan bisa muncul karena berbagai hal. Banyak faktor yang memengaruhi munculnya kecemasan, mulai dari kecemasan ringan sampai kecemasan berat. Jika kita lebih peka terhadap kehidupan dan diri kita sendiri, kita menjadi lebih mudah mengidentifikasi mana yang menjadi kecemasan kita dan mana yang tidak seharusnya kita cemaskan. Hal ini penting untuk mengontrol rasa cemas kita agar tidak berlebihan dan berubah menjadi ketakutan yang tidak wajar. ( baca: Kecerdasan Emosional dalam Psikologi)

Secara umum, ada beberapa hal yang dianggap berpotensi paling besar dalam menyebabkan kemunculan rasa cemas dalam diri kita. Hal-hal tersebut antara lain:

A. Lingkungan atau Area Tempat Tinggal

Tempat di mana kita hidup memengaruhi cara berpikir diri sendiri dan orang lain. Tempat hidup bukan sekadar wilayah secara geografis dan administrasi, tetapi juga lingkungan keluarga, teman-teman yang terhubung dengan kita, bahkan tempat kerja. Contoh:

  • Lingkungan kita diketahui beberapa kali terdapat kasus pencurian dan perampokan. Kita menjadi cemas karena kita merupakan bagian dari lingkungan ini dan berpotensi menjadi salah satu korban dalam aksi kriminalitas tersebut. (baca: Psikologi Abnormal)
  • Lingkungan kerja kita memiliki persaingan yang begitu ketat. Kita menjadi was-was tatkala teman kerja berhasil mendapatkan promosi atau diketahui memiliki pendapatan tinggi dibanding diri kita sendiri.

B. Emosi yang Ditekan

Kita mulai merasa cemas ketika kita tidak bisa menyelesaikan jalan keluar dalam permasalahan emosional. Permasalahan yang dimaksud biasanya terkait dengan hubungan sosial, misalkan dengan keluarga, teman kerja, atau kekasih. Contoh kecemasan yang muncul akibat emosi yang ditekan antara lain:

  • Berdebat dengan teman karena suatu hal dan kedua belah pihak sama-sama sangat defensif. Ketika perdebatan berakhir, barulah logika masuk dan mulai menimbulkan kecemasan apakah pertemanan ini akan berakhir atau bisa terjalin kembali jika salah satu mencoba membuka hati dan meminta maaf.
  • Perseteruan antara suami dan istri karena yang dipicu masalah sepele. Kondisi semakin buruk ketika keduanya dalam kondisi lelah dan suasana hati yang sedang tidak baik. Di balik rasa marah yang dilontarkan satu sama lain, sebenarnya ada kecemasan yang dirasakan kedua belah pihak dan rasa takut untuk berpisah karena banyak yang dipertaruhkan. (baca: Kepribadian Ambivert)

C. Pengalaman di Masa Lalu

Beberapa orang memiliki pengalaman mengalami kejadian buruk yang kemudian menimbulkan rasa cemas, takut, dan trauma. Biasanya pengalaman di masa lalu ini menimbulkan korban atau menjadikannya salah satu korban sehingga ia berusaha tidak mengulang hal yang sama. Contoh kecemasan akibat faktor ini adalah:

  • Seseorang yang takut naik pesawat karena sebelumnya mengetahui adanya berita kecelakaan pesawat yang ekstrim atau dia pernah menjadi bagian dari kejadian naas tersebut.
  • Seseorang yang cenderung sensitif terhadap sesuatu yang bergerak dengan sendirinya karena mungkin di masa lalu ia pernah mengalami musibah gempa bumi yang dahsyat, meski akhirnya selamat.

D. Gangguan Fisik

Beberapa orang memiliki riwayat keturunan untuk merasakan kecemasan berlebihan tanpa adanya alasan

Baca juga:

Demikianlah informasi yang bisa kami sajikan terkait cara-cara mengatasi berbagai kecemasan yang mungkin Anda hadapi. Kuncinya, peka terhadap diri sendiri dan segeralah minta bantuan ketika Anda merasakan ciri-ciri kecemasan tertentu dalam diri Anda. Semakin dini Anda menyelesaikan masalah tersebut, semakin kecil risiko yang harus Anda hadapi.

You may also like