Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh tertidur, atau bisa dikatakan saat memasuki fase tidur secara tidak disadari dan kegiatan ini membuat mereka merasa kehilangan kendali atas tubuh dan pikirannya.
Perasaan takut akan tidur ini memang lebih kompleks dibandingkan ketakutan biasa, karena manusia pada dasarnya butuh tidur. Dengan adanya alasan ini penderita yang sudah terdiagnosa somniphobia ataupun mereka yang mengalami gejala tersebut akan mencoba berbagai cara untuk mencari cara agar tetap bisa membuka mata dan juga sadar.
Seberapa mereka mengantuk dan juga saat terjatuh tidur tidak sengaja akan langsung terbangun. Kondisi ini jelas akan memberikan efek fisik dan mental pada penderitanya. Apalagi, jika somniphobia memiliki fobia dampingan lainnya. Apakah orang yang mengalami fobia tahu bahwa hal ini berbahaya dan mungkin mengganggu?
Dilansir dari Sleep Foundation yang melakukan penelitian, somniphobia merupakan jenis fobia yang menyebabkan aktivitas harian mereka terganggu. Jelas saja mereka tahu bahwa ketakutan tersebut berlebih dan bisa membahayakan tubuh jika dibiarkan tanpa dikendalikan. Namun penderita fobia umumnya kesulitan mengendalikan diri.
Gejala Somniphobia Fobia Tidur
Bagaimana seorang penderita mengenali bahwa mereka terkena Somniphobia?
- Gejala Psikologis
Gangguan psikologis dalam kondisi tertentu, penderita akan menunjukan gejala psikologis terlebih dahulu. Misalnya saja rasa berdebar yang disebabkan karena cemas dan rasa takut saat harus berbaring tidur ataupun merasa lelah dan mengistirahatkan tubuh.
Selanjutnya orang mudah menangis, rasa kesal, lelah karena adanya emosi dan keinginan untuk melepas lelah namun tidak dapat melakukannya dengan tidur. Sedangkan dalam kondisi biologis tubuh kita pasti butuh tidur dan istirahat. Rasa takut dan gelisah akan waktu tidur seperti malam hari, dan emosi/rasa marah yang mudah terpicu karena tubuh terlalu lelah dan cemas.
- Gejala Fisik
Tentu hal pertama adalah pusing, mual dan beberapa kondisi fobia sampai muntah jika harus terbaring atau merasakan posisi tidur di tempat tidur. Adanya dada berdebar, nafas yang memendek dan cepat terutama saat melihat tempat tidur atau saat waktu tidur malam hari datang. Dalam kondisi parah tertentu mereka bahkan mengalami masalah pencernaan, sulit makan dan berujung pada diare.
Penyebab Somniphobia
Jika dilihat dari penyebabnya, fobia memang tidak memiliki penyebab pasti. Karena masing-masing jenis ketakutan berlebihan dapat berangkat dari alasan yang berbeda-beda. Salah astunya adalah penyebab fobia tidur. Ada beberapa penyebabnya:
- Kelumpuhan saat Tidur
Sebagian orang mengalami kondisi yang disebut dengan sleep paralysis atau populer dengan nama kelumpuhan saat tidur. Kondisi ini dapat terjadi jika seseorang memiliki fase antara terbangun dan tidak terbangun. Bahkan gangguan ini juga menyebabkan penderita sadar dan tahu dimana mereka, atau sedang melakukan kegiatan apa namun tidak dapat menggerakan tubuh dalam waktu tertentu.
Alasan ini yang sering memberikan istilah “ketindihan jin” ditengah masyarakat Indonesia. Karena adanya kondisi seseorang sadar dari tidur namun tidak dapat menggerakan tubuh. Namun secara medis disebut sebagai gangguan tidur/Narcolepsy, dimana kondisi otak mengalami gangguan pola tidur. Efeknya bisa menyebabkan penderita takut akan tidur karena mengalami hal yang sama seperti sleep paralysis.
- Mimpi Buruk
Pernah mengalami mimpi buruk? Pasti rasanya tidak nyaman dan menakutkan bukan? Bahkan, beberapa orang masih mengingat bagaimana mimpi mereka dalam waktu panjang karena ketakutan yang mendalam saat tertidur. Walaupun fase mimpi terkadang tidak jelas, hanya berupa spektrum dan potongan namun kita sering merasa ketakutan dan perasaan kurang nyaman tersebut membekas.
Karena bagian otak yang memproses mimpi juga memproses kenangan dan emosi. Seringkali mimpi buruk akan mempengaruhi berbagai hal. Kondisi terburuknya tentu seseorang akan mengalami trauma bahkan hingga tidak ingin tertidur ataupun fobia terhadap tidur. Penyebab ini bisa menjadi salah satu alasannya.
- Kejadian Tidak Diinginkan
Bahkan kejadian tragis yang membekas dan meninggalkan trauma. Misalnya saja dalam beberapa kasus terjadi kebakaran saat tertidur, hingga menewaskan keluarga/anak/orang tua dan pasangan. Sehingga mereka menganggap tertidur hanya akan meninggalkan kesadaran dan tidak dapat mengawasi kondisi sekitar.
Selain ke-3 penyebab diatas masih memungkinkan ditemukan penyebab lain. Namun sampai saat ini penyebab jelas masih dalam kajian dan belum ada informasi yang menjelaskan secara rinci. Sehingga ilmu psikologi dan kejiwaan juga dalam pengembangan mengenai fobia ini.
Cara Pengobatannya
Pada penderita fobia, jawaban dan cara pengobatan satu-satunya tentu mengendalikan rasa takut dan cemas mereka menjadi perasaan yang lebih tertata dan rapih. Mulai dari cara pengobatan yang bisa diberikan oleh psikiater terbaik dan juga psikolog. Nantinya penderita akan menjalani diagnosa dan memastikan apakah benar mengalami somniphobia.
Setelah ditentukan dan ditetapkan, maka selanjutnya akan ada tes mengetahui tingkat keparahan dan kecemasan, kondisi pasien dan juga bagaimana fobia tersebut berimbas pada kesehatan pasien terkait. Jika sudah ditemukan psikiater dan psikolog akan memberikan formula yang tepat dan sesuai.
Karena masing-masing orang bisa saja berbeda penanganannya. Misalnya jika didasarkan pada trauma, maka psikiater dan psikolog akan mengarah ke CBT atau EMDR terapi. Selain itu, mereka akan membantu pasien dalam menyelesaikan rasa trauma psikologis yang dialaminya.
Namun jika fobia datang dari hal lain bisa juga dokter kejiwaan memberikan sistem pengobatan farmakoterapi atau menggunakan obat-obatan. Pasien dapat terlelap dan mengistirahatkan tubuhnya. Terutama jika dalam kondisi berat dimana tidur tidak dilakukan dalam waktu berhari-hari oleh pasien terkait.
Apakah akan berbahaya jika tidak ditangani?
Jawabannya tentu saja berbahaya. Selain kelelapan pada tidur dapat mempengaruhi kondisi mental dan fisik seseorang. Tidur menjadi momen dimana tubuh dan seluruh organ didalam tubuh menggunakan waktu mereka untuk reset dan mengatur kerja dengan stabil. Karena dalam posisi tidur, kerja organ tidak akan terganggu oleh kegiatan manusia. Misal bergerak, olahraga, ataupun makan. Sehingga proses kerja pada saat tidur lebih optimal dan sehat.