Metode klinis adalah saran dan bantuan medis yang diberikan oleh profesional kesehatan kepada pasien. Metode klinis yang digunakan dalam psikologi adalah kombinasi dari perawatan medis klinis dan metode pendidikan untuk memantau pasien. Metode klinis sering digunakan oleh psikolog (Freud dan para pengikutnya) dan psikolog anak.
Semua orang memahami bahwa orang dengan masalah kesehatan mental dan anak kecil biasanya tidak dapat mengintrospeksi dorongan dan perilakunya. Implementasinya membutuhkan pemantauan ketat terhadap gejala sadar dan tidak sadar yang bermanifestasi sebagai berbagai pola perilaku yang tidak biasa. Metode klinis merupakan metode yang juga sangat sering digunakan dalam psikologi pendidikan.
Metode klinis dalam psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan diterapkan dengan mempelajari tingkah laku siswa yang memiliki banyak tingkah laku abnormal yang dapat mempersulit belajar atau menghambat belajar. Metode klinis diterapkan dengan mengumpulkan informasi lebih rinci tentang perilaku adaptif dan kasus perilaku abnormal.
Contohnya adalah antisosial, gangguan emosional, ketidakmampuan belajar dan keterbelakangan, yang merupakan penyimpangan sosial dalam kedudukan psikologi sosial.
Berikut, 2 jenis studi kasus yang digunakan metode klinis dalam pendidikan sebagai berikut:
Studi kasus klinis pemecahan masalah
Studi kasus klinis pemecahan masalah tidak hanya dengan ketidakmampuan belajar, gangguan emosi, tetapi juga dengan kenakalan remaja (juvenile delinquency), kemudian menganalisis dan menginterpretasikan untuk menemukan penyebab yang menyebabkan masalah tersebut. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam studi kasus klinis pemecahan masalah yaitu sebagai berikut:
- Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah dua paradigma untuk studi psikologis penalaran klinis, masing-masing dengan asumsi dan metodenya sendiri.
- Pilihan strategi untuk memecahkan masalah diagnostik tergantung pada kesulitan yang dirasakan dari kasus yang dialami didasari pad informasi dan konten sebagai pemecahan masalahnya.
- Kesimpulan akhir harus bergantung pada keyakinan sebelumnya dan kekuatan bukti yang didapatkan pada setiap kasus.
- Kesimpulan dan intuisi klinis mungkin saja tidak sesuai. Karena keterbatasan aspek kognitif biasanya dan kesalahan sistematis muncul dari strategi kognitif yang lebih sederhana daripada yang lebih kompleks
- Pemecahan masalah lebih kepada berbasis bukti menerapkan teori keputusan untuk diagnosis klinis. Kemudian tindak lanjut pada pemecahan masalah yang didukung oleh bukti-bukti harus bersifat konkrit dan terbuka karena pada dasarnya pemecahan masalah pada kasus yang dialami siswa disekolah lebih cenderung harus diarahkan oleh guru sebagai penduduknya.
Studi kasus perkembangan
Studi kasus perkembangan digunakan untuk mengetahui bagaimana perkembangan- perkembangan dari satu aspek ke aspek tertentu. Misalnya seperti apa perkembangan emosi anak usia 6-9 tahun, sehingga kita bisa menentukan metode pembelajaran matematika yang tidak menimbulkan kecemasan berlebihan.
Sebagian besar psikolog menganggap pengajaran dan pembelajaran manusia sebagai hal yang paling penting dalam studi psikologi, sehingga mereka menganggap bahwa semua aspek kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari pembelajaran. Sumber metode yang sebenarnya dapat disebut asal sesuai dengan jenis, sifat dan sumber atau asal usul informasi yang diperoleh.
Beberapa ahli psikologi pendidikan juga membatasi penggunaan metode karena disesuaikan dengan bidang tertentu sesuai dengan aspek kejiwaan dan kebutuhan pendidikan.
Pada umumnya psikolog pendidikan melakukan penelitian psikologi pendidikan dengan menggunakan berbagai metode penelitian, seperti eksperimen, survei, studi kasus, studi klinis, dan observasi naturalistik. Dari kelima metode tersebut H.C. Witherington menambahkan metode lain yang disebut metode filosofis atau spekulatif.
Namun, karena metode ini tidak terlalu populer dan keberadaannya belum diterima, banyak ahli berpendapat bahwa tidak perlu digunakan dalam persiapan, ada seorang ahli, yaitu Jean Piaget, yang awalnya menggunakan metode ini untuk tujuan pengajaran. Ia menggunakan metode ini untuk mengumpulkan data tentang interaksi antara peneliti dan anak-anak yang diteliti.
Metode penelitian psikologi klinis ini hanya digunakan untuk mempelajari anak-anak atau siswa yang memiliki kelainan psikologis atau perilaku. Dengan menggunakannya, peneliti dapat mengusulkan objek, memberikan tugas dan pertanyaan yang dapat ditanyakan secara bebas dan sesuai dengan keinginan anak.
Dalam hal penggunaan metode penelitian klinis ini untuk mengetahui penyebab dari perilaku abnormal siswa tersebut, setelah mengetahui faktor penyebabnya maka peneliti harus berusaha mencari cara yang tepat untuk mengatasi penyimpangan tersebut. Ada dua jenis pendekatan yang digunakan metode klinis dalam pendidikan yaitu :
- Pendekatan longitudinal dalam psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan pada jangka waktu tertentu pada subjek yang sama, misalnya kita mengamati seorang anak selama 3 tahun (usia 6-9 tahun).
- Metode cross sectional diterapkan dengan menggunakan sampel yang mewakili usia anak yang diteliti. Misalnya, untuk mengetahui keadaan emosi anak usia 6 tahun, kita bisa menggunakan kelompok anak usia 6 tahun. Sedangkan sekelompok anak usia 7 tahun untuk mengetahui keadaan emosi anak usia 7 tahun, dan seterusnya, hingga akhirnya kita memilih kelompok anak usia 9 tahun untuk mengetahui keadaan emosi anak usia 9 tahun. Kemudian dibuat kesimpulan tentang perkembangan emosi setiap orang pada tingkat usia, sehingga dapat disimpulkan perkembangan emosi anak usia 6-9 tahun.