Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 20 Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak yang Efektif

20 Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak yang Efektif

by Devita Retno

Membantu seorang anak untuk mengatasi akibat dari suatu peristiwa yang membuat trauma menjadi salah satu tantangan terbesar sebagai orang tua. Cara menghilangkan trauma pada anak tidaklah mudah. Ada yang mengalami trauma ringan, namun juga ada anak yang merasakan bekasnya hingga seumur hidup. Dengan kata lain anak akan mengalami efek jangka panjang jika tidak mendapatkan bantuan yang tepat untuk mengatasinya, dan hal ini akan menjadi hambatan perkembangan anak.

Ketika seorang anak kecil mengalami suatu peristiwa yang membuatnya trauma, respon alami yang pertama dirasakan anak adalah mencari keamanan dan kenyamanan dari orang dewasa yang dekat dengannya. Orang dewasa yang paling penting bagi seorang anak adalah keluarga atau walinya, umumnya tentu saja orang tua. Para orang dewasa dapat membantu membangun kembali rasa aman dan stabilitas bagi anak yang mengalami trauma sebagai cara menghilangkan trauma pada anak dengan melakukan beberapa hal berikut:

1. Ambil Inisiatif untuk Membicarakannya

Jika anak tidak membicarakan tentang tragedi yang dialami, bukan berarti mereka tidak memikirkannya. Mungkin saja anak merasakan ketidak nyamanan orang tuanya dan tidak ingin membuat Anda kesal dengan membicarakan hal tersebut, bisa juga mereka sendiri kewalahan dengan perasaan yang dialami. Tanpa infomasi akurat, yang bisa terjadi hanyalah spekulasi belaka. Dalam kebanyakan kasus, khayalan dan pikiran seorang anak bisa lebih menakutkan daripada kenyataannya. Karena itulah, sebagai orang tua Anda harus menyempatkan untuk mengadakan pembicaraan dengan anak mengenai kejadian traumatis tersebut.

Baca juga:

2. Yakinkan Anak

Tragedi dapat mengikis rasa aman kita, dan juga rasa aman pada anak – anak. Usahakanlah untuk meyakinkan anak bahwa keadaan akan membaik, Anda akan selalu ada untuknya sebagai orang tua, anak – anak dapat berbicara mengenai apa saja dengan Anda dan kapan saja, dan juga bahwa mereka aman serta begitu juga orang tua yang mereka sayangi. Tunjukkan kepada anak apa saja langkah yang telah dilakukan untuk memastikan keamanan anak dan bagaimana cara menciptakan keamanan tersebut.

Baca:

3. Dengarkan Mereka

Galilah apa yang diketahui anak dengan mendengarkan apa yang diungkapkan oleh mereka. Kemampuan untuk mendengarkan sangat penting terutama dalam suatu peristiwa traumatis. Ini berarti memberikan anak perhatian penuh kita, tanpa terburu – buru menghakimi atau mengecilkan perkataan anak, betapapun konyol atau tidak logisnya hal tersebut. Tunjukkan jika Anda dapat memahami perasaan anak, dengan demikian Anda juga dapat memberikan kesan bahwa ketakutan anak bukanlah sesuatu hal yang sulit untuk dimengerti dan diselesaikan.

4. Dorong Anak untuk Mengungkapkan Perasaannya

Dengan mendorong anak untuk mengungkapkan perasaannya, orang tua akan dapat mengetahui sejauh mana pemahaman anak mengenai peristiwa yang telah dilaluinya. Diperlukan rasa empati yang besar agar anak dapat merasakannya dan mau mengungkapkan isi hati mereka kepada orang lain mengenai suatu kejadian yang membuat mereka trauma.

Mengetahui apa yang dipahami anak secara keseluruhan berguna untuk meluruskan segala kesalah pahaman dan pengertian yang salah yang ada di benak anak, dan juga memberi mereka informasi yang benar. Anak mungkin akan merasa sedih, gelisah, takut dan stress. Tekankan kepada anak bahwa tidak apa – apa untuk merasakan hal tersebut, dan akan mencari jalan keluar untuk mengatasinya.

Baca:

5. Tunjukkan Kasih Sayang Anda

Bukan hanya anak yang harus mengungkapkan perasaannya, namun Anda sebagai orang tua juga. Anak – anak dapat melihat bahwa walaupun peristiwa ini meresahkan, Anda tetap memiliki kekuatan untuk bangkit dan mengatasinya.

Orang tua haruslah menjadi panutan bagi anak dalam segala hal, termasuk dalam hal emosional. Pastikan untuk bicara dengan anak saat Anda sudah merasa siap dan dapat mengendalikan diri.

Baca:

6. Fokus pada Hal yang Positif

Ketika suatu tragedi terjadi, dibaliknya pasti tetap ada hal yang positif. Sampaikanlah hal ini kepada anak, bahwa dibalik segala yang terjadi pasti akan tetap ada hal yang baik yang akan muncul. Ajak anak untuk melihat sisi positif dari setiap peristiwa, bahkan kejadian yang traumatis sekalipun.

Baca:

7. Beri dorongan Pada Anak untuk Bertindak

Ketika melihat penderitaan orang lain, rasa belas kasihan dapat menjadi motivasi untuk membantu dan mengubah hal tersebut menjadi sebuah perasaan yang saling mendukung dan menjalin hubungan. Mendorong anak untuk melakukan sesuatu mengenai apa yang mereka rasakan dapat memberikan penyaluran untuk mengekspresikan perasaannya. Bantu anak untuk keluar dari perasaan tidak berdaya dan menumbuhkan kepedulian untuk orang lain yang juga mengalami trauma. 

Baca:

8. Jawab Pertanyaan Anak dengan Sederhana

Jika sedang berdiskusi dengan anak, kemungkinan ia akan memiliki banyak pertanyaan yang akan diajukan kepada Anda. Usahakanlah untuk menjawabnya dengan sesederhana mungkin, gunakan bahasa yang juga sederhana dan tidak berbelit – belit sesuai dengan tingkat pemahaman seorang anak.

Jika Anda belum tahu jawabannya, katakan pada anak bahwa Anda akan mencari tahu terlebih dulu. 

Baca:

9. Buatlah Rencana Keselamatan Keluarga

Untuk membangun rasa aman bagi anak kembali, ia harus tahu apa saja yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kejadian tersebut menyakiti siapapun yang disayangi oleh anak. Anda bisa menjelaskan kepada anak bagaimana rencana yang Anda buat untuk keamanan seluruh keluarga, dan memintanya untuk ikut terlibat.

Baca:

10. Temukan Cara untuk Bersantai Bersama Anak

Menyediakan waktu untuk membangun ikatan secara emosional dengan anak juga akan dapat mengurangi keresahan anak akibat suatu peristiwa yang traumatis. Cobalah untuk menyusun rencana kegiatan dengan anak, lebih baik lagi jika kegiatan tersebut adalah hal yang disenangi anak dan membuatnya santai. 

11. Libatkan Anak dalam Kegiatan atau Tradisi Keluarga

Mendekatkan diri dengan keluarga besar juga dapat menjadi cara menghilangkan trauma pada anak. Bergabunglah jika ada acara tertentu atau tradisi yang biasa dijalankan dalam keluarga. Hal ini akan membuat anak merasa bahwa masih banyak orang yang akan mendukungnya dan menyayanginya. 

Baca:

12. Perhatikan Adanya Perubahan dalam Perilaku Anak

Ini adalah hal yang sangat krusial dalam cara menghilangkan trauma pada anak. Apabila anak menolak membicarakan perasaannya terkait peristiwa traumatis tersebut, Anda harus berupaya mencari tahu lewat perilakunya. Carilah tanda – tanda sekecil apapun yang menunjukkan bahwa anak mengalami trauma atas kejadian tersebut. Mengetahuinya sejak awal akan meminimalisir bahkan mencegah kerusakan yang bisa terjadi.

Baca:

13. Buat Jadwal Keseharian Anak yang Rutin

Bantulah anak untuk melewati rasa traumanya dengan kembali kepada rutinitasnya sehari hari, misalnya bermain dengan teman, bersekolah, bahkan menghabiskan waktu bersama keluarga. Bila perlu, Anda bisa membuat jadwal baru untuk memberi variasi kepada kegiatan rutin anak. Anda juga bisa memasukkan kegiatan baru yang dipilih anak untuk menghabiskan waktunya. Hal ini juga dapat menjadi cara mudah bergaul bagi orang pendiam jika anak mempunyai sifat pendiam untuk kembali kepada kegiatannya yang biasa. Memberikan jadwal yang tetap setiap hari juga dapat membantu untuk cara mengatasi anak susah belajar dan cara meningkatkan prestasi belajar anak.

14. Terapkan Batasan yang Konsisten dengan Sabar

Terkadang bagi anak yang mengalami trauma, semua peraturan yang biasanya harus dia ikuti menjadi ditiadakan atau dilonggarkan. Sebaiknya usahakan untuk tetap memberikan aturan yang sama seperti sebelumnya, agar anak tidak melupakan hal tersebut dan menjadi terbiasa dengannya dan menjadi penyebab kenakalan anak. Memberikan peraturan yang harus ditaati anak adalah hal yang penting untuk menjaga perilaku anak tetap pada batasan yang wajar, namun Anda bisa melonggarkannya sedikit dengan menyesuaikan kondisi anak pada saat itu. 

Baca:

15. Bangun Kembali Rasa Aman dan Percaya Anak

Trauma berarti kehilangan sedikit atau banyak perasaan percaya pada anak akan keamanan dirinya. Hal ini lah yang menjadi tugas bagi orang – orang dewasa di sekeliling anak untuk menjamin dan meyakinkan anak bahwa ia tidak akan berada dalam bahaya lagi, dan bahwa ia akan selalu dijaga serta disayangi sebagai pola asuh anak usia dini dalam menghadapi trauma.

16. Berilah Anak Makanan Sehat

Untuk membangun kembali kondisi mental anak yang mengalami trauma, tidak hanya melalui perkembangan psikologis dan emosional saja akan tetapi juga diperlukan perkembangan fisiknya agar menunjang kepada kemampuan berpikirnya. Pastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan tubuhnya.

Baca:

17. Batasi Campur Tangan Orang Lain yang Tidak Perlu

Campur tangan orang lain yang tidak tahu dengan jelas duduk permasalahannya dalam situasi seperti ini biasanya akan memberi pengaruh yang tidak diharapkan, bahkan bisa memperburuk kondisi mental anak. Pada saat ini, cara menghilangkan trauma pada anak adalah dengan menjauhkan anak secara sementara dari pengaruh orang lain yang tidak perlu.

18. Jangan Mengkritik Anak

Hindari sikap mengkritik atau meremehkan ketika menghadapi anak yang sedang trauma. Sikap tersebut hanya akan membuat anak merasa makin trauma dan sulit memulihkan diri, bahkan merasa kehilangan kepercayaan dirinya. Tunjukkanlah sikap mendukung dan penuh empati kepada anak, ini penting dalam mendukung tahap perkembangan emosi anak.

19. Berikan Anak Waktu untuk Menenangkan Diri

Awalnya mungkin akan sulit membuat anak berbicara mengenai perasaannya atau mengenai trauma yang dia rasakan. Bila situasinya seperti ini , berilah anak kesempatan untuk menenangkan diri terlebih dulu. Beri anak waktu untuk mencerna perasaannya sebelum Anda mencoba lagi. Memberi anak kesempatan menenangkan diri juga dapat menjadi cara mengatasi anak pemarah.

20. Cari Bantuan

Apabila trauma yang dialami anak terlalu berat, cara menghilangkan trauma pada anak yang dapat dilakukan adalah mencari bantuan yang tepat, yang bisa membantu anak mengatasi traumanya dengan keahliannya. Mintalah bantuan kepada psikolog atau psikiater anak yang kompeten.

Baca:

Anak – anak dan remaja akan bereaksi dalam banyak cara terhadap suatu trauma. Bisa jadi reaksi mereka akan terlihat segera setelah mengalami suatu kejadian atau justru beberapa waktu kemudian. Kehilangan kepercayaan kepada orang dewasa dan ketakutan terhadap kejadian yang mirip adalah beberapa reaksi yang mungkin timbul, karena itu sebaiknya Anda benar – benar mendampingi anak dan menunjukkan bahwa ia dapat memulihkan dirinya dengan bantuan orang tuanya, untuk menjadi cara membentuk karakter anak usia dini yang bebas dari rasa traumaa.

You may also like