Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » Psikologi Anak – Pengertian, Teori, Penerapan, dan Penjelasannya

Psikologi Anak – Pengertian, Teori, Penerapan, dan Penjelasannya

by Site Default

Bagaimanakah kehidupan anak berkembang dari satu tahap ke tahap lainnya dan lalu apakah peranan yang dimiliki oleh seorang psikolog anak dalam mendukung tumbuh kembang anak?

Psikologi anak merupakan sebuah area penelitian yang sangat luas dan kompleks, mencakup bagaimanakah seseorang berubah pada saaat ia beranjak dewasa, mulai dari saat kelahiran hingga masa remaja dan mencoba untuk menjelaskan mengenai beragam perubahan penting yang terjadi. Misalkan mengapa anak usia 3 tahun, anak usia 7 tahun dan anak usia remaja berbeda hanya semata karena pengalaman mereka akan lingkungan sekitarnya ataukah ini dijuga dipengaruhii oleh perubahan biologis yang terjadi secara internal di dalam tubuh mereka.

Baca juga: Antropologi

Anak dalam Prespektif Psikologi

Karena psikologi anak begitu luas dan mencoba untuk menjawab begitu banyak pertanyaan, para periset dan praktisi psikologi sering membagi tumbuh kembang anak ke dalah beberapa area yang spesifik. Secara luasnya, ini cenderung memetakan perkembangan anak ke dalam kategori perkembangan fisik, perkembangan kognitif dan perkembangan social-emosional. Para psikolog anak mencoba untuk memahami seluruh aspek pertumbuhan anak, termasuk bagaimanakah seorang anak berpikirm belajar, melakukan interaksi dan memberikan tanggapan secara emosional terhadap orang atau benda di sekeliling mereka, berteman, memahami emosi dan bagaimana anak-anak mengembangkan kepribadian, perilaku dan keahlian.

Tumbuh kembang anak secara umumnya ditandai dengan tahapan tertentu. Tahapan ini ditandai dengan perkembangan kemampuan mereka, contohnya, merangkak, berjalan dan berbicara, yang umumnya dicapai oleh kebanyakan anak pada usia tertentu. Hal yang menarik adalah untuk menjelaskan bagaimana anak-anak mencapai tahapan ini dan bagaimanakah individu, social dan kebudayaan menjadi factor yang menentukan bagaimanakah manusia berkembang.

Pengertian Psikologi Anak

Pengertian psikologi secara luas adalah sebuah cabang ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Sementara itu pemahaman tentang anak dapat ditemukan dalam Convention on The Right Of the Child tahun 1989 yang menyebutkan bahwa anak adalah siapapun yang berusia di bawah 18 tahun. Pemerintah Indonesia telah meratifikasi pernyataan ini melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990.

Baca juga : Cabang Cabang Psikologi

Oleh sebab itu, maka boleh dikatakan psikologi anak adalah sebuah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari tentang tumbuh kembang dan perilaku siapapun yang berusia di bawah 18 tahun. Dalam prakteknya, para psikolog yang mendalami tentang psikologi anak melakukan spesialisasi berdasarkan hal yang dipelajari. Secara umum psikolog anak sendiri terbagi menjadi psikolog pendidikan yang berfokus dalam hal memberikan dukungan kepada anak dalam dunia pendidikan, dan psikolog klinis yang berfokus dalam memberikan dukungan kepada anak-anak yang memiliki hambatan atau gangguan dalam proses perkembangan mereka.

Psikologi anak sendiri merupakan bagian dari cabang ilmu psikologi lainnya, yaitu psikologi perkembangan yang mempelajari pertumbuhan manusia semenjak lahir sampai menjadi dewasa. Psikologi perkembangan sendiri mempelajari bagaimana dan mengapa manusia berubah dalam setiap tahapan hidupnya.

Pada awalnya psikologi perkembangan lebih berfokus kepada bayi dan anak-anak, namun sekarang psikologi perkembangan juga mencakup semua tahapan usia lainnya lainnya, seperti masa pra-remaja, remaja, dewasa dan masa tua. Bidang psikologi ini menyelidiki perubahan yang terjadi dan meliputi berbagai macam topic seperti kemampuan motorik, perkembangan kognitif, kemampuan mengalami keputusan, pemahaman moral, pemahaman bahasa, perubahan social, kepribadian, perkembangan emosional, konsep tentang diri sendiri dan pembentukan identitas.

Psikologi perkembangan menyelidiki pengaruh dari natur dan nurture pada proses tumbuh kembang manusia dan juga berbagai proses perubahan di berbagai waktu. Banyak para periset yang tertarik pada interkasi antara karakter personal, perilaku individu dan factor lingkungan sekitar termasuk di dalamnya konteks social dan pembentukan lingkungan.

Baca juga: Psikologi Sosial

Teori Tumbuh Kembang Anak

Seperti pada semua bidang penelitian ilmiah lainnya, psikologi anak juga memiliki berbagai sudut pandang yang didukung oleh perspektif dan teori masing-masing. Teori dan perspektif ini membentuk pemahaman dan pengertian kita terhadap tumbuh kembang yang berubah seiring dengan perubahan waktu. Beberapa teori menuebutkan bahwa tumbuh kembang terjadi terutama melalui factor-faktor internal anak yang terjadi secara biologis. Sementara itu, teori-teori lainnya menganggap bahwa lingkungan anak merupakan factor stimulus yang lebih penting dalam mendorong tumbuh kembang anak.

Ada berbagai macam teori yang menjelaskan tentang pertumbuhan anak, tetapi dari antara banyak teori tersebut terdapat 2 teori yang utama.

  1. Piaget yang meyakini bahwa tumbuh kembang anak merupakan factor internal anak
  2. Vygotsky yang mengungkapkan bahwa tumbuh kembang anak merupakan hal yang ditentukan oleh lingkungannya.

Berikut ini adalah penjelasan yang lebih mendalam mengenai masing-masing teori di atas:

1. Teori Piaget

Jean Piaget (1896-1980) adalah seorang psikolog klinis yang berasal dari Swiss. Beliau dikenal luas karena karyanya yang mempelopori pemahaman lebih lanjut mengenai tumbuh kembang anak.

Piaget yang pada awalnya adalah seorang guru dan ahli biologi menjadi tertarik untuk mengembangkan metode baru untuk menguji kepandaian anak tidak lama sesudah Perang Dunia I. Tes IQ (Intelligence Quotient) merupakan tes yang awalnya dikembangkan oleh para psikolog untuk anak-anak di Prancis yang dianggap memiliki resiko hambatan dalam perkembangan mereka.

Baca juga: Psikologi Faal

Tes IQ menghadapkan anak dengan sejumlah pertanyaan dan membandingkan jawaban dari masing-masing anak dengan hasil yang dicapai oleh rata-rata anak di dalam usia yang sama. Piaget menemukan bahwa anak-anak pada usia yang berdekatan sering kali membuat kesalahan yang sama secara konsisten dan berulang kali. Hal ini membuat beliau berpikir bahwa anak –anak mungkin berpikir dengan cara yang sama sekali berbeda dibandingkan dengan orang dewasa, yang mana hal tersebut tidak mungkin hanya karena kurangnya pengalaman semata.

Piaget adalah periset yang ulung dan hal ini membuatnya menjadi direktur dari salah satu institute yang paling pertama di dunia mengkhususkan diri untuk meneliti tentang tumbuh kembang anak. Berdasarkan pada hasil karyanya tersebut, beliau mengembangkan sebuah teori bahwa anak –anak berkembang dengan tahapan yang berbeda-beda, yang mengakibatkan anak yang berkembang pada tahap yang lebih lanjut dapat memahami hal-hal yang tidak dapat dipahami oleh anak pada tahap perkembangan sebelumnya. Lebih lanjut lagi, Piaget juga meyakini bahwa anak berpindah melalui tahapan-tahapan ini sebagai hasil dari pengalaman fisik dan interaksi dengan obyek-obyek yang terakumulasi.

Baca juga: Kode etik Psikologi

Pada khususnya Piaget sangat tertarik mengenai cara anak-anak menjadi mampu untuk membentuk persepsi mental akan dunia dan merasa bahwa perkembangan kognitif anak berjalan melalui sejumlah tahapan biologis yang telah ditentukan sebelumnya. Tahapan ini akan dapat dilalui melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Teori Piaget ini memprediksi bahwa anak di seluruh dunia pasti akan melalui seluruh tahapan yang sama dan dengan urutan yang sama pada kelompok usia yang sama tanpa terkecuali. Teori Piaget tidak mempertimbangkan mengenai perbedaan dalam lingkungan di mana mereka dibesarkan.

2. Teori Vygotsky

Walaupun teori Piaget menjadi landasan dari banyak riset dan penelitian yang dilakukan sesudahnya, tetapi teorinya tersebut juga mendapatkan banyak kritik. Banyak yang meyakini bahwa Piaget telah mengesampingkan besarnya pengaruh yang dimiliki oleh masyarakat dan kebudayaan dalam membentuk tumbuh kembang anak.

Lev Semyonovich Vygotsky (1896-1934) adalah seorang psikolog asal Uni Soviet yang pada saat hamper bersamaan telah mencapai kesimpulan yang mirip dengan kesimpulan Piaget mengenai tumbuh kembang anak, yaitu bahwa anak mempelajari tentang hal-hal di dunia melalui interaksi yang dilakukannya. Tetapi perbedaan yang paling utamadi dalam kedua teori terletak dalam hal di mana Piaget merasa anak bergerak secara alamiah melalui tahapan-tahapan yang berbeda dalam perkembangannya berdasarkan suatu program biologis dan interaksi individu mereka dengan dunia, Vygotsky mengungkapkan bahwa orang dewasa dan peranan dari sesama teman memainkan peranan yang jauh lebih penting terhadap proses tumbuh kembang anak.

Beliau member argument bahwa tumbuh kembang terjadi pertama kali melalui interaksi social yang dulakukan oleh anak-anak lalu baru bergerak pada level individu di mana mereka mengambil makna dari apa yang mereka pelajari.

Selain itu, di mana Piaget melihat anak secara aktif menjelajah dunia sebagai interaksi individunya, Vygotsky melihat anak lebih sebagai seorang pelajar yang belajar melalui suatu lingkungan social di mana sang anak merupakan bagian dari suatu lingkungan sosial yang anggota-anggota lainnya lebih berpengalaman dan sensitive terhadap kebutuhan dan kemampuan sang anak.

Baca juga: Psikologi Industri dan Organisasi

Mempertanyakan tentang Tumbuh Kembang pada Anak

Seluruh teori tentang perkembangan digerakkan oleh beberapa pertanyaan inti. Ada sejumlah pertanyaan yang telah ada semenjak awal dari penelitian terhadap psikologi anak mulai dilakukan. Psikolog anak tertarik untuk memahami bagaimana tumbuh kembang terjadi dan apakah yang mempengaruhi tumbuh kembang ini. Sebagai contoh, pada saat usia berapa tahunkah anak-anak mulai mempelajari mengenai emosi? Apakah mereka belajar untuk menunjukkan emosi dari orang-orang di lingkungan sekitar mereka? Berikut ini adalah 2 pertanyaan penting yang perlu menjadi pertimbangan untuk memahami kehidupan anak-anak.

1. Bagaimakah konteks social dan budaya mempengaruhi tumbuh kembang anak?

Anak-anak bertumbuh dengan kondisi fisik, social, budaya, ekonomi dan latar belakang sejarah yang spesifik, untuk selanjutnya akan disebut sebagai sosio-kultural konteks. Semua dari faktor-faktor ini akan memainkan peranan penting dan mempengaruhi masa kanak-kanak mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks sosio-kultural memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap tumbuh kembang anak.

Menurut Montgomery (2008), budaya mempengaruhi bagaimana cara anak-anak berkembang, dari antara banyak kebudayaan yang ada di dunia ini, anak-anak di dalamnya berkembang dengan cara yang saling berbeda satu dengan lainnya. Berikutnya, Bowlby (1980) mengungkapkan bahwa anak yang kurang memiliki kontak dengan ibunya akan mengalami kesulitan dalam masa anak-anak mereka karena kurangnya keterikatan. Tumbuh kembang sendiri tentunya melibatkan sebuah proses belajar dan kemajuan. Seorang anak hanya dapat belajar bila ada yang lainnya yang mendukung proses belajarnya, seperti orang tua, saudara-saudara dan guru.

Dapat terlihat bahwa hal ini tidaklah bertentangan dengan teori Piaget tentang tahapan perkembangan, tetapi meluaskan teorinya tersebut untuk menjelaskan mengenai pengalaman lingkungan yang anak terima dapat membantu mereka untuk bergerak dari satu tahapan ke tahapan lainnya. Dengan demikian maka ternyata jawaban dari pertanyaan ini lebih sejalan dengan pendekatan sosio-kultural seperti yang dikemukakan oleh Vygotsky.

Baca juga: Psikologi Sosial

2. Bagaimana anak-anak membentuk perkembangan mereka sendiri?

Ada banyak penelitian yang berfokus pada hubungan dan pengaruh eksternal yang membentuk tumbuh kembang anak dan menganggap pengaruh eksternal tersebut kurang kuat dalam membentuk tumbuh kembang anak. Tentunya anak-anak memiliki peranan dalam tumbuh kembang mereka sendiri dan dalam memilih pengaruh lingkungan manakah yang mereka  dapatkan. Bahkan bayi yang baru lahir akan memilih apa yang ingin mereka lihat melalui arah pandangan mereka, yang biasanya pada arah datangnya bau susu.

Bayi biasanya akan mencoba untuk menirukan perilaku dari orang dewasa untuk memberikan mereka petunjuk mengenai apa yang mereka inginkan, seperti seorang bayi akan menutup matanya dengan tangan sebagai petunjuk bahwa ia ingin bermain ciluk ba.Tentunya sesitivitas bayi terhadap petunjuk komunikatif sangat tidak kentara dan peran mereka dalam interaksi social sangat besar. Aspek yang spesifik terhadap sang anak seperti perangai mereka juga dapat mempengaruhi bagaimana interaksi mereka dengan orang dewasa dan anak-anak lainnya.

Pada saat anak telah mulai berbicara, mereka umumnya menggunakan pembicaraan untuk mendapatkan tanggapan dari orang dewasa atau mengajukan berbagai pertanyaan. Pada saat anak-anak mulai terlibat dalam permainan dengan menggunakan imajinasi mereka, yaitu mulai dari usia sekitar 2 tahun, sering kali mereka mengambil peran baru yang membantu mereka untuk memahami berbagai macam aspek yang ada dalam duni mereka atau hal-hal yang mereka takuti (Howes & Matheson, 1992). Sebagai contoh adalah anak-anak suka berpura-pura menjadi superhero yang melawan monster.

Pada saat anak-anak mencapai usia sekolah, mereka sudah mulai membuat banyak keputusan mengenai lingkungan mereka, seperti siapakah yang dijadikan teman dan apakah yang menarik minat mereka.

Baca juga: Psikologi Keperawatan

Penerapan Psikologi Anak

Psikologi anak bukanlah hanya sebatas mengembangkan teori atau pendekatan untuk menjelaskan mengenai tumbuh kembang anak. Psikologi anak merupakan suatu hal yang dipergunakan dalam dunia nyata, Penerapan psikologi anak difokuskan pada penggunaannya untuk membantu anak-anak dan mendukung mereka dalam kehidupan. Psikolog anak sering kali berpraktek di sekolah atau rumah sakit untuk membantu mendukung tumbuh kembang anak. Berikut ini adalah 2 tipe profesi psikolog anak

1. Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan bekerja bersama anak-anak yang menemukankesulitan dalam belajar, memahami atau berkomunikasi dengan sesamanya, atau dianggap memiliki kesulitan dalam berperilaku. Psikolog pendidikan biasanya bekerja di dalam lingkungan sekolah dan berinteraksi dengan para guru, keluarga siswa dan pihak admisnitrasi sekolah untuk membantu anak-anak yang memiliki kesulitan dengan masalah tertentu dalam pendidikan.

Psikologi pendidikan sendiri berfokus kepada proses belajar mengajar. Hal yang menjadi focus dari psikologi pendidikan adalah keseluruhan aspek dari proses belajar itu sendiri yang meliputi dua aspek yaitu aspek kgonitif dan aspek perilaku. Dengan mempelajari kedua aspek ini, prara peneliti dapat memahami perbedaan individual dalam kepandaian, perkembangan kognitif, pengaruh, motivasi, kendali diri dan konsep tentang diri sendiri maupun peranan faktor-faktor di atas dalam belajar.

Baca juga: Psikologi Kepribadian

Dalam prosesnya, psikologi pendidikan mengandalkan pada metode kuantitatif yang termasuk pengujian dan pengukuran untuk meningkatkan aktivitas belajar mengajar dan berhubungan dengan desain instruksional, manajemen ruang kelas dan penilaian yang kesemuanya berguna untuk memfasilitasi proses belajar mengajar dalam berbagai institusi pendidikan untuk segala usia.

Profesi psikologi pendidikan sendiri telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama dalam 20 tahun terakhir ini. Psikologi pendidikan sendiri terbentuk sebagai bagian dari ilmu psikologi dan berhubungan erat dengan ilmu biologi dan kedokteran. Selain itu psikologi pendidikan juga dipengaruhi oleh ilmu syaraf. Berdasarkan pada penerapan ilmu-ilmu tersebut, psikologi pendidikan lalu dimanfaatkan untuk berbagai macam penggunaan dalam dunia pendidikan seperti desain instruksional, pengembangan kurikulum, pendidikan khusus, manajemen ruang kelas dan motivasi siswa. Psikologi pendidikan saling terkait dan berkontribusi kepada ilmu kognitif dan ilmu mengajar. Biasanya di universitas, departemen psikologi pendidikan bernaung di bawah fakultas pendidikan.

Psikologi pendidikan juga melibatkan pembelajaran tentang ingatan, konsep proses dan perbedaan individual melalui psikologi kognitif dalam mengkonsepkan strategi baru untuk proses belajar dan mengajar bagi manusia. Psikologi pendidikan pada dasarnya dibangun denga berdasarkan pada beberapa teori mendasar yaitu, pengkondisian operator, fungsionalisme, strukturalisme, konstuktifism, psikologi humanis, psikologi Gestalt dan pemrosesan informasi.

Baca juga: Psikologi Eksperimen

2. Psikologi Klinis

Dalam kondisi ini, psikolog klinis mempelajari, mengamati dan membantu berbagai macam masalah seperti masalah biologis, psikologis dan social yang dialamai oleh anak-anak dalam kehidupan mereka. Untuk melakukan hal ini, seorang psikolog mungkin harus melakukan berbagai macam pengamatan secara individu untuk menemukan apa yang menjadi kesulitan bagi mereka. Selanjutnya sang psikolog akan terlibat secara aktif untuk mendukung sang anak dalam menangani kesulitan yang dihadapi atau membuat sebuah program pencegahan untuk mencegah penderitaan sang anak.

Psikologis klinis biasanya juga berkonsultasi dengan professional lainnya untuk mendapatkan sebuh struktur pendukung yang menyeluruh bagi seorang anak. Dengan memahami bagaimanakah anak-anak pada usia tertentu melakukan suatu tugas, psikolog klinis dapat mengidentifikasi gangguan pada perkembangan seorang anak sedini mungkin dan lalu memberikan dukungan yang semestinya.

Walaupun memiliki perbedaan namun pada dasarnya kedua profesi dalam psikologi anak ini juga memiliki persamaan. Persamaan dari kedua profesi ini adalah, baik psikolog pendidikan maupun psikolog klinis sering kali menggunakan diagnosis untuk mengidentifikasi anak yang memiliki suatu gangguan dalam prkembangan mereka, seperti misalnya austisme atau ADHD (Attention deficit hyperactive disorder) atau bahkan untuk mengamati perkembangan anak yang mengalami penderitaan sebelumnya, baik itu fisik ataupun secara mental.

Baca juga: Psikologi Abnormal

Psikologi anak sebagai bagian dari ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tumbuh kembang pada anak. Fokus dari psikologi anak terutama adalah pada bagaimana tumbuh kembang anak pada masa-masa awal kehidupannya. Psikologi anak mencoba untuk menjabarkan dan menjelaskan mengenai semua aspek dari tumbuh kembang anak. Hal ini termasuk perubahan dalam kemampuan kognitif anak-anak, perkembangan sosial dan perkembangan fisik. Termasuk di dalam hal ini adalah memahami dan memberikan dukungan terhadap anak-anak yang mendapatkan hambatan dan rintangan yang menyebabkan mereka mengalami keterlambatan dalam proses tumbuh kembang mereka.

Ada dua teori yang dominan mengenai tumbuh kembang anak yang telah dikemukakan oleh pakar psikologi. Teori-teori ini menawarkan sudut pandang yang berbeda, dengan fokus yang berbeda terhadap tumbuh kembang. Teori pertama lebih menekankan pada tumbuh kembang anak sebagai individu yang dikemukan oleh Piaget, sementara teori lainnya lebih menekankan pada tumbuh kembang anak sebagai produk dari pengaruh lingkungan social dan budaya yang lebih luas, merupakan teori yang disampaikan oleh Vygotsky.

Baca juga: Psikologi Konseling

Teori-teori ini mencoba untuk menjawab  sejumlah pertanyaan penting tentang psikologi, termasuk di antaranya adalah bagimana peranan konteks social dan cultural terhadap tumbuh ke,bang anak dan bagaimana tumbuh kembang anak merupakan hasil yang dipengaruhi oleh sang anak sendiri.

Baca juga: Psikologi Sastra

Pada akhirnya, ini akan mempengaruhi bagaimana penerapan psikologi anak dalam dunia nyata, seperti dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia klinis.

You may also like