Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Agama » Hakikat Manusia dalam Perspektif Psikologi

Hakikat Manusia dalam Perspektif Psikologi

by Ina

Manusia merupakan makhluk yang sangat rumit. Berbagai pandangan tokoh tokoh terkait manusia menyatakan manusia sebagai “Hayawan Natiq” atau hewan yang berfikir. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang tergantung pada tabiat.

Sedangkan Aristoteles berpendapat manusia adalah hewan yang berpolitik. Manusia merupakan makhluk yang bisa bergerak, menyeimbangkan diri dan memiliki rasa senang, bahagia, humanis dan juga mahkluk yang berbicara, berpikir, berjalan, bersikap, dan lainnya.

Manusia merupakan makhluk biologis sama dengan makhluk hidup lainnya. Manusia merupakan mkhluk hidup yang unik dan memiliki sifat berbeda beda antar individunya dan memiliki keistimewaan lebih dari pada makhluk hidup lain. Manusia menurut filsafat eksistensialisme dipandang bahwa manusia adalah eksistensi.

Baca juga:

Manusia tidak hanya ada di dunia ini dan dipengaruhi oleh sekitarnya namun merupakan makhluk hidup yang dapat menentukan pikiran dan sikapnya sendiri secada aktif dan sadar sebagai bentuk pewujudan kehendak diri. Kehendak manusia dilakukan atas dasar pemenuhan kebutuhan diri sebagai upaya untuk hidup.

Oleh karena itulah manusia bisa melakukan banyak hal dan berproses mengembangkan dirinya terus menerus sehingga terbentuk kebudayaan yang berdampak pada fasilitas yang mempermudah kehidupan manusia itu sendiri. Untuk lebih memahami manusia dalam perspektif psikologi, simak penjelasan berikut ini.

Baca juga:

Manusia dalam Pandangan Psikologi

Banyak teori teori komunikasi yang dilatar belakangi konsep konsep psikologi tentang manusia. Teori komunikasi dipengaruhi oleh psikologi humanistik yang menyatakan manusia sebagai pelaku aktif dalam interaksi dengan lingkungannya (Homo Ludens).

Manusia merupakan makhluk hidup yang dapat berperan sebagai subjek maupun objek. Manusia merupakan makhluk hidup yang sangat menarik. Manusia berperan sebagai subjek dalam melaksanakan tindakan atau tingkah laku dalam lingkungannya selain itu manusia juga bisa memikirkan dirinya sebagai objek pikiran dan renungan.

Keberadaan diri sebagai manusia merupakan tingkatan yang paling tinggi diantara makhluk hidup sehingga ada kebanggan di dalamnya.

Baca juga:

Namun dalam situasi tertentu yang menyebabkan seseorang menyesali keberadaannya sebagai manusia, dia berharap untuk terlahir menjadi makhluk hidup lainnya.

Manusia terdiri dari jiwa dan raga. Kualitas manusia biasa dilihat dari seberapa baik jiwanya atau disebut juga hatinya. Manusia berada pada tingkatan yang berbeda beda dilihat dari jiwanya. Terdapat manusia yang memiliki perilaku diluar batas kemanusiaan dan ada juga manusia yang memiliki tingkat kemanusiaan yang tinggi. Semua itu dilihat dari hubungan antara apa yang ada dalam jiwa manusia dengan apa yang dilakukannya kepada lingkungan.

Manusia dari segi jiwa nya dibahas dalam bentuk filosofi, agama, dan psikologi. Aristoteles mengatakan bahwa manusia merupakan bagian yang terdiri dari badan dan jiwa. Jiwa adalah fungsi dari badan. Plato juga mengungkapkan bahwa badan hanyalah alat yang mengekspresikan jiwa.

Kemudian terbentuklah empat dinamika pemahaman terhadap manusia yang sifatnya trial dan error seperti psikoanalisa, behaviorisme, kognitif, dan humanisme.

Baca juga:

Manusia dalam Aliran Aliran Psikologi

Terdapat empat aliran dalam psikologi yang terus berkembang :

1. Psikoanalisa (Sigmund Freud 1856- 1939)

Ketika aliran aliran psikologi berkembang pesat disaat itu juga pandangan psikologi yang dipelopori oleh Sigmund Freud mulai muncul. Freud merupakan seorang filsuf dari Jerman yang memiliki dasar pendapat yang berangkat dari kenyataan.

Freud mengemukakan bahwa pengalaman mental manusia diibaratkan seperti gunung es yang terapung di samudra, dimana permukaan yang tampak jauh lebih kecil dari permukaan yang terbenam. Permukaan gunung es yang terlihat di ibaratkan kesadaran mental manusia yang disadari sedangkan permukaan es yang terbenam. Hal itu merupakan ketidaksadaran mental manusia yang berupa pikiran pikiran kompleks, keinginan yang secara tidak sadar mempengaruhi tingkah lakunya.

Baca juga: Kepribadian Ganda

Tingkah laku manusia juga berasal dari keinginan atau dorongan di alam bawah sadar. Freud membagi sadar dan tidak sadar ini menjadi tiga sistem kejiwaan yaitu:

  • Id

Id terletak di alam bawah sadar yang berada pada dasar diri manusia dan belum dipengaruhi oleh apapun. Dorongan dasar ini seperti insting atau perasaan untuk mempertahankan diri seperti dorongan diri untuk bertahan dari ancaman kematian, dorongan agresi seperti marah, keinginan menyerang, dan merupakan bawaan sejak lahir.

baca juga : Kecerdasan Emosional dalam Psikologi

  • Super ego

Super ego merupakan lawan atau kebalikan dari Id dimana super ego sepenuhnya dibentuk oleh lingkungan, kebudayaan, kebiasaan, pengaruh pembelajaran, dan pengalaman. Hal hal yang diterima semasa pendidikan mempengaruhi sistem super ego, sehingga memunculkan dorongan dorongan untuk melakukan tindakan yang baik, mematuhi aturan, dan mempertimbangkan keburukan yang akan terjadi.

  • Ego

Ego berisi sebagai penjaga, penengah, dari Id dan superego yang saling berlawanan. Ego merupakan pemikiran realistis yang mampu menyesuaikan dorongan keinginan dari Id dan super ego dibandingkan dengan kenyataan yang ada.

Jika ego dikuasai oleh Id, manusia tersebut tidak dapat mengungkapkan dorongan dasar pada dirinya, sedangkan apabila ego dikuasai oleh super ego menjadikan pribadi yang tidak taat aturan. Ego juga bisa berfungsi sebagai pendorong motivasi diri namun dilain sisi juga merupakan pertentangan dengan super ego.

baca juga : Psikologi Perkembangan

2. Behaviorisme (Jhon Broade 1878- 1959)

Aliran behaviorisme ini ditemukan oleh Jhon Broade di Amerika Serikat. John mengungkapkan bahwa dalam psikologi dibutuhkan interopeksi diri atau melihat dan mengamati perasaan diri sendiri. Ilmu psikologi harus menjadi ilmu yang objektif sehingga dilakukan penelitian penelitian untuk mengamati adanya perasaan perasaan tertentu dalam diri orang yang diperiksa. Beberapa orang menganggap ini hanyalah reaksi yang dipengaruhi oleh kondisi tertentu.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa manusia merupakan hasil dari kondisi kondisi yang mempengaruhinya dari lingkungan disekitarnya. Behaviorisme memandang manusia hanya dari badaniah. Adapun semboyan dari orang orang yang mempercayai aliran behaviorisme yaitu “The trust is in the making”. Kebenaran adalah apa yang dapat dibuktikan dengan tindakan atau perlakuan dan menguntungkan.

Baca Juga : Kode Etik Psikologi

Dasar aliran behaviorisme ini menjadi dasar aliran yang mempengaruh perkembangan keilmuan psikologi modern seperti B. F. Skinner dimana dia berpendapat bahwa lingkungan merupakan kunci utama penyebab terjadinya tingkah laku manusia dan tingkah laku tersebut memiliki hubungan sebab akibat terhadap lingkungan.

Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan luar dan situasi tertentu. Aliran ini juga berkontribusi pada ditemukannya asas asas perubahan perilaku dalam modifikasi perilaku. Asas asas tersebut terangkum dalam hukum penguatan, seperti berikut :

  • Classical conditioning

Suatu rangsangan apabila dilakukan secara besamaa dengan rangsangan lain secara terus menerus makan akan menimbulkan pola reaksi tertentu. Misalnya pemberian makan pada anjing didahului oleh bunyi bel yang apabila sudah menjadi kebiasaan maka anjing menjadi sangat lapar setelah mendengar bunyi bel.

  • Law of effect

Respon yang timbul apabila dirasa menyenangkan maka akan dilanjutkkan dan apabila merugikan atau menyakitkan maka akan dihentikan dan tidak diulangi.

  • Operant conditioning

Suatu pola perilaku atau respon menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut diperoleh hal hal baik yang menyenangkan. Kemudian, apabila terdapat hilangnya hal hal bai maka akan dilakukan penghapusan.Perilaku yang mengakibatkan ketidaknyamanan atau kesedihan maka akan menghilang.

Baca : Teori Belajar dalam Psikologi

  • Modelling

Perilaku juga muncul dari rasa kagum ketika melihat seseorang sebagai modela tau panutan yang dia inginkan terjadi pada dirinya juga.

3. Humanisme (Abraham Maslow)

Aliran ini tercipta sebagai penyempurna dan perbedaan pendapat atas kedua aliran yang sudah ada sebelumnya. Menurut aliran humanisme ini bahwa manusia memiliki dasar yang baik dan kebebasan. Aliran humanisme tidak setuju pada aliran sebelumnya yaitu aliran Freud tentang gagasan bahwa perilaku dan pribadi manusia diatur oleh alam bawah sadar, begitu juga dengan aliran behavioris yang menyatakan bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh lingkungan.

Berlainan dengan psikoanalisa, psikologi humanistik memiliki asumsi terhadap hal baik lebih banyak daripada hal buruk. Aliran ini fokus pada kemampuan pada diri manusia seperti abstraksi, aktualisasi, makna hidup, pengembangan diri, dan estetika.

Asumsi ini membuktikan bahwa manusia itu sadar dan mandiri, berperilaku aktif dalam segala hal. Salah satu tokoh pada aliran ini adalah Victor Frankl dengan logoterapi dan mengatakan bahwa manusia terdiri dari dua komponen dasar yaitu dimensi raga, dan dimensi jiwa. Dimensi ini dianggap sebagai inti kehidupan dan makna hidup. Logoterapi mengajarkan bahwa jiwa dan raga merupakan satu kesatuan.

Humanisme mengakui pengalaman masa lalu mempengaruhi kepribadian manusia, namun melalui kedudukan. Maslow dalam aliran humanisme ini memunculkan hirearki yang sangat dikenal dengan Hirearki kebutuhan dasar Maslow. Dalam teori Maslow terdapat lima jenjang kebutuhan dasar manusia yang disusun secara bertingkat dengan menentukan kebutuhan mana yang lebih tinggi dibandingkan kebutuhan lainnya.

Konsep tingkatkan ini diartikan bahwa kebutuhan yang lebih tinggi akan muncul apabila kebutuhan yang lebih rendah sudah tepenuhi. Terdapat lima jenjang kebutuhan dasar maslow dari mulai yang paling bawah yaitu :

5. Survival Fisiologis (kebutuhan fisiologis dasar): Makan dan minum,

4. Security Needs (kebutuhan akan rasa aman dan tentram): Perlindungan dari orang lain,

3. Belonging and Love Needs (kebutuhan untuk dicintai dan disayangi): Kasih sayang dari keluarga,

2. Esteem Needs (kebutuhan untuk dihargai): Saling menghormati,

1. Self Actualization (kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri): Kepercayaan diri untuk menunjukkan kemampuan diri didepan orang lain untuk mendapatkan pengakuan yang baik.

Baca :

4. Transpersonal

Aliran transpersonal merupakan pengembangan dari aliran humanisme yang dibentuk oleh beberapa tokoh. Tokoh pengembangnya sendiri yaitu S. Y. Skapiro dan Denise H. Lajole.

Setelah mengupas banyak psikologi transpersonal, pada akhirnya didapatkan pengertian tentang psikologi transpersonal yaitu psikologi transpersonal memiliki kepedulian pada kajian tentang kemanusiaan, potensi tertinggi, dan memahami potensi luhur kemanusiaan dengan fenomena tentang spiritual sebagai sebuah bentuk kesadaran dari derajat manusia. Psikologi Transpersonal memandang manusia dari dua segi yaitu potensi luhur dan fenomena kesadaran.

Psikologi transpersonal menaruh perhatian pada pengaruh dimensi spiritual pada manusia yang berpotensi mengembangkan kemampuan yang luar biasa. Pada aliran psikologi terdahulu, hal ini tidak terlihat. Aliran psikologi humanistik yaitu bahwa psikologi humanistik melihat potensi ditimbulkan dari hubungan manusia sedangkan psikologi transpersonal menggunakan pengalaman luar biasa dan dimensi spiritual manusia.

Kajian transpersonal ini mengkaji sisi spiritual yang biasa dihubungkan dengan mistis terhadap kajian ilmiah oleh ilmu pengetahuan. Hasil dari beberapa penelitian menyatakan bahwa bidang kebatinan bisa dijadikan sebagai ilmu dan dapat dikaji secara ilmiah dan tidak dianggap bid’ah, khufarat atau syirik.

Hakikat Manusia Menurut Filosofi

Manusia dipandang dari beberapa filosofi yang berbeda :

  1. Plato

Plato mennyebutkan manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tidak terbatas. Plato menyebutkan bahwa manusia merupakan jiwa yang bersatu dengan raga, pribadi adalah jiwa itu sendiri. Badan atau tubuh dianggap sebagai alat yang berguna untuk menjalani hidup sekaligus menjadi pemberat keinginan jiwa untuk mencapai sesuatu.

Sedangkan jiwa berada sebelum badan, persatuan jiwa dan badan merupakan hukuman karena berakibat kegagalan jiwa memusatkan perhatiannya pada keinginan atau ide. Sehingga manusia disebutkan sudah memiliki eksistensi sebelum bersatu dengan badan dan ada di dunia ini.

Baca juga:

  1. Thomas Aquinas

Thomas menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk individual dan merupakan kesatuan jiwa dan bada. Sedangkan pribadi dimaksudkan sebagai masing masing individu dimana manusia memiliki kodrat yang rasional. Manusia dinyatakan merupakan suatu substansi yang terdiri dari dua material yaitu jiwa dan tubuh atau badan.

  1. David Hcme

Pribadi merupakan identitas manusia yang merupakan jati dirinya berkaitan dengan waktu. David berpegang teguh pada kepercayaan bahwa pengetahuan ilmiah dapat dicapai dengan pengalaman inderawi seperti penciuman, pengelihatan, pendengaran, dan perabaan.

  1. Immanuel kant

Immanuel Kant merupakan sosok filsuf yang cukup di kenal di masanya dan membawa banyak pandangan pandangan bagi keilmuan. Immanuel kant berpendapt bahwa pribadi merupakan identitas numerik yang disadari mengenai diri seseorang pada waktu yang berbeda beda. Identitas diri tidak dapat digunakan sebagai penyanggah keyakinan bahwa semua yang terjadi di dunia ini selalu mengalir bergantian.

  1. John Dewey

Pribadi diartikan sebagai seseorang yang bertindak mewakili suatu kelompok. Individu dapat diartikan pribadi apabilla dia mengemban nilai sosial yang mewakili dari kelompok masyarakat tertentu.

Baca juga : psikologi pendidikan – psikologi cinta

  1. Kurt lewin

Lewin mengembangkan teori lapangan dimana menganalisa manusia dalam lingkungan yang konkret yang berupa ruang kehidupan yangberisi pribadi individu, orang lain dan lingkungan. Lewin menyatakan bahwa dia percaya perilaku tidak ditentukan oleh masa lalu melainkan apa yang terjadi saat ini.

Lapangan psikologis yang diciptakan oleh Lewin menggambarkan bahwa ruang kehidupan manusia terus berubah ubah dan memiliki daya tarik dan daya tolah yang besar. Konflik dalam teori ini dinyatakan memiliki daya tarik atau daya tolak sekaligus. Tiga jenis konflik ditandai dengan mendekat- mendekat, menjauh – menjauh, menjauh- mendekat.

Baca juga:

Perspektif Manusia Menurut Psikologi dalam Islam

Teori Freud mendapatkan kecaman pada aliran aliran terbaru yang kemudian muncul aliran transperonal yang mengakui adanya pengaruh kepercayaan spiritual yang mempengaruhi perilaku manusia. Pada umumnya hakikat manusia dibagi menjadi jasad dan ruh tanpa memasukkan nafs.

Masing masing substansi ini saling berhubungan dan membutuhkan, ruh tanpa jasad tidak akan teraktualisasi sedangkan jasad tanpa ruh hanyalah kosong dan tidak berarti. Kedua elemen tersebut disatukan dengan perantara untuk mengurangi perlawanan dari naluri yang dalam terminologi psikologi islam disebut nafs. Pembagian substansi ini menurut pendapat Khair al Din al Zarkaly sebagai berikut:

  1. Substansi Jasmani

Jasmani atau jasad manusia merupakan konponen yang terdisi dari struktur biologis. Makhluk hidup yang paling sempurna secara fisi adalah manusia. Sifak komponen ini yaitu dapat bergerak, memiliki khas, berwatak, dan berbeda dengan benda lain. Ibnu Rusyd berpendapat bahwa komponen jasad merupakan materi yang hanya bisa menangkap abstrak dimana perhatian terhadap bentuk akan menghilang seiring memperhatikan bentuk lain.

  1. Substansi Rohani

Ruh merupkan substansi tak terlihat yang mengisi jasad dan psikis manusia yang merupakan inti dari kehidupan. Ruh inilah yang menjadikan manusia lebih spesial dari makhluk lain dimana esensi pemikiran ruh berada pada level tertinggi yang berisi semangat dalam terminologi psikologi. Ruuh berbeda dengan spirit dikarenakan ruh memiliki arti jaubar (substance) sedangkan spirit bersifat aradh (accident).

Ruh merupakan substansi yang memiliki naluri tersendiri. Menurut Ibnu sina ruh merupakan kesempurnaan awal jisim alami manusia yang tinggi sedangkan menurut al Farabi rub berasal dari amar yang berbeda dari jasad.

Menurut Ibnu Qoyyim al Jauzy bahwa ruh hidup bergerah menembus anggota tubuh manusia dan menjalar ke seluruh dirinya. Menurut Imam al Ghazaly ruh jasmaniah merupakan substansi yang halus dan berpusat di ruang hati serta menjalar ke semua urat nadi di seluruh tubuh sehingga manusia bisa bergerak dan memiliki perasaan serta cara pikir untuk memnuhi kebutuhan hidupnya.

Baca juga:

Dengan peran ruh ini manusia bisa menyadari keberadaan orang lain, komunikasi, kemanusiaan, tanggung jawab, dan mengendalikan tingkah lakunya.

Pandangan manusia menurut islam yaitu islam memandang manusia sebagai makhluk yang istimwa dan memiliki keunikan. Eksistensi manusia berhubungan dengan reaksinya dengan sang pencipta maupun makhluk lainnya. Terdapat empat ragam relasi manusia yang memiliki dua kutub yang berlawanan:

  1. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
  2. Hubungan antar manusia dengan usaha silaturahmi.
  3. Hubungan manusia dengan alam sekitar atau lingkungan.
  4. Hubungan manusia dengan Sang pencipta.

Dari pemaparan hubungan tersebut seolah olah manusia menjadi pusat interaksi antara semua komponen namun di dalam Islam, pusat hubungan merupakan Sang Pencipta dan bukan manusia.

Manusia menurut psikologi dimana manusia sejak awal berhubungan dengan manusia lainnya dan merupakan suatu kesatuan yang berhubungan dalam kebersamaan seperti lingkungan kerja, persahabatan, tetangga, dan lainnya. Kebersamaan tersebut mempengaruhi lingkungannya.

Manusia dilengkapi oleh cipta, karsa, rasa, norma, cita cita, dan nurani sebagai karakteristik utama yang unik. Diantaranya diturunkan juga agama sebagai pembangun relasi tidak hanya sesama manusia namun juga dengan Sang Penciptanya.

Demikian merupakan penjelasan mengenai perspektif manusia terhadap psikologi terkait persepsi dalam psikologi dimulai dari komponen dasar manusia sendiri yang tersiri dari badan dan jiwa. Badan dan jiwa memiliki pengertian dan konsepnya sendiri sendiri yang kebudian disatukan dalam satu tubuh manusia sehingga membentuk pribadi sebagai bentuk aplikasi manusia yang berdampak pada perilakunya.

Baca juga:

Komponen Pembentuk Manusia

Beberapa pendapat juga menghasilkan aliran aliran psikologi terkait hal ini. Aliran psikologi yang ada menunjukkan perkembangan pemahaman terkait hierarki keberadaan manusia itu sendiri dan kebutuhan kebutuhannya yang mempengaruhi pola perilaku dalam lingkungan dan bermasyarakat.

Komponen pembentuk manusia juga dibahas dari sudut pandang agama islam karena menurut aliran terbaru yaitu aliran transpersonal menyatakan bahwa komponen spiritual atau kepercayaan individu berpengaruh terhadap perilakunya. Manusia juga dipengaruhi oleh psikologi agama.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manusia terdiri dari dua komponen yaitu badan (lahiriah) dan jiwa (rohaniah). Kedua komponen ini merupakan pembentuk manusia yang membedakannya dari makhluk lainnya. Karena memiliki karakter yang dapat mempengaruhi perilaku manusia dipengaruhi oleh berpikir, berbicara, yang diakibatkan oleh perasaan senang atau sedih. Karakter merupakan bagian dari konsep diri dalam ilmu psikologi.

Perasaan manusia atas pengalamannya terhadap perilkau tertentu membawanya pada perilaku yang lebi baik dan tidak mengulang perilaku yang menyebabkan kesedihan. Perilaku itu kemudian menjadi dasar yang baik dalam berinteraksi antar manusia dan lingkungannya dalam suatu kelompok.

Baca juga:

Semoga artikel tentang perspektif manusia dalam psikologi ini bisa membantu Anda lebih memahami tema terkait.

You may also like