Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kepribadian » Psikologi Kepribadian – Pengertian – Teori – Pendekatan

Psikologi Kepribadian – Pengertian – Teori – Pendekatan

by Khanza Savitra

Psikologi kepribadian adalah salah satu cabang-cabang psikologi. Sesuai dengan namanya psikologi kepribadian mempelajari kepribadian individu dengan menggunakan berbagai cara dan pendekatan.

Pengertian Kepribadian Berdasarkan Ahli

  • Stern, kepribadian merupakan kehidupan dari individu secara keseluruhan. Kehidupan tersebut dapat dilihat dari usaha mencapai tujuan, unik, kemampuan mendapatkan pengalaman, kemampuan bertahan hidup serta membuka diri. (Baca juga: Psikologi Keperawatan)
  • Mandy dan Burt, kepribadian merupakan seperangkat kecenderungan yang stabil, dimana menentukan perbedaan tingkah laku psikologis dari individu dalam jangka panjang yang tidak dapat dipahami dengan sederhana. Kepribadian adalah hasil dari tekanan biologis dan tekanan sosial pada saat itu.
  • Lindzey dan Hall, teori kepribadian merupakan sekumpulan konsep yang membahas terkait tingkah laku manusia dan saling berkaitan satu sama lain.
  • Murray, kepribadian merupakan lembaga yang mengatur tubuh sejak individu lahir hingga meninggal, dimana ia tidak pernah berhenti untuk terlibat dalam kegiatan fungsional.
  • Hilgard dan Marquis, kepribadian merupakan nilai yang dijadikan stimulus sosial, serta kemampuan menampilkan diri dari seseorang secara mengesankan.
  • Guilford, kepribadian merupakan suatu pola traik unik seseorang.
  • Allport, kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam sistem psikofisis seseorang yang menentukan model penyesuaian unik dengan lingkungannya.
  • Phares, kepribadian merupakan suatu pola yang khas dari perasaan, pikiran, tingkah laku yang dapat membedakan individu dan cenderung tidak berubah dalam lintasan situasi atau waktu.
  • Pervin, kepribadian merupakan keseluruhan karakteristik individu atau sifat umum dari banyak orang yang berakibat pada munculnya pola yang cenderung tetap dalam merespon situasi.

Teori Psikologi Kepribadian

1. Teori Psikodinamika

Teori psikodinamik banyak dipengaruhi oleh pandangan Sigmund Freud. Pandangan Freud didasarkan dari  suatu keyakinan bahwa dalam diri individu terdapat energi psikis yang dinamis. Freud beranggapan bahwa energi psikis memiliki sifat kekal dan tidak dapat dihilangkan. Jika energi dihambat, maka ia akan mencari saluran lainnya.  Berdasarkan pandangan psikoanalisa terdapat tiga fungsi psikis, yaitu: Id, Ego dan Superego.

Bagian paling primitif dari kepribadian disebut Id. ld menjadi sumber energi utama. Ini memungkinkan manusia untuk dapat bertahan hidup. Ego dan superego berkembang dari Id. Id meliputi berbagai dorongan biologis dasar contohnya kebutuhan fisik.  Semakin individu berkembang, dorongan untuk memenuhi kebutuhan semakin kuat. Hal ini membuat individu semakin realistis untuk berhubungan dengan lingkungan.

Kemudian. individu dituntut untuk membedakan objek yang sebenamya  dengan objek imajiner dengan dalam lingkungan. Energi psikis baru yang dihasilkan dari kebutuhan disebut sebagai ego. Internalisasi dari nilai dan norma masyarakat disebut sebagai super ego. Super ego dapat dikatakan sebagai hati nurani (concience) dari individu. Superego menilai dan menganalisis benar atau salah dari suatu tindakan. Super ego menjadi representasi dari nilai-nilai ideal dan cenderung berorientasi pada kesempurnaan.

Baca juga: Kode Etik Psikologi

2. Teori Belajar Sosial

Teori ini mendasarkan pada pengaruh lingkungan pada perilaku individu. Tokoh dari aliran ini adalah Dollard, Miller, Rotter dan Bandura. Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia adalah hasil interaksi pribadi dengan lingkungan secara terus menerus, dimana variabel individu dan lingkungan saling memberi pengaruh.

Kemudian, perilaku dari individu dibentuk dari proses pengkondisian. Sedangkan lingkungan individu membentuk perilaku dengan memberi hukuman dan hadiah. Individu membentuk pola perilakunya secara langsung dan tidak langsung. Pembentukan perilaku secara langsung melalui proses pemberian hadiah dan hukuman sedangkan pembentukan perilaku secara tidak langsung menggunakan pengamatan. Individu mengamati perilaku orang lain disekitarnya yang disebut dengan modelling.

Para ahli dalam teori belajar sosial atau social learning berasumsi bahwa perilaku individu ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut:

  1. Ciri khusus dari situasi yang dihadapi oleh individu.
  2. Proses pemahaman individu mengenai situasi tersebut.
  3. Penguatan yang dialami untuk tingkah laku individu untuk situasi yang sama.

Proses pemahaman individu dan penafsirannya mengenai situasi akan dipengaruhi pengalaman individu di masa lalu dan perkembangan kognitif individu. Individu merupakan subyek yang aktif berdasarkan teori belajar sosial. Hal ini menunjukkan bahwa individu tidak menerima pengaruh lingkungan begitu saja. Individu juga mengubah lingkungan sehingga pengaruh lingkungan yang diterima individu adalah pengalaman yang telah dipengaruhi oleh dirinya sendiri. Teori belajar sosial menekankan kondisi situasional atau determinasi lingkungan pada perilaku.

Baca juga: Psikologi Faal

3. Teori Behavioristik

Teori behaviorisme didirikan oleh J. B Watson. Beberapa tokoh lain dari teori behaviorisme adalah B.F Skinner, E.L Thorndike dan Ivan Pavlov serta masih ada beberapa tokoh lainnya. Pembahasan kepribadian dengan berdasarkan pada teori behaviorisme seringkali dikaitkan dengan B. F Skinner.

Teori ini meyakini tingkah laku manusia merupakan fungsi stimulus. Determinan perilaku berada di lingkungan dan bukan dalam diri manusia. Para ahli teori ini telah melalukan berbagai penelitian dan menemukan bahwa segala tingkah laku manusia didapatkan dari proses belajar yang berasal dari lingkungan.

Baca juga: Psikologi Sosial

4. Teori Humanistik

Istilah ini mulai diperkenalkan pada sekitar tahun 1960. Psikologi Humanistik dipimpin oleh Abraham Maslow. Awalnya para ahli dalam psikologi humanistik menjadi alternatif dari dua teori berpengaruh yaitu teori behaviorisme dan teori psikoanalisa. Tokoh dalam psikologi humanistik melontarkan pandangan yang berbeda-beda.

Namun berlandaskan pada aliran filsafat eksistensialisme, dimana manusia adalah sesuatu yang ada di dunia dan manusia sadar sepenuhnya dengan keberadaannya di dunia. Aliran eksistensialisme menolak pendapat manusia adalah hasil bentukan sejak lahir ataupun hasil dari lingkungan semata. Para ahli aliran ini berasumsi bahwa individu mempunyai kebebasan dalam memilih tindakan atau menentukan sendiri nasibnya sebagai perwujudan dari keberadaannya.

Baca juga: Psikologi Industri

Pendekatan Psikologi Kepribadian

Sumadi Suryabrata dalam bukunya menjelaskan berbagai pendekatan dalam membahas psikologi kepribadian yang kurang lebih sebagai berikut :

Pendekatan Typological

Tipologi merupakan suatu keilmuan untuk menggolongkan manusia berdasar tipe tertentu dengan melihat faktor tertentu seperti nilai budaya, karakter psikis atau karakter fisik.

1. Tipologi Fisik

Tipologi ini diawali dengan teori yang dikemukakan oleh Hipocrates mengenai cairan badaniah. Teori ini selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.

Berikut ini pendapat Hipocrates :

  • Sifat panas terdapat dalam sanguis atau darah.
  • Sifat dingin terdapat dalam phlegma atau lendir.
  • Sifat kering terdapat dalam chole atau empedu kuning.
  • Sifat basah terdapat dalam melanchole atau empedu hitam.

Jika proporsi keempat cairan tersebut selaras maka orang dikatakan normal atau sehat namun jika proporsi cairan terganggu maka orang tersebut sakit atau menyimpang dari keadaan normal. Galenus sependapat dengan Hipocrates dalam menggolongkan manusia berdasarkan empat cairan, antara lain :

a. Kholeris

Memiliki sifat khas meliputi optimistis, daya juang tinggi, hati mudah terpengaruh serta memiliki semangat yang besar. Kelemahan kholeris adalah kurang mampu merasakan perasaan orang lain dan kurang merasa kasihan sehingga kepekaan sosialnya perlu ditingkatkan.

b. Melankholis

Memiliki sifat khas meliputi mudah kecewa, daya juang rendah, pesimistis dan suram. Melankholis memiliki obsesi pada karya yang paling sempurna dan mengerti estetika. Perasaan melankholis sangat sensitif dan kuat. Kelemahan dari melankholis adalah tidak mudah tertawa terbahak-bahak dan mudah dikuasai perasaan yang cenderung murung.

c. Sanguinis

Memiliki sifat yang mudah berubah haluan, ramah dan hidup. Sanguinis mampu membuat senang dan gembira lingkungannya. Kelemahan dari sanguinis adalah kecenderungannya untuk impulsif dan bertindak sesuai dengan keinginan serta emosinya. Sanguinis mudah dipengaruhi lingkungan atau rangsang dari luar dirinya. Kelemahan dari sanguinis adalah kurang mampu menguasai diri dan mudah terpengaruh cobaan.

d. Phlegmatis

Tenang, tidak mudah terpengaruh, tidak suka terburu-buru dan setia. Phlegmatis dapat menguasai diri serta mampu melakukan instropeksi diri. Phlegmatis juga menjadi penonton sekaligus pengkritik berbobot untuk peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan phlegmatis adalah kecenderungannya yang kurang mau berjuang dengan susah payah.

Baca juga: Cabang – Cabang Psikologi

Berdasarkan teori Galenus, keadaan ketika salah satu cairan dominan disebut sebagai temperamen.

2. Tipologi Konstitusi

Tipologi konstitusional merupakan tipologi yang disusun berdasarkan konstitusi.

a. Tipologi Mazhab Italia

Pada akhir abad 19, sejumlah ahli Italia bekerja untuk menyelidiki variasi tubuh manusia dengan mendirikan mazhab Italia atau mazhab morfologi. Tokoh utama dalam mazhab ini adalah De-Giovani dan Viola.

  1. Hukum Deformasi, Teori De-Giovani

Teori ini berisi penggolongan variasi tubuh manusia yang terdiri dari :

  • Orang yang memiliki togok kecil, cenderung memiliki tubuh yang panjang memiliki hubungan dengan habitus phthisis.
  • Orang yang memiliki togok besar, dan tubuh cenderung pendek, memiliki hubungan dengan habitus apoplectis.
  • Orang yang memiliki togok normal juga memiliki proporsi badan yang normal.

2. Teori Viola

Viola kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan tiga golongan bentuk tubuh manusia, yaitu :

  • Bentuk tubuh dengan ukuran tegak melebihi perbandingan biasa sehingga terlihat jangkung.
  • Bentuk tubuh dengan ukuran mendatarnya lebih dari perbandingan biasa sehingga terlihat pendek.
  • Bentuk tubuh dengan ukuran tegak dan datar yang selaras.

b. Tipologi Mahzab Perancis

Sekelompok ahli di Perancis dengan dipimpin oleh Sigaud, menyelidiki beragam tubuh manusia. Kelompok ini dikenal dengan mahzab Perancis atau mahzab morfologi konstitusional. Dalam mengadakan penggolongan manusia, menggunakan dasar keadaan jasmani yang digunakan adalah suatu fungsi fisiologi dalam pertumbuhan organisme.

Sigaud berpendapat bahwa manusia beserta anomalie harus dimengerti sebagai fungsi. Dalam setiap sistem, ada unsur sekitar yang memainkan peranan pada organisme dan secara langsung akan mempengaruhi sistem. Terdapat empat macam penggolongan, yaitu:

  • Muskuler : Anggota badan kokoh, otot berkembang dengan baik, selaras dengan organ.
  • Respiratoris : Muka lebar, thorax dan leher lebih besar.
  • Digestif : Pinggang besar, rahang besar, mata kecil, thorax pendek besar, leher kecil.
  • Cerebral : Tangan dan kaki kecil, dahi menonjol ke depan, mata bersinar, daun telinga lebar.

c. Morfologi Konstitusional Jerman, Tipologi Krestschmer

Teori Krestschmer merupakan salah satu tidak semata membahas masalah konstitusi namun juga masalah temperamen, namun dasar pandangan dan orientasi tetap konstitusional. Terdapat empat tipe orang berdasarkan jasmaninya yaitu tipe piknis, tipe leptosom, tipe atletis dan tipe displastis. Orang yang berkonstitusi piknis kebanyakan bertempramen cyclothym dan orang yang berkonstitusi leptosom, atletis dan dysplastis kebanyakan bertemperamen schizotym.

d. Konstitusional Amerika Serikat, Teori W.H Sheldon

Sheldon menentukan sejumlah kecil variabel jasmaniah dan temperaman yang tegas dan dianggap hal terpenting dalam tingkah laku manusia. Sheldon bertujuan mendapatkan biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa faktor genetis dan biologis memainkan peranan yang menentukan perkembangan individu.

Dalam pandangan Sheldon, terdapat struktur biologis hipotesis yaitu morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang nampak dan memainkan peran dalam menentukan perkembangan jasmani dan membentuk tingkah laku. Terdapat tiga teori manusia berdasarkan teori Sheldon, yaitu:

  • Tipe Mesomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen mesomorphy yang dominan.
  • Tipe Endomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen endomorphy yang dominan.
  • Tipe Ectomorph. Tipe ini ditandai dengan organ ectoderm yang berkembang.

3. Tipologi Temperamen

Terdapat beberapa jenis tipologi temperamen, diantaranya:

a. Tipologi Plato

Plato membedakan tiga bagian jiwa yaitu logos atau pikiran, thumos atau kemauan dan epithumid atau hasrat.  Berdasarkan dominasi tersebut, Plato kemudian membagi manusia berdasarkan tiga tipe yaitu orang yang dikuasai pikir, orang yang dikuasai kemauan dan orang yang dikuasai hasrat.

b. Tipologi Kant dan Neo-Kantianisme

Kant mengemukakan bahwa temperamen merupakan corak kepekaan dan karakter adalah corak pikiran. Temperamen dianggap memiliki dua aspek antara lain aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek psikologis terdiri dari dua macam temperamen yaitu temperamen perasaan yang terdiri dari sanguinis dan melancholis, serta temperamen kegiatan yang terdiri dari choleris dan phlegmatis.

Seorang Neo-Kantianis yang terkenal adalah Enselhans. Enselhans membatasi temperan dari segi perasaan saja. Menurut Enselhans, temperamen berdasarkan definisi Kant sebenarnya merupakan konstitusi afektif yang menentukan kegiatan dalam hubungan dengan kehidupan kemauan.

c. Tipologi Heymans

Heymans menggunakan data penyelidikan empiris dalam menyusun tipologi ini. Terdapat tiga macam kualitas kejiwaan sebagai dasar klasifikasi, yaitu emosionalitas, proses pengiring dan aktivitas.

d. Teori Kepribadian G. Ewald

Menurut G. Ewald, temperamen merupakan konstitusi psikis yang berhubungan dengan konstitusi jasmani. Ewald berpendapat bahwa temperamen memiliki hubungan yang erat dengan biotonus atau intensitas serta irama hidup yang mengatur kecepatan serta kekuatan kegiatan-kegiatan hidup. Biotonus ada selama hidup dan keberadaannya constant dalam diri seseorang, terutama tergantung pada konstelasi hormon-hormon.

e. Tipologi Kebudayaan

Tipologi Kebudayaan juga sering disebut sebagai teori Spranger. Menurut Spranger terdapat dua macam roh atau Gest. Roh tersebut adalah roh subyektif dan roh obyektif. Roh subyektif atau roh individual merupakan roh yang terdapat dalam diri masing-masing individu. Roh obyektif merupakan roh supra-individual atau kebudayaan yaitu roh seluruh umat manusia yang berkembang selama berabad-abad.

Roh subyektif dan roh obyektif memiliki hubungan secara timbal balik. Roh subyektif mengandung nilai yang terdapat pada masing-masing individu dan dibentuk dengan acuan toh obyektif. Roh obyektif mengandung unsur yang telah mendapat pengakuan umum sebagai hal yang bernilai karena diberi kedudukan yang tinggi dan diletakkan di atas roh individual. Menurut teori Spranger terdapat enam tipe manusia yaitu manusia teori, manusia ekonomi, manusia estetis, manusia agama, manusia sosial dan manusia kuasa.

Pendekatan Trait

Trait merupakan karakteristik dari individu bersifat relatif menetap  atau konsisten. Berikut ini teori berdasarkan pendekatan traits dari berbagai ahli:

1. Teori Kepribadian Ludwig Klages

Klages menyusun teori kepribadian yang dapat digunakan untuk mendekati sifat kepribadian manusia hingga garis terkecil. Terdapat tiga aspek kepribadian menurut Klages, yaitu materi atau bahan, struktur dan kualitas atau sifat.

2. Teori Psiko-analisis Sigmund Freud

Teori Psiko-analisis Sigmund Freud membahas mengenai adanya struktur Id, Ego dan Super Ego dalam diri manusia. Struktur inilah yang membentuk tingkah laku dan kepribadian manusia. Struktur kepribadian menurut Freud terdiri dari Das Es atau aspek biologis, Das Ich atau aspek psikologis dan Das Ueber Ich atau aspek sosiologis. Freud dipengaruhi oleh filsafat determinisme dan positivisme yang menganggap individu sebagai kompleks sistem energi. Freud berpendapat bahwa kepribadian telah terbentuk pada akhir tahun kelima masa kanak-kanak. Perkembangan selanjutnya hanya merupakan penghalusan dari struktur dasar tersebut.

3. Teori Psikologi Analitis Carl Gustav Jung

Jung tidak membahas mengenai kepribadian melainkan psyche. Psyche adalah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari.  Kedua alam tersebut saling mengisi dan berhubungan secara kompensatoris.

Menurut teori ini terdapat dua tipe manusia berdasarkan sikap jiwanya, yaitu manusia bertipe ekstrovert dan manusia bertipe introvert. Individu juga memiliki cara untuk menampakkan diri ke luar, dimana yang ditampakkan belum tentu sesuai dengan keadaan diri individu yang sebenarnya. Cara individu menampilkan diri keluar disebut sebagai dengan persona. Persona terkait kompleks fungsi yang terbentuk atas pertimbangan dari penyesuaian juga usaha menemukan penyelesaian tetapi berbeda dengan individualitas.

Berdasarkan perkembangan teori kepribadian Carl Gustav Jung terdapat tiga tipe kepribadian, yaitu

  • Introvert

Individu dengan kepribadian introvert memiliki karakteristik yang menonjol yaitu menutup diri dari dunia luar dan cenderung menghabiskan sebagian besar waktu dengan kegiatan soliter. Individu dengan kepribadian introvert cenderung melakukan analisa sebelum mulai berbicara. Individu dengan kepribadian ini juga kurang nyaman dengan keterlibatan sosial, menjalani terlalu banyak pertemuan serta lebih nyaman untuk bekerja sendiri.

  • Ekstrovert

Individu dengan kepribadian ekstrovert cenderung lebih terbuka pada dunia luar dan menjadi kebalikan dari kepribadian introvert. Individu dengan kepribadian ekstrovert menyukai aktivitas sosial, banyak berinteraksi dan nyaman dengan keramaian.

  • Ambivert

Kepribadian ambivert dapat dikatakan sebagai kepribadian gabungan antara ekstrovert dan introvert. Individu dengan kepribadian ambivert rileks dengan kesendirian namun juga menyukai aktivitas sosial dan suka berada di tengah keramaian.

4. Teori Psikologi Individual Adler

Adler menekankan pentingnya sifat khas kepribadian yaitu individualitas dimana ini merupakan sifat pribadi manusia. Adler berpendapat bahwa tiap orang adalah suatu konfigurasi motif, sifat dan nilai yang khas dan unik. Setiap tindakan yang dilakukan seseorang juga membawa gaya khas kehidupan yang bersifat individual. Terdapat dua dorongan pokok yang mempengaruhi tingkah laku manusia yaitu dorongan kemasyarakatan dan dorongan keakuan.

5. Teori Psikologi Medan Kurt Lewin

Menurut Kurt Lewin, pribadi selalu ada dalam lingkungan dan tidak dapat dipisahkan dari lingkungan. Dalam teori ini, hakikat perkembangan kepribadian adalah perubahan tingkah laku. Dinamika kepribadian dibahas dengan menggunakan istilah seperti energi, tegangan, kebutuhan, valensi, force dan vector. Tiap gerak atau kerja menggunakan energi, tegangan dikaitkan dengan keadaan pribadi individu.

Kebutuhan merupakan sifat pribadi yang menyebabkan meningkatnya tegangan.  Valensi merupakan nilai lingkungan psikologis bagi individu. Force dan vector memberi dorongan bagi individu untuk bergerak dalam lingkungan psikologis.

6. Teori Faktor H. J. Eysenck

Salah satu ahli dalah teori faktor adalah H. J. Eysenck. Eysenck berpendapat bahwa kepribadian tersusun dari tindakan-tindakan, disposisi yang teorganisir dalam susunan hirarkis berdasarkan kepentingan dan keumuman yang mencakup tipe, trait, habitual response dan specific response. Ahli lain dalam membahas kepribadian berdasar teori faktor adalah Cattell. Cattell membahas perkembangan kepribadian dari sudut pandang psikoanalisis dan psikologi belajar. Proses perkembangan kepribadian adalah modifikasi dari erg yang mendorong pola perilaku, metaerg dan organisasi dari struktur self.

7. Teori Biososial Gardner Murphy

Menurut Murphy kepribadian memiliki beberapa komponen yang meliputi disposisi-disposisi fisiologis, kanalisasi, respon bersyarat dan kebiasaan kognitif dan perseptual. Disposisi fisiologis memiliki sifat organis. Kanalisasi merupakan sifat organis yang diarahkan pada keharusan sosial dalam membentuk tingkah laku tertentu. Respon bersyarat berkaitan dengan sifat organis yang diolah menjadi sifat simbolis dengan proses bersyarat. Murphy menganggap bahwa kepribadian bersifat dinamis dan dinamikanya difungsikan sebagai energi dalam kepribadian.

Obyek Kajian

Dalam pembahasan kepribadian, seringkali digunakan beberapa istilah dengan makna yang hampir mendekati, antara lain:

  • Karakter: Istilah ini digunakan untuk menggambarkan tingkah laku individu yang terkait dengan nilai implisit maupun eksplisit.
  • Watak: Istilah watak digunakan untuk menyebutkan karakter yang dimiliki individu dan tidak berubah hingga saat ini.
  • Trait: Istilah trait digunakan untuk menyebutkan suatu respon yang cenderung sama dalam menghadapi stimuli yang serupa dalam jangka waktu yang relatif lama.
  • Temperamen: Istilah temperamen digunakan dalam penyebutan kepribadian yang terkait dengan determinan fisiologis atay biologis (disposisi hereditas)
  • Kebiasaan: Istilah kebiasaan atau habit digunakan untuk respon yang sama pada stimulus yang sama, dimana respon ini cenderung berulang.

Baca juga: Psikologi Abnormal

Perkembangan

Teori Psikologi kepribadian telah lama disusun sejak dahulu. Usaha awal dalam penyusunan teori dapat dikatakan belum memiliki nilai ilmiah yang memadai sehingga seringkali disebut sebagai usaha prailmiah. Usaha yang masih bersifat prailmiah dalam menyusun teori psikologi kepribadian antara lain:

[table]

[tr][td]Chirologi[/td] [td]Ilmu mengenai gurat-guratan tangan[/td][/tr]

[tr][td]Astrologi[/td] [td]Ilmu mengenai perbintangan[/td][/tr]

[tr][td]Phisiognomi[/td] [td] Ilmu mengenai keadaan wajah[/td][/tr]

[tr][td]Grafologi[/td] [td]Ilmu mengenai tulisan tangan[/td][/tr]

[tr][td]Onychologi[/td] [td]Ilmu mengenai keadaan kuku seseorang[/td][/tr]

[tr][td]Phrenologi[/td] [td]Ilmu mengenai tengkorak manusia[/td][/tr]

[/table]

Usaha dalam menyusun teori psikologi kepribadian selanjutnya adalah ajaran mengenai cairan badaniah. Ajaran ini dikemukakan oleh Hippocrates dan disempurnakan oleh Galenus. Hippocrates berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat yang didukung oleh keadaan konstitusional berupa cairan-cairan dalam tubuh. Cairan-cairan tersebut antara lain:

  • Sifat basah di melanchole (empedu hitam).
  • Sifat kering di chole (empedu kuning).
  • Sifat dingin di phlegma (lendir).
  • Sifat panas di sanguis (darah).

Terdapat proporsi tertentu dari cairan-cairan tersebut dalam tubuh manusia. Jika cairan tersebut melebihi batas normal, menimbulkan sifat kejiwaan yang khas. Menurut Galenus, sifat kejiwaan yang diakibatkan dominannya salah satu cairan disebut sebagai temperamen.

Berdasarkan pendapat tersebut, Galenus mengemukakan penggolongan manusia berdasarkan empat temperamen yaitu choleris, melancholis, phlegmatis dan sanguinis. Ajaran Hipocrates ini bertahan selama berabad-abad. Kemudian, teori kepribadian yang didasarkan pada kesatuan kosmos mulai ditinggalka. Secara garis besar terdapat dua garis perkembangan, yaitu teori yang menekankan kejasmanian atau teori konstitusional dan teori yang menekankan kejiwaan yaitu teori temperamen.

Baca juga: Psikologi Pendidikan

Jenis Psikologi Kepribadian

Terdapat beberapa teori yang dapat digunakan dalam pengkategorian teori psikologi kepribadian, antara lain:

Berdasarkan metode yang digunakan dalam penyusunan teori

Penggolongan teori psikologi kepribadian berdasarkan metode yang digunakan dalam penyusunan teori psikologi kepribadian antara lain:

  1. Teori yang disusun atas pemikiran spekulatif

Teori ini contohnya adalah teori dari Plato, Kant, ahli dalam aliran Neo-Kantianisme, Bahnsen, Malapert, Queyrat dan lain sebagainya. Teori dalam penggolongan ini biasanya disusun oleh para ahli filsafat.

  1. Teori yang disusun atas data hasil penyelidikan empiris

Teori berdasarkan hasil penyelidikan yang empiris atau eksperimental meliputi teori Heymans, Jung, Freud, Adler, Eysenk, Rogers dan sebagainya. Teori dalam penggolongan ini merupakan teori yang disusun dalam sekitar abad ini.

Berdasarkan komponen kepribadian yang digunakan

Teori kepribadian yang disusun berdasarkan komponen kepribadian, meliputi :

  1. Teori konstitusional, contohnya adalah mazhab Perancis, mazhab Italia, Kretschmer, Sheldon, dan sebagainya.
  2. Teori temperamen, contohnya adalah teori Meumann, teori Kant, teori Enselhans, teori Heymans, Ewald, dan sebagainya.
  3. Teori ketidaksadaran, contohnya adalah teori Jung, Freud, Adler dan pengikut mereka.
  4. Teori faktor, contohnya adalah teori Cattel dan teori Eysenk.
  5. Teori kebudayaan, contohnya adalah teori Spranger.

Baca juga: Antropologi

Berdasarkan pendekatan

Penggolongan berdasarkan pendekatan yang digunakan dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu teori dengan pendekatan tipologis dan teori dengan pendekatan kesifatan.

Manfaat Mempelajari Psikologi Kepribadian

Banyak manfaat yang akan didapatkan dari mempelajari psikologi kepribadian. Berikut ini beberapa manfaat mempelajari psikologi kepribadian :

  • Memudahkan dalam mengenali karakteristik seseorang.
  • Mudah melakukan adaptasi dengan orang yang memiliki kepribadian yang berbeda.
  • Mudah memahami dan berinteraksi dengan orang yang berbeda kepribadian.
  • Dapat meningkatkan kepekaan sosial.

Itulah informasi mengenai psikologi kepribadian yang merupakan salah satu bagian dari keilmuan psikologi.

Artikel Lainnya

You may also like