Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam interaksi sehari hari. Bahasa yang paling sering digunakan yaitu bahasa lisan. Bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud pada seseorang dengan tatanan kata yang mudah dimengerti. Maka dari itu untuk dapat menyampaikan maksud dengan jelas, penggunaan bahasa yang benar sangat penting. Dari manakah kemampuan bahasa pada manusia dimulai? Bahasa merupakan bagian dari perkembangan manusia yang tidak bisa dipisahkan sebagai alat komunikasi antar sesamanya.

Pada anak, bahasa terus berkembang sejak usia dini. Anak belajar bahasa dari mendengar, melihat, dan menirukan orang- orang disekitarnya. Beberapa faktor lain juga berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya perkembangan bahasa pada anak. Kemampuan perkembangan bahsa setiap anak berbeda- beda. Stimulus untuk mengembangkan bahsa pada anak usia dini pun perlu dilakukan agar perkembangan bahasa anak bisa baik dan sesuai dengan tahapan tumbuh kembangnya. Perkembangan bahasa pada anak usia dini, lebih lengkapnya akan dibahas sebagai berikut :

Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa pada anak terjadi dari aktivitas mendengar, melihat, dan meniru orang dewasa disekitar mereka. Bahasa digunakan untuk mengajarkan anak tentang sesuatu. Menurut Vygotsky, anak belajar bahasa berasal dari orang dewasa kemudian diinternalisasikan sebagai alat berfikir dan alat kontrol. Perkembangan bahasa juga dinyatakan akan berkembang sesuai atau sejalan dengan perkembangan biologisnya.

Sehingga apabila perkembangan biologisnya belum pada tahap tertentu, kemampuan bahasa juga tidak bisa dipaksakan. Perkembangan biologis disini terkait dengan pertumbuhan fisiologis seperti lidah masih terlalu besar, laring masih terlalu tinggi, mulut masih kecil atau sempit, dan lainnya. Menurut Chomsky mengatakan bahwa bahasa diperoleh secara kodrati dan berjalan terus menerus sesuai jadwal genetik yang berkembang. Artinya perkembangan bahasa akan menyesuaikan dengan perkembang tubuh atau biologis anak.

Baca juga :

Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini

Karakteristik kemampuan bahasa pada anak usia dini dibedakan menurut rentang usia :

A. Anak usia 4 tahun

  1. Mampu menunjukkan dirinya dengan kata ganti saya.
  2. Kemampuan bahasa berkembang cepat.
  3. Menguasai fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan.
  4. Menunjukkan pemahaman tentang sesuatu yang dilihat atau didengarnya.
  5. Mampu mengungkapkan keinginannya dengan kalimat sederhana.
  6. Mampu memahami gambar dan mengungkapkannya dengan kata.

B. Anak usia 5- 6 tahun

  1. Dapat mengucapkan lebih dari 2500 kata.
  2. Lingkup kosa kata yang dikuasai cukup luas.
  3. Mampu menjadi pendengar yang baik.
  4. Dapat diajak berinteraksi atau bercakap –cakap. Anak sudah bisa menanggapi pembicaraan.
  5. Anak sudah bisa mengekspresikan dirinya, belajar menulis, membaca, dan bercerita.

Dari klasifikasi karakteristik sesuai umurnya tersebut, maka akan terlihat jelas kemampuan bahasa yang harus dimiliki anak pada usia tersebut. Setiap anak tumbuh dan berkembang secara berbeda. Ada kemungkinan perkembangan bahasa bisa lebih cepat dari rentang usia yang disebutkan atau bahkan lebih lambat dari rentang tersebut. berbagai faktor mampu mempengaruhi laju perkembangan bahasa anak, misalnya tingkat intelegensi bawaan dan paparan interaksi sosial.

Baca juga :

Fungsi Bahasa bagi Anak

Bahasa merupakan salah satu kemampuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar pada anak sejak usia dini. Fungsi mengembangkan bahasa bagi anak usia dini adalah:

  1. Sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan sekitarnya.
  2. Sebagai alat pengembangan intelektual anak.
  3. Sebagai alat untuk menunjukkan dan mengembangkan ekspresi anak.
  4. Sebagai alat untuk menyatakan keinginan anak.

Adapun fungsi fungsi bahasa tersebut sebagai intinya merupakan alat komunikasi yang digunakan anak dalam kebutuhan perkembangannya dan interaksi sosialnya dengan lingkungan.

Baca juga :

Fase – Fase Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa anak dibagi menjadi beberapa fase. Fase tersebut dikelompokkan menjadi dua periode besar yaitu periode prelinguistik (0- 1 tahun) dan periode linguistik (1- 5tahun). Pada periode linguistik ini merupakan periode kata- kata pertama yang diucapkan oleh sang anak dan yang paling dditunggu- tunggu oleh orang tua. Periode linguistik dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

  1. Fase Holofrase (1 kata)

Pada fase ini, anak mengungkapkan keinginannya dengan satu kata. Orang tua bisa memahami keinginan anak jika kata tersebut diucapkan dalam konteks tertentu. Pemahaman orang tua juga dilihat dari bahasa tubuh lainnya pada anak yang menyatakan keinginan dengan kata tersebut. Misalnya: anak berkata “susu” sambil menunjuk botol susu di dekatnya, hal itu berarti “saya ingin minum susu”. Kata pertama yang biasa disebutkan oleh anak adalah kata benda. Setelah itu barulah menyusul pemahaman dan penggunaan kata kerja.

  1. Fase lebih dari satu kata

Fase ini muncul pada usia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah bisa membuat kalimat dengan dua kata. Setelah penggunaan dua kata, lalu tiga kata, empat kata, dan seterusnya. Orang tua sudah bisa memulai melakukan komunikasi dan mengajak anak berinteraksi dengan cara tanya jawab. Anak sudah bisa menjawab dengan kalimat singkat atau bercerita dengan kata- kata yang dia tahu saja. Anak berusaha menyusun kalimat meskipun kata yang digunakan masih berantakan.

baca juga:

  1. Fase Diferensiasi

Periode ini berlangsung pada usia 2,5- 5 tahun sebelum beranjak pada fase balita. Anak sudah bisa menyusun kalimat dengan perpaduan kata kerja dan kata benda. Anak juga mampu menyebut dirinya dengan kata saya. Anak mampu mengucapkan kata dalam bentuk jamak dan menggunakan awalan, akhiran. Anak bisa diajak komunikasi dengan lebih aktif dan lebih lancar. Anak juga bisa berinisiatif menggunakan kata- kata untuk bertanya, memberitahu, menjawab dan menyerap kata baru dan menggunakannya dengan cepat.

Ketiga fase diatas, dapat dimasukkan pada fase perkembangan periode lingual dini yang dibagi oleh Schaerlaekens, sebagai berikut. Menurut Schaerlaekens,fase perkembangan bahasa pada anak dibagi menjadi empat menurut rentang usianya. Setiap periode menunjukkan ciri- ciri khusus yang khas.

Fase Perkembangan Bahasa Berdasarkan Usia

Berikut ini adalah periode dalam fase perkembangan bahasa :

  1. Periode Prelingual (usia 0 -1 tahun)

Periode ini disebutkan prelingual karena anak belum bisa mengucapkan bahasa dalam arti pengucapan kata. Pada periode ini perkembangan bahasa dilihat dari bunyi- bunyi yang dihasilkan anak. Bunyi bunyi yang dimaksud sudah mulai ada pada minggu- minggu sejak kelahiran. Menurut Chaer, perkembangan tersebut meliputi tahap bunyi : (1) bunyi resonansi, (2) bunyi berdekut, (3) bunyi berleter, (4) bunyi berleter ulang, (5) bunyi vokabel.

  1. Periode Lingual Dini (usia 1- 2,5 tahun)

Pada periode ini anak mulai mengucapkan kata meskipun belum sempurna. Pada fase ini beberapa kombinasi huruf atau bunyi ucapan masih terlalu sukar diucapkan. Huruf huruf yang biasanya sukar diucapkan yaitu huruf r, s, k, j, dan t. Pada fase inilah dibagi menjadi tiga yaitu fase satu kata, fase dua kata, dan fase lebih dari dua kata.

  1. Periode Diferensiasi (usia 2,5- 5 tahun)

Anak mampu melakukan diferensiasi atau pembedaan penggunaan kata- kata yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin disampaikannya sehingga membentuk kalimat yang baik. Anak mampu memilah penggunaan kata- kata yang sudah dikuasainya. Anak bisa membedakan mana kata yang sebaiknya digunakan, misalnya untuk berbicara pada orang yang lebih tua anak harus menggunakan kata- kata yang lebih sopan.

  1. Periode Menjelang Sekolah

Menurut Chaer, periode ini diperuntukkan pada anak dengan usia 5 -6 tahun menjelang sekolah dasar. Pada periode ini, pembelajaran bahasa sudah diarahkan oleh pendidikan yang didapatkan dan dengan interaksi penggunaan bahasa yang bersifat formal di sekolah. Penggunaan bahasa sudah diajarkan secara teratur menurut kaidah yang benar, sehingga anak sudah bisa menerapkannya dalam komunikasi formal di sekolah.

Baca juga :

Aspek –Aspek Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Aspek perkembangan bahasa pada anak bisa dinilai ketika anak berada pada usia 4 tahuun keatas. Pada usia ini anak berada pada fase ekspresif dan perkembangan bahasa sudah baik. Anak sudah dapat mengungkapkan keinginannya, penolakan, pendapat, dengan kata- kata secara langsung. Aspek yang bisa diperhatikan dalam perkembangan anak yaitu:

  1. Kosa kata

Pada usia ini anak memiliki kemampuan mengingat kosa kata baru yang dipelajarinya dari lingkungan dengan cepat. Seiring perkembangan anak dan interaksi dengan lingkungan yang semakin banyak, maka kosa kata yang dikuasainya juga akan semakin luas dan berkembang cepat.

  1. Sintaksis (tata bahasa)

Anak belajar tata bahasa dari orang- orang yang ada di sekitarnya. Meskipun anak belum mempelajari secara benar penggunaan kalimat dalam bahasa, namun dengan seringnya mendengar dan meniru orang dewasa di sekitarnya, anak bisa mencontoh penggunaan tata bahasa secara lisan dengan baik.

  1. Semantik

Semantik yaitu penggunaan kata kata sesuai dengan tujuannya. Anak pada usia ini sudah mampu mengungkapkan keinginannya dengan kata- kata, mampu menunjukkan penolakan dan memilik kata yang tepat.

  1. Fonem

Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang membedakan kata. Anak pada usia ini sudah mampu merangkai bunyi yang didengarnya dalam suatu kata dan memahami arti dari kata tersebut. Misalnya i.b.u menjadi ibu.

Baca juga :

Tipe Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa anak dibedakan menjadi dua tipe, yaitu :

  1. Egosentrik (Egosentric speech), yaitu anak berbicara pada dirinya sendiri atau secara monolog. Pada umumnya hal ini dilakukan oleh anak pada usia 2- 3 tahun. Tipe ini berfungsi untuk mengembangkan kemampuan anak dalam berfikir.
  2. Sosial (Sosialized speech), yaitu disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan, orang orang sekitar, teman sebaya yang sering. Fungsi dari tipe ini adalah mengembangkan kemampuan penyesuaian sosial pada anak dengan lingkungannya. Tipe ini dibagi menjadi lima bentuk , yaitu :
  3. Adapted information, terjadi saling tukar informasi untuk mencari tujuan bersama
  4. Critism, anak memiliki kemampuan menilai dirinya sendiri dan orang lain
  5. Command, Request, dan Treath, perintah, permintaan, dan ancaman.
  6. Question, pertanyaan
  7. Answer, jawaban

Kedua tipe perkembangan bahasa tersebut tidak bisa dipisahkan, dua- duanya bisa dimiliki oleh anak. Anak akan memiliki perkembangan bahasa secara egosentrik dan juga sosial. Peran orang tua yaitu memfasilitasi perkembangan bahasa anak dengan berbagai tipe tersebut dengan baik dan tidak menganggapnya sebagai suatu hal yang mengganggu.

Baca juga :

Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini

Perkembangan bahasa juga dipengaruhi oleh beberapa hal yang berasal dari lingkungan anak yaitu status sosial, keluarga, budaya. Selain itu jenis kelamin dan tingkat kecerdasan bawaan anak juga berperan penting dalam kecepatan pemahaman dan perkembangan bahasa.

Beberapa faktor berikut ini mempengaruhi perkembangan bahasa anak usia dini :

  1. Intelegensi

Tingkat kecerdasan atau intelegensi setiap anak berbeda. Intelegensi merupakan hal yang bisa diturunkan dari orang tua ke anak. Semakin tinggi tingkat intelegensi maka akan mempengaruhi kecepatan perkembangan bahasa anak, begitu juga sebaliknya. Terdapat relevansi antara tingkat intelegensi seseorang dengan pcepat lambatnya perkembangan bahasa.

  1. Faktor Kesehatan

Faktor kesehatan merupakan faktor yang paling penting dan secara langsung terkait dengan perkembangan anak secara psikologis, fisiologis, secara kognitif, afektif, dan juga psikomotor tergantung terhadap tipe sakit dan juga berapa lama anak sakit. Apabila kondisi sakit dialami anak pada usia dini dan dalam rentang yang cukup lama, maka akan berdampak pada terganggunya perkembangan bahasa anak.

baca juga:

  1. Status Sosial

Anak dengan latar belakang sosial dari tingkat menengah ke atas memiliki kemampuan perkembangan bahasa yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan anak dari tingkat sosial bawah. Hal ini juga berhubungan dengan tingginya tingkat pendidikan orang tua yang mampu mengajarkan bahasa pada anak. Anak juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan mampu menguasai bahasa dengan cepat karena adanya penguatan atas respon mereka.

  1. Jenis Kelamin

Anak perempuan dikatakan memiliki kemampuan perkembangan bahasa yang lebbih cepat dibandingkan anak laki- laki. Anak perempuan juga mampu menguasai kosa kata yang lebih banyak dari anak laki- laki. Namun hal ini dapat bergeser seiring perkembangan dan pertumbuhan usia.

  1. Jumlah saudara atau jumlah keluarga

Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan anggota yang banyak akan memiliki perkembangan bahasa yang lebih cepat daripada anak tunggal. Banyaknya anggota keluarga membuat anak banyak berinteraksi dengan berbagai tipe orang dan dengan penggunaan bahasa yang lebih beragam sehingga kemampuannya dalam berbahasa juga berkembang lebih cepat.

  1. Hubungan keluarga

Pada anak yang tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis, kurang kasih sayang anak akan tumbuh dengan kemampuan bahasa yang kurang atau mengalami kelainan, misal anak menjadi gagap, berkata kasar, tidak sopan, takur berbicara.

  1. Penggunaan dua bahasa

Anak yang dididik orang tuanya dengan dua bahasa memiliki kemampuan perkembangan bahsa yang lebih cepat. Penggunaan bahasa yang dipelajarinya lebih beragam sehingga menambah wawasan anak. Misalnya anak diajarkan menggunakan bahasa jawa di dalam rumah dan bahasa Indonesia di sekolah. Atau keluarga dengan dua kewarganegaraan yang berbeda, misal anak dilatih berbicara bahasa inggris dengan ayah dan bahasa Indonesia dengan ibu. Dengan begitu perkembangan bahasa anak akan lebih luas.

Baca juga :

Metode Pembelajaran Bahasa pada Anak Usia Dini

Metode pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan bahasa anak digunakan untuk mencapat tujuan tujuan tertentu. Pembelajaran bahasa terdiri dari beberapa model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhan anak. Teknik atau model pembelajaran tertentu tidak dimaksudkan lebih baik dari model lainnya, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan anak. Model pembelajaran dipilih sesuai dengan tipe anak dan kemungkinan model yang paling efektif diterapkan.

Penggunaan model pembelajaran bahasa yang tepat sesuai dengan karakteristik anak akan mendukung perkembangan berbagai potensi dan kemampuan anak yang lain secara optimal dan kearah perilaku positif. Beberapa metode yang bisa diterapkan pada anak usia dini yaitu : metode bercerita, metode tanya jawab, metode bercakap- cakap, metode karyawisata, metode demostrasi, metode pemberian tugas, metode proyek, metode sosiodrama, dan metode eksperimen.

Metode- metode tersebut bisa digunakan sekaligus dengan konsep bermain yang menyenangkan. Metode tersebut merangsang anak untuk mampu mengucapkan dan memahami kata- kata atau kalimat dan melakukan tugas sesuai kalimat. Hal ini juga berfungsi untuk melatih perkembangan kognitid, afektif, dan psikomotorik jika dimodifikasi dengan permainan- permainan.

Baca juga:

Depdiknas, 2007 menekankan pengembangan bahasa pada anak usia dini yaitu ;

A. Mendengarkan dan berbicara. Tujuannya adalah :

  1. Mendengarkan dan memberikan respon yang tepat.
  2. Berbicara dengan pemahaman yang pasti dan percaya diri.
  3. Menggunakan bahasa untuuk mendaptkan informasidan interaksi sosial.
  4. Menikmati media pembelajaran seperti buku, musik, cerita.
  5. Mengembangkan kesadaran terhadap bunyi.
  6. Awal membaca.

B. Perkembagan Pengamatan dan Pendengaran. Awal membaca melibatkan perkembangan terhadap audio dan visual yaitu secara pengamatan dan pendengaran. Tujuannya yaitu :

  1. Membentuk perilaku gemar membaca.
  2. Mengembangkan pemahaman.
  3. Mengembangkan kesadaran terhadap karakter, huruf, warna, dan lainnya.

Baca juga :

Teori Belajar Bahasa

Ada beberapa teori belajar bahasa yang ditunjukkan sebagai berikut:

Teori Behaviorisme

Teori ini terkait dengan pemahaman tentang stimulus yang juga menyebabkan adanya respon yang dapat dilihat. Teori behaviorisme ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov. Teori behaviorisme dimaksudkan dengan pemberian suatu stimulus atau kondisi tertentu secara terus menerus akan menghasilkan respon dan pembiasaan yang sesuai. Teori ini merupakan pembentukan kebiasaan pada diri anak yang diajarkan secara rutin.

Teori Mentalisme

Teori behaviorisme lebih menekankan pada sifat lahiriah yang dimiliki individu sedangkan mentalisme lebih berfokus pada pembahasan batiniah. Mentalisme diawali oleh Noam Chomsky yang menjelaskan bahwa bahasa diperoleh tidak dari pembentukan kebiasaan karena bahasa dinilai terlalu sulit. Menurut Chomsky, bahasa dibentuk berdasarkan sistem atau aturan. Teori mentalisme sering bertentangan dengan teori behaviorisme.

Baca juga :

Perkembangan bahasa pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan neurologis saja melainkan juga perkembangan biologisnya. Perkembangan bahasa pada anak sejak usia dini juga berkembang sesuai dengan perkembangan biologisnya. Anak tidak bisa dipaksa untuk menguasai suatu bahasa jika tidak didukung dengan perkembangan biologis yang matang.

Perkembangan bahasa juga diperoleh dengan cara interaksi dengan lingkungan sekitar anak dan melalui stimulus stimulus yang diberikan oleh orang sekitar dengan berbagai metode pembelajaran bahasa yang secara alamiah dilakukan dalam sautu keluarga atau masyarakat. Salah satunya adalah mengajak anak untuk berinteraksi sejak dini, adalah metode pembelajaran bahasa yang dilakukan oleh semua orang tua. Penggunaan bahasa yang tepat juga melalui beberapa tahapan perkembangan dengan respon bervariasi. Cepat lambatnnya perkembangan bahasa ditentukan oleh banyak faktor.

baca juga:

Pada pendidikan lebih lanjut pada anak, kesiapan belajar ditentukan dengan kemampuan afektif dan kognitif anak sehingga mampu menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran dan isi pembelajaran dengan cepat. Kesiapan afeksi bisa dikembangkan dengan model pengembangan motivasi sedangkan kesiapan kognisi dikembangkan dari perkembangan kognisi masing- masing anak. Adanya kemampuan bawaan atau yang bersifat genetik dan diturunkan dari orang tua misalnya kecerdasan bawaan, juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak sejak usia dini.

Share
Published by
Ina

Recent Posts

Chrometophobia (Fobia Uang): Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Fobia merupakan ketakutan yang dialami oleh manusia namun sudah dalam tahap sulit untuk dikendalikan dan…

9 months ago

Anemophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Pengobatannya

Menikmati pemandangan alam dan menikmati udara yang menyejukan menjadi salah satu yang bisa kita rasakan…

9 months ago

Pantophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Ada berbagai jenis dan juga tipe dari phobia atau rasa cemas, dan ketakutan berlebihan. Faktanya…

10 months ago

Heliophobia : Pengertian, Penyebab, Gejala, Komplikasi dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia ataupun mengatasi rasa takut yang dialami oleh seseorang ada banyak sekali jenis…

10 months ago

Somniphobia : Gejala, Penyebab dan Cara Pengobatannya

Istilah Somniphobia atau dikenal dengan nama hypnophobia merupakan rasa takut yang berlebih saat seseorang jauh…

10 months ago

Cibophobia : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Berbicara mengenai fobia, ada beberap jenis fobia yang dikenal ditengah masyarakat. Misalnya fobia ketinggian, fobia…

10 months ago