Pernahkah Anda merasa bingung tentang tindak tanduk seseorang yang tidak stabil? Misalnya, suatu saat ia setuju dengan Anda atau bersepakat tentang suatu hal. Namun, di saat lain ia bersikap seakan – akan hal tersebut belum pernah dibicarakan. Dan kejadian ini tidak hanya terjadi sekali atau dua kali, namun sangat sering.
Hal ini terlihat ketika suatu saat Anda bertemu dengan seorang kenalan. Anda saling mengenal satu sama lain. Namun di hari lain ia sama sekali tidak tampak mengenal Anda, bahkan tidak menoleh sama sekali ketika dipanggil namanya, penampilan dan gerak geriknya berbeda, padahal Anda tahu ia tidak memiliki saudara kembar. Jika menemukan seseorang yang membingungkan seperti itu, secara otomatis biasanya kita akan mengatakan bahwa ia memiliki kepribadian ganda karena kesal atau tidak habis pikir melihat sikapnya.
Istilah kepribadian ganda mungkin tidak asing bagi Anda pemerhati bidang psikologi atau bagi Anda yang senang membaca buku bertemakan thriller dan senang menonton film dengan tema serupa. Umumnya istilah ini muncul dan digunakan pada tokoh antagonis yang menjadi sentral utama cerita.
Baca juga:
Salah satu buku yang bercerita tentang kepribadian ganda adalah 24 Wajah Billy oleh Daniel Keyes. Novel ini bercerita tentang riwayat hidup William Stanley Milligan, orang pertama di Amerika yang dianggap tidak bersalah atas berbagai tindak kejahatan yang dilakukannya dengan alasan bahwa ia tidak waras. Menilik dari judulnya, sepertinya Billy mengalami gangguan kejiwaan berupa kepribadian ganda. Dalam dunia nyata, gangguan mental seperti kepribadian ganda memang ada dan dialami oleh beberapa orang.
Pengertian Kepribadian Ganda
Kelainan psikologi kepribadian ganda atau yang dulu biasa disebut sebagai Multiple Personality Disorder, sekarang mendapat sebutan atau istilah baru yaitu Dissociative Identity Disorder atau DID.
Dissociative Identity Disorder atau DID adalah kondisi berat dimana kepribadian seseorang terbagi menjadi dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Salah satu kepribadian dapat mengambil alih kepribadian utama dalam suatu individu atau seseorang.
Kondisi ini termasuk sebuah kondisi yang langka dimana seorang penderitanya biasanya merupakan korban kekerasan di masa lalunya. Penderita biasanya menyatakan mengalami kehilangan memori ketika kepribadian lainnya mengambil alih.
Baca juga: Konsep Diri Dalam Psikologi
Pengertian psikologi kepribadian ganda menurut para ahli
Menurut Nevis, Rathus dan Greene (Psikologi Abnormal, 2005), psikologi kepribadian ganda adalah apabila seseorang atau individu memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda, atau juga dapat disebut sebagai kepribadian pengganti.
Masing – masing kepribadian dapat memiliki ingatan yang spesifik dan juga sifat yang spesifik dalam tubuh satu orang. Dalam beberapa kasus, kepribadian – kepribadian tersebut dapat menunjukkan hasil pemeriksaan medis yang berbeda – beda.
Baca Juga : Psikologi Konseling
Perkembangan Psikologi Kepribadian Ganda
Menurut sebagian orang, kasus kepribadian ganda dapat ditelusuri sampai ke masa Paleolitik melalui lukisan di dinding gua tentang sesosok shaman atau dukun purba. Sebagian orang lagi menganggap kejadian kesurupan sebagai salah satu bentuk dari kasus kepribadian ganda. Studi tentang kepribadian ganda adalah salah satu hal yang dipelajari paling awal dalam kajian tentang penyimpangan psikologis.
Orang pertama yang didiagnosa mengalami gangguan psikologi kepribadian ganda adalah Louis Auguste Vivet pada tahun 1882. Melalui serangkaian kejadian, ditemukan bahwa ia memiliki 10 kepribadian yang berbeda, masing – masing memiliki karakter, ingatan, dan gejala somatik yang berbeda pula.
Baca juga: Psikologi Sosial
Kajian serius tentang kepribadian ganda dilakukan oleh seorang Perancis bernama Pierre Janet pada tahun 1883. Seorang dokter lokal memperkenalkan pasiennya yang mempunyai tiga macam kepribadian bernama Leonie berusia 45 tahun kepada Pierre Janet.
Selalu ada beberapa orang ahli yang berusaha memberikan diagnosa yang menonjol terhadap Dissosiative Identity Disorder. Namun, walaupun telah ada definisi yang akurat, kepribadian ganda masih sering disalah artikan sebagai kelainan psikologi lainnya, seperti Histeria atau Skizophrenia.
Barulah pada tahun 1970an, diagnosa penyakit kepribadian ganda ini menjadi populer karena terbitnya buku berjudul Sybil, yang bercerita tentang seorang wanita yang terkena gangguan tersebut. Pada kurun waktu ini, jumlah diagnosa meningkat tajam dibandingkan waktu – waktu lainnya.
Baca Juga : Psikologi Pendidikan
Pada tahun 1932/1949, karya tulis dari Ferenczi berjudul ‘Confusion of Tongues’ menyatakan bahwa teori mengenai pembagian kepribadian berhubungan erat dengan trauma penyiksaan masa kecil. Namun karena teori skizophrenia masih lebih populer, maka sedikit perhatian yang diberikan pada teori ini.
Situasi tersebut baru berubah ketika terdapat kasus shell shock atau sakit syaraf karena pertempuran pada sebagian prajurit dan kasus posttraumatic stress disorder (PTSD) pada wanita dan anak kecil korban kekerasan. Setelahnya, studi kasus lebih dititik beratkan kepada penyimpangan kepribadian secara khusus oleh para ahli.
Baca Juga : Psikologi Keluarga
Ciri – ciri Orang Berkepribadian Ganda
Tanpa mengenali tanda – tanda, ciri atau gejala yang tepat, kita tidak bisa begitu saja menyatakan bahwa seseorang menderita kelainan psikologi kepribadian ganda. Sebagai acuan berikut ini ada beberapa ciri yang bisa terlihat untuk mengukur apakah seorang individu mengalami gangguan tersebut, yaitu:
- Orang yang mengidap kepribadian ganda umumnya memiliki dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Setiap kepribadian juga memiliki pola pikir, cara berbicara, karakter, jenis kelamin, usia dan bahkan ras. Semua kepribadian berbeda ini bisa terdapat di dalam satu individu.
- Perilaku orang tersebut berulang kali diambil alih oleh kepribadiannya yang lain.
- Gangguan yang terjadi pada seseorang bukan disebabkan karena faktor luar seperti alkohol, obat – obatan atau juga kondisi yang berkaitan dengan medis seperti demam. (Baca Juga : Psikologi Anak)
- Sering mengalami ingatan yang hilang, yaitu ada beberapa jeda waktu dalam kehidupannya yang tidak bisa diingat oleh si penderita atau ketidak mampuan mengingat beberapa informasi penting mengenai dirinya. Hal ini berbeda dengan lupa yang biasa terjadi.
- Ada tindakan yang tidak disadari, yang biasanya dikeluhkan orang lain tetapi tidak diingat.
- Gangguan kepribadian meliputi gangguan sensorik, perubahan perilaku, kesadaran, ingatan, persepsi, kognisi dan fungsi motorik. (Baca : Cabang-cabang Psikologi)
- Gejala – gejala ini biasanya mengganggu kehidupan sosial dan juga pekerjaan penderita, atau juga bidang kehidupannya yang lain.
- Sering mendengar suara – suara di dalam kepalanya, inilah sebabnya gangguan kepribadian ganda sering disamakan dengan skizophrenia. Padahal, keduanya sangat berbeda. Skizophrenia adalah gangguan dimana penderitanya sering berhalusinasi, yaitu melihat dan mendengar sesuatu hal yang tidak ada. Penderita skizophrenia tidak mengalami kepribadian ganda.
- Sering mengalami rasa panik, cemas yang berlebih dan mengalami insomnia, juga mudah marah, sedih dan merasa depresi.
- Sering mengalami sakit kepala atau rasa sakit fisik lainnya, terutama ketika individu yang lain sedang mengambil alih. Juga memiliki kecenderungan untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri.
- Terkadang merasa terpisah dengan tubuhnya sendiri, mengalami dorongan emosi atau impuls yang tidak bisa dikendalikan atau merasa kehilangan kendali terhadap dirinya.
Walaupun biasanya berkembang pada masa kanak – kanak, namun Dissociative Identity Disorder jarang didiagnosa hingga masa dewasa. Gangguan kepribadian ini jauh lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki – laki. Komplikasi lain yang biasa terjadi pada individu yang menderita kepribadian ganda yaitu seperti disfungsi seksual, mengalami kelainan pola makan, kejang non epilepsi, tidur berjalan, dan penyalahgunaan alkohol serta obat – obatan.
Baca Juga : Kode Etik Psikologi
Penyebab Orang Berkepribadian Ganda
Mengapa ada sebagian orang yang mengalami gangguan ini sementara yang lainnya dengan latar belakang atau masa lalu yang sama tidak mengalaminya, belum sepenuhnya dimengerti. Namun sebagian besar penderita DID dilaporkan pernah mengalami kekerasan baik berupa fisik dan seksual terutama pada masa kanak – kanak. Trauma juga bisa terjadi karena kasus kecelakaan, bencana alam, dan juga peperangan.
Baca juga:
Pada kasus gangguan kepribadian di Amerika dan Kanada, sebanyak 90 persennya dinyatakan pernah mengalami kekerasan di masa kecil. Dalam beberapa studi, gangguan psikologi kepribadian ganda lebih umum terjadi pada orang yang memiliki kedekatan genetik dengan penderita lainnya. Kendati demikian, ada beberapa faktor yang bisa membuat seseorang lebih rentan mengalami gangguan kepribadian ini, yaitu:
- Penyangkalan – Ketika mengalami suatu kejadian yang terlalu berat untuk ditanggung, otak manusia kemungkinan akan membangun suatu pertahanan untuk menutupi masalah tersebut dengan manganggapnya tidak ada.
- Usia – Pada usia awal kanak – kanak, identitas kita masih sangat mungkin mengalami perubahan. Individu yang mengalami trauma berulang ketika kecil akan mulai memasang penghalang di dalam jiwanya.
- Sensitivitas – Seseorang dengan ambang batas yang rendah terhadap suatu trauma mungkin saja akan lebih rentan daripada orang lain sebayanya.
- Trauma – Seperti yang telah diketahui, perpecahan kepribadian adalah cara seseorang untuk lebih bertahan dalam trauma emosi serta fisik.
Kelainan ini bisa mulai berkembang pada usia berapapun, namun identitas pribadi kita terbentuk pada masa kanak – kanak. Jadi, seorang anak lebih mampu dari orang dewasa untuk melangkah keluar dari kepribadian mereka Individu dengan gangguan kepribadian mempunyai gejala paska trauma seperti mengalami mimpi buruk, kilas balik, dan respons kejut, atau kelainan stress paska trauma.
Trauma ini menyebabkan seseorang berusaha mengatasinya dengan memunculkan kepribadian lain di dalam dirinya, dimana pribadi tersebut adalah sosok yang sangat jauh berbeda daripada pribadi utama. Perasaan tidak mampu mengatasi trauma dalam bentuk yang sangat ekstrem bisa menghasilkan pemecahan kepribadian menjadi beberapa sosok yang mempunyai watak berbeda.
Baca juga:
Cara Mengatasi Kepribadian Ganda
Pengobatan utama untuk gangguan kepribadian ganda adalah dengan melalui perawatan jangka panjang. Tujuan dari perawatan jangka panjang ini adalah untuk mengenali kepribadian lainnya dan menghancurkan serta menyatukannya dengan pribadi awal.
Dengan kata lain, terapi yang dilakukan bertujuan untuk berusaha mensinkronkan kepribadian – kepribadian yang ada menjadi satu. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum menjalankan terapi, yaitu:
1. Evaluasi
Langkah pertama untuk menentukan terapi yang tepat adalah melakukan evaluasi yang menyeluruh lebih dulu. Hal ini penting untuk mengenali sejauh apa gangguan kepribadian yang diderita seseorang yang telah dialaminya. Untuk mendapatkan diagnosa yang akurat, akan dilakukan beberapa macam evaluasi terhadap individu yang dicurigai mengalami gangguan kepribadian. Metode evaluasi tersebut yaitu:
- Pemeriksaan Fisik – Dokter akan memeriksa secara menyeluruh tentang sejarah pribadi, gejala dan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mendalam. Beberapa tes mungkin saja dilakukan seperti tes cedera kepala, penyakit otak, kelainan pola tidur atau kecanduan, semua yang dapat menyebabkan kehilangan ingatan atau perasaan berhalusinasi. (Baca juga: Teori Nativisme)
- Pemeriksaan Psikiatri – Ahli psikiatri atau ahli kesehatan mental akan menanyakan mengenai pikiran, perasaaan dan tingkah laku individu tersebut dan mendiskusikan gejala yang dialami. Dengan izin pasien, informasi dari keluarga atau orang dekat dapat menjadi sangat membantu.
- Penentuan Diagnosa – Ahli kesehatan mental akan membandingkan hasil yang didapatkannya dengan panduan mengenai gejala Dissociative Identity Disorder.
Baca juga:
2. Diagnosa
Gangguan kepribadian ganda dapat digolongkan lagi menjadi tiga macam yaitu:
- Dissociative Amnesia
Pada gangguan kepribadian jenis ini, akan ada waktu – waktu dimana penderita tidak bisa mengingat informasi penting mengenai dirinya sendiri. Kehilangan memori ini terlalu besar untuk dijelaskan dengan sifat pelupa biasa. Juga, tidak berhubungan dengan penyakit trauma kepala atau penyalah gunaan alkohol dan obat. Hal ini mengganggu kehidupan sehari – hari dan sosial individu tersebut.
- Dissociative Identity Disorder
Menurut pengamatan orang lain, individu tersebut menunjukkan dua atau lebih kepribadian yang lain, masing – masing memiliki karakteristik khusus yang berbeda. Mengalami kehilangan waktu yang berulang yang tidak sama dengan sifat alpa biasanya, dan bukan merupakan hubungan dari praktek keagamaan, budaya tertentu, ataupun penyakit dan alkohol serta obat – obatan. Kelainan ini juga telah mengganggu hubungan dengan orang lain, pekerjaan dan menyebabkan stress.
- Depersonalization – Derealization Disorder
Mengalami perasaan terpisah dari tubuh secara terus menerus, seperti menjadi pengamat luar akan tubuh sendiri, atau merasa tidak terhubung dengan dunia sekitar sehingga semua hal terasa seperti mimpi. Ketika mengalami hal seperti itu, sadar bahwa itu bukanlah kenyataan. Gejala tidak hanya muncul selama adanya kelainan lainnya seperti skizophrenia atau serangan panik. Juga bukan karena penyakit tertentu, obat – obatan atau alkohol dan telah sangat mengganggu kehidupan sehari – hari serta hubungan sosial.
Baca juga:
3. Terapi
Jenis perawatan yang biasa dilakukan untuk penderita gangguan kepribadian ganda yaitu:
- Psychotherapy – Disebut juga sebagai terapi bicara, terapi ini merupakan terapi utama untuk gangguan kepribadian. Ini adalah istilah luas untuk menyatakan beberapa macam bentuk terapi yang dilakukan.
- Terapi Kognitif Tingkah Laku – Bentuk terapi ini berfokus kepada mengganti pola pikir yang disfungsional, seperti juga perasaan dan tingkah laku yang termasuk ke dalam kategori disfungsional.
- Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) – Teknik ini digunakan untuk merawat individu dengan mimpi buruk yang terus menerus, kilasan masa lalu, dan gejala lainnya dari stress paska trauma.
- Dialectic Behavior Therapy – Salah satu bentuk psikoterapi untuk individu dengan gangguan kepribadian berat, yang termasuk gangguan kepribadian yang muncul setelah mengalami suatu pengalaman berat atau trauma.
- Terapi Keluarga – Terapi ini membantu untuk mengajarkan kepada keluarga tentang kelainan kepribadian tersebut sekaligus membiasakan keluarga untuk mengenali gejala – gejalanya.
- Terapi Kreatif – Terapi melalui penyaluran kreativitas seperti musik, melukis dan bidang seni lainnya membuat pasien dapat mengekspresikan perasaan, pikiran dan pengalaman mereka melalui bidang yang kreatif dan aman. (Baca juga : Psikologi Kognitif)
- Teknik Meditasi dan Relaksasi – Membantu individu untuk lebih toleran terhadap kondisi kelainan kepribadian mereka dan menjadi lebih sadar diri. (Baca juga: Psikologi Forensik)
- Hipnosis Klinis – Suatu metode perawatan yang melibatkan relaksasi, konsentrasi, dan pemusatan perhatian yang fokus untuk menerima satu perubahan kesadaran, membuat individu untuk dapat mengeksplorasi pikiran, perasan dan ingatan yang tersembunyi. (Baca juga: Psikologi Sastra)
- Medis – Tidak ada pengobatan medis yang dikhususkan kepada kasus gangguan kepribadian ganda, namun obat – obat anti depresi, anti kegelisahan dan obat penenang terkadang diresepkan untuk membantu mengontrol kesehatan mental yang berhubungan dengan gejala kepribadian ganda.
Baca juga:
Individu dengan gangguan kepribadian ganda pada umumnya merespon upaya – upaya pengobatan dengan baik. Walaupun demikian, upaya pengobatan dapat menjadi suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Terapi ini biasanya dimulai dengan mengidentifikasi dan memberdayakan semua kepribadian untuk membantu mereka menyatu ke dalam datu kepribadian yang utuh. Selain itu, penting juga untuk memperbaiki situasi lain yang dihasilkan dari komplikasi seperti kegelisahan, depresi, atau penyalahgunaan obat – obatan dan minuman keras.
Baca juga:
Fenomena Kepribadian Ganda
Gangguan psikologi kepribadian ganda termasuk jarang ditemukan, namun bisa jadi lebih umum terjadi daripada yang disangka. Perkiraan kasus bisa meningkat seiring dengan meningkatnya juga kasus kekerasan terhadap anak, yang merupakan penyebab terbesar timbulnya kelainan kepribadian ganda ini. Ada beberapa fakta yang berhubungan dengan penderita kelainan kepribadian ganda serta fakta mengenai pengobatan atau terapinya, yaitu:
1. Fakta Mengenai Penderita
Beberapa fakta mengenai individu yang menderita kelainan kepribadian ganda yaitu:
- Semua ras manusia beresiko mengalami gangguan kepribadian ganda, namun anak – anak Amerika lebih umum mengalaminya.
- Perempuan mengalami lebih banyak penyiksaan anak dibandingkan laki – laki, sekitar 1:10 atau satu berbanding sepuluh kasus, karena itu perempuan lebih banyak mengalami Dissociative Identity Disorder.
- Walaupun begitu, laki – laki yang mengalami trauma lebih mungkin mengalami disosiasi patologis.
- Biasanya, kelainan kepribadian ganda disebabkan oleh trauma yang dialami sebelum usia sembilan tahun.
- Serangan penyiksaan pada usia yang lebih awal memungkinkan kelainan kepribadian yang lebih besar.
- Jumlah rata – rata kepribadian yang berbeda dalam satu individu adalah antara delapan sampai tiga belas, namun ada kasus yang menemukan seabnyak seratus kepribadian berbeda dalam satu individu.
Baca juga: Konsep Diri Dalam Psikologi
2. Fakta Mengenai Pengobatan
Fakta lain mengenai pengobatan kelainan kepribadian ganda meliputi:
- Pasien kepribadian ganda yang tidak mendapatkan terapi atau pengobatan yang layak, atau yang mencoba mengobati dirinya sendiri cenderung menunjukkan gejala yang memburuk dan akan semakin sulit ditangani dengan pengobatan psikiater.
- Kepribadian – kepribadian alternatif yang tidak bergabung dengan spontan.
- Penyimpangan kepribadian ganda yang tidak diobati akan menyebabkan penderitanya semakin cenderung merusak diri sendiri.
3. Fakta Mengenai Terapis
Dalam pengobaan kelainan kepribadian ganda, tentu saja peran serta seorang terapis tidak dapat dipisahkan. Ada beberapa fakta terkait cara para terapis menjalankan pengobatan untuk individu dengan kelainan kepribadian, yaitu:
- Tujuan akhir dari sesi – sesi terapi tersebut adalah untuk mengintegrasikan atau menggabungkan beberapa kepribadian menjadi satu kepribadian utama kembali.
- Setiap kepribadian perlu dibantu untuk menyadari bahwa mereka sebenarnya berasal dari satu individu yang sama dan merupakan bagian dari satu orang saja. Bahwa pembagian kepribadian itu berasal dari dirinya sendiri.
- Nama setiap kepribadian digunakan untuk kenyamanan dan bukan untuk menegaskan eksistensi kepribadian yang lain tersebut.
- Perlakuan yang adil dan empati harus diberikan kepada seluruh kepribadian yang ada untuk memudahkan komunikasi dan kerjasama antara penderita dengan terapis.
- Demikian juga empati dan kerja sama dari berbagai kepribadian harus didukung oleh terapis demi kelancaran pengobatan.
- Perlakuan terhadap penderita haruslah penuh kelembutan dan dukungan agar merasa nyaman, terkait dengan trauma yang pernah dialami.
Baca juga: Persepsi dalam Psikologi
Tujuan setiap metode pendekatan dan pengobatan serta terapi untuk mengatasi Dissociative Identity Disorder harus dapat meyakinkan penderitanya bahwa memecah dirinya menjadi beberapa kepribadian yang sangat berbeda tidak lagi diperlukan. Baik itu dilakukan untuk menghadapi trauma masa lalu, masa kini atau sebagai pencegahan akan apa yang terjadi di masa depan. Penderita dapat diajarkan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupannya dengan lebih baik dan tegar dengan mengandalkan kepribadiannya sendiri, tanpa harus memecah kepribadiannya lagi.