Home » Ilmu Psikologi » 11 Perbedaan Psikolog dan Psikiater

11 Perbedaan Psikolog dan Psikiater

by Khanza Savitra

Baik psikolog maupun psikiater merupakan profesi yang sama-sama berhubungan mengenai penanganan kejiwaan pada manusia. Kedua profesi ini memiliki tujuan dan fokus dalam membantu seseorang yang memiliki masalah di dalam kehidupannya. Karena bidang yang digeluti nya hampir sama, kebanyakan banyak orang yang salah mengartikan mengenai psikolog dan psikiater. Meskipun tujuan dan fokus kerja nya sama, namun cara kerja dan pendekatan yang dilakukannya untuk mengatasi sebuah permasalahan pada klien berbeda satu sama lainnya. (baca juga: Cara Menjaga Hubungan Jarak Jauh)

Yang disebut sebagai seorang psikolog merupakan seseorang yang telah menempuh pendidikan Master pada bidang-bidang tertentu dari studi psikologi profesi, entah itu pada bidang klinis, industri, pendidikan, atau organisasi. Sedangkan psikiater sendiri sebenarnya merupakan dokter yang melanjutkan S2 khusus dalam bidang psikiatri. Nah berikut ini beberapa perbedaan psikolog dan psikiater lainnya.

1. Jenjang Pendidikan

Hal paling utama yang menjadi perbedaan dari psikolog dan psikiater adalah pada jenjang pendidikan yang ditempuh masing-masing profesi. Psikolog merupakan profesi yang didapatkan seseorang setelah menempuh studi pada bidang Magister Profesi Psikolog, yang mana untuk dapat menempuh pendidikan tersebut diharuskan sebelumnya untuk menempuh jenjang S1 Psikologi. Setelah itu barulah melanjutkan ke jenjang Magister Profesi Psikolog.

Sedangkan psikiater, harus menempuh pendidikan pada bidang kedeokteran spesialis kejiwaan. Sehingga sebelumnya harus menempuh S1 Kedokteran terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan ke jenjang spesialis kejiwaan. (baca juga: Gejala Penyakit Alzheimer)

2. Gelar Pendidikan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, psikolog dan psikiater merupakan dua profesi yang didapatkan dari bidang studi yang berbeda satu sama lainnya sehingga gelar pendidikan yang diraihnya juga berbeda-beda. Pada profesi psikologi, merupakan seseorang yang sebelumnya sudah menempuh pendidikan S2 pada bidang psikologi profesi (klinis, industri, pendidikan, atau organisasi) namun terkecuali lulusan S1 Psikologi yang sudah lulus namun masih dengan gelar dra/drs (karena di dalam program S1 saat ini sudah dibekali dengan materi yang setara dengan program Master saat ini). Gelar untuk psikolog merupakan M.Psi/Psi.

Sedangkan psikiater merupakan dokter yang melanjutkan pendidikannya dalam bidang psikiatri, sehingga nantinya akan mendapat gelar dalam bidang spesialis kesehatan Jiwa. Pada psikiater memiliki gelar Dr. dan Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa). (baca juga: Prospek Kerja Untuk Lulusan Psikologi)

3. Bidang Studi Yang Dipelajari

Selama studinya, psikolog akan lebih dibebankan pada materi-materi mengenai teori yang berkaitan dengan manusia, dinamika perkembangan manusia, dan kemampuan dalam menganalisa serta psikoterapi  untuk membantu klien dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Sedangkan psikiater akan lebih berfokus pada perubahan fisiologis atau biologis yang terjadi di dalam diri seseorang serta hal-hal yang menjadi penyebab atau menyebab dari masalah yang sedang dihadapi seseorang tersebut. (baca juga: Cara Menghilangkan Sifat Egois)

4. Lapangan Pekerjaan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, psikolog terdiri dari beberapa spesialis yang tentu saja memiliki lapangan pekerjaan yang berbeda satu sama lainnya. Jika psikolog tersebut mengambil bidang klinis, maka tentu saja praktek psikolognya akan berada di rumah sakit, klinis konsultasi dan lainnya. Jika psikolog tersebut mengambil bidang industri atau organisasi, maka akan bekerja di sebuah perusahaan atau kantor pada bagian HRD ( Human Resources and Development).

baca juga:

Sedangkan psikolog pendidikan biasanya akan bekerja dalam bidang pendidikan, semisal di sekolah, lembaga-lembaga pendidikan, dan sejenisnya. Berbeda dari pskiater, karena memang merupakan seorang dokter maka lapangan pekerjaannya memang berada di rumah sakit ataupun membuka praktek konsultasi pribadi. (baca juga: Cara Menghilangkan Kecemasan)

5. Praktek Pekerjaan

Bagi seorang psikolog ataupun lulusan Master dari Psikologi Profesi, maka akan mendapatkan ijin praktek yang dapat digunakan sebagai modal membuka biro konsultasi pribadi ataupun juga dapat digunakan untuk bergabung ke dalam biro psikolog milik lainnya sebagai tenaga konsultan psikologi. Psikolog juga akan mendapat hak pada alat-alat tes psikologi, yang artinya seorang psikologi dapat memiliki, menyimpan, menggunakan serta mengoperasikan alat-alat tes psikologi dan menginterpretasikan hasil nya pada klien. Sehingga psikolog dapat dikatakan sebagai praktisi psikologi.

Sedangkan psikiater, dapat memberikan terapi obat-obatan pada klien karena memang latar belakangnya yang merupakan lulusan fakultas kedokteran sehingga dapat menangani secara klinis. Oleh sebab itu, saat psikiater mengobati pasien yang memiliki masalah kejiwaan maka psikiater dapat memberikan obat-obatan dikarenakan penyakit jiwa yang diderita pasien dapat disebabkan oleh kondisi tubuh yang memang tidak sehat ataupun dikarenakan kondisi organ tubuh yang berkaitan dengan gejala kejiwaan yang dialami pasien. (baca juga: Fakta Kepribadian Anak Bungsu)

6. Metode Yang Digunakan

Perbedaan lainnya terlihat dari metode yang digunakan oleh keduanya. Psikolog menggunakan metode-metode terapi psikologis yang lebih dikenal sebagai psikoterapi. Saat melakukan terapi, psikologi memang lebih mengandalkan ketrampilan sosial. Sedangkan psikiater tak hanya mengandalkan konseling saja namun juga memanfaatkan kompetensi yang dimiliki sebagai seorang dokter yang dapat memberikan farmakoterapi .

baca juga:

7. Masalah Yang Ditangani

Meskipun bekerja dalam lingkup yang sama, namun masalah-masalah yang ditangani oleh kedua profesi ini tentunya berbeda. Psikolog biasanya akan menangani masalah-masalah yang dirasa umum di dalam kehidupan sehari-hari serta dapat ditangani dengan konseling ataupun terapi ringan. Misalnya saja masalah dalam bidang pendidikan, seperti membolos, anak malas belajar, tidak kosentrasi saat belajar, kurang percaya diri lainnya. Masalah keluarga seperti masalah dalam pernikahan, perceraian, kenakalan remaja, dan lainnya. Masalah dalam pekerjaan seperti motivasi kerja, kepuasan kerja, masalah kepemimpinan. (baca juga: Cara Agar Selalu Berpikir Positif)

Sedangkan psikiater biasanya akan menangani masalah-masalah yang mana memiliki keterkaitan psikologi yang lebih berat lagi, semisal depresi, insomnia berat, gangguan mood, schizophrenia, halusinasi, delusi, dan lainnya yang memang membutuhkan penanganan lebih dari konseling. Biasanya akan dibutuhkan obat-obatan untuk proses terapinya.

baca juga:

8. Penyebutan Mitra Kerja

Perbedaan lainnya dapat terlihat dari penyebutan mitra kerja. Orang-orang yang datang dan berobat ke pskiater sudah tentu disebut dengan pasien. Berbeda dengan orang-orang yang datang ke psikolog yang disebut dengan klien. Yang perlu anda pahami disini adalah jika tidak semua orang yang datang ke psikologi memiliki masalah dalam psikologisnya. Bisa saja klien-klien ini datang hanya untuk melakukan pemeriksaan saja. Semisal psikotes untuk kepentingan rekruitmen, seleksi, atau penentuan jurusan. Demikian pula pasien yang datang dan berkonsultasi tidak langsung dapat anda katakan sebagai pasien “yang gila” meskipun meminta bantuan dari psikiater. (baca juga: Cara Membahagiakan Diri Sendiri)

Dalam kenyataannya, dua profesi ini sebenarnya saling bekerja sama satu sama lainnya saat merujuk pasien. Bila seorang klien tidak dapat ditangani psikolog dikarenakan gangguan psikologis nya yang cukup berat serta membutuhkan bantuan penanganan dengan obat maka kliner tersebut akan dirujuk untuk menuju psikiater. Demikian pula dengan pasien yang memang sudah dinyatakan sembuh dari masalah nya oleh psikiater, tetap akan dirujuk untuk diperiksa psikolog kembali untuk lebih meyakinkan. (baca juga: Macam-Macam Sindrom Pada Manusia)

9. Psikolog Untuk Kesehatan Mental, Sedangkan Psikater Untuk Pencegahan, Diagnosis, Hingga Terapi Penyakit Mental

Seorang psikoloh memiliki spesialisasi atau kemampuan dalam meningkatkan kesehatan klien yang dimilikinya. Entah itu psikolog klinik, konseling, sosial, maupun neuropsikologis. Sedangkan psikiater harus dihadapkan dengan penyakit mental. Ada beberapa jenis psikiater yang ada, mulai dari psikiater forensik, neuropskiatrik, dan psikiater yang membantu pasien yang mengalami kecanduan dari obat-obatan.

baca juga:

10. Izin Yang Berbeda

Psikolog yang telah lulus ujian dan mendapatkan ijin, memiliki kualifikasi untuk dapat melakukan tes psikologi yang mana bertujuan utnuk memeriksa status dari mental seseorang serta mencari tahu metode yang paling efektif untuk terapi yang akan dilaksanakan. Sedangkan psikiater yang sudah diberikan ijin, dapat memberikan resep obat untuk pasiennya yang mana dapat membantu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

Baca juga:

Kebanyakan pskiater akan menghabiskan waktu bersama dengan pasien sehingga dapat lebih memfokuskan diri dengan manajemen obat yang menjadi bagian dari terapi yang dilakukan. Meskipun sama-sama mempelajari mengenai teknik psikoterapi, mereka memiliki pendekatan yang berbeda untuk mengatasi masalah pada pasiennya masing-masing. (baca juga: Cara Mengatasi Fobia Ketinggian)

11. Pandangan Dari Sisi Psikolog dan Psikiater

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, baik psikolog maupun psikiater memiliki penanganan masalah yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini tentunya didukung dari pandangan masing-masing dari keduanya. Psikolog menyimpulkan jika manusia memiliki kemampuan berpikir serta menentukan apapun yang terbaik untuk dirinya sendiri. Peran psikolog adalah untuk merefleksikan, membuka wawasan, serta memberikan pandangan yang mana akan mengarahkan seseorang agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Sedangkan pskiater menyimpulakn jika masalah kejiwaan pada manusia disebbakan karena adanya ketidakseimbangan dari fungsi fungsi fisiologis, misalnya seperti hormon, neutrotransmitter, dan lainnya. Sehingga membuat psikiater memang cenderung untuk menggunakan obat-obatan sebagai salah satu bentuk terapi. (baca juga: Karakteristik Anak Usia Dini)

Nah itu tadi beberapa perbedaan dari psikologi dan psikiater. Meskipun sama-sama berkecimpung di dalamnya, tentu saja peran yang dimilikinya akan berbeda satu sama lainnya. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

You may also like