Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 15 Karakteristik Anak Usia Dini Secara Umum

15 Karakteristik Anak Usia Dini Secara Umum

by Khanza Savitra

Anak usia dini merupakan anak yang masuk ke dalam kategori rentang usia 0-8 tahun, meliputi anak-anak yang sedang masuk ke dalam program pendidikan Taman Penitipan Anak, Tk hingga SD (Sekolah Dasar). Setiap anak usia dini dalam rentang usia berapa pun memiliki kepribadian yang unik yang mana dapat menarik perhatian dari orang dewasa lainnya.

Selain itu, anak-anak pada kategori usia dini tentu saja memiliki karakter tersendiri yang berbeda dari anak pada usia lainnya. Karakter merupakan sifat bawaan yang biasanya diturunkan dari kedua orangtua. Karakter ini terkadang bisa membuat orang-orang di sekitarnya senang, namun beberapa juga membuat para orang tua kesulitan untuk mengatasinya. Sayangnya banyak pula orang tua yang belum paham menangani perilaku anak-anak pada usia dini. Sehingga dibutuhkan pengertian serta wawasan yang luas bagi orang tua dalam memahami karakteristik anak. Sehingga nantinya tidak akan memberikan pengaruh buruk pada perkembangan anak. Berikut ini ada beberapa karakteristik anak usia dini yang perlu anda ketahui.

1. Memiliki Rasa Keingin Tahuan Yang Besar

Anak-anak pada kategori usia dini benar-benar memiliki keingin tahuan yang besar pada dunia yang ada di sekitarnya. Pada masa bayi, rasa keingin tahuan dari mereka ditunjukkan dengan cara senang meraih benda-benda yang bisa dijangkaunya dan kemudian memasukkan ke dalam mulut. Pada usia 3-4 tahun, biasanya anak akan sering membongkar pasang segala hal yang ada di sekitarnya untuk bisa memenuhi rasa keingin tahuannya yang besar. Tak hanya itu saja anak akan gemar bertanya pada orang lain meskipun masih menggunakan bahasa yang sederhana. (baca juga: Cara Menghadapi Orang Introvert)

2. Memiliki Pribadi Yang Unik

Meskipun memiliki banyak kesamaan umum pada perkembangan anak di usia dini, namun tetap saja setiap anak memiliki ciri khas tersendiri pada minat, bakat, gaya belajar, dan lainnya. Keunikan-keunikan inilah yang merupakan keturunan genetis hingga faktor lingkungan. Untuk itu dalam hal mendidik anak, tentu perlu diterapkan pendekatan secara individual ketika menangani anak usia dini. (baca juga: Cara Menghindari Pergaulan Bebas)

3. Berpikir Konkrit

Yang dimaksud adalah berpikir berdasar pada makna sebenarnya, tidak seperti remaja dan orang dewasa lainnya yang terkadang berpikir secara abstrak. Bagi anak-anak di usia dini, segala hal yang mereka lihat dan ketahui akan terlihat asli. (baca juga: Pengertian Persepsi Menurut Para Ahli)

4. Egosentris

Karakteristik ini tentu dimiliki oleh setiap anak, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya sikap anak yang cenderung memperhatikan serta memahami segala hal hanya dari sisi sudut pandangnya sendiri atau kepentingan sendiri nya saja. Hal ini dapat dilihat dari sikapnya yang seringkali masih berebut sesuatu, marah atau menangis bila keinginannya tidak dihendaki, dan memaksakan kehendak.

Karakteristik seperti ini biasanya memiliki keterkaitan dengan perkembangan kognitifnya. Menurut Piaget, anak pada masa usia dini berada dalam fase transisi dari fase praopersional menuju fasel operasional konkret. Pada fase operasional, biasanya pola fikir anak lebih menuju sifat egosentrik serta simbolik. Sementara di dalam fase operasional konkret, anak-anak sudah menerapkan logika yang digunakan untuk memahami persepsi-persepsi yang ada.

baca juga:

Menurut Berg, anak yang ada di dalam masa transisi ini masih memiliki kedua pola pikir tersebut secara bergantian bahkan terkadang sec ara simultan. Dalam memahami sebuah fenomena, biasanya anak seringkali memahami sesuatu hanya dari sudut pandangnya saja sehingga dirinya akan sering merasa asing meskipun berada di dalam lingkungannya. (baca juga: Pengertian Sikap Menurut Para Ahli)

5. Senang Berfantasi dan Berimajinasi

Fantasi merupakan sebuah kemampuan membentuk sebuah tanggapan baru dengan tanggapa yang sudah ada, sedangkan imajinasi merupakan kemampuan anak dalam menciptakan objek ataupun kejadian namun tidak didukung dengan data-data yang nyata. Anak usia dini senang sekali membayangkan serta mengembangkan berbagai hal yang jauh dari kondisi nyatanya. Bahkan terkadang hingga menciptakan teman-teman imajiner. Teman imajiner tersebut bisa dalam bentuk orang, hewan, hingga benda. (baca juga: Macam-Macam Sindrom Pada Manusia)

6. Aktif dan Energik

Ketika anak mulai berkembang, biasanya mereka akan senang melakukan berbagai aktifitas. Mereka seolah-olah merasa tidak pernah lelah, bosan , bahkan juga tidak pernah ingin berhenti untuk melakukan aktifitas terkecuali saat mereka sedang tidur.

baca juga:

7. Berjiwa Petualang

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak pada usia dini memiliki rasa keingin tahuan yang besar dan kuat. Rasa keinginan ini biasanya akan disertai dengan menjelajahi sesuatu hal serta memiliki jiwa petualang. Misalnya saja, anak-anak senang sekali berjalan kesana kemari, membongkar hal-hal di sekitarnya, mencorat coret dinding, dan lainnya.

Baca juga:

8. Belajar Banyak Hal Menggunakan Tubuh

Anak-anak pada usia dini memang menjadi usia dimana dirinya senang mempelajari hal-hal baru. Mereka akan mulai banyak belajar dengan menggunakan seluruh anggota tubuh mereka, mulai dari merasakan, bergerak, menyentuh, membaui, menjelajah, mengamati, mengira-ngira, dan lainnya. (baca juga: Tahap Perkembangan Emosi Anak)

9. Memiliki Daya Kosentrasi Yang Pendek

Anak-anak pada usia dini memang memiliki rentang fokus dan perhatian yang sangat pendek dibandingkan pada remaja ataupun orang dewasa. Perhatian anak-anak usia dini akan mudah sekali teralihkan pada hal lainnya, khususnya yang dapat menarik perhatiannya. Sehingga sebagai pendidik, baik guru ataupun orang tua penting sekali untuk memperhatikan hal ini dalam menyampaikan sebuah pembelajaran penting. Pembelajaran yang baik dapat dilakukan melalui pendekatan yang lebih bervariasi serta menyenangkan sehingga tidak mengharuskan anak terpaku di tempat yang sama serta dalam waktu yang lama yang malah akan membuatnya bosan dan pelajaran tidak masuk ke dalam otak anak.  (baca juga: Penegrtian Bakat Menurut Para Ahli)

10. Bagian Dari Makhluk Sosial

Anak akan senang jika bisa diterima serta berada di dalam lingkungan teman-teman sebayanya. Mereka senang melakukan kerja sama serta saling memberikan semangat pada teman-teman lainnya. Anak membangun konsep pada dirinya melalui interaksi sosial yang terjadi di sekolah. Dirinya akan membangun kepuasan melalui sebuah penghargaan diri saat diberikan sebuah kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan teman-temannya. Untuk itu sebuah pembelajaraan dilakukan agar dapat membantu anak di dalam perkembangan perhargaan diri. Hal ini dilakukan melalui penyatuan strategi pembelajaran sosial. (baca juga: Cara Menyembuhkan Bipolar Disorder)

11. Spontan

Karakteristik lainnya yang dimiliki anak-anak usia dini adalah sifat yang spontan. Perilaku serta sikap yang biasanya dilakukan pada anak-anak umumnya merupakan sikap asli yang dimiliki mereka tanpa adanya rekayasa. Hal ini dapat terlihat dari anak-anak yang seringkali berbicara ceplas-ceplos tanpa ada sesuatu hal yang ditutupi. Selain itu apapun yang diperbuat dan dikatakan anak merupakan refleksi dari apa yang ada di dalam hati serta pikirannya. (baca juga: Tips Meningkatkan Daya Otak)

12. Mempunyai Semangat Belajar Tinggi

Ketika anak-anak memiliki keinginan yang menyenangkan serta menarik perhatian mereka tentu saja membuat anak akan berusaha untuk terus mencari cara agar dapat memahami hal-hal yang mereka sangat inginkan. Misalnya saja, ketika anak tertarik dalam bidang mewarnai, maka anak akan terus melakukan kegiatan mewarnai secara berulang-ulang sampai dirinya merasa bisa. (baca juga: Psikologi Cinta)

13. Kurangnya Pertimbangan

Anak-anak pada usia dini biasanya kurang dalam mempertimbangkan hal-hal yang akan mereka lakukan kedepannya. Mereka belum mengetahui apakah hal yang dilakukannya tersebut akan berdampak bahaya atau tidak bagi dirinya. Misalnya saja saat bermain benda-benda tajam, mereka lebih tertarik memainkannya dibandingkan dengan mendengarkan nasehat dari orang tua.

baca juga:

14. Masa Belajar Yang Paling Potensial

Masa-masa anak usia dini dapat dikatakan sebagai golden age. NAEYC menjelaskan jika pada masa awal ekhidupan dikatakan sebagai masa pembelajaran dengan slogan Early Years Are Learning Years. Hal ini lah yang kemudian menyebabkan selama dalam rentang tersebut anak dapat mengalami berbagai pertumbuhan serta perkembangan yang begitu cepat. (baca juga: Teori Belajar Menurut Para Ahli)

Pada periode ini hampir segala potensi yang dimiliki anak akan mengalami masa peka untuk segala tumbuh kembang yang cepat dan hebat. Oleh sebab itu, pada masa-masa ini, anak benar-benar membutuhkan stimulasi dari lingkungan sekitarnya. Pembelajaran dalam masa-masa ini memang menjadi wahana yang memfasilitasi tumbuh dan kembang anak untuk dapat mencapai tahapan yang memang sesuai tugas perkembangannya. (baca juga: Cara Mengetahui Bakat Diri Sendiri)

15. Mudah Sekali Frustasi

Karakterisik anak usia dini lainnya adalah mudah sekali frustasi. Rasa keingin tahuannya yang besar dan berlebih terkadang membuat anak mudah sekali frustasi apabila keingintahuannya tersebut tidak segera dituruti. Sikap yang seringkali ditunjukkan saat dirinya merasa frustasi biasanya diungkapkan dalam bentuk marah, menangis, berteriak, dan lainnya. (baca juga: Cara Meningkatkan Prestasi Belajar)

Nah itu tadi beberapa karakteristik yang dimiliki oleh anak-anak usia dini. Tentu saja dengan mempelajari setiap karakter anak, sebagai orang tua maupun pendidik akan lebih mudah mengatasi karakter anak yang cenderung negatif serta mengoptimalkannya dalam sisi positif. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.

You may also like