Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Kognitif » Psikologi Kognitif – Sejarah, Peranan, Ruang Lingkup, dan Penjelasannya

Psikologi Kognitif – Sejarah, Peranan, Ruang Lingkup, dan Penjelasannya

by Khanza Savitra

Sebelum mengambil pengertian tunggal mengenai psikologi kognitif, perlu adanya pengertian yang mendasari dari dua kata tersebut, Psikologi kognitif sendiri terdiri dari dua kata dasar yaitu Psikologi dan kognitif, dan berikut merupakan pengertian dari kata psikologi dan kognitif secara independen.

Psikologi

Yang pertama adalah kata “psikologi”, kata psikologi merujuk pada kata “psycho” yang berarti jiwa, dan “logos” yang memiliki makna ilmu. Dan dalam perkembangannya kemudian istilah psikologi berarti ilmu jiwa atau yang kerap kali disebut dengan imu yang mempelajari mengenai gejala-gejala kejiwaan. Akan tetapi dengan semakin modernya jaman psikologi kemudian diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai tingkah laku manusia.

Baca juga: Antropologi

Kognisi

Sedangkan mengenai pengertian dari kognisi atau kogitif adalah ilmu yang mempelajari mengenai hal-hal yang dialami manusia, diantaranya adalah seperti sikap, ide, harapan dan sebagainya. Terlepas dari itu belum ada kesepakatan secara umum mengenai kata yang serapan dari cognition.

Jadi, pengertian dari psikologi kognitif adalah ilmu pengetahuan yang secara perspektif mengkhususkan diri pada lingkup perspektif pemikiran ingatan manusia, psikologi ini menggambarkan bahwa manusia adalah proses maklumat yang secara aktif seperti menyerupai motofora dunia komputer. Pada definisi selanjutnya, dijabarkan bahwa yang dinamakan psikologi kognitif adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari proses mental dan pada umumnya membahas mengenai bagaimana cara berfikir, melihat, daya ingat, dan belajar dari seseorang. Fokus utama dari ilmu psikologi kognitif adalah mengenai bagaimana cara manusia memperoleh, memproses, serta menyimpan maklumat.

Beberapa pendapat menyetakan bahwa pengertian dari psikologi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana arus informasi yang ditangkap oleh indra seseorang kemudian diproses dalam jiwa orang tersebut sebelum diendapkan dalam kesadaran atau diwujudkan dalam bentuk tingkah laku, dan pada dasarnya psikologi kognitif merupakan hal-hal yang berhubungan dengan sikap, ide, harapan, dan sebagainya.

Baca juga: Psikologi eksperimen

Sejarah Psikologi Kognitif

Perkembangan dari psikologi kognitif erat hubunganya dengan perkembangan tokoh-tokoh yang ada dam membesarkan nama psikologi kognitif sehingga pada saat ini dikenal sebagai salah satu cabang dari ilmu psikologi, dan berikut merupakan perkembangan sejaran dari psikologi kognitif berdasarkan para ahli yang terlibat dan menyumbangkan sebagian hidupnya untuk perkembangan ilmu metode psikologi kognitif.

  1. Aristoteles dan Plato

Sejarah psikologi kognitif berawal dari kolaborasi guru dan murid yaitu Aristotle dan Plato. Pada kala itu Plato dan muridnya Aristotle memperdebatkan mengenai cara manusia dalam memahami dan mengerti pengetahuan, dunia, seerta alam, Plato memiliki pendapata bahwa manusia mendapatkan pengetahuan melalui cara penaklukan secara logis yang kemudian disebut sebagai aliran rasionlisme.

  1. Wilhelm Wundt

pada abad 19 dan 20, Wilhelm Wundt (1832-1920) seorang ahli psikologi dari tanah Jerman memberikan mendapat bagaimana cara mempelajari pengalaman sensori melalui cara instropeksi. Untuk memahami proses perpindahan maklumat atau cara berfikir, maka maklumat tersebut harus dibagi dalam beberapa struktur berfikir yang lingkupnya jauh lebih kecil, aliran strukturisme Wundt menumpukan pada proses berfikir akan tetapi, aliran fungsionalisme memiliki pendapat bahwa sangat penting untuk manusia untuk tahu apa dan mengapa mereka melakukan sesuatu.

3. Edward Lee Thorndike

Pada Tahun 1874 sampai 1949, nama Edward lee Thorndike muncul, yang kemudian muncul sebuah aliran yang dinamai aliran asosiasi, aliran ini adalah aliran yang mulai menggunakan stimulus dan diikuti dengan aliran behaviorisme yang menggabungkan antara stimulus dan respon pada proses belajar. Berdasarkan pendekatan behaviorisme radikal yang dicetuskan oleh ilmuan B.F. Skinner pada tahun 1904 sampai 1990 menyatakan bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia untuk belajar, perolehan bahasa bahkan penyelesaian masalah dapat dijelakan dengan penguatan antara stimulus dan respon melalui hadiah dan hukuman.

Penjelasan mengenai pendekatan behaviorisme yang kurang dapat menjawab alasan-alasan perilaku manusia yang memiliki perbedaan, seperti misalnya ketika melakukan perencanaan pilihan dan sebagainya. dari hal ini kemudian psikologi kognitif muncul sebagai sebuah oase pengetahuan baru yang kemudian dikemukaan oleh Edward Tolman yang mempercayai bahwa semua tingkah laku yang dilakukan oleh manusia adalah memiliki suatu tujuan, yang membuktikan bahwa tingkah laku melibatkan proses kognisi. Yang akhirnya membawa nama Tolman sebagai Bapak psikologi kognitif modern.

Baca juga: Psikologi pendidikan

Perkembangan Psikologi Kognitif

Perkembangan dari psikologi kognitif muncul pada era 60-an sebagai buntut dari ketidakpuasan manusia terhadap konsep manusia menurut pandangan behavioralistik dan psikoanalisa. Konsep yang memandang manusia sebagai makhluk yang bereaksi pasif terhadap lingkungan, melainkan sebagai makhluk yang selalu berfikir.  Konsep kognitifisme muncul lantaran pemikiran kaum rasionalisme yang memandanga bahwa manusia adalah mahkluk hidup yang memiliki kuasa berfikir yang lebih baik dari mahkluk hidup lainnya.

Perspektif psikologi kognitif memaparkan bahwa proses belajar adalah sebuah peristiwa yang dialami juga oleh mental, bukan sebuah peristiwa yang merujuk pada tindakan behavioral atau bersifat jasmani, walaupun dalam kenyataanya hal-hal yang bersifat behavioral terlihat lebih nyata dalam kegiatan atau peristiwa belajar misalnya seorang siswa.

Baca juga : Cabang – cabang Psikologi

Secara kasat mata, proses belajar dari seorang siswa adalah selalu mengandalkan gerak lahiriah seperti gerakan yang dihasilkan oleh mulut dan tangan baik itu untuk mengucapkan kata-kata dalam proses belajar ataupun tangan bergerak seiring proses gerakan pena, tetapi perilaku yang mendasari seorang siswa dalam melakukan hal-hal tersebut bukan hanya didasari dari stimulus yang ada, akan tetapi jauh diatasnya adalah dorongan mental yang dari otak siswa tersebut yang pada akhirnya memutuskan untuk menggerakan tangan dan juga pengucapan kata-kata.

Seoarang peneliti psikologi Ormrod pada tahun 2007 menyatakan, bahwa Psikologi kognitif merupakan perspektif teoritis yang mengkhususkan penelitianya pada proses-proses mental yang mendasari pembelajaran dan perilaku. Gredler juga menjelaskan bahwa Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Bagi orang-orang yang paham akan konsep ini dapat mengetahui secara gamblang bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons. Namun jauhlebih erat dari itu, kegiatan belajar juga melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks dari otak dan fikiran seoarang manusia.

Baca juga: Psikologi Sosial

Konsep psikologi kognitif khusus mempelajari dan menggali sebagain spesifikasi otak manusia, kognisi yang merupakan suatu aset dalam benak manusia, sebagai pusat pengendali dari beragam aktivitas yang digunakan untuk mengenali lingkungan, melihat beragam masalah, mengenalisa berbagai masalah, mencari informasi baru, dan menari kesimpulan.

Konsep kognitif adalah proses mental yang aktif mencapai, mengingat dan menggunakan pengetahuan, oleh karena itu sebuah perilaku tidak dapat diukur dan dilihat tanpa melihat proses mentalnya, contohnya saja seperti motivasi, kesengajaan, keyakinan atau sebagainya. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan psikolohi kognitif adalah ilmu psikologi yang mempelajari mengenai proses mental yang aktif untuk memperoleh informasi guna terjadinya perubahan tingkah laku.

Baca juga: Psikologi sastra

Dalam psikologi kognitif ada dua konsep dasar dar psikologi kognitif yaitu kognisi dan pendekatan kognitif, damn berikut adalah penjelasan secara lebih mendalam mengenai keduanya.

  1. Kognisi

Dalam istilah kognisi, psikologi kognitif merupakan cabang psikologi yang mempelajari proses-proses mental atau aktifitas dari pikiran seorang manusia, contohnya seperti proses-proses persepsi, ingatan, bahasa, penalaran, dan juga pemecahan suatu masalah. Dan berikut adalah contoh contoh pendekatan psikologi yang berkaitan dengan informasi.

  • Proses Persepsi

Sebagai contoh dapat diambil perumpamaan seorang mahasiswa yang mengikuti suatu mata kuliah dengan motivasi yang rendah, akan tetapi dalam kelas di mata kuliah tersebut, dosen memberikan nilai yang dipukul rata antara mahasiwa yang aktif dan pasif. Kemudian muncul persepsi bahwa dia tidak perlu belajar dengan sungguh-sungguh karena tidak akan berpengaruh pada nilai mata kuliahnya tersebut.

Baca juga: Psikologi Faal

  • Ingatan

Kemampuan seseorang dalam mengingat informasi atau suatu berita dari sekedar membaca dengan menulisnya secara ulang akan lebih baik, karena dengan menulis, seseorang dapat membaca informasi tersebut dua kali lipat, pikiran dan otak manusia akan lebih keras bekerja ketika menulis karena berusaha secara beriringan untuk memahami dan menyimpan informasi yang didapatkan. sedangkan dengan membaca kita hanya mengandalkan separuh ingatan tanpa pemahaman.

  • Bahasa

Sebuah informasi akan lebih mudah dimengerti dan dipahami ketika ketika bahasa yang digunakan sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh orang yang melakukan komunikasi, sehingga informasi tersebut akan lebih maksimal ketika digunakan, dengan hal itu otak dan pikitan manusia dapat mencerna apa yang disampaikan dan bisa menerima makna dari informasi tersebut.

Baca juga: Psikologi Keperawatan

  • Penalaran

Seseorang yang memiliki kemampuan penalaran yang tajam akan mudah mendapatkan informasi terkait dengan masalah tersebut tidak hanya dari satu sisi saja, namun juga diperoleh dari bagian lain, karena suatu masalah biasanya yang hanya memiliki indikasi.

  • Persoalan

Sikap dan perilaku dari seorang manusia dapat mencerminkan masalah yang sedang mereka hadapi. keberdaan dari sikap dan perilaku iniapabila digabungkan dengan informasi yang sudah ada, maka dapat menciptakan suatu solusi.

2. Pendekatan kognisi

Sebagai suatu pendekatan maka psikologi kognitif dapat disebut dan dipandang sebagai cara tertentu dalam mendekati berbagai fenomena yang terjadi dalam dunia psikologi manusia. Konsep pendekatan kognisi ini menekankan pada peran-peran persepsi, pengetahuan, ingatan, sertaproses-proses berpikir bagi perilaku manusia. Dan berikut merupakan penjelelasan mengenai ketiganya.

  • Peran-Peran Persepsi

Orang yang memiliki berpersepsi akan berpikir bahwa kegagalan adalah sebuah kesuksesan yang tertunda, orang tersebut akan senantiasa berusaha bangkit untuk mencoba lagi ketika mengalami kegagalan, walaupun orang tersebut tidak tahu kapan dia akan berhasil. Karena jauh didalam dipikirannya semakin dia mencoba, semakin banyak informasi yang ia dapatkan, maka dia dapat meminimalisir tingkat kesalahan dan menghindari kesalahan yang sudah pernah ia buat. Hal tersebut menjadikannya sebagai pribadi yang sabar dan ulet serta pantang menyerah

  • Pengetahuan

Orang yang memiliki pengetahuan yang luas dan besar dari pengalaman, biasanya orang tersebut lebih mengerti dan dapat mengelola serta mengatur informasi dengan cepat, karena dia tahu bagaimana cara mendapatkan informasi yang cepat, tepat, murah dan efisien.

Baca juga: Psikologi Kepribadian

  • Proses-proses Berpikir

Lajar belakang seperti jenjang pendidikan, lingkungan sekitar serta cara hidup mempengaruhi proses-proses dan pola berpikir kita sebagai manusia yang tumbuh dan berkembang. Orang yang berpendidikan tinggi, hidup di lingkungan berpendidikan dan cara hidup yang modern, biasanya akan mencari suatu informasi dengan cara yang berbasis teknologi yang lebih cepat dan praktis, hal ini diketahui karena mereka telah dibentuk menjadi pribadi yang modern dengan cara berpikir yang cepat.

Baca juga: Psikologi industri dan organisasi

Kognitif dalam Prespektif Psikologi

Psikologi kognitif disebut sebagai perpaduan antara ilmu psikologi I Gestalt dan psikologi berhavioristik, akan tetapi para ahli mendapati bahwa psikologi kognitif berbeda dengan ilmu psikologi yang disebutkan diatas. Psikologi kognitif dianggap memiliki perbedaan aliran baik dengan psikologi I Gestalt dan psikologi behavioristik. Psikologi kognitif berdiri sendiri yang merupakan cabang ilmu yang didalamnya mempelajari mengenai proses mental, tentang bagaimana seorang manusia berfikir, merasakan, mengingat, dan belajar mengenai bagaimana menjalankan fungsi utama dari otak atau yang biasa disebut dengan istilah berfikir.

Dalam kondisi ini otak merupakan sistem  fisik dalam  bekerja pada batas hukum alam dan kekuatan sebab akibat, otak dapat menampung ingatan secara tak terhingga dan apapun yang masuk dalam sistem memorinya secara simultan. Otak akan membentuk sebuah kategori yang sangat konseptual dari hasil kemampuan membedakan pengindraan dan menghasilkan kemampuan yang tidak terbatas.

Ilmuan psikologi Sudarwan dan Khairil pada tahun 2010 menyatakan pendapatnya, bahwa psikologi kognitif akan berusaha untuk menggambarkan cara kerja pikiran dan membuat dunia lebih baik dari yang seharusnya. Dalam penjelasanya mengenai teori kognitif, dapat disimpulkan bahwa belajar dan pembelajaran mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor lingkungan dalam berintekrasi yang kelak akan berjalan terus menerus tanpa berhenti selama dan sepanjang hayat.

Baca juga: Psikologi Abnormal

Kemudian ada sekelompok terpelajar yang menamakan diri Solso, dkk. Pada tahun 2008 kelompok ini  menyatakan, bahwa yang dinamakan psikologi kognitif adalah ilmu yang menyelidiki cara berpikir manusia. Psikologi kognitif secara khusus menjelaskan mengenai persepsi terhadap informasi dan bagaimana membahas pemahaman terhadap informasi tersebut, membahas alur pikiran dan membahas formulasi dan produksi jawaban Anda. Sebagaimana perkembanganya kemudian psikologi kognitif dapat pula dipandang  dan disebut sebagai bahan ajar terhadap proses-proses yang melandasi dinamika mental walaupun secara nyata psikologi kognitif mempelajari secara keseluruhan segala hal yang seseorang lakukan.

Peran Psikologi Kognitif

Ada beberapa faktor pendorong lahir dan berkembangnya informasi dari dunia psikologi, satu diantaranya adalah peranan dari psikologi kognitif, dalam dunia psikologi pada khususnya dan dalam kehidupan sehari hari pada umumnya mempelajari psikologi kognitif memiliki urgensi untuk dipelajari, dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu, misalnya saja adalah:

  1. Psikologi kognitif berperan penting karena kognisi merupakan proses mental atau pikiran yang memiliki peran penting dan mendasar untuk studi studi psikologi manusia.
  2. Psikologi kognitif memiliki pandangan yang berpengaruh besar dan berperan penting bagi bidang-bidang ilmu psikologi lainnya, misalnya saja psikologi kognitif umum digunakan dalam psikologi konseling, psikologi konsumen dan lain-lain.
  3. pikologi kognitif juga berperan penting karena melalui konsep-konsep kognisi, seseorang bisa mengelola informasi secara efisien dan terorganisir dengan baik. Hal ini dirasa sangat krusial mengingat pada masa sekarang ini sistem informasi sangat canggih dan perkembangannya meluas serta susah untuk dikendalikan.

Lingkup Studi Psikologi Kognitif

Psikologi kognitif memiliki kawasan lingkup studi atau pembahasan pembelajaran yang sangat luas, dimulai dari proses kognitif paling sederhana hingga proses kognitif yang sangat kompleks. Lingkup studi kognitif meliputi beberapa hal seperti persepsi, pencatatan sensori, pengenalan pola, dan perhatin, ingatan dan pembentukan konsep, bahasa, perkembangan kognitif, penalaran, pemecahan masalah dan kreativitas, pembuatan keputusanintelegensi manusia, dan intelegensi buatan, hubungan antara emosi atau suasana hati (mood) dengan proses kognitif manusia. Konsep tersebut dicetuskan oleh ilmuan MS. Suharnan pada tahun 2005. Berikut merupakan pembahasan mengenai tiga belas lingkup setudi dalam psikologi kognitif.

Baca juga: Kode etik psikologi

1. Persepsi (Perseption)

Persepsi atau dalam bahasa inggris disebut perseption adalah  merupakan sebuah proses untuk mendeteksi dan menginterpretasi stimulus yang diterima oleh alat indera yang dimiliki manusia. Persepsi ini melibatkan pengunaan pengetahuan yang telah disimpan di dalam ingatan seorang manusia. Persepsi merupakan proses yang paling awal dalam didalm keseluruhan pemrosesan informasi yang dilakukan oleh manusia.

2. Pengambilan pola (Pattern Recognition)

Pengambilan pola dalam konteks psikologi kognitif adalah proses yang awal mengenali stimulus yang tersusun secara kompleks yang diterima melalui system alat indera  manusia, misalnya penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecap.

3. Perhatian (Attention)

Perhatian yang dalam bahsa inggris kerap juga disebut attention dalam ilmu psikologi kognitif merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu obyek atau tugas tertentu dan pada saat yang sama mengabaikan obyek atau tugas yang lain.

4. Ingatan (Memory)

Ingatan atau memori adalah penyimpanan pengetahuan di dalam system pikiran  dan otak manusia, ingatan manusia ini berlangsung mulai dari beberapa detik sampai dengan jangka waktu sepanjang hidup.

Baca juga: Psikologi Anak

5. Imajeri (Imagery)

Imanginari atau iamjinasi  merupakan proses membayangkan kembali di dalam pikiran mengenai obyek atau peristiwa yang telah dipersepsi, hal ini bisa juga diseubut sebagai sebuah fiksi yang dialami oleh otak dan pikiran manusia.

6. Bahasa (Language)

Bahas adalah kata yang ditulis atau diucapkan melalui l1san. Bahasa merupakan cara universal untuk menyampaikan informasi baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan seperti pada buku, surat kabar, dan majalah.

7. Penalaran (Reasoning)

Penalaran atau reaoning merupakan sistem penarikan kesimpulan menurut aturan logika, penalaran biasanya formal dibedakan menjadi dua macam penalaran yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif, sistem penarikan kesimpulan yang bermula dari hal khusus menjadi umum disebut induktif dan sistem penarikan kesimpulan yang bermula dari hal umum menuju ke khusus disebut dedutif.

8. Pembuatan keputusan (Decision Making)

Pembuatan keputusan dalam lingkup psikologi kognitif artinya adalah suatu proses ketika seseorang sedang memilih diantara dua alternatif atau lebih, menaksir frekuensi suatu kejadian atau memprediksi situasi didepan berdasarkan informasi yang terbatas.

9. Pemecahan masalah (Problem Solving)

Pemecahan masalah dalam hal ini maksudnya adalah proses mencari dan menemukan jalan keluar terhadap suatu masalah dan kesulitan.

10. Pembentukan konsep (Concept Formastion or Learning)

Pembentukan konsep atau concept formation or learning adalah penggunaan aturan tertentu. Digunakan untuk mengkategorikan obyek yang memiliki kemiripan di dalam struktur dan fungsinya.

11. Perkembangan kognitif (Cognitive Develoment)

Perkembangan kognitif merupakan suatu tahap perkembengan kognitif manusia mulai dari usia anak hingga dewasa, mulai dari berfikir secara konkrit atau melibatkan konsep konkrit sampai dengan yang lebih tinggi yaitu konsep yang abstrak dan logis.

12.Inteligensi manusia (Human Intelligence)

Inteligensi manusia adalah kemampuan manusia dalam memahami bahasa secara umum, mengikuti instruksi, mengubah deskripsi verbal dalam tindakan nyata, dan berprilaku menurut aturan budaya. Sementara inteligensi buatan atau artificial intellegence adalah suatu program computer yang memiliki kemampuan melakukan tugas kognitif sebagaimana manusia melakukannya misalnya robot dan permainan yang bersifat stimulasi.

13. Emosi dan proses kognitif (Emotion and Cognitive Processes)

Emosi dan proses kognitif adalah suatu topik yang mempelajari peran atau pengaruh emosi dan suasana hati terhadap efektivitas pikiran manusia ketika memproses informasi atau mengerjakan tugas kognitif yang lain.

Baca juga: Psikologi Forensik

Demikian ulasan mengenai bagaimana sisi kognitif dipandang dalam prespektif psikologi. Berikut dengan peranan dan ruang lingkupnya.

You may also like