Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Keperawatan » Psikologi Keperawatan – Prespektif – Hubungan – Peran

Psikologi Keperawatan – Prespektif – Hubungan – Peran

by Ina

Psikologi merupakan keilmuan yang sudah ada sejak zaman Yunani Kuno. Psikologi berawal dari filsafat keilmuan yang ada pada zaman Aristoteles. Aritoteles mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa. Aristoteles melihat psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tentang kehidupan.  Jiwa merupakan suatu bentuk adanya kehidupan dimana dimiliki oleh semua makhluk hidup. Baca juga: Kode etik psikologi

Psikologi kini sudah banyak berkembang dan diaplikasikan dalam berbagai bentuk keilmuan. Ilmu pengetahuan psikologi menjadi dasar adanya suatu perilaku sebagai respon terhadap lingkungannya. Ilmu pengetahuan psikologi saat ini dikenal juga dalam berbagai bidang keilmuan lainnya seperti dalam psikologi pendidikan, psikologi sosial, dan lainnya.

Dasar ilmu pengetahuan psikologi dalam berbagai bidang dipercaya dapat menjadi pedoman dasar untuk memaksimalkan perkembangan suatu individu yang dilihat dari perilaku untuk interaksinya dengan individu lain atau kelompok individu dalam masyarakat. Mari kita belajar lebih dalam lagi mengenai psikologi keperawatan berikut.

Pengertian Psikologi dan Ilmu Keperawatan

Terdapat beberapa pengertian psikologi dan juga ilmu keperawatan, diantaranya:

Pengertian Psikologi

Psikologi diartikan sebagai suatu bidang keilmuan yang mempelajari perilaku manusia. Psikologi secara makna katanya dibagi menjadi dua yaitu psyche : jiwa dan logia : ilmu. Sehingga psikologi bisa diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia. Berikut pengertian psikologi menurut beberapa ahli :

  1. Menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia baik yang terbuka maupun yang tertutup, baik individu maupun kelompok dan dalam hubungannya dengan lingkungan. Perilaku terbuka meliputi psikomotor seperti berbicara, duduk, berjalan dan lainnya. Sedangkan perilaku tertutup meliputi cara berfikir, keyakinan, perasaan, dan lainnya.
  2. Menurut Dakir (1993), psikologi diartikan sebagai ilmu yang memiliki arti hubungan tingkah laku manusia dengan lingkungan.
  3. Menurut Plato dan Aristoteles, mengungkapkan bahwa psikologi merupakan ilmu yang pada mempelajari tentang jiwa manusia sebagai dasar keilmuannya.
  4. Menurut Koffka, psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai makhluk hidup dan hubungan dengan lingkungan.
  5. Menurut Gates, psikologi diartikan sebagai keilmuan yang menjelaskan tentang peraturan umum pada perilaku ogranisme hidup seperti binatang, manusia, dan lainnya.

Cabang cabang psikologi memang memiliki berbagai pengertian yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Namun secara umum masih dapat dikorelasikan.

Pengertian Ilmu Keperawatan

Pengertian ilmu keperawatan merupakan ilmu yang mempelajari tentang cara merawat. Keperawatan merupakan sebuah profesi yang berfokus pada kegiatan proteksi, promosi, dan peningkatan kesehatan dan kemampuan, pencegahan dari cidera maupun penyakit, memfasilitasi proses penyembuhan, mendampingin orang orang yang menderita dikarenakan diagnosa penyakit dan pengobatan terhadap respon manusia, mengadvokasi individu individu yang membutuhkan, kelompok, komunitas maupun masyarakat secara keseluruhan (ANA, 2017).

Ilmu Keperawatan menurut Florence Nightingale (1895) merupakan memebrikan tempat pada pasien sehingga pasien mendapatkan kondisi paling baik dalam bertindak.

Baca juga: Antropologi

Menurut Calista Roy (1976), Keperawatan merupakan praktik keperawatan tentang pengetahuan terhadap pemberian pelayanan kesehatan pada klien atau pasien.

Pada Lokakarya Nasional telah disepakati bahwa pengertian keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu keperawatan berbentuk pelayanan terhadal bio, psiko, sosio, spiritual, dan budaya secara komprehensif untuk individu, kelompok, maupun masyarakat baik sehat maupun sakit dan mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Perawat menurut UU RI no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa perawat merupakan orang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.

Baca juga: Psikologi Abnormal

Sejarah Dunia Keperawatan

Ilmu Keperawatan sudah banyak dikenal oleh masyarakat sebagai keilmuan medis salam konsep kesehatan. Ilmu Keperawatan sendiri berasal dari zaman dahulu dari awal mula terciptanya manusia. Keperawatan pada awalnya tercipta sebagai suatu bentuk tindakan natural seperti kasih sayang kepada keluarga. Keperawatan lalu dilihat menjadi sebuah profesi melalui kedatangan Florence Nightingale yang mereformasi dunia keperawatan saat itu.

Kemudian, kedatangan Florence Nightingale saat itu juga meletakkan dasar keperawatan sebagai sebuah profesi yang diakui. Florence Nightingale merupakan anak dari sebuah keluarga bangsawan yang berpendidikan. Dengan semua pendidikan dan latar belakang yang baik dari keluarganya, Florence memutuskan untuk menjadi seorang perawat. Kemudian, Ia mendedikasikan diri dalam pelayanan kemanusiaan. Awalnya, keluarga tidak menyetujui Florence untuk menjadi perawat karena melihat latar belakang keluarganya. Namun demikian, Florence menunjukkan perilaku yang sangat baik dalam merawat neneknya yang kala itu sedang sakit, sehingga orang tuanya menyetujuinya. (Baca juga: Psikologi Kepribadian)

Pada tahun 1854, Rusia dan gabungan negara Inggris, Prancis, dan Turki  menyatakan perang. Dalam perang tersebut, Florence Nightingale mendengar banyak tentara yang terluka dan tenaga perawat yang ada masih kurang. Hal tersebut membuat jumlah tentara Inggris yang mati justru lebih banyak disebabkan oleh penyakit dan karena luka akibat perang.

Setelah itu, Florence Nightingale yang berasal dari keluarga bangsawan dan memiliki pengaruh politik yang cukup besar, mengajak teman – temannya untuk merawat pasukan tentara Inggris di barak prajurit. Florence Nightingale melihat kematian tentara dikarenakan higienitas yang buruk. Lalu Florence Nightingale memberikan instruksi pada semuanya untuk bekerja sama membersihkan barak tentara sampai bersih, membuat ventilasi agar sinar matahari dan udara segar bisa masuk. Dalam beberapa bulan, kematian tentara di barak tersebut menurun drastis. Higienitas ini yang sampai sekarang masih berlaku dan digunakan oleh seleuruh tenaga kesehatan dan rumah sakit di seluruh dunia. (Baca juga: Psikologi Sosial)

Sepulangnya dari Inggris, Florence Nightingale melanjutkan hasil perawatannya tersebut sebagai dasar pengembangan intervensi selanjutnya. Florence Nightingale dibangga – banggakan oleh masyarakatnya dan orang – orang mengumpulkan dana untuk diberikan kepadanya. Lalu Florence Nightingale menggunakan dana tersebut untuk membangun Sekolah Keperawatan Nightingale di London.

Perkembangan dunia sains keperawatan terus berlanjut pesat hingga memunculkan batasan batasan intervensi dan tindakan keperawatan yang profesional. Didukung dengan perkembangan dari dunia kedokteran juga, mempengaruhi perkembangan dunia keperawatan. Dunia keperawattan juga terus memperbaharui asuhan keperawatannya demi memberbaikii kualitas layanan keperawatan yang diberikan pada klien.

Baca juga:Psikologi Pendidikan

Konsep Dasar Keperawatan

Dasar keperawatan menurut paradigma keperawatan, terdiri dari empat pilar utama yang menjadi dasar pelayanan dan praktik keperawatan di seluruh dunia. Ke empat konsep dasar tersebut terdiri dari :

  1. Human / manusia

Manusia merupakan makhluk yang berhubungan dalam elemen biologi atau fisik, psikologi, sosioal, dan spiritual yang utuh. Manusia merupakan makhluk sosial yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Manusia diartikan sebagai individu, kelompok, keluarga, maupun sekumpulan masyarakat yang terus menerus menjalin interaksi. Perawat memiliki peran untuk memenuhi kebutuhan manusia secara menyeluruh baik dari segi fisik, psikologis, maupun sosialnya. (Baca juga: psikologi konseling)

  1. Nursing / keperawatan

Nursing/ Keperawatan memberikan pelayanan yang profesional pada klien. Kewenangan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien harus sesuai dengan teori teori yang menjadi dasar tindakan. Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara komprehensif meliputi bio, psiko, sosio, spiritual. Asuhan keperawatan diberikan pada manusia yang sehat maupun yang sakit.

  1. Health/ kesehatan

Sehat merupakan suatu kondisi dimana manusia dapat menyesuaikan diri atau adaptasi dengan perubahan lingkungannya sehingga terpelihara ketahanan tubuhnya dari penyakit. Adaptasi klien terhadap kesehatan berasal dari respon internal dan eksternal. Proses adaptasi internal melalui perubahan psikologis, cara berfikir, penyakit, dan lainnya. Faktor eksternal berupa kemampuan fisik, hubungan sosial, ekonomi dan lainnya. Kesehatan ini mengukur proses wellness dan illness pada klien baik individu maupun keluarga.

  1. Environtment/ lingkungan

Lingkungan klien dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Pada lingkungan internal terdiri dari lingkungan psikologis seseorang yang berkaitan dengan emosi, lingkungan keluarga terkait dengan hubungan dan interaksi dengan anggota keluarga. Yang kedua adalah lingkungan eksternal meliputi lingkungan yang berkaitan dengan tempat, adat, budaya udara, pekerjaan, status sosial, dan lainnya.

Keempat dasar paradigma keperawatan ini saling berhubungan satu dengan yang lainnya secara terus menerus dalam melakukan praktik keperawatan. Keempat paradigma keperawatan ini menjadi pegangan atau dasar profesi keperawatan dan sains keperawatan dalam memberikan pelayanan yang komprehensif dan holistik.

Baca juga: Psikologi Industri dan Organisasi

Hubungan Psikologi dalam Keperawatan

Psikologi dan keperawatan saling berhubungan. Psikologi sangat dibutuhkan dalam praktek keperawatan. Ilmu psikologi ini dapat membantu perawat dalam mengkaji dan memberikan asuhan keperawatan secara terintegrasi dan holistik tidak hanya meliputi kondisi fisik saja melainkan juga dari sisi psikologi pasien.

Menurut konsep kajian keperawatan yang berdasarkan pada respon bio, psiko, sosio, spiritual, dan kultural ini psikologi masuk pada salah satu kajian profesi keperawatan. Perawat juga perlu menggali kondisi pasien lebih dalam terhadap kondisi fisik, sosio, spiritual, dan kultural melalui pendekatan psikologi dengan menanamkan rasa percaya pada pasien.

Perawat mengkaji kondisi pasien dari segi psikologi untuk menjadi dasar hubungan terapeutik dan komunikasi efektif dengan menerapkan ilmu psikologi dalam keperawatan, perawat menjadi lebih sensitif untuk terbuka dan memahami perasaan pasien ketika sakit, sumber – sumber penguat bagi pasien, keinginan pasien lebih dalam, harapan , dan lainnya.

Psikologi dalam keperawatan tidak hanya diterapkan pada pasien saja namun juga pada keluarga, rekan perawat, dan juga kolaboratif dengan  tenaga medis yang lain. Psikologi digunakan dalam beragam konteks di dunia keperawatan untuk memberikan pelayanan yang holistik dan berkualitas, menitikberatkan pada kepuasan pasien secara fisik dan psikologis selama menerima perawatan dalam suatu rumah sakit.

Baca juga:

Keluarga

Penggunaan psikologi dalam keperawatan dalam lingkup lain seperti keluarga juga perlu diperhatikan. Pada keluarga, psikologi digunakan keperawatn dalam mengkaji situasi keluarga tehadap responnya terhadap anggota keluarga yang sakit, peran keluarga, masalah keluarga yang menyertai, kondisi perekonomian, dan lain sebagainya yang dapat berdampak pada kondisi sakit pasien.

Dukungan keluarga, peran pasien dalam keluarga, kondisi ekonomi, dan lainnya yang berhasil dikaji oleh perawat bisa menjadi dasar penguat atau memberikan solusi dan semangat pada pasien untuk lebih berjuang lagi dengan kondisi sakitnya. Proses ini dilakukan dengan pendekatan psikologis dari hati ke hati oleh perawat.

Baca juga: Psikologi Sastra

Psikologi dalam hubungan dengan teman sejawat juga perlu dilakukan untuk memahami tugas masing – masing dan saling membantu demi terciptanya budaya kerja yang baik untuk pemberian pelayanan pada pasien yang terbaik juga. Selain itu psikologi juga digunakan keperawatan dalam interaksid engan tenaga kesehatan lainnya dalam kolaborasi treatment dengan tujuan yang baik untuk pasien. Penggunaan psikologi dalam interaksi ini akan memuncuklak proses kolaborasi yang kondusif dan tidak ada ego antar tenaga kesehatan karena mengutamakan tujuan kesehatan yang terbaik bagi pasien.

Baca juga: Psikologi Keluarga

Perspektif Psikologi Keperawatan

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, Perspektif diartikan sebagai suatu cata atau metode pandang yang bisa dirasakan oleh panca indera atau juga dapat diartikan sebagai suatu sudut pandang seseorang dalam menyikapi suatu objek yang tampak oleh panca indera. (Baca juga: Psikologi Forensik)

Menurut Schein E, 1972 dalam PPNI, 2001 menyatakan keperawatan sebagai pemberi pelayanan profesional yang memiliki karakteristik sebagai berikut :

  1. Profesional memiliki artian yang berbeda dengan amatir. Profesional terikat seumur hidup yang merupakan penghasilan utama.
  2. Perawat perlu memiliki motivasi yang kuat sebagai landasan pemilihan karir profesionalnya dan mempunyai komitmen hidup yang mantap terhadap karirnya.
  3. Keperawatan memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap serta ketrampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan. (Baca juga: Psikologi Faal)
  4. Perawat perlu profesional mengambil keputusan untuk kliennya berdasarkan prinsip – prinsip teori yang sudah dipelajari.
  5. Berorientasi pada pelayanan menggunakan keahliannya demi pemenuhan kebutuhan pasien.
  6. Pelayanan yang diberikan pada pasien berdasarkan kepada kebutuhan yang bersifat objektif.
  7. Mengetahui yang terbaik untuk pasien dan memiliki ototnomi dalam mempertimbangkan tindakan.
  8. Membentuk perkumpulan profesi.
  9. Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan pengetahuan yang dianggap khusus.
  10. Bersikap profesional dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kemampuan, wewenang, dan prinsip – psinsip keilmuan.

Baca juga: Kode Etik Psikologi

Peran Psikologi Keperawatan

Berikut adalah peranan psikologi dalam keperawatan :

  1. Terjalinnya hubungan interpersonal

Hubungan interpersonal yang baik memungkinkan pasien untuk lebih terbuka terhadap apa yang dirasakannya dan kemudian menyampaikannya pada perawat. Hal ini akan sangat membantu perawat untuk memberikan pilihan yang terbaik selama masa pengobatan dan  juga dapat menurunkan tingkat kecemasan. Dengan hubungan interpersonal yang baik, klien merasa lebih senang, merasa lebih puas terhadap pelayanan, merasa aman, klien percaya dengan semua rencana tindakan yang akan dilakukan, klien lebih kooperatif, dan manfaat baik lainnya.

  1. Komunikasi yang baik antara perawat dan klien

Komunikasi yang baik perlu selalu dijaga. Komunikasi yang baik bertujuan untuk mendorong klien menyampaikan keluhan yang sedang dirasakan dan juga komunikasi yang baik membantu perawat penyampaikan rencana tindakan yang mudah dipahami. Dalam komunikasi antara kedua pihak akan memunculkan rasa diperhatikan yang lebih dan memberi kepuasaan pelayanan. Komunikasi efektif terdiri dari verbal dan nonverbal.

Komunikasi verbal dilakukan dengan beberapa hal berikut :  memperhatikan intonasi suara yang halus, kata – kata yang mudah dimengerti, dan nada suara yang tetap.

Sedangkan komunikasi nonverbal terdiri dari : sikap tubuh, perilaku, kontak mata, raut wajah, senyum, dan lainnya. Komunikasi non verbal ini biasa disebut dengan 5S atau Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun.

Baca juga: Psikologi Anak

  1. Menumbuhkan rasa saling percaya antara klien dengan perawat

Rasa saling percaya antara klien dengan perawat akan tercipta apabila kedua peran diatas sudah dilakukan dengan baik. Rasa percaya ini akan mempermudah proses pemberian asuhan keperawatan karena klien menjadi sangat kooperatif. Menanamkan rasa percaya tersebut merupakan bentuk pendekatan secara psikologis.

  1. Memberikan motivasi pada klien

Apabila ketiga tahap peran perawat diatas sudah dilakukan, maka perawat dapat memberikan dukungan atau motivasi untuk klien dan keluarga dalam bentuk berupa sikap menghibur agar klien tertawa, memberikan keyakinan pada klien terhadap kesembuhannya, memberi keyakinan pada klien terhadap suatu treatment tertentu yang mendukung kesembuhan, memotivasi klien untuk berani ketika mendapatkan tindakan, dan juga memotivasi pikiran positif lainnya.

Tugas Seorang Perawat Kaitannya dengan Psikologi Keperawatan

Dalam tindakan pemberian asuhan keperawatan, beberapa hal berikut dilakukan perawat terkaiit psikologi keperawatn yaitu :

  1. Perawat selalu ada 24 jam di Rumah sakit dan merupakan tenaga kesehatan paling dekat dengan pasien. Perawat harus meluangkan waktu disisi pasien pada waktu waktu tertentu dan mendorong klien untuk menceritakan apa yang dirasakan, baik itu tentang keluhan rasa sakit, perasaan terkait masalah keluarga, dan keluhan lainnya yang menjadi pikiran. (Baca juga: Psikologi Kognitif)
  2. Perawat memberikan nasehat yang sekiranya membantu disertai komunikasi dan sentuhan terapeutik untuk menenangkan klien dan sebagai sikap dukungan. (Baca juga: Psikologi pendidikan)
  3. Perawat memberikan penjelasan terhadap apa yang dikeluhkan sebagai suatu proses penyembuhan yang bertahap agar klien lebih menerima keadaannya dan juga bersabar terhadap proses penyembuhan.
  4. Perawat bisa mengajarkan teknik – teknik relaksasi atau teknik perubahan perilaku dan mendorong pikiran dan sikap klien ke arah positif dalam menyelesaiakan masalah/ keluhannya. Misal apabila klien mengeluh nyeri tak juga hilang, perawat bisa mengajarkan teknik nafas dalam, guided imagery, massage, dan teknik lainnya untuk mengatasi hal tersebut. Hal tersebut mampu membuat klien menjadi lebih tenang, rileks, dan juga secara biologis mampu mengurangi respon nyeri.
  5. Perawat menanamkan semangat dan motivasi yang tinggi pada klien bahwa kesembuhan atas penyakitnya bisa dia dapatkan. Semangat dan motivasi ini bisa berupa kata – kata dengan nada yang semangat, ceria dan juga disertai dengan bahasa non verbal seperti gerakan, tersenyum, dan tatapan yang meyakinkan.

Perkembangan Psikologi Keperawatan Saat Ini

Psikologi keperawatan saat ini sudah berkembang sangat pesat bahkan sudah merambah pada penggunaan terapi perubahan mental atau psikologis dalam pemberian asuhan keperawatan. Respon stres, ketakutan, kecemasan, dan lainnya pada klien sering sekali berdampak pada kondisi klinis danmemperburuk kondisi kesehatan.

Pendekatan psikologis dengan terapi terapi seperti behavioral cognitif therapy, meditasi, guided imagery, musik, dan lainnya sudah banyak digunakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan pasiend ari segi psikologis. Efek dari stres dan kecemasan tersebut bisa berdampak buruk pada peningkatan nadi, tekanan darah, level biomedik dalam darah lainnya, yang juga bisa berdampak pada pemercepat kematian pada beberapa pasien dengan penyakit kronis.

Hubungan psikologis pada faktor penurunan konsidi fisik inilah yang menjadi landasan penggunaan psikologi keperawatan dalam manajemen pemberian layanan di Rumah sakit atau pada klien dengan kondisi sakit. Penerapan psikologis sebagai suatu bentuk terapi dalam keperawatan ini juga diakui dalam dunia kesehatan secara keseluruhan dan juga bisa diterapkan oleh dokter. Terapi psikologis ini dikenal juga sebagai terapi komplementer atau terapi alternatif yang mendukung terapa utama yaitu medis. (Baca juga: Psikologi eksperimen)

Penjelasan diatas sudah mencakup semua peran psikologi dalam keperawatan dan juga keperawatan itu sendiri terhadap keilmuan psikologi yang ada. Penerapan psikologi dalam keperawatan sangat diperlukan untuk senantiasa memantau pasien dari proses kesakitannya secara bio, psiko, sosio, spiritual, dan kulturan.

Selain itu, psikologi juga digunakan dalam mengkaji keluarga pasien dan juga pemberian asuhan pada keluarga. Keperawatan memiliki peranan pemberian pelayanan dalam empat konsep paradigma yang sudah diutarakan yaitu manusia, kesehatan, keperawatan,d an lingkungan. Dengan begitu, target pemberian layanan keperawatan di tempat layanan kesehatan dilakukan oleh perawat tidak hanya tertuju pada pasien saja melainkan juga terhadap keluarga, dan lingkungan pasien.

Perawat mengkaji permasalahan yang ada pada diri pasien, keluarga, dan lingkungan untuk mewujudkan kesehatan yang diinginkan. Paradigma tersebut menjadi dasar praktik keperawatan profesional. Psikologi digunakan dalam proses interaksi untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan menjalin hubungan yang saling percaya pada keluarga dan pasien, perawat dapat memodifikasi perilaku, lingkungan, dan faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan. Sehingga didapatkan proses perawatan yang holistik dan memuaskan. Semoga artikel mengenai psikologi keperawatan ini mampu memberikan pemahaman lebih bagi Anda dam bermanfaat.

Artikel Lainnya

You may also like