Bagi penimba ilmu, kata filsafat sudah tidak asing lagi bukan? Cabang ilmu yang telah ada sejak puluhan abad yang lalu disebut sebagai ilmu kuno dan menjadi sumber dari berbagai ilmu baru yang lahir, terutama di era modern ini. Bahkan filsuf ternama dan umumnya berasal dari Yunani, memiliki nama yang populer. Sebut saja, Plato, Aristoteles dan Phytagoras.
Dalam artikel ini akan dibahas secara lengkap, pengertian filsafat serta fungsi filsafat dalam psikologi. Termasuk manfaat filsafat bagi psikologi dan ilmu manusia. Khususnya anda yang ingin bekerja sebagai psikolog.
Filsafat sendiri mengambil makna dari bahasa utama Yunani yaitu Philosophia, dengan arti cinta dalam arti yang universla dan luas. Sedangkan menurut beberapa ahli dari Indonesia, filsafat merupakan segala sesuai yang berkaitan dengan pengetahuan dan berusaha mencari sebab secara mendalam, bukan hanya buah pikiran pendek saja.
Sedangkan menurut ahli filsafat, Hasbullah Bakry, filsafat adalah pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu secara mendalam. Misalnya ketuhanan, alam semesta, sampai manusia dan bagaimana manusia memproses segala hal dengan akal yang dibekali.
Adanya buah pemikiran yang mengandalkan akal dan logika tentu akan berkaitan erat dengan kehidupan yang ada pada manusia, dan juga bekal diri di manusia. Sehingga dunia filsafat ternyata memiliki manfaat bagi dunia dan ilmu psikologi. Apa saja?
1. Refleksi Diri Sebagai Manusia
Manusia dibekali akal pikiran, perasaan dan juga pandangan. Sehingga setiap kepala memberikan pendapat dan suara yang berbeda-beda. Belum lagi hal tersebut bukan hanya dihasilkan ketika manusia lahir dari orang tua, namun lingkungan, pendidikan, keluarga, orang atau manusia disekitar.
Dan momen/kejadian akan memberikan efek dan menjadi faktor luar bagaimana manusia menjalankan akal pikiran, mengekspresikan dan menggunakan perasaan serta memiliki pandang. Manfaat filsafat dunia psikologi yaitu dapat membantu refleksi diri sebagai seorang manusia.
Psikologi mempelajari ilmu mengenai bagaimana jiwa dan pikiran manusia berjalan. Sedangkan filsafat membahas mengenai nilai luhur, moral dan juga refleksi diri. Apakah hal yang dilakukan telah sesuai dengan kehidupan bermasyarakat dan juga kehidupan normal seorang makhluk hidup/manusia.
2. Kerangka Pikiran yang Logis
Hubungan kerangka pikiran yang logis dengan filsafat memang besar. Dalam ilmu psikologi, seorang psikolog atau mereka yang berprofesi sebagai psikolog wajib memiliki kerangka pikiran berdasarkan logika. Hal ini manfaat psikologi untuk membantu psikolog dalam menyusun masalah dan juga memproses alur yang tepat pada pasien.
Ditambah lagi, ilmu manusia akan bersifat subjektif apabila tidak mengutamakan logika dan ilmu dalam penanganannya. Ternyata hal ini juga berkaitan. Logika menjadi jembatan penghubung antara filsafat serta ilmu. Logika juga menjadi ilmu yang dipelajari dalam matematika serta filsafat.
Alasan nilah yang menandakan seorang filsuf, seringkali juga matematikawan seperti phytagoras. Alasan lainnya kerangka pikiran logis terbangun dari filsafat, karena logika yang dipraktekan sehari-hari sebenarnya buah dari kehidupan yang dilakukan manusia setiap harinya dan lahir dari filsafat di Yunani.
Dalam dunia filsafat sendiri, logika masuk kedalam salah satu permasalahan yang dikaji. Sedangkan ilmu psikologi menuntut pengolah dan profesi yang menerapkannya mengutamakan logika, memandu psikolog dalam menghindari pemikiran yang keliru serta memaksimalkan kesimpulan. Penggunaan logika dalam pekerjaan juga akan membantu menguatkan mental, hal ini yang digunakan oleh para psikolog.
3. Alur Pikiran yang Sistematis
Pikiran manusia bisa memberi banyak ide dan benang dalam satu waktu. Sehingga konsep pemikiran yang sistematis sangatlah penting. Alur pikiran yang sistematis dapat dilakukan dan masuk ekdalam salah satu poin manfaat filsafat dalam psikologi.
Ilmu psikologi jelas membutuhkan alur pikiran yang sistematis. Alur yang jelas dan terkonsep dapat membantu kerangka berpikir menjadi lebih terarah, memahami manusia sebagai satu pikiran dan konsep yang jelas, dan akan berbeda setiap manusia/individunya.
Ditambah lagi, alur pikiran yang sistematis membantu anda sendiri yang berprofesi sebagai psikolog untuk menghilangkan adanya kesalahan, human error, ketidaksesuaian dan hal lain yang bersifat negatif saat menangani manusia. Sedangkan dengan adanya filsafat yang mengajarkan bahwa pemikiran manusia haruslah sistematis dan juga terarah atau tersusun.
Alur pikiran yang sistematis juga menandakan bahwa seseorang haruslah merilis buah pikiran yang berdasar, beralasan dan terdeteksi nilai dasarnya. Dengan begitu pendapat dan pikiran yang keluar dari diri akan lebih jelas dan beralasan.
4. Ilmu Moral/Etika
Moral dan etika menjadi 2 topik yang dibicarakan di dunia filsafat. Karena membahas mengenai tahapan moral dalam psikologis dan juga etika, filsafat juga membahas mengenai nilai luhur manusia dan bagaimana sikap manusia dengan alasan yang masuk akal.
Mengapa seorang manusia harus membahas mengenai hal yang baik dan melakukan hal baik secara akal. Sedangkan seorang profesional, apapun profesi dan juga psikolog wajib memiliki ilmu moral/etika. Dengan panduan moral dan etika membantu psikolog dan profesional lain dalam bertindak dan berpikir.
Etika juga masuk kedalam ilmu kesusilaan sehingga etika membantu manusia dalam mengambil langkah dan sikap, bukan mempertanyakan siapa dan bagaimana manusia tersebut hidup serta terbentuk. Ilmu moral menjadi salah satu manfaat terbesar filsafat dalam dunia psikologi, atau mereka yang bekerja dan berkaitan dengan makhluk hidup.
Bahkan dalam beberapa profesi adanya sumpah profesi membantu manusia merasa terikat dengan aturan dan berperilaku sesuai dengan aturan, termasuk moral dan etika.
5. Hakikat Ilmu
Tidak dapat dipungkiri bahwa filsafat memperhatikan berbagai cabang ilmu agar dapat berkembang, salah satunya adalah ilmu psikologi. Cabang filsafat membahas mengenai banyak akar dan ilmu pengetahuan agar lebih jelas, terarah dan juga mudah dipahami secara logika oleh manusia. Seperti halnya disiplin ilmu lain, psikologi juga memiliki faktor dan poinnya sendiri.
6. Sebagai Asumsi
Filsafat bagi psikologi dapat menjadi takar kritik yang positif dan tepat. Kritik yang dimaksud bersifat positif, membangun dan konstruktif. Sehingga manusia lebih memahami arah pikiran dan lebih sistematis. Dalam dunia psikologi, fungsi psikologi dalam pelajaran sebagai asumsi sangat penting terutama untuk menjalankan beberapa metode yang digunakan dalam ilmu psikologi.
Namun asumsi ini akan berbahaya tanpa adanya ilmu dasar dan adanya kritik serta pandangan yang jelas. Adanya filsafat ini jelas membantu melengkapi asumsi bukan hanya sebagai pendapat dangkal, namun sebagai seseorang yang profesional dan profesi yang mendalami ilmu manusia.