Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Konseling – Tahapan, Peranan, Manfaat, dan Penjelasannya

Psikologi Konseling – Tahapan, Peranan, Manfaat, dan Penjelasannya

by Ina

Konseling memiliki artian yang luas dan dikenal sebagai bentuk konsultasi secara umum. Konseling digunakan oleh banyak bidang profesi untuk melakukan proses konsultasi. Dalam psikologi, konseling merupakan proses interaksi atau komunikasi oleh seorang psikolog pada kliennya untuk membantu mengklarifikasi dan menyelesaikan masalah klien. Proses konseling sendiri dilakukan bisa lebih dari dua orang.

Pada dasarnya, kegiatan konseling ini memberikan dukungan bagi klien untuk permasalahan atau keluhan yang sedang dialami saat ini untuk dicari jalan keluarnya. Dukungan yang diberikan bersifat objektif dan memberikan pandangan – pandangan baru bagi klien sehingga bisa berfikir lebih luas lagi dan memungkinkan juga pada perubahan perilaku setelah menerima konseling. Konseling dilakukan oleh dua pihak atau lebih dengan pikiran terbuka dan adanya kemauan untuk berubah. Untuk mengenal lebih lanjut tentang psikologi konseling, berikut penjabarannya.

Konseling dalam Prespektif Psikologi

Psikologi konseling merupakan kegiatan antara dua pihak yaitu konselor yang merupakan psikolog dan seorang klien dan berlangsung untuk menyelesaikan akar permasalahan. Permasalahan yang biasa dialamai atau dikeluhkan dalam proses konseling ini adalah masalah mengenai suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang memberikan dampak depresif atau tekanan pada individu.

Dari dua kata yang ada yaitu psikologi dan konseling, masing masing memiliki pengertiannya sendiri. Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau ilmu jiwa. Selain ilmu tentang jiwa, bidang keilmuan ini juga memperhatikan tentang perubahan tingkah laku manusia. (Baca juga: Antropologi)

Sedangkan konseling merupakan proses pemberian informasi, penerangan, nasihat kepada orang lain. Dalam buku yang ditulis oleh Baruth dan RobinsonAn Introduction to The Counseling Profession’ menuliskan bahwa konseling merupakan kegiatan dimana beberapa orang berkumpul untuk mendapatkan pengertian atau pemahanan dalam menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Konseling sendiri berasal dari kata ‘counselium’ yang memiliki arti ‘bersama’ atau ‘berbicara bersama’.

Psikologi konseling bisa disiimpulkan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor dengan kliennya untuk menggali tentang persepsi, perasaan, pemikiran, pengalaman, dan lainnya untuk mempelajari dan menyelesaikan masalah klien yang sedang dihadapi. Adakalanya, seorang individu mengalami masalah yang cukup berat bagi dirinya sampai sampai dia tidak tahu harus bagaimana lagi. Kondisi seperti ini bisa memicu pada kondisi depresif yang akan semakin berat apabila tidak segera diselesaikan. Disinilah peran psikologi konseling untuk membantu individu dalam kondisi tersebut.

Baca juga: Psikologi Pendidikan

Peranan Psikologi Konseling

Peranan psikologi konseling terkait pada keilmuan psikologi dimana menggabungkan antara jiwa dan perilaku manusia. Konseling dalam psikologi diharapkan mampu membantu individu yang bermasalah sehingga melegakan jiwanya dan juga membantu mengambil suatu keputusan atau perilaku sebagai proses penyelesaian masalahnya. Steffler dan Grant menyusun peran konseling sebagai berikut menrut pengertian konseling, terdapat empat hal sebagai berikut :

  1. Konseling sebagai Proses

Konseling tidak bisa dilakukan hanya sekali dan dalam pertemuan singkat. Konseling merupakan kegiatan yang membutuhkan proses dan keberlanjutan sampai masalah teratasi dengan baik. Konseling mungkin membutuhkan beberapa kali pertemuan dan bisa dengan tahap atau proses yang sama, atau berbeda tergantung tingkat pemahaman klien dalam proses penyelesaian masalahnya. (Baca juga: Psikologi Abnormal)

  1. Konseling sebagai Hubungan Spesifik

Hubungan yang spesifik perlu dibangun dalam proses konseling agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai dengan mudah. Hubungan spesifik itu berupa pemikiran terbuka, penghargaan positif, pengertian, rasa saling percaya dan empati. Hubungan spesifik ini mendasari awal konseling antara konselor dan klien agar komunikasi dan pertukaran informasi saat konseling bisa lebih mudah. (Baca juga : Cabang – cabang Psikologi)

  1. Konseling untuk Membantu Klien

Konseling bersifat membantu menyelesaikan msalah klien dengan membuka pikiran klien lebih luas lagi dan memberikan dorongan positif rasa percaya diri pada klien untuk bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik. Konseling juga berusaha membantu klien menemukan alternatiif- alternatif solusi dari berbagai sudut pandang dengan keuntungan dan kerugiiannya, sehingga klien bisa lebih selektif dan mampu menimbang mana yang lebih baik untuk dirinya dan masalahnya. (Baca juga: Psikologi Industri dan Organisasi)

  1. Konseling untuk Mencapai Tujuan Hidup

Konseling memberikan masukan atau pendapat pada klien terkait masalahnya atau adanya perilaku maladaptif yang kemudian diberikan pemahaman untuk perubahan perilaku ke adaptif. Dengan begitu, klien  memiliki fokus tujuan hidup yang lebih baik dengan aktualisasi diri yang lebih baik.

Kajian Manfaat Psikologi Konseling

Konseling psikologi memiliki beberapa kajian manfaat yang terdiri dari memandu, menyembuhkan, memfasilitasi, memodifikasi, merekonstruksi, mengembangkan, mengkomunikasikan, dan mengorganisasi, sebagai berikut :

  1. Memandu / guiding

Konselor harus bersifat netral dan tidak memaksakan pemikiran subjektifnya terhadap kondisi klien. Memandu / guiding dilakukan dengan tanpa paksaan yang berarti mengabaikan perasaan dan pikiran klien atau terlalu mengendalikan pandangan klien. Konselor lebih pada memberikan gambaran refleksi diri klien terkait permasalahan dan memandu menyelesaikan masalah dalam diri seseorang atau terdapat potensial ada dalam diri seseorang. Memandu dilakukan dengan rangsangan sumber sumber eksternal dan merupakan pertukaran cara pandang konselor dengan klien menuju kesepakatan atau pemahaman bersama untuk menyelesaikan masalah.

  1. Menyembuhkan / healing

Konseling juga merupakan proses menyembuhkan yang berakar pada sejarah psikoterapi yang melibatkan ilmiah dan spiritual. Konsep dasar tersebut berasal dari masyarakat bahwa keyakinan spiritual dan juga bentuk penemuan atau eksperimen ilmiah juga mampu mempengaruhi psikologi manusia sebagai terapi. Misalnya dalam spiritual seperti proses meditasi, exorcism untuk orang kerasukan dan dalam ilmiah terdapat hipnotis , guided imagery dan lain sebagainya. Kedua hal tersebut kemudian diadaptasi menjadi psikoterapi singkat dan konseling psikoanalitik.

Baca juga: Psikologi Sosial

  1. Memfasilitasi / fasilitating

Memfasilitasi disini berarti konselor berperan sebagai fasilitator. Fasilitator tidak diperkenankan mencampuri pengalaman – pengalaman klien atau mengganggu kepribadian atau karakter klien. Memfasilitasi berarti mempercayai individu untuk mampu mengarahkan dirinya sendiri. Memfasilitasi juga bisa dilakukan dengan memberikan dukungan, semangat, dan mendorong klien untuk melakukan sesuatu positif untuk dirinya sendiri. Konsultan memfasilitasi klien untuk mengeksplore dirinya sendiri dan tidak memberikan pengarahan langsung.  Perspektif memfasilitasi menggunakan pendekatan yang berpusat pada klien.

  1. Memodifikasi / modifying

Memodifikasi diartikan juga melakukan perubahan terhadap perilaku suatu individu. Perilaku yang tidak sesuai akan dirubah menjadi yang lebih baik dengan pendekatan yang mengutamakan pemahaman dan untuk tujuan penyelesaian masalah. Modifikasi perilaku harus diawali dengan kebersediaan, keterbukaan, dan pemahaman yang cukup tentang apa yang harus dirubah, kenapa, dan bagaimana perubahan yang akan dicapai.

Baca juga: Psikologi Faal

  1. Merekonstruksi / reconstructing

Rekonstruksi berhubungan dengan metode behavioral kognitif. Psikologi menggunakan kognitif seseorang untuk diarahkan kepada interpretasi baru terhadap makna persepsi, motivasi, dan belajar. Psikologi perkembangan memperluas minat kepada psikologi kognitif terhadap moral serta kognisi sosial. Rekonstruksi kognitif dengan psikologi kepribadian mengkonseptualisasikan kepribadian, menekankan peran mediasi pusat terhadap pengalaman manusia.

  1. Pengembangan / developing

Psikologi konseling memperhatikan perkembangan manusia. Perkembangan manusia berkembang dari waktu ke waktu dan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal serta perubahan struktural lainnya. Perspektif perkembangan yaitu diartikan bahwa manusia akan tumbuh efektif melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.

  1. Mempengaruhi / influencing

Mempengaruhi merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain tentang sikap, perilaku, maupun perasaan. Proses konseling ini bisa diartikan sebagai pengaruh sosial. Konselor akan menawarkan cara mengontrol perilaku yang jelek di masa lalu untuk dirubah atau dikontrol menjadi lebih efektif. Konselor tidak membatasi klien terhadap perilaku yang tidak muncul sebelumnya. Proses psikologi konseling ini akan mempengaruhi perilaku seseorang nantinya untuk kembali menjadi pengaruh sosial.

Baca juga: Kode etik Psikologi

  1. Mengkomunikasikan / communicating

Komunikasi dilakukan untuk melibatkan diri dalam interaksi untuk mengidentifikasi perspektif. Komunikasi digunakan juga untuk mengklarifikasi, memahami klien terhadap masalahnya. Komunikasi sendiri memiliki banyak tipe tergantung pada konteksnya. Komunikasi yang baik menjadi dasar dari setiap interaksi yang baik untuk sebuah tujuan bersama.Komunikasi yang baik antara konsulen dan klien perlu disertai dengan keterbukaan akan masukan dan saling mendengar dengan baik.

  1. Mengorganisasi / organizing

Mengorganisasi membantu klien dalam mengambil keputusan, membuat tindakan, bertanggungjawab terhadap keputusannya, sehingga mampu merubah apa yang seharusnya dirubah. Relasi dengan lingkungan eksternal merupakan sesuatu yang bisa dirubah dengan mengorganisir perubahan perubahan seperti apa yang diinginkan dan juga caranya.

Baca juga: Psikologi Keperawatan

Cabang Psikologi Konseling

Terdapat beberapa aliran terkait dengan psikologi konseling, diantaranya:

Psikologi Behaviorisme

Psikologi menurut aliran ini hanya mengamati perilaku yang bisa diukur. Aliran ini dimulai oleh Pavlov dengan beberapa percobaannya yang mendapat kesimpulan tentang adanya neurosis eksperimen. Pavlov mendefinisikan perilaku maladaptif sebagai akibat proses belajar yang salah atau stres yang berlebihan.

Penganut behavioris salngat mengutamakan proses belajar stimulus- respon sebagai penjelasan sebab – akibat terhadap tingkah laku manusia. Pavlov melakukan penelitian dengan menggunakan anjing yang ketika akan diberikan daging disertai dengan menyalakan lampu. Anjing tidak akan mengeluarkan air liur saat tidak ada daging dan sebaliknya. Namun saat hal tersebut dilakukan seca terus menerus, anjing tersebut mengeluarkan air liur meskipun tidak ada daging didepannya dan menjadi lebih garang dan tidak terkendali. Hal tersebut memperlihatkan bahwa perilaku makhluk hidup bisa berubah diakibatkan oleh lingkungannya.

Psikoanalisis

Menurut Freud, perilaku manusia apapun itu baik yang terlihat maupun tidak terlihat merupakan hasil dari peristiwa yang terjadi sebelumnya. Peristiwa terjadi ada yang kita sadari dan tidak disadari. Kepribadian mausia juga dipicu oleh alam bawah sadar yang merupakan kepribadian seseorang.

Psikologi Humanistis

Psikologi humanistis muncul setelah psikologi behaviorisme dan psikoanalisis. Abraham maslow merupakan salah satu perintis psikologi humanistis dimana dia berpendapat bahwa aliran psikologi sebelumnya lebih berkutat pada insting- insting hewani dan memahami manusia dari perilakunya yang tampak.

Perbedaan perbedaan aliran tersebut muncul dari perbedaan sudut pandang yang merupakan bentuk dasar penciptaan sains atau ilmu pengetahuan, seperti filsafat, paradigma, budaya, metode, dan lainnya.

Psikologi konseling sudah dijelaskan seperti diatas. Psikologi konseling mungkin sudah cukup familiar meskipun pelaksanaanya sendiri masih kurang diterapkan di Indonesia karena fasilitas dan kurangnya pemahaman masyarakat terkait hal ini.

Psikologi konseling sendiri sangat bermanfaat untuk bisa membantu seorang individu menyelesaiakan permasalahannya. Fenomena masyarakat saat ini banyak sekali permasalahan yang muncul dan kemudian salah bertindak atau melakukan tindakan yang justru memperburuk masalahnya dan tidak efektif. Dampak dari kesalahan bertindak tersebut justru memicu terjadinya stres yang lebih besar lagi dan mendorong seorang individu kedalam situasi depresif yang bisa menjadi fatal.

Kemudian, stres seringkali dialami oleh semua orang dan adakalanya stres tersebut membutuhkan bantuan dari orang lain. Disinilah peran psikologi konseling sangat membantu. Psikologi konseling juga bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan untuk menurunkan tingkat stres di masyarakat yang berakibat pada kerusakan jiwa atau gangguan psikis yang justru akan sulit dirubah atau disembuhkan.

Gaya Psikologi Konseling

Psikologi konseling memiliki beberapa ciri gaya yang dikaitkan dengan fungsi konseling, sebagai berikut :

Ilmu Terapan

Ciri tipe ini :

  1. Konsentrasi terhadap keakuratan, presisi, reliabititas.
  2. Konseling diwujudkan melalui pendekatan sistematik.
  3. Konseling dilakukan dengan lebih menyadarkan pada kesepakatan konsesnsual.

Estetika

Ciri tipe ini :

  1. Peran konselor dianggap sama seperti pendeta yang menyelamatkan humanisasi, penyelamatan diri.
  2. Konselor berfokus tidak pada bagaimana ilmu pengetahuan dapat mengurangi kebimbangan dan membantu klien tetapi bagaimana dia bisa langsung berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia.
  3. Konselor perlu memiliki ketrampilan konseptual.

Baca juga: Psikologi Kepribadian

Filosofis

Ciri tipe ini :

  1. Menyadarkan pada kebijaksanaan. Kebijaksanaan sebagai kunci dari filosofi.
  2. Menggunakan pendekatan berbasis pikiran.
  3. Menekankan konseptualisasi atau pembentukan imajinasi terhadap fenomena untuk menjelaskan fenomena tersebut.
  4. Menggunakan contoh pendekatan Alber Ellis dimana pemerosesan menggunakan informasi kognitif.

Advokasi

Ciri tipe ini :

Dalam sistem jungian, tipe ini merupakan tantangan terbesar bagi konselor. Tipe ini berhubungan dengan aturan sebab – akibat dan menegaskan fungsi konseling sebagai penegasan tentang realitas subjektif.

Baca juga: Psikologi Eksperimen

Langkah- Langkah dalam Psikologi Konseling

Langkah langkah dalam psikologi konseling terdapat beberapa, sebagai berikut :

  1. Menyatakan Kepedulian dan Kebutuhan terhadap Bantuan

Kepedulian menyatakan akan adanya keinginan untuk memahami klien dengan menjalin hubungan lebih dekat. Rasa kepedulian yang dijalin akan memberikan kesempatan pada klien untuk bisa bercerita atau mengungkapkan segala keresahannya lebih banyak lagi dan secara jujur. Rasa peduli dan respon jujur klien menyatakan pemahaman perlunya kegiatan konseling ini dilakukan untuk membantu menyelesaikan masalahnya.

  1. Membentuk Hubungan

Hubungan antara konselor dan klien dibangun dengan rasa kepercayaan, keyakinan dan didasari oleh keterbukaan dan kejujuran dari pernyataan yang disampaikan oleh klien. Tanpa hal – hal tersebut, tujuan konseling dan prosesnya tidak akan berjalan dengan maksimal. Dengan rasa saling percaya dan kejujuran atas apa yang diungkapkan, konselor bisa lebih membantu lagi dengan cara mendengarkan dan memahami keluhan klien.

Kemudian, jalinan hubungan atas dasar rasa saling percaya ini merupakan dasar tercapainya tujuan konseling. Klien bisa dengan leluasa menceritakan seluruh asal permasalahannya dan konselor bisa dengan maksimal dan optimal memberikan seluruh pengetahuand an pengalamannya untuk membantu klien. Hal seperti ini akan menjadi proses pencapaian tujuan yang cepat dan baik.

  1. Menentukan Tujuan

Pada awal konseling, menentukan tujuan merupakan hal yang penting yang harus dilakukan. Maksud dan tujuan konseling yang dilakukan agar :

  1. Muncul perubahan pada diri klien baik secara fisik maupun psikis.
  2. Terbentuknya perasaan diterima tentang keluhan keluhan yang diutarakan klien.
  3. Terciptanya pemahaman klien terhdap masalahnya.
  4. Mampu menyelesaikan masalahnya dan masalah – masalah lain yang mungkin akan datang.

4. Menyelesaikan Masalah

Konselor membuat klien bisa menentukan masalah utamanya dan masalah mana yang penting untuk diselesaikan terlebih dahulu. Pembuatan prioritas masalah dan kesadaran klien terhadap masalah yang perlu diselesaikan lebih dahulu akan mempercepat proses konseling dengan efektif.

  1. Menumbuhkan Kesadaran

Konselor berusaha menyadarkan klien terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, asal mula perkara, apa yang harus dikerjakan dalam menyelesaikannya. Konselor bertugas mengarahkan klien untuk mencapai insight atau pemahaman.

  1. Merencanakan Cara Bertindak

Salah satu kebimbangan seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Disinilah peran konselor membantu klien untuk merencanakan tindakan atau keputusan untuk menyelesaikan masalahnya. Tindakan – tindakan itu bisa dibuat atau disusun bersama dengan memberikan berbagai pilihan yang baik.

  1. Menilai Hasil / Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir untuk menilai apakah konseling ini berakhir sesuai tujuan awal. Konseling diakhiri sesuai dengan persetujuan klien dan jika dirasa sudah cukup oleh klien dan sudah didapatkan solusi yang baik untuk permasalahannya. Keputusan akhir penyelesaian masalah merupakan hasil usaha bersama dari konselor dan klien. Evaluasi ini juga bisa dijadikan bahan untuk follow up untuk proses konseling selanjutnya.

Tahapan Konseling dalam Psikologi Konseling

Dalam psikologi konseling terdapat beberapa tahapan. Berikut adalah tahapan dalam proses konseling :

  1. Tahapan Awal

Tahap awal merupakan tahapan dimana hubungan baik antara konselor dan klien perlu dibentuk. Terdapat dua langkah yang harus diperhatikan dalam tahap awal ini yaitu saling menerima dan rasa saling percaya. Kedua hal ini penting untuk memulai kerja sama kedua pihak untuk menyelesaikan masalah. Klien menerima konselor untuk mengetahui dan membantu masalahnya, dan konselor menerima klien dengan terbuka untuk mendengarkan dan memberikan bantuan.

  1. Tahapan Inti

Tahapan inti terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

  • Eksplorasi kondisi klien. Konselon berusaha memahami karakter kliien dan perilakunya. Konselur memberikan masukan untuk perubahan perilaku klien jika maladaptif.
  • Identifikasi masalah atau keluhan. Menanyakan data – data atau latar belekang terkait masalah dan bagaimana awal mula terjadinya dan juga faktor – faktor yang memperburuk.
  • Pembentukan alternatif pemecahan masalah. Membentuk alternatif pemecahan masalah sebagai keputusan yang akan diambil. Mengira- ngira apakah alternatif pemecahan masalah ini efektif dan bisa dilakukan oleh klien.
  • Implementasi. Klien mengerjakan dari alternatif pemecahan masalah yang sudah ditimbang – timbang dan disepakati oleh konselor juga.
  1. Tahapan Akhir

Tahap akhir ini memberikan penilaian apakah proses konseling tersebut sudah efektif.

  • Analisis. Analisis merupakan tahap pengumpulan informasi tentang klien. Hal ini dilakukan untuk lebih memahami klien mulai dari karakter pribadinya, keluarganya, orang – orang di sekitarnya, dan sumber lainnya sebagai data pendukung.
  • Sintesis. Sintesi merupakan proses penyimpulan dari berbbagai dara yang didapatkan di tahap analisis dan menyimpulkan karakter klien sebenarnya.
  • Diagnosis. Diagnosis merupakan tahap untuk menentukan sebab- akibat dari permasalahan klien dan membuat praduga penyebab yang mungkin. Beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab terjadinya masalah yaitu faktor kurangnya percaya diri, faktor depresi, dan faktor miskomunikasi.

Bentuk Bantuan dalam Konsultasi

Dalam proses konsultasi, bentuk bantuan yang diberikan berupa :

  1. Identifikasi Alternatif Penyelesaian Masalah

Mengidentifikasi cara alternatif untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang dan pikiran objektif. Identifikasi ini perlu dicermati untuk keunggulan danjuga kekurangannya agar bisa dilaksanakan dengan efisien.

  1. Pemilihan Alternatif Penyelesaian Masalah

Alternatif penyelesaian masalah yang akan dilakukan perlu diprioritaskan terlebih dahulu. Setelah diidentifikasi kemudian ditimbang timbang menurut kekurangan dan kelebihannya. Alternatif penyelesaian yang mungkin peluangnya lebih baik perlu dijadikan prioritas penyelesaian masalah. Seteral ditetapkan, konselor akan membantu bagaimana merealisasikannya. Pemecahan masalah juga akan diperlukan adanya pihak lain dalam pelaksanaannya. Tujuannya adalah :

  • Merubah sikap maladaptif atau negatif dari klien agar tidak terjadi masalah lagi.
  • Membantu klien menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
  • Membantu klien mendapatkan skill tertentu untuk menyelesaikan masalahnya.
  1. Tindak lanjut

Tindak lanjut ini dilakukan untuk memberikan penilaian tentang pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah tersebut apakah efektif atau tidak. Selain itu juga bisa dikembangkan oleh klien untuk menyelesaikan masalah – masalahnya yang lainnya.

Demikian ulasan bagaimana konseling dipandang dalam ilmu psikologi beserta penerapannya dalam kehidupan manusia sehari – hari.

Artikel Lainnya

You may also like