Home » Gangguan Psikologi » Skizofrenia Hebefrenik – Gejala – Cara Mengatasi

Skizofrenia Hebefrenik – Gejala – Cara Mengatasi

by Devita Retno

Skizofrenia hebefrenik atau lebih dikenal dengan skizofrenia tidak teratur (disorganized skizofrenia) adalah salah satu jenis skizofrenia. Skizofrenia yaitu salah satu dari macam – macam gangguan jiwa seperti gangguan psikotik dan gangguan psikosomatis. Ini adalah jenis kelainan jiwa yang kompleks dan kronis. Penyakit mental ini mempengaruhi keseimbangan kimia di otak yang menghasilkan perilaku aneh atau tidak normal. Orang yang mengidap skizofrenia hebefrenik pada umumnya mengalami ketidak mampuan dalam pekerjaan atau sekolah, kemunduran secara sosial, kurangnya koordinasi anggota tubuh, postur tubuh yang aneh, tingkah laku seperti anak – anak, sering menyeringai, mengalami halusinasi dan delusi.

Istilah Hebefrenik adalah istilah lama yang masih digunakan dalam beberapa klasifikasi kelainan jiwa khususnya skizofrenia. Nama Hebefrenia diambil dari kata yunani Hebeos yang berarti ‘anak laki – laki’, dan juga nama Dewi kuno Yunani ‘Hebe‘, putri Hera, yang mengacu kepada kecenderungan kemunculan kelainan jiwa ini pada seseorang di waktu sekitar menjelang pubertas. Pendapat lain menyatakan bahwa skizofrenia hebefrenik muncul secara perlahan atau juga disebut dengan sub akut yang sering timbul pada masa remaja atau sekitar usia 15-25 tahun. Tipe ini diyakini sebagai bentuk skizofrenia yang paling parah, karena penderitanya seringkali kesulitan untuk tetap melakukan aktivitas sehari – hari akibat ketidak mampuan mereka untuk berpikir logis, berbicara dan bertindak logis.

baca juga:

Gejala

Pada skizofrenia ada tiga gejala utama yang mencolok termasuk gangguan dalam proses berpikir, gangguan kemauan dan adanya gangguan dalam kepribadian. Gejala lainnya meliputi:

1. Ucapan Tidak Teratur

Dalam pengucapan yang tidak teratur bisa tampak pada berbagai cara. Contohnya ketika menjawab suatu pertanyaan, orang dengan skizofrenia hebefrenik akan menjawab sedikit atau sama sekali tidak ada relevansinya dengan apa yang ditanyakan. Ia mungkin saja akan melompat dari satu topik ke topik lain secara acak sembari bercakap – cakap, atau mengarang kata – kata yang diucapkannya. Khususnya dalam beberapa kasus yang berat, penderita akan menjadi sangat tidak masuk akal.

Kekurangan dalam berucap ini berasal dari kekurangan dalam pikiran penderita. Proses berpikirnya sering kali tidak logis, dan tidak menyambung dengan benar sehingga terlihat dalam caranya berbicara.Skizofrenia hebefrenik sering menunjukkan suatu hal yang disebut ‘pikiran yang buntu’. Mereka bisa berhenti tiba – tiba ketika sedang bicara begitu saja seiring dengan hilangnya suatu pikiran dari benaknya.

Baca juga:

2. Kurangnya Motivasi

Ketika perilaku seseorang yang menderita skizofrenia semakin tidak normal, ia tidak mampu atau kekurangan motivasi untuk memulai atau mengemban suatu tugas, misalnya menyiapkan makanan atau berpakaian dengan layak. Kekurangan motivasi ini sangat penting dan signifikan sebagai suatu gejala, terlihat ketika orang tersebut ingin menyelesaikan suatu hal tertentu, namun tidak memiliki sedikitpun motivasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.

3. Perilaku yang Keterlaluan

Perilaku penderita skizofrenia hebefrenik dapat menjadi sangat keterlaluan tidak teratur sehingga mempengaruhi kemampuan mereka untuk melakukan tugas dasar dan mengurus dirinya sendiri. Penderita juga bisa mengabaikan sepenuhnya kebersihan dan perawatan diri pribadi dan berpenampilan sangat tidak terawat. Mereka mungkin saja tidak mandi atau makan untuk beberapa waktu lamanya. Contoh memakai berlapis – lapis pakaian di cuaca yang sangat panas, memakai pakaian minim di cuaca dingin, atau berperilaku yang sangat tidak patut seperti bertingkah laku seksual di tempat umum, kekanakan dan konyol, namun bisa agresif dan kasar di beberapa situasi.

baca juga:

4. Perilaku Aktif dan Tidak Teratur

Penderita mungkin akan menjadi sangat aktif, tetapi perilaku mereka tidak bertujuan atau tidak berfokus. Dengan kata lain, perilakunya bisa disebut tidak konstruktif. Tingkah laku mereka bisa jadi sangat aneh, banyak bergerak namun tidak ada artinya seperti berkeliling rumah tanpa tujuan, menggeser – geser atau memindahkan barang berulang kali, dengan kata lain perilaku yang sama sekali tidak bisa diprediksi dan tidak produktif, hanya perilaku secara acak. Ciri yang berupa perilaku absurd ini juga menjadi pembeda antara skizofrenia hebefrenik dengan tipe skizofrenia lainnya.

5. Tumpulnya Emosi dan Emosi yang Tidak Patut

Seorang penderita skizofrenia hebefrenik seringnya akan terlihat seperti tidak memiliki emosi. Biasanya mereka mempunyai ekspresi wajah yang kosong serta nada suara yang monoton atau respons emosional yang tidak relevan dengan konteks saat itu. Misalnya tertawa atau terkikik tiba – tiba, padahal saat itu sama sekali tidak ada hal yang lucu. Penderita juga tidak bisa merasa senang atau bahagia. Tidak ada aktivitas, hobi atau orang yang dapat membawa sebentuk kesenangan apapun untuk mereka walaupun sedikit.

6. Ekspresi Wajah Tidak Pantas

Ekspresi wajah yang tidak patut mungkin saja akan terlihat ketika penderita terlibat dalam percakapan atau secara keseluruhan. Mereka mungkin saja membuat wajah konyol atau tertawa dengan sangat tidak pantas, atau tidak terkendali. Misalnya, tertawa ketika mendengar suatu nasib buruk yang dialami oleh orang lain. Juga menampilkan ekspresi menyeringai, suatu ekspresi yang umum dibuat oleh penderita skizofrenia.

baca juga:

Penyebab

Para ahli saat ini belum dapat menentukan apa tepatnya yang menyebabkan skizofrenia atau faktor apa yang menyumbang terhadap tipe – tipe skizofrenia. Setiap tipe memiliki gejala spesifik yang berbeda, dan walaupun ada beberapa variasi hipotesis mengenai faktor apa yang terlibat dalam skizofrenia tidak teratur atau hebefrenia, penyebab pastinya masih tidak dapat diketahui selain masalah genetik dan lingkungan sekitar, yang sebenarnya telah cukup jelas.

Pada tipe skizofrenia lainnya, dopamin dan glutamat disangka memegang peranan dalam gejalanya. Sedangkan pada tipe ini, perkiraan yang ada adalah mengenai degenerasi otak, disfungsi sirkuit otak, dan tingkat beragam neurotransmitter yang tidak layak semua dapat menyebabkan gejalanya. Beberapa ahli lainnya juga berpendapat bahwa pengalaman traumatis yang menghasilkan ‘kegilaan traumatic’ juga bisa mengarah kepada kondisi ini. Ada pula gngguan psikologi lainnya, seperti gangguan kepribadian histrionik dan kepribadian ganda.

Cara Mengatasi

Sayangnya pengobatan untuk skizofrenia tidak teratur ini lebih sulit daripada tipe skizofrenia lainnya. Kebanyakan ahli menyetujui bahwa sejak gejalanya muncul pada rentang usia antara 15 hingga 25 tahun, prognosis yang didapatkan untuk orang yang didiagnosa biasanya tidak begitu baik. Penderita mungkn mengalami kewalahan dengan berbagai gejala negatif dan penurunan kemampuan sosial secara menyeluruh yang menghasilkan perilaku mengisolasi diri. Perawatan untuk skizofrenia tipe ini kurang lebih sama dengan tipe lainnya yaitu:

1. Anti Psikotik

Pada awalnya seseorang akan diberi resep anti psikotik sebagai awal perawatan. Hal ini akan membantu mengurangi beberapa gejala yang ada, namun pada tipe hebefrenik mungkin tidak akan seefektif jika digunakan pada tipe skizofrenia lainnya. Jika pasien tidak merespon dengan baik maka pengobtan mungkin akan disesuaikan dengan meresepkan obat anti psikotik lainnya yang cenderung mempunyai efek samping.

2. Terapi Electroconvulsive

Jika penderita tidak merespon dengan baik terhadap terapi dengan obat maka terapi ini akan digunakan. Terapi ini bekerja dengan melibatkan serangkaian arus listrik yang ditujukan ke otak yang menginduksi kejang terkontrol. Tujuannya untuk membantu otak memulai kembali secara sementara dan memberi jeda pada gejala yang timbul. Terapi ECT diperkirakan dapat membantu mengubah aktivitas otak dan mengubah tingkat neurotransmitter, namun beberapa pihak masih mempertanyakan keefektifannya.

baca juga:

3. Perawatan Alami

Ada beberapa perawatan alami untuk penderita skizorenia, yang dapat menekan gejala dengan efektif. Pada dasarnya terapi ini bukanlah penyembuhan namun sangat eektif jika digunakan bersama dengan obat – obatan antipsikotik. Kebanyakan orang dengan hebefrenia berat atau resisten terhadap pengobatan bisa mempertimbangkan pilihan ini.

4. Psikoterapi

Jika seseorang penderita skizofrenia heberenik dapat berfungsi dengan cukup baik untuk menghadiri sesi terapi, hal ini akan sangat menguntungkan baginya. Tidak saja ia akan mendapatkan interaksi sosial, ia juga akan diajarkan bagaimana mengatasi beberapa gejala penyakitnya. Ini akan membantu mengurangi stres dan memperbaiki keadaannya di masa depan. Manfaat hipnoterapi dan cara mengatasi anxiety disorder juga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan jiwa.

5. Latihan Kemampuan 

Pada kasus dimana penyakit tersebut tidak begitu parah, penderita mungkin saja mampu menghadiri suatu pelatihan kemampuan yang akan membantu mereka mempelajari bagaimana caranya melakukan fungsi sosial dasar seperti mengurus dirinya sendiri, melakukan aktivitas yag produktif, dan mempertahankan pekerjaan.

baca juga:

Resiko Bagi Penderita

Karena kondisi kejiwaan mereka yang sedemikian, maka tentu saja ada resiko tertentu yang bisa terjadi pada para penderita skizofrenia hebefrenik, yang bisa berbahaya bagi keselamatan mereka, yaitu:

  • Resiko melukai diri sendiri adalah kemungkinan yang selalu ada pada penderita psikotik, akan tetapi dalam kasus penderita skizofrenia hal ini akan sedikit meningkat karena ketidak mampuan mereka berpikir rasional dan logis tersebut.
  • Resiko melukai orang lain juga salah satu kemungkinan nyata yang dapat menyebabkan efek negatif pada kehidupan penderita dan lingkungannya.
  • Kemungkinan untuk menjalani hidup yang tidak bertujuan dan tidak bermakna bagi seseorang yang menderita skizofrenia hebefrenik.

mak penjelasan lebih dalam mengenai skizofrenia dengan dr. Maria Irene Hendrata, Sp.KJ

Jika pengobatan pada seorang penderita skizofrenia hebefrenik berjalan dengan baik, tidak ada alasan untuk meragukan kemampuannya kembali bersosialisasi dan bahkan mendapatkan pekerjaan dan menjadi produktif kembali. Akan tetapi pada beberapa kasus banyak perawatan tidak efektif sama sekali. Karena itulah sangat penting untuk mempertahankan kewaspadaan serta kepedulian agar para ahli bisa melanjutkan pekerjaan mereka menemukan penyembuhannya, agar para penderita tidak hanya menjadi korban yang tidak berdaya dari gejala yang mereka alami.

You may also like