Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Anak » 11 Dampak Broken Home Terhadap Anak

11 Dampak Broken Home Terhadap Anak

by Khanza Savitra

Kondisi keluarga akan sangat berpengaruh pada anak. Kondisi keluarga yang harmonis serta selalu bahagia tentunya akan berpengaruh positif pada perkembangan psikologis anak. Berbanding terbalik jika kondisi keluarga mengalami perpercahan atau broken home. Tentu saja dampak negatif akan sangat dirasakan dalam perkembangan anak.

Banyak faktor yang menyebabkan kondisi broken home terjadi di dalam sebuah keluarga, mulai dari perceraian kedua orang tua, sikap orang tua yang kurang dewasa dan bertanggung jawab, kurangnya nilai-nilai agama di dalam keluarga, masalah ekonomi, hilangnya keharmonisan di dalam keluarga, dan masih banyak lainnya. Banyak dampak yang dapat terjadi pada anak jika mereka terjebak dalam kondisi keluarga broken home, berikut ini penjelasannya.

baca juga:

1. Kurangnya Kasih Sayang

Saat kondisi suami istri tidak lagi dalam hubungan yang harmonis, maka tentu saja akan memunculkan rasa egois dalam diri masing-masing yang lebih diutamakan. Jika tidak segera diatasi maka tentu saja anak menjadi korban yang paling utama. Anak akan mengalami kurang kasih sayang karena perhatian orang tua yang berkurang satu sama lainnya.

2. Rentan Mengalami Gangguan Psikis

Akibat kondisinya yang selalu berada di dalam tekanan, maka akan membuat pengaruh yang cukup besar dalam kondisi anak. Sehingga tak heran jika anak-anak yang mengalami broken home akan kerap mengalami gangguan-gangguan psikologis, mulai dari rasa ketakutan, kecemasan, selalu merasa serba salah, selalu dirundung sedih, menyendiri, dan lainnya. Jika dibiarkan terus menerus maka gangguan ini akan berdampak pada lingkungan sosial anak.

3. Membenci Kedua Orang Tuanya

Karena kondisi mental yang masih sangat labil, dapat membuat anak-anak yang berada di dalam lingkungan broken home dapat membenci kedua orang tuanya. Mereka belum memahami tentang hal yang terjadi di dalam keluarga, bahkan belum dapat menerima kondisi yang sebenarnya terjadi. Sehingga mereka akan menganggap jika semua hal yang terjadi merupakan kesalahan dari salah satu ataupun kedua orang tuanya.

4. Tidak Mudah Bergaul

Banyak kasus dalam broken home membuat anak menjadi cenderung menutup diri dengan lingkungannya sehingga membuat anak akan menarik diri dari lingkungan pergaulan dikarenakan rasa rendah diri yang dimilikinya. Karena kurangnya perhatian orang tua, maka menyebabkan anak tidak terbiasa untuk berbagi cerita ataupun mengekspos diirnya dengan orang lain. Akibatnya anak akan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya.

baca juga:

5. Permasalahan Pada Moral

Saat anak dalam masa perkembangannya, maka tentu saja anak akan selalu berada di dalam kondisi pertengkaran pertengkaran dengan orang tua yang secara tidak langsung membentuk kepribadian anak menjadi kasar dan keras. Namun seiring dengan berjalannya waktu, anak juga akan terbiasa untuk melakukan tindakan tindakan seperti yang dilihat pada orang tuanya seperti bertengkar, berperilaku kasar, emosional, dan bertindak tidka terpuji lainnya. Sikap-sikap ini lah yang nantinya akan diterapkan dalam lingkungan pertemanannya.

6. Mudah Mendapat Pengaruh Buruk Dari Lingkungan

Ketika kondisi rumah dan keluarga menjadi tidak nyaman, maka anak akan berusaha untuk mencari tempat lainnya yang dijadikan sebagai tempat saling berbagi dan menghibur dirinya. Saat kondisi seperti ini, maka teman-teman sepermainannya akan menjadi tujuan sebagai pengganti keluarga. Jika lingkungan pertemanannya kurang baik, maka tentu saja anak akan sangat mudah terpengaruh untuk melakukan perilaku menyimpang sebagai pelarian untuk mendapatkan kebahagiaan.

7. Tidak Berprestasi

Dampak lainnya yang sering terjadi pada anak yang mengalami broken home adalah pada hal akademiknya. Permasalahan di dalam rumah akan membuat anak menjadi malas belajar. Terlebih jika tidak adanya support dari kedua orang tua. Tentu saja menyebabkan anak tidak memiliki keinginan untuk berprestasi. Tentu saja hal ini akan berbeda dengan anak-anak yang berasal dari keluarga harmonis yang lebih memiliki motivasi dalam belajar.

8. Memandang Jika Hidup Adalah Sia-Sia

Beberapa anak yang berada dalam kasus broken home seringkali merasakan kepedihan serta kehancuran hati yang mendalam, sehingga menyebabkan pandangan mereka terhadap hidup berubah ke dalam konteks negatif. Anak akan merasa jika hidup ini adalah sia-sia serta mengecewakan. Bahkan bagi mereka tidak ada orang satupun yang dapat dijadikan teladan di dalam hidupnya.

9. Kedangkalan Spritual

Penanaman agama tentu saja harus dilakukan sejak anak-anak masih dalam usia dini. Namun tentu saja hal ini akan  sangat jarang terjadi pada kondisi keluarga yang broken home. Orang tua tidak dapat menjalankan peran sebagaimana seharunya. Sehingga anak-anak tidak dibekali dengan pondasi agama yang kuat sehingga menyebabkan tidak adanya pedoman hidup yang dapat mengarahkannya.

baca juga:

10. Hak-Hak Fisik Tidak Terpenuhi

Tak hanya dampak psikologis, kondisi keluarga yang broken home juga dapat menyebabkan anak tidak mendapatkan haknya secara jasmani. Mulai dari kurangnya pemenuhan gizi dan nutrisi anak selama dalam masa pertumbuhan, kebutuhan akan pakaian, keperluan sekolah, dan lainnya yang tidak terpenuhi orang tua.

11. Potensi Penyakit Kejiwaan

Menurut penelitian pada London Institue of Psychiatry menjelaskan jika anak yang  berada di dalam kondisi keluarga kurang harmonis maka akan berpotensi besar untuk mengidap gangguan-gangguan psikologis semisal skizofrenia.

Nah itu tadi beberapa dampak broken home pada anak yang dapat terjadi, tentu saja kondisi seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja. Peran orang tua akan berpengaruh penting dalam perkembangan anak.

baca juga:

You may also like