Home » Ilmu Psikologi » 13 Peran Psikologi Kriminal Dalam Proses Hukum yang Ada

13 Peran Psikologi Kriminal Dalam Proses Hukum yang Ada

by Bernadet Maress

Psikologi kriminal merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari dan juga meneliti tentang kejahatan dari sudut kejiwaan pelaku kejahatan. Psikologi kriminal mempelajari tentang ciri psikis pelaku kejahatan yang sehat secara psikologi. Mengingat jiwa yang sehat sulit untuk dirumuskan, maka bentuk bentuk gangguan mental yang dibicarakan adalah psikoses, neuroses dan juga cacat mental.

Psikologi kriminal merupakan salah satu dari cabang cabang psikologi yang secara khusus berhubungan dengan kejahatan atau kriminalitas untuk menguraikan kejahatan seseorang atau kejahatan sosial yang disebabkan karena faktor psikologis. Lalu, apa saja peranan psikologi kriminal dalam proses hukum? Berikut penjelasannya.

Apakah Psikologi Kriminal?

Psikologi kriminal merupakan salah satu dari macam macam psikologi khusus ilmu pengetahuan tentang jiwa individu atau kelompok secara langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan perbuatan jahat dan akibatnya.

Psikologi kriminal yang berperan dalam mendasari sebuah analisanya dari sudut pandang psikologi dalam upaya untuk mengetahui tipe penjahat sekaligus berusaha menganalisa kejahatan tersebut dari sudut kejiwaan tentang macam macam frustasi dan tekanan tekanan jiwa manusia yang menjadi penyebab timbulnya kejahatan.

Pendekatan yang telah di dapat nantinya akan mempelajari berbagai perbedaan individual yang menjadi penyebab sebagian orang melakukan tindak kriminal yang tidak dilakukan oleh orang lain dengan latar belakang yang sama sehingga biasanya akan memusatkan pada latar belakang individu.

Baca juga :

Sebagai contoh, perkembangan orang tersebut, disiplin yang diterapkan orang tua seperti cenderung menumbuhkan anak belajar berperilaku kasar akibat orang tua yang kasar dan sebagainya.

Hasil penyelidikan psikologi dalam dunia kriminalitas juga membenarkan jika orang jahat tidak akan bisa disembuhkan hanya dengan hukuman berupa kekerasan dan siksaan, namun harus diganti dengan terapi mental. Dibenarkan dalam psikologi jika perawatan yang menerangkan prinsip prinsip kesehatan mental bisa membuat penjahat menjadi sadar dan juga jera.

1. Memberikan Penilaian Klinis

Peran psikologi kriminal dalam proses hukum yang pertama adalah untuk memberikan penilaian klinis. Psikolog nantinya akan terlibat dalam penilaian seseorang dengan tujuan memberikan penilaian klinis. Psikolog nantinya akan menggunakan wawancara, alat penilaian atau tes psikometri seperti kuesioner khusus untuk membantu penilaian pada objek studi dalam psikologi kriminal.

Penilaian tersebut nantinya bisa memberikan informasi pada pengadilan, polisi atau penjara dan layanan masa percobaan mengenai fungsi dari psikologis seseorang dan bagaimana itu bisa mempengaruhi bagian berbeda dari sistem peradilan pidana dalam memproses individu yang bersangkutan.

2. Memberikan Informasi Sebuah Kasus

Psikologi kriminal juga akan membantu dalam memberi informasi sebuah kasus. Penerapan psikologi dalam bidang kriminal ini bisa melibatkan tes eksperimental untuk menggambarkan atau memberikan informasi lebih lanjut ke pengadilan atau juga bisa melibatkan psikolog untuk memberikan pengadilan ringkasan dari temuan penelitian yang mungkin relevan dengan kasus.

3. Menggunakan Statistik untuk Memberi Informasi

Peran psikologi kriminal dalam proses hukum juga berguna dalam aktuaria yakni berhubungan dengan penggunaan statistik untuk menginformasikan sebuah kasus yang menjadi salah satu hubungan psikologi dengan kriminologi. Salah satu peranannya adalah diharuskan untuk memberikan informasi aktuaria yang berhubungan dengan probabilitas sebuah peristiwa yang terjadi di pengadilan.

Baca juga :

Sebagai contoh, pengadilan mungkin ingin mengetahui seberapa besar kemungkinan pelaku melakukan pelanggaran sebelum hukuman diputuskan. Pada kasus seperti ini, seorang psikolog bisa dipanggil untuk menginformasikan laporan pra hukum ke pengadilan.

4. Memberikan Saran

Psikolog juga berperan sebagai penasihat yakni memberikan saran pada polisi mengenai cara melakukan dan melanjutkan penyelidikan selain juga menggunakan teknik interogasi dalam psikologi forensik. Sebagai contoh, profil pelaku bisa memberi informasi penyelidikan atau saran yang diberikan bisa berupa cara terbaik untuk mewawancarai tersangka tertentu.

Seorang penuntut atau pengacara pembeli juga bisa meminta saran tentang cara terbaik untuk memeriksa silang saksi yang rentan atau ahli saksi lainnya. Peran ini melibatkan pemakaian keahlian psikologi untuk memberi nasihat kepada polisi, pengadilan, pengajaran atau layanan masa percobaan.

Psikolog bisa digunakan dalam berbagai skenario yang berbeda pada sistem peradilan pidana dan juga untuk sejumlah alasan yang berbeda. Beberapa sub bagian kemudian akan memeriksa lebih terperinci bagaimana psikolog bisa dan melakukan kontribusi keahlian mereka untuk membantu pekerjaan sistem peradilan pidana.

5. Berperan Dalam Investigasi Kriminal

Peran psikologi kriminal dalam proses hukum juga ada dalam investigasi kriminal sendiri dan bisa bervariasi dalam segi bentuknya. Peran dan fungsi psikologi kriminal akan membuat keahlian psikolog bisa membantu polisi dan mendukung pekerjaan yang mereka lakukan untuk mengungkap macam macam sifat manusia khususnya tersangka. Sangat penting untuk dihargai jika cara cara yang dilakukan psikolog bisa berkontribusi jauh melampaui proses pembuatan profil pelaku.

Mereka nantinya akan meningkatkan keputusan polisi dan juga keterampilan pemimpin, meningkatkan metode mewawancarai saksi dan korban, mengembangkan metode yang akurat untuk menyusun, merekam dan menganalisis data tentang dugaan pelanggar, mengembangkan sistem prioritas tersangka yang didasari pada penelitian empiris dan meningkatkan pihak kepolisian yang dipimpin intelejen dan pemakaian informasi.

Baca juga :

6. Menganalisis Kejahatan

Analisis kejahatan yang terkadang disebut analisis intelijen merupakan salah satu bidang pekerjaan yang mengacu pada metode Psikologis Forensik. Analisis kejahatan umumnya dipekerjakan oleh polisi atau lembaga kepolisian, Fakultas Kejahatan dan Operasi dan Pasukan Kejahatan Nasional untuk menganalisis data kejahatan untuk membantu polisi menjalankan perannya.

Salah satu peran paling umum dari psikolog kriminal adalah tentang hubungan kasus. Ini merupakan proses yang melibatkan keterkaitan kejahatan berdasarkan kesamaan dalam perilaku pelanggar seperti yang dilaporkan oleh korban atau dari yang disimpulkan dari TKP.

7. Analisis Investigasi Kriminal atau Profil Pelanggar

Profil pelanggar sudah menerima banyak perhatian dari media beberapa tahun ini. Pelaporan media tentang pemanfaatan psikologi kriminal di profil tinggi kasus sudah memperkenalkan pada masyarakat umum tentang gagasan prodfil pelaku.

Bisa dikatakan jika penggambaran sensasional tentang profiling menghasilkan kebingungan umum mengenai apa profil sebenarnya, seberapa sering dilakukan dan siapa yang melakukannya. Ketidakpastian ini di antara masyarakat tidak sepenuhnya mengejutkan karena tidak ada definisi yang disetujui dari istilah profil bahkan untuk kalangan akademis.

Profil memakai informasi yang didapat dari TKP terkait dengan perilaku pelaku selama kejahatan. Ini bisa dikumpulkan dengan informasi lain seperti pernyataan korban jika tersedia, secara berurutan untuk menarik keseimpulan tentang sifat orang yang melakukan kejahatan.

Beberapa pertanyaan seperti apakah itu impulsif, apakah pelaku hidup secara lokal di TKP, berapa kisaran usia dan sebagainya yang kemudian bisa dipakai untuk membantu polisi dalam investigasi dan dalam menargetkan sumber daya.

8. Wawancara, Mendeteksi Penipuan dan Saksi Mata Penelitian

Salah satu tugas terpenting selama investigasi aplikasi psikologi dalam hukum adalah mengumpulkan barang bukti yang bisa diandalkan untuk mengumpulkan kasus apa yang terjadi selama acara tersebut. Salah satu sumber utama bukti ini adalah orang orang yang menjadi saksi mata acara. Untuk mendapatkan informasi tersebut, maka wawancara harus dilakukan oleh petugas polisi penyidik dengan tujuan mendapatkan pandangannya menenai peristiwa dan mungkin mengekstraksi pengakuan atas.

Baca juga :

9. Membantu Menangani Tersangka Dengan Gangguan Kejiwaan

Penerapan atau aplikasi psikologi dalam sistem hukum psikologi kriminal dalam proses penyidikan tindak pidana memiliki peran yang sangat penting. Diantaranya adalah untuk membantu memahami kejadian tindak pidana penyerangan atau understanding aggresion, mendeteksi keterangan yang menyesatkan pada proses pemeriksaan atau detecting deception, bisa mengetahui latar belakang terjadinya kejahatan pembunuhan sadisme dan juga pembunuhan berseri atau berantai.

10. Menjadi Saksi Ahli

Selanjutnya, peran psikologi kriminal dalam proses hukum, psikologi kriminal bisa berperan sebagai saksi ahli. Terdapat perbedaan antara saksi ahli dengan saksi biasa. Saksi ahli harus memiliki kualifikasi atau clinical expertise meliputi pendidikan, lisensi, kedudukan, pengalaman, penelitian, pengetahuan, publikasi, aplikasi prinsip prinsip ilmiah dan juga pemakaian alat alat tes khusus.

11. Sebagai Penasehat

Tidak hanya ada peran psikolog dalam perusahaan dan industri, para psikolog kriminal biasanya sering digunakan sebagai penasehat hakim atau pengacara dalam proses persidangan. Psikolog akan diminta untuk memberikan masukan apakah seorang terdakwa atau saksi memang sudah layak dimintai keterangan dalam proses persidangan yang sedang berlangsung.

12. Sebagai Pembaharu

Psikolog dalam bidang kriminal juga diharapkan bisa memberikan peran penting dalam sistem hukum. Psikolog diharapkan bisa jadi pembaharu atau reformis dalam sistem hukum yang ada. Psikolog diharapkan bisa mengaplikasikan ilmu pengetahuannya ke dalam tataran aplikatif sehingga sistem hukum mulai dari proses penangkapan, persidangan, pembinaan dan juga penghukuman berlandaskan pada kajian kajian ilmiah atau psikologis.

13. Memperkuat Aparat Penegak Hukum

Peran psikologi kriminal dalam proses hukum juga terdapat dalam memperkuat aparat penegak hukum dalam menegakkan hukum sehingga tips menjadi psikolog yang baik harus benar benar diterapkan. Sebagai contoh, bagaimana peranan intervensi psikologis dalam meningkatkan performance polisi. Hasil penelitian Arnetz menunjukkan jika hasil pelatihan resiliensi bisa meningkatkan performace polisi. Selain aparat penegak hukum, hal yang tidak kalah penting adalah keluarga aparat penegak hukum.

Selain itu, peran psikologi kriminal dalam proses hukum berguna dalam menjelaskan kondisi psikologis pelaku, korban dan juga saksi sehingga aparat penegak hukum bisa mengambil keputusan dengan tepat. Psikologi berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi hukum yang berlaku. Sebagai contoh, psikologi kriminal bisa membantu polisi dalam membentuk masyarakat sadar dan taat aturan melalui kegiatan seminar dan aktivitas yang berbasiskan masyarakat.

You may also like