Hampir setiap hari koran maupun TV memberitakan contoh kasus kasus yang berhubungan dengan Teori Psikologi dalam Kriminologi yang menimpa masyarakat. Bentuknya beragam. Ada perampokan, pemerasan, perampasan, penjambretan, pembunuhan, perkosaan, pencopetan, penganiayaan, dan kata lain yang mengandung unsur pemaksaan, atau kekerasan terhadap fisik ataupun harta benda korban. Teori psikologi dalam kriminologiitas berasal dari kata “crimen” yang berarti kejahatan.
Berbagai sarjana telah berusaha memberikan pengertian kejahatan secara yuridis berarti segala tingkah laku manusia yang dapat dipidana , yang diatur dalam hukum pidana. Banyak sudut pandang yang digunakan untuk memberikan penjelasan fenomena tindakan teori psikologi dalam kriminologi yang ada. Pada kesempatan penulis saya mencoba menjelaskan secara detail, yuk simak selengkapnya.
Pengertian Teori Psikologi dalam Kriminologi
Penjelasan tentang perilaku teori psikologi dalam kriminologi telah diberikan oleh para ahli psikologi dari berbagai latar belakang sejak sejarah teori psikologi dalam kriminologi tercatat. Penjelasan itu diberikan oleh filosof, ahli psikologi genetika, dokter, ahli psikologi fisika, dsb. (Baca juga mengenai objek studi dalam psikologi kriminal)
Bermula dari berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan, dan beberapa kajian sebelumnya yang terkait dengan perilaku teori psikologi dalam kriminologi, berikut macam macam teori psikologi dalam kriminologi yang telah dijelaskan oleh para ahli :
1. Teori Psikologi Kriminologi Tipologi Fisik / Kepribadian
Teori psikologi kriminologi tipologi ini memandang bahwa sifat dan karakteristik fisik manusia berhubungan dengan perilaku teori psikologi dalam kriminologi. Tokoh yang terkenal dengan konsep ini adalah Kretchmerh dan Sheldon: Kretchmer dengan constitutional personality, melihat hubungan antara tipe tubuh dengan kecenderungan perilaku. Menurutnya ada tiga tipe jarigan embrionik dalam tubuh, yaitu : (Baca juga mengenai dampak psikologis dari mengkonsumsi narkoba)
- Endoderm berupada sistem digestif (pencernaan),
- Ectoderm: sistem kulit dan syaraf, dan Mesoderm yang terdiri dari tulang dan otot.
- Endomorf: Gemuk (Obese), lembut (soft), and rounded people, menyenangkan dan sosiabal.
- Mesomorf : berotot (muscular), atletis (athletic people), asertif, vigorous, and bold.
- Ektomorf : tinggi (Tall), kurus (thin), and otk berkembang dengan baik (well developed brain), Introverted, sensitive, and nervous.
2.Tipe Orang yang Sering Melakukan Tindakan Kriminal
Menurut Sheldon, tipe mesomorf merupakan tipe yang paling banyak melakukan tindakan teori psikologi dalam kriminologi. Berdasarkan dari dua kajian di atas, banyak kajian tentang perilaku teori psikologi dalam kriminologi saat ini yang didasarkan pada hubungan antara bentuk fisik dengan tindakan teori psikologi dalam kriminologi. Salah satu simpulannya misalnya, karakteristik fisik pencuri itu memiliki kepala pendek (short heads), rambut merah (blond hair), (Baca juga mengenai faktor sosial dalam psikologi agama)
dan rahang tidak menonjol keluar (nonprotruding jaws), sedangkan karakteristik perampok misalnya ia memiliki rambut yang panjang bergelombang, telinga pendek, dan wajah lebar. Apakah teori psikologi kriminologi ini diterima secara ilmiah? Barangkali metode ini yang paling mudah dilakukan oleh para ahli psikologi kriminologi kala itu, yaitu dengan mengukur ukuran fisik para pelaku kejahatan yang sudah ditahan/ dihukum, orang lalu melakukan pengukuran dan hasil pengukuran itu disimpulkan.
3. Teori Psikologi Kriminologi Pensifatan / Trait Teori tentang kepribadian
Teori psikologi kriminologi ini menyatakan bahwa sifat atau karakteristik kepribadian tertentu berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan tindakan teori psikologi dalam kriminologi. Beberapa ide tentang konsep ini dapat dicermati dari hasil hasil pengukuran tes kepribadian. Dari beberapa psikologan tentang kepribadian baik yang melakukan teknik kuesioner ataupun teknik proyektif dapatlah disimpulkan kecenderungan kepribadian memiliki hubungan dengan perilaku teori psikologi dalam kriminologi.
Dimisalkan orang yang cenderung melakukan tindakan teori psikologi dalam kriminologi adalah rendah kemampuan kontrol dirinya, orang yang cenderung pemberani, dominansi sangat kuat, power yang lebih, ekstravert, cenderung asertif, macho, dorongan untuk memenuhi kebutuhan fisik yang sangat tinggi, dsb. (Baca juga mengenai faktor yang mempengaruhi adaptasi dalam psikologi)
Sifat-sifat di atas telah diteliti dalam kajian terhadap para tahanan oleh beragam ahli psikologi. Hanya saja, tampaknya masih perlu kajian yang lebih komprehensif tidak hanya satu aspek sifat kepribadian yang diteliti, melainkan seluruh sifat itu bisa diprofilkan secara bersama sama.
4.Teori Psikologi Kriminologi Psikoanalisis
Penjelasan dari teori psikologi kriminologi psikoanalis yaitu bahwa tindakan teori psikologi dalam kriminologi disebabkan karena rasa cemburu pada bapak yang tidak terselesaikan, sehingga individu senang melakukan tindak teori psikologi dalam kriminologi untuk mendapatkan hukuman dari bapaknya.
Psikoanalist lain (Bowlby:1953) menyatakan bahwa aktivitas teori psikologi dalam kriminologi merupakan pengganti dari rasa cinta dan afeksi. Umumnya teori psikologi dalam kriminologi dilakukan pada saat hilangnya ikatan cinta ibu-anak. (Baca juga mengenai metode klinis dalam psikologi perkembangan)
5. Teori Psikologi Kriminologi Sosial
Teori ini dimotori oleh Albert Bandura (1986). Bandura menyatakan bahwa peran model dalam melakukan penyimpangan yang berada di rumah, media, dan subcultur tertentu (gang) merupakan contoh baik tuntuk terbentuknya perilaku teori psikologi dalam kriminologi orang lain. Observasi dan kemudian imitasi dan identifikasi merupakan cara yang biasa dilakukan hingga terbentuknya perilaku menyimpang tersebut.
Ada dua cara observasi yang dilakukan terhadap model yaitu secara langsung dan secara tidak langsung (melalui vicarious reinforcement)Tampaknya metode ini yang paling berbahaya dalam menimbulkan tindak teori psikologi dalam kriminologi. Sebab sebagian besar perilaku manusia dipelajari melalui observasi terhadap model mengenai perilaku tertentu.
6. Teori Psikologi Kriminologi Kognitif
Teori psikologi kriminologi ini menanyakan apakah pelaku teori psikologi dalam kriminologi memiliki pikiran yang berbda dengan orang “normal”? Yochelson & Samenow (1976, 1984) telah mencoba meneliti gaya kognitif (cognitive styles) pelaku teori psikologi dalam kriminologi dan mencari pola atau penyimpangan bagaimana memproses informasi. Para psikolog ini yakin bahwa pola berpikir lebih penting daripada sekedar faktor biologis dan lingkungan dalam menentukan seseorang untuk menjadi teori psikologi dalam kriminologi atau bukan.
Dengan mengambil sampel pelaku teori psikologi dalam kriminologi seperti ahli psikologi manipulasi (master manipulators), liar yang kompulsif, dan orang yang tidak bisa mengendalikan dirinya mendapatkan hasil simpulan bahwa pola pikir pelaku teori psikologi dalam kriminologi itu memiliki logika yang sifatnya internal dan konsisten, hanya saja logikanya salah dan tidak bertanggung jawab. Ketidaksesuaian pola ini sangat beda antara pandangan mengenai realitas.
Demikian yang dapat disampaikan penulis mengenai beragam teori psikologi dalam kriminologi, semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, terima kasih.