Ketika kita membahas mengenai objek studi dalam psikologi kriminal tentu kita sudah akan langsung berpikir mengenai kriminologi itu sendiri. Kriminologi merupakan pengetahuan yang membahas mengenai suatu tindakan kriminal tertentu. Psikologi kriminal berada di dalamnya, dimana akan ada banyak analisis mengenai perilaku seseorang yang bisa saja melakukan suatu tindak kriminal. Ruang lingkup dari psikologi kriminal pun termasuk spesifik terhadap berbagai macam kemungkinan yang bisa saja memicu seseorang melakukan suatu kejahatan atau tindakan yang tidak menyenangkan. Ini juga sering berhubungan dengan psikologi forensik. (Baca juga: Cara kerja psikologi forensik)
Dari ruang lingkup tersebut, maka akan ada objek studi yang ada di dalam psikologi kriminal. Terdapat jenis pendekatan dalam psikologi hukum tertentu. Objek studi ini berfokus mengenai tindakan-tindakan kejahatan yang dilarang oleh aturan atau norma, serta tindakan yang memang tidak disukai masyarakat walaupun mungkin tidak dilarang oleh aturan atau norma tadi. Kajian mendalam mengenai berbagai macam tindakan tersebutlah yang kemudian menjadi objek studi dalam psikologi kriminal. Bahkan, terdapat peran psikologi forensik dalam menganalisa perilaku agresif seseorang. Berikut adalah beberapa macam contoh dari objek studi psikologi kriminal:
- Sadisme
Sadisme menjadi kajian yang sering dianalisis dalam psikologi kriminal. Motif seseorang dalam berbuat kejahatan mungkin saja memang berasal dari sifat dasarnya untuk berperilaku sadis dan keji sehingga timbul suatu kriminalitas. Sadisme menjadi hal yang cukup berpengaruh pada seseorang untuk melakukan suatu tindak kejahatan yang kadang ada di luar nalar.
- Paranoid
Rasa takut yang berlebihan kadang justru bisa memicu untuk menimbulkan kejahatan dari diri seseorang. Sebenarnya pembelaannya adalah pada upaya untuk perlindungan diri, namun ini tetap saja tidak bisa dibenarkan jika kemudian dipakai untuk melakukan tindakan kriminal. Objek studi berupa gangguan kepribadian paranoid ini merupakan salah satu kajian yang juga ada dalam psikologi kriminal.
- Psikopat
Siapa dari kita yang belum pernah mendengar istilah psikopat? Istilah ini merujuk pada suatu sifat seseorang yang mampu berbuat kejam tetapi tidak merasa bersalah dengan apa yang telah dilakukannya. Bahkan, tindakan kriminal menjadi sebuah pengalaman menyenangkan bagi psikopat. Kajian tentang psikopat ini tentu saja menjadi objek studi yang sering dianalisis dalam psikologi kriminal. (Baca juga: Ciri-ciri psikopat ringan)
- Kleptomania
Kleptomania adalah kecenderungan seseorang untuk mengambil barang-barang yang bukan miliknya. Sebenarnya kleptomania sering tidak disadari seseorang sebagai tindakan yang salah. Ini merupakan sebuah kebiasaan atau tabiat yang sudah mengakar dalam diri seseorang. Karena sifatnya yang merugikan, maka tak heran bila ini juga masih termasuk dalam psikologi kriminal. Objek studi ini dipelajari pula untuk diketahui bagaimana pola-pola perilaku yang timbul dalam diri seseorang.
- Histeris
Kecenderungan seseorang untuk mudah bereaksi berlebihan terhadap sesuatu merupakan histeris. Walaupun histeris tidak dianggap suatu tindakan kejahatan, namun psikologi kriminal menganggap bahwa histeris juga merupakan salah satu tindakan yang kurang disukai masyarakat. Tak heran bila kemudian ini tetap menjadi kajian objek studi di dalamnya. (Baca juga: Penerapan psikologi sosial dalam hukum)
- Maniak
Maniak merupakan bagian dari objek studi dalam psikologi kriminal. Maniak ini akan menyebabkan seseorang untuk menyukai sesuatu secara berlebihan. Saat seseorang sudah menyukai sesuatu dan timbul perasaan yang berlebihan, ia bisa saja nekat untuk melakukan tindakan yang berlebihan demi melindungi atau mendapatkan apa yang ia sukai. Ini akan berpengaruh pada kondisi psikisnya yang tidak menutup kemungkinan justru memicu terjadinya suatu tindakan kriminal.
- Imitasi
Imitasi adalah proses meniru. Ada beberapa orang yang memiliki kecenderungan untuk melakukan imitasi ini. Proses ini kemudian akan menjadi sebuah cikal bakal dari tindakan kriminal tertentu. Psikologi kriminal akan membahas mengenai hal ini yang kemudian akan menjadi kajian tersendiri. Seseorang melakukan tindakan kriminal mungkin hanya karena alasan meniru tindakan yang telah dilihatnya dari orang lain.
- Kompulsif
Hampir mirip dengan maniak, perasaan kompulsif merupakan perasaan yang “meledak-ledak” dan jika digambarkan bisa berupa grafik yang naik turun secara dinamis. Kompulsif biasanya juga berhubungan dengan sikap obsesif. Manakala seseorang mengalami obsesi kompulsi yang cenderung membahayakan diri sendiri atau orang lain, maka ini bisa memicu terjadinya suatu tindakan merugikan maupun kriminal.
Itulah beberapa macam contoh kajian di dalam psikologi kriminal. Gambaran tersebut merupakan gambaran umum yang sering kita temui. Kita bisa melihat lebih banyak lagi tentang objek studi lainnya karena ruang lingkup dari psikologi kriminal yang memang luas. Pada dasarnya, seseorang dalam melakukan tindak kejahatan atau kriminal pasti berlandaskan motif tertentu.
Psikologi kriminal memang sangat membantu pula dalam menganalisis perilaku seseorang dalam melakukan kejahatan. Ini akan menentukan pula apa jenis hukuman yang tepat untuk seseorang tersebut. Harapannya adalah, semakin banyak objek studi yang ada maka semakin banyak pula tabir yang dibuka tentang tindakan-tindakan kriminal tertentu. Beragam objek studi dalam psikologi kriminal bisa membantu perkembangan analisis lebih lanjut tentang tindak kejahatan tertentu.