Home » Ilmu Psikologi » 13 Hubungan Psikologi dengan Kriminologi

13 Hubungan Psikologi dengan Kriminologi

by Arby Suharyanto

Kriminologi identik dengan perilaku yang dikategorikan sebagai jenis kejahatan. Baik itu yang dilakukan oleh individu atau kelompok tertentu dimana tindakannya dilarang oleh peraturan setempat dan tidak sesuai dengan peraturan dalam suatu negara atau undang undang. Kriminologi juga diartikan sebagai ilmu yang mempelajari mengenai seluk beluk kejahatan.

Kriminologi dalam penelitian dan pembahasannya diketahui dengan cara melakukan pemahaman secara psikologi mengenai apa yang terjadi pada pihak yang melakukan tindakan kejahatan tersebut, hal itu menjadi bahan untuk mengetahui dasar dari tingkah laku yang dilakukan, berikut 13 hubungan psikologi dengan kriminologi secara lengkap.

1. Memahami Penyimpangan Perilaku

Tindakan kriminal atau tindakan kejahatan pada awalnya memang terjadi karena adanya penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh pelaku kejahatan dari berbagai pengaruh baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan sekitarnya, setiap penyimpangan perilaku tersebut tentunya diamati dari apa yang tampak dari luar dan diperhatikan dari sisi psikologis melalui sikap atau apa yang nampak dari bahasa tubuhnya. (Baca juga mengenai cara menarik hati orang intovert).

2. Perbedaan Struktur Kepribadian

Tiap kepribadian memiliki struktur tersendiri yang merupakan pembentukan mulai dari individu tersebut kecil hingga ia dewasa, pada umur berapapun ia melakukan kejahatan atau kriminal adalah wujud dari kepribadian yang tidak normal dan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya disampaikan, ia melakukan tindak kriminal karena berbagai alasan yang bertentangan dengan kepribadian dan keinginannya.  (Baca juga mengenai macam macam relaksasi hati).

3. Prediksi Tingkah Laku

Hubungan psikologi dengan kriminologi yang paling mudah diamati ialah sikap dalam memprediksi tingkah laku seseorang, hal itu dilihat dari riwayatnya yang telah lalu, apa saja yang menjadi beban dalam masa lalunya dan apa saja yang menjadi tekanan baginya, tingkah laku tidak bisa muncul secara tiba tiba, sebelumnya tentu pernah terjadi sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman dan menyesakkan. (Baca juga mengenai ciri ciri perhatian).

4. Dinamika Kepribadian

Dinamika atau perubahan kepribadian terjadi karena adanya pengaruh lingkungan dengan apa yang menjadi pandangannya sendiri, banyak orang yang melakukan tindak kejahatan karena tidak memahami apa yang sesungguhnya terjadi dan kejahatan yang dilakukan hanya sebagai pelampiasan atau sebagai pembentukan sikap yang sementara karena apa yang dialami. (Baca juga mengenai perhatian yang disukai pria).

5. Kekacauan Mental

Ialah hubungan psikologi dengan kriminologi yang diketahui karena adanya kekacauan mental yang dialami oleh pelaku hingga menimbulkan tindakan yang tidak sesuai dengan hati nuraninya sendiri dan menjadi sesuatu yang juga menjadi beban untuknya sebab tindak kejahatan selalu menimbulkan beban dan menimbulkan kebingungan dalam pribadi pelaku secara psikologi. (Baca juga mengenai perkembangan emosi usia dewasa).

6. Sifat Dasar Manusia

Manusia memiliki karakter dasar yang menjadi sifat dan kebiasannya sehingga motif kejahatan yang dilakukan dapat diketahui dengan memahami secara psikologi apa yang menjadi keinginan serta menjadi motifnya dalam melakukan tindak kriminal tersebut. Sifat dasar itulah yang menjadi dasar terbentuknya tindakan kejahatan.

7. Minat yang Ingin Dipenuhi

Ialah motif yang ingin dipenuhi pelaku hingga ia melakukan tindak kejahatan dan menjadi seseorang yang melakukan kesalahan, motif tersebut dapat diketahui dengan melihat apa yang dilakukan dan melihat secara detail tindak kejahatan yang dilakukan, motif itulah yang menjadi bahan utama untuk menentukan beban yang diberikan atau menentukan hukuman yang tepat sebagai efek jera dan memberikan keadian.

8. Riwayat Masa Lalu

Hubungan psikologi dengan kriminologi tentunya akan diketahui ketika riwayat pelaku di masa lalu diketahui misalnya jika telah melakukan kejahatan yang sama maka akan dilihat motifnya hingga ia melakukan sesuatu yang berulang dan membuat segala yang terjadi menjadi merugikan banyak orang serta menjadi kesusahan dan menjadi sesuatu yang membebani banyak orang lain. Sebab itu tiap tindak kejahatan selalu dicatat secara lengkap untuk mengetahui apa saja yang pernah dilakukannya dulu.

9. Proses Secara Detail

Pelaku dapat menjelaskan proses dilakukannya tindak kriminal secara detail dengan cara melakukan wawancara atau memperhatikan secara langsung apa yang terjadi dalam proses dan dalam masa ketika kriminal tersebut terungkap, proses secara detail dapat diketahui dengan mudah karena adanya pengetahuan dan adanya pengungkapan secara psikologi yang detail dan jelas baik dari segi riwayat maupun apa yang terjadi saat ini.

10. Analisa

Ialah cara untuk mengetahui secara detai penyebab terjadinya tindakan kriminal dengan cara meneliti dari awal hingga akhir segala proses kriminal yang terjadi dan menjadikan informasi serta motif dapat terungkap dengan jelas sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau tindak kriminal yang berikutnya.

11. Konflik Psikologis

Hubungan psikologi dengan kriminologi selanjutnya ialah mengetahui adanya kemungkinan konflik psikologis, yaitu suatu masalah yang kemungkinan muncul karena adanya pertengkaran batin pada pelaku, misalnya adalah konflik yang timbul karena adanya rasa tidak setuju pada apa yang dilakukan atau karena tindak kejahatan dilakukan bukan karena kepentingannya sendiri.

Hal tersebutlah yang menjadi bahan untuk menentukan siapa pelaku utama di balik terjadinya tindak kejahatan, apakah dilakukan oleh pihak yang berhubungan atau oleh pihak yang hanya menjadi orang ketiga dan menjadi bagian yang disalahkan karena melakukan sesuatu hanya berdasarkan perintah atau karena imbalan tertentu.

12. Perasaan Bawah Sadar

Ialah perasaan atau motif yang dimiliki seseorang yang mendorong pihak tersebut melakukan tindak kejahatan yang dilakukan, alam bawah sadar terkadang memang sesuai dengan apa yang menjadi pandangannya dan ia melakukannya karena keyakinan pribadi bahwa hal itu benar, namun ia tidak memahami sepenuhnya apa yang terjadi dan apa yang ia lakukan.

13. Bahan Studi

Begitu banyak tindak kriminal yang dijadikan sebagai bahan studi sehingga menjadi ilmu baru untuk menjadi pelajaran bagi orang lain dan menjadi sesuatu yang menjadi bahan kewaspadaan serta cara untuk meningkatkan keamanan oleh pihak pihak yang berkaitan, studi tersebut diolah dari adanya pengetahuan mengenai pandangan psikologi terhadap pelaku kejahatan hingga motif kejahatan yang dimiliki.

Demikian artikel kali ini mengenai hubungan psikologi dengan kriminologi, semoga menjadi wacana yang bermanfaat dan menjadi bahan pengetahuan tambahan, jangan lupa selalu perbarui ilmu dan wawasan anda mengenai dunia psikologi dengan rutin membaca artikel di website kami sehingga anda selalu memiliki wawasan yang luas. Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat.

You may also like