Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Klinis » 13 Penerapan Psikodiagnostik Dalam Ruang Lingkup Klinis

13 Penerapan Psikodiagnostik Dalam Ruang Lingkup Klinis

by Bernadet Maress

Sekarang ini, perkembangan psikodiagnostik sudah menunjukkan perluasan di berbagai sektor kehidupan yang ditunjukkan dengan semakin meluasnya praktek atau pekerjaan yang dilakukan para ahli psikologi atau psikolog. Psikodiagnostik yang selalu melibatkan assesment dan pengukuran baik secara kualitatif atau kuantitatif mau tidak mau harus terus berkembang agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan untuk bidang penerapan psikodiagnostik saat ini meliputi banyak bidang luas yang awalnya hanya digunakan untuk memecahkan persoalan praktis saja seperti salah satunya penerapan psikodiagnostik dalam ruang lingkup klinis yang akan kami ulas berikut ini.

Psikologi klinis menjadi salah satu bidang dari ilmu psikologi yang penggunaannya bersamaan dengan konsep psikologi abnormal, psikologi perkembangan, psikopatologi dan juga psikologi kepribadian serta prinsip dalam assesmen dan intervensi untuk memahami dan memberi bantuan bagi yang menghadapi masalah psikologis, gangguan penyesuaian diri dan tingkah laku abnormal.

Sementara psikologi klinis merupakan ilmu psikologi yang mempelajari tentang orang-orang abnormal atau subnormal dengan tugas utama memakai tes yang menjadi bagian integral dari pemeriksaan klinis yang dilakukan di rumah sakit.

Apakah Psikodiagnostik?

Psikodiagnostik berasal dari dua kata yakni psikologi dan juga diagnostik. Psikologi merupakan ilmu mengenai tingkah laku manusia dan diagnostik adalah mencari tahu. Jika disimpulkan, psikodiagnostik merupakan ilmu tentang mencari tahu masalah psikologi yang muncul dan dilatar belakangi dengan kebutuhan klinis.

Observasi menjadi salah satu metode yang dipakai dalam psikodiagnostik dan menjadi metode paling mendasar dan paling tua dalam sebuah penelitian sebab pada cara cara tertentu kita selalu terlibat dalam proses mengamati. Observasi menjadi salah satu dasar fundamental dari semua metode dari semua metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif khususnya menyangkut ilmu sosial dan perilaku manusia.

Baca juga :

Penerapan Psikodiagnostik

Penerapan psikodiagnostik dalam ruang lingkup klinis dan juga konseling memiliki variasi yang sangat luas dan hampir meliputi semua tes yang ada sama seperti psikodiagnostik pada bidang sosial. Ini disebabkan karena konseling adalah bidang luas dan tempat bertemunya semua kasus dalam banyak bidang di kehidupan dari mulai perkembangan sosial, pendidikan serta industri dalam bidang klinis dan konseling.

1. Mendeteksi Gangguan Psikis

Penerapan psikodiagnostik dalam ruang lingkup klinis yang pertama adalah untuk mendeteksi gangguan psikis yang dialami individu atau klien dan juga untuk mengukur kemampuan atau kekuatan pribadi yang dimiliki individu sehingga bisa diterapkan dalam pola terapi atau treatment yang efektif. Sebagai contoh di rumah sakit pusat kesehatan mental, klinik klinik konsultasi akan menilai adanya kelainan kelainan psikis pada seorang pasien.

2. Memberikan Semangat atau Motivasi

Teknik observasi dalam psikodiagnostik berikutnya adalah untuk memberikan semangat atau motivasi bagi pasien supaya bisa kembali menjalani kehidupan sehari hari. Bagi pasien yang terkena penyakit yang tergolong parah, maka psikolog bisa berperan dalam membangkitkan motivasi untuk bisa terus bertahan dan juga memberikan banyak masukan supaya pasien bisa dengan mudah menjalani pengobataan tanpa adanya paksaan.

3. Untuk Observasi

Observasi merupakan sebuah metode dalam psikodiagnostik yang digunakan secara sistematis dan sengaja lewat sebuah pengamatan dan juga pencatatan terhadap subyek yang sedang diteliti. Alat utama yang akan dipakai adalah panca indera dan ada beberapa hal yang dijadikan bahan observasi seperti ekspresi atau respon verbal dan nonverbal, perilaku yang menjadi target observasi, bahasa tubuh dan masih banyak lagi.

Sebagai contoh, mengamati perilaku bertindak dan berkata kasar pada sejumlah pengamen jalanan di sebuah perempatan, mengamati perilaku berkendara para pengemudi di jalan raya dan masih banyak lagi.

Ada tiga jenis observasi dalam ruang lingkup klinis memakai prinsip prinsip dalam pelaksanaan psikodiagnostik yakni:

  • Observasi non partisipan: Kegiatan observasi di mana peneliti tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh partisipan.
  • Observasi partisipan: Kegiatan observasi di mana peneliti akan ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh partisipan.
  • Observasi dalam situasi eksperimental: Kegiatan memunculkan gejala tertentu yang disengaja untuk bisa melakukan observasi.

Baca juga :

4. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang terjadi di antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara interviewee dan interviewer dengan tujuan agar bisa mendapatkan insformasi  di mana interviewer mengajukan pertanyaan untuk dijawab oleh interviewee yang juga menjadi aplikasi psikodiagnostik dalam bidang hukum.

  • Dalam wawancara tersebut, komunikasi akan berbentuk verbal dan non verbal di mana sangat penting untuk membentuk relasi antar personal dan pertanyaan memiliki tujuan serta arah. Ada beberapa kelebihan dari wawancara yakni:
  • Bisa dilakukan di mana saja.
  • Tidak butuh peralatan atau perlengkapan khusus.
  • Merupakan teknik yang tepat untuk mengungkapkan kondisi pribadi.
  • Bisa dilakukan pada individu dan untuk semua tingkat usia.
  • Tidak terbatas dengan kemampuan membaca atau menulis.
  • Bisa dilakukan bersamaan dengan observasi.

5. Melihat Kelebihan yang Dimiliki Seseorang

Masing masing individu memiliki kelebihan yang ada dalam dirinya dan kelebihan dalam diri individu tersebut terkadang bisa terasa oleh diri sendiri dan juga orang lain. Beberapa kelebihan tertentu bisa terlihat lewat serangkaian tes untuk mengetahui kelebihan yang tidak tampak atau terlihat.

6. Mengeksplorasi Struktur Kepribadian

Penerapan psikodiagnostik pada teori dalam psikologi klinis adalah untuk mengeksplorasi struktur kepribadian dan fungsi dasarnya seperti imajinasi, emosi, kontrol, dinamisme dan juga fungsi realita.

Ini dilakukan dengan sebuah tes proyeksi sederhana berupa setengah kertas berukuran A4 dengan delapan buah kotak yang dibatasi dengan garis tebal. Pada masing masing kotak tersebut terdapat beberapa rangsangan tertentu yang bisa memberikan kesan spesifik berbeda beda dan reaksi yang berbeda sesuai dengan kepribadian seseorang.

7. Behaviour Tallying dan Charting

Ini dipakai untuk mencatat setiap tingkah laku yang diskrit yang dicatat dalam bentuk frekuensi. Nantinya, behaviour tallying dan charting ini akan dipakai untuk mencatat seberapa sering atau berapa kali tingkah laku seseorang muncul seperti contohnya tingkah laku diskrit yakni mencubit dan menendang.

Selain itu, ada juga tingkah laku yang tidak dimasukkan ke dalam unit diskrit seperti dicatat pada bentuk durasi seperti menangis.

Baca juga :

8. Mencatat Tingkah Laku Objektif

Untuk mencatat jenis perilaku manusia dalam psikologi secara objektif yang muncul pada proses observasi yang sedang berjalan untuk mengetahui ada atau tidaknya sebuah tingkah laku tertentu atau situasi tertentu, maka cheklist akan digunakan. Bentuk cheklist ini nantinya bisa berupa kolom ya dan juga tidak untuk ditandai

9. Rating Scale

Penerapan rating scale dalam ruang lingkup klinis dipakai untuk mencatat tingkah laku yang sudah diketahui sebelumnya dan observer memerlukan catatan tentang frekuensi atau kualitas lain dari tingkah laku tersebut.

10. Participan Observation

Jika partisipan observasi psikodiagnostik secara terang terangan sering dipakai untuk memahami budaya dan perilaku kelompok kelompok individu. Bila dilakukan secara sembunyi sembunyi yang sering digunakan jika peneliti percaya individu akan mengubah perilakunya jika ia mengetahui sedang diamati.

Participan observation memungkinkan peneliti untuk mengobservasi berbagai perilaku dan juga situasi biasnya tidak terbuka seperti observasi ilmiah.

11. Observasi Terstruktur

Pengamat akan melakukan intervensi untuk melihat penyebab timbulnya sebuah kejadian atau untuk merancang sebuah situasi sehingga kejadian yang dimaksud bisa dicatat lebih mudah dibandingkan jika tanpa intervensi.

Baca juga :

Ini dirancang untuk mencatat perilaku yang mungkin sulit diobservasi dengan memakai observasi naturalistiv dan sering dipakai dalam psikologi klinis dan psikologi perkembangan.

12. Untuk Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses mengabstraksikan dan juga merangkum data perilaku. Dengan memakai analisis data kualitatif, peneliti berusaha untuk membuat rangkuman verbal dari observasi mereka dan juga mengembangkan teori yang menjelaskan perilaku dalam rekaman ranatif.

Reduksi data melibatkan proses coding yakni mengidentifikasikan unit unit perilaku atau kejadian menurut kriteria tertentu. Ukuran ukuran deskriptif digunakan untuk merangkum data observasi yang memakai analisis data kuantitatif.

13. Pararel Series

Dua atau tiga seri pararel terbukti sangat dibutuhkan. Seringkali muncul pada tes harus diulangi dengan subjek yang sama. Situasi ini bisa terjadi ketika seseorang menguji normal dalam berbagai suasana hati, manik depresi yakni tahapan berbeda, skizofrenia dalam berbagai kondisi atau dalam pengujian pasien sebelum dan sesudah teori psikoanalisis klasik dan lain sebagainya atau tes kontrol pada yang normal dan mungkin diinginkan.

Jika tes diulangi pada plate yang sama, maka sadar atau tidak sadar, ingatan akan memasuki wrap hasilnya dan serangkaian pelat analog berbeda dari yang biasanya namun memenuhi prasyarat untuk plate individu.

Seri pararel ini didapat dengan memilih yang memenuhi prasyarat seri dasar dari sejumlah besar bercak yang dipersiapkan untuk melihat apakah itu bisa diterima oleh sebagian besar mata pelajaran dan tidak hanya ditolak sebagai sebuah noda dan sesudah itu standarisasi akan diambil.

Subjek normal dari berbagai tingkat kecerdasan dan pendidikan harus dipakai sebagai standarisasi dan prosesnya terdiri dalam menguji apakah seri baru analog dengan yang asli dan jawaban bisa didapat dengan lebih mudah.

You may also like