Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Klinis » Erotomania Syndrome : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Erotomania Syndrome : Pengertian, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

by Dwi Agiarti

Ada banyak kondisi kesehatan mental yang dapat menyerang manusia. Terlebih penyakit kesehatan mental berkembang dan berevolusi, seiring berubahnya lingkungan manusia dan juga kejadian diluar kendali misalnya kejadian kecelakaan, atau faktor lain. Salah satunya adalah erotomania, penyakit yang dipercaya bahwa seseorang yang ditargetkan jatuh cinta pada penderita.

Pengertian Erotomania

Erotomania merupakan sebuah kondisi dan gangguan yang bisa terjadi pada seseorang yang yakin bahwa ia mendapatkan cinta dari seseorang. Dan ia pun merasakan hal yang sama. Kenyataanya tidak terjadi hal apapun diantara penderita dan orang yang dimaksud.

Masalah kejiwaan ini tidak sedangkal perasaan suka, namun sudah masuk kedalam tahap berkhayal, delusi, percaya bahwa mereka sudah melalui momen tertentu dan berakhir pada kondisi memaksa orang tersebut sudah seperti orang sekitar ataupun orang yang dekat dengan kehidupan penderita.

Kondisi gangguan jiwa yang tidak disadari ini bisa dialami oleh pria namun kebanyakan kasus yang berjalan adalah Wanita. Mereka menggunakan kondisi delusi cotard dan berakhir pada erotomania setelah menghadapi beberapa kejadian yang terkadang berujung harmful atau berbahaya dan menimbulkan kondisi tidak nyaman pada orang yang ditargetkan. Tidak jarang para idola menghadapi kondisi ini saat fansnya sudah berlebih dan masuk ke kondisi erotomania.

Gejala Erotomania Syndrome

Adakah gejala erotomania yang bisa dikenali? Gejala ini bisa muncul dengan tiba-tiba dan terjadi pada waktu yang cukup lama, apalagi jika penderita memang seseorang yang mengalami traumatik karena sebuah kejadian besar. Gejala yang sering muncul pada penderita diantaranya yaitu:

1. Delusi

Seringkali pasien mengalami delusi yang jelas tidak realistis, misalnya merasa ada kenangan Bersama dan menghubungkan kondisi ini serta menjelaskan interaksi secara jelas. Padahal tidak pernah terjadi hal tersebut

2. Bipolar

Saat penderita erotomania memasuki fase bipolar, dimana mereka mengalami durasi delusional dengan waktu kambuh yang lebih lama dibanding delusi normalnya. Selain itu fase ini mengacak-acak suasana hati/mood penderita.

3. Menguntit

Kenyataanya penderita erotomania bahkan membutuhkan informasi dan kejadian yang dianggap wajar namun sebenarnya tidak wajar. Salah satunya adalah menguntit dan mencari informasi mengenai target mereka apapun caranya. Bagi penderita mereka hanya mengikuti target dan mencari informasi saja, sebatas ingin tahu kabar dan kondisi target terkait. Namun faktanya kebiasaan penderita mengarah ke penguntitan dan dilakukan tanpa disadari.

4. Cemburu dan Iri

Kondisi ini muncul apabila terjadi momen pada seseorang yang dianggap memiliki hubungan dan juga percintaan mengalami hal membahagiakan tanpa penderita maka mereka akan memiliki perasaan iri yang mendalam dan juga cemburu. Hal ini memancing ketidaknyamanan dan akhirnya Tindakan yang mungkin bisa mengarah ke abusive atau berbahaya.

Selain itu karena gejala ini pasien sering berusaha melakukan kontak yang mengarah ke hal-hal berbahaya. Misalnya menargetkan orang tersebut tanpa jeda dengan komunikasi, memberikan hadiah, mengikuti kemanapun dan hal lainnya. Bukan karena obsesi namun karena penderita percaya hubungan dirinya baik dengan orang tersebut dan sudah dalam tahap selanjutnya.

5. Gejala Lain

Gejala lain yang akan muncul mulai dari kesulitan tidur, mudah lelah, mudah berfantasi namun dalam kondisi diluar kesadaran penderita. Sehingga bukan cerita dibuat-buat dengan fakta yang digambarkan tanpa orang tahu kenyataanya. Gejala ini nantinya akan terbukti salah dan pasien umumnya merasa kebingungan terhadap kejadian yang ia sampaikan namun tidak pernah terjadi.

Penyebab Erotomania Syndrome

Adapun penyebab dari penyakit psikologi yang unik erotomania datang dari beberapa komplikasi dan masalah Kesehatan mental lain. Namun belum ada kepastian dari mana erotomania datang dan menyerang seseorang. Penyebab erotomania syndrome berdasarkan kasus dan pasien yang sudah diteliti:

  • Skizofrenia
  • Gangguan bipolar menengah dan berat
  • Gangguan kepribadian seperti borderline personality disorder
  • Trauma dan juga tekanan berat yang dialami khususnya berkaitan dengan orang terdekat, orang yang disayang dan tempat bergantung, orang yang sangat dekat hubungannya dengan penderita
  • Terjadinya masalah kerusakan secara neurologis atau fisik, namun hal ini masih bisa diiringi dengan komplikasi lain

Selain itu kemungkinan erotomania bisa datang dari faktor biologis dan bukan hanya faktor psikologis. Kondisi ini didapatkan berdasarkan penelitian dan belum menjadi penyebab pasti erotomania syndrome.

Cara Mengatasinya Erotomania Syndrome

Bagi seseorang yang menderita atau mengalami erotomania syndrome, dan sudah terdiagnosa secara resmi oleh dokter spesialis kejiwaan dan psikolog. Maka ada beberapa cara untuk mengatasinya.

  • Konsultasi ke Psikiater secara Rutin

Cara mengatasi erotomania dengan rutin konsultasi psikologi dengan datang ke psikiater sesuai dengan profesinalitasnya. Apalagi jika pasien memang sudah melalui tes dan resmi terdiagnosa penyakit erotomania. Jangan sampai menunda dan segera konsultasikan ke psikiater/dokter spesialis jiwa. Pastikan bahwa kondisi pasien bisa tertangani dengan cepat sehingga kondisinya belum terlalu parah atau berat.

Melakukan konsultasi juga dapat membantu pasien mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai. Walaupun mendapatkan diagnosa erotomania, namun kondisi masing-masing pasien jelas berbeda. Jika disamakan maka akan sulit mendapatkan pengobatan yang tepat dan sesuai. Selain itu penanganan dari psikiater dapat membantu menghindari adanya komplikasi atau masalah lain pada pasien.

  • Terapi Perilaku Kognitif

Terapi perilaku kognitif menjadi pilihan kedua yang disarankan oleh banyak psikiater/professional kepada penderita erotomania. Dengan terapi ini mereka mendapatkan kesempatan untuk membicarakan gejala yang dialami dan muncul dalam jangka waktu tertentu.

Terapi ini-pun dapat membantu pengidap menyadari betapa pentingnya pengobatan bagi mereka serta membantu menyelesaikan masalah secara perlahan dan efektif. Tentunya memotivasi pasien untuk mendapatkan kesembuhan, mengingat jika pasien terdemotivasi maka akan sulit untuk bisa sembuh.

Selain itu tujuan terapi perilaku kognitif bagi pengidap erotomania membantu pasien memahami kondisi yang ada dalam diri mereka secara alami. Sehingga tidak ada penolakan besar-besaran dan menentukan coping mechanism yang sesuai dengan kondisi dan lingkungan. Terapi perilaku kognitif ikut meringankan keluarga yang menjaga pasien erotomania.

  • Pemberian Obat Khusus

Obat yang umumnya diberikan mengandung antipsikotik layaknya olanzapine, clozapine yang bisa didapatkan dengan resep dokter. Sehingga pasien tidak bisa mengkonsumsi diluar resep yang diberikan oleh dokter. Tujuannya untuk mengurangi gejala yang mengganggu dan muncul pada penderita erotomania.

Selain itu tipe obat seperti ini hampir sama dengan penderita skizofrenia, dan kandungan obat memiliki tujuan yang sama. Mengurangi kemungkinan muncul gejala depresi dan adanya gangguan mood/suasana hati yang ekstrim seperti penderita bipolar. Dengan menangani kondisi ini maka obat gangguan psikotik akut bisa menjadi bantuan besar bagi penderitanya.

Apabila ada seseorang disekitar kita yang sudah jelas terdiagnosa oleh penyakit ini. Tugas kita memaksimalkan diri untuk bisa menjaga dan mendukung mereka hingga kembali pulih. Agar pasien bisa menjalankan hidup dengan normal dan baik. Jatuh cinta dan mendapatkan kasih sayang yang normal dan sesuai.

You may also like