Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » 8 Teknik Observasi Dalam Psikodiagnostik

8 Teknik Observasi Dalam Psikodiagnostik

by Arby Suharyanto

Hello sobat terkasih semua, kembali lagi bertemu dengan penulis yang senantiasa selalu setia memberikan informasi dan wawasan yang bermakna untuk anda semua ya sobat, karena penulis akan selalu setia memberikan informasi lewat tulisan dalam artikel ini untuk sobat semuanya. Baca juga mengenai teknik investigasi dalam psikologi forensik.

Karena dengan rajin membaca tentunya infomrasi yang kita dapatkan akan semakin banyak dan tentunya bisa meruabh pola pikir atau mindset kita ya. Seperti pepatah bilang ilmu adalah jendela dunia ya sobat, untuk itu kita harus rajin membaca.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membahas mengenai teknik yang digunakan dalam psikodiagnostik. Mungkin jika anda adalah seornag yang pernah belajr psikologi tentunya sudah tidak asing lagi dengan ungkapan ini ya sobat, tetapi bagi teman –  teman yang belum paham atau mungkin belum pernah mendengar, tidak usah takut nih sobat karena penulis akan memberikan informasi secara detail buat sobat semua.

Adapun yang dimaksud dengan observasi adalah suatu langkah yang dilakukan dalam proses pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala objek yang sedang diteliti serta dapat dikontorol keandalan ( reabilitas ) serta kesahannya ( validalitasnya ). Sedangkan teknik observasi itu sendiri merupakan suatu teknik atau suatu sistem yang dilakukan untuk melakukan pengumpulan data terhadap suatu objek yang sedang diteliti.

Semua metode atau teknik observasi ini bersifat inferensial, yaitu berupa kesimpulan mengenai sifat dan keadaan anggota –  anggota himpunan dibuat berdasarkan angka –  angka yang diberikan kepada anggota –  anggota himpunan itu melalui wawancara, tes, skala, dan pengamatan langsung terhadap perilaku. Adapun tujuan dari observasi itu sendiri adalah sebagai betikut.

  • Untuk mendeskripsikan setting yang sedang dan sudah dipelajari.
  • Untuk mendeskripsikan aktivitas –  aktivitas yang sedang berlangsung.
  • Untuk menjelaskan orang –  orang yang terlibat dalam aktiviatis.

Nah sobat semua, sebenarnya observasi ini ada hubungannya dengan psikodiagnostik. Tetapi sebelum membahas lebih jauh kita kupas tuntas mengenai psikodiagnostik itu terlebih dahulu ya sobat. Adapun pengertian psikodiagnostik berasal dari dua kata, yaitu psikologi dan diagnostik. Baca juga mengenai teknik interogasi dalam psikologi forensik.

Psikologi itu sendiri merupakan sebuah cabang llmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia, sedangkan diagnostik itu sendiri adalah mencari tau tentang aja yang sedang di teliti. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa psikodiagnostik ini adalah sebuah cabang ilmu psikologi yag mencari tau masalah perilaku yang muncul.

Misalnya saja sebagai contoh kita sedang mencari tahu masalah apa yang dialami oleh seorang siswa anak SD karena selalu berbuat onar di kelas, nah yang perlu dicari tau adalah apa penyebab si anak tersebut selalu saja melakukan hal keonaran tersebut. Inilah salah satu fungsi dari psikodiagnostik ini ya sobat.

Dalam menjalankan fungsi psikodiagnostik ini, ada teknik – teknik observasi yang dibutuhkan untuk menjalankan funsinya dengan baik. Nah sobat semua teknik observasi yang dimaksud tersebut antara lain.

1. Partisipan dan Non Partisipan

Partisipan yaitu suatu teknik observer ikut serta dalam kegiatan individu yang akan diobservasi. Sedangkan Non partisipan yaitu observer tidak ikut serta dalam kegiatan individu yang akan di observasi. Melainkan hanya sebagai pengamat yang melihat dan menilai dari jauh. Baca juga mengenai strategi behavioristik dalam modifikasi perilaku.

2. Overt dan Covert

Overt merupakan suatu teknik  dimana keadaan subjek  dalam observasi tersebut mengetahui bahwa ia sedang di observasi. Sedangkan covert adalah suatu keadaan dimana subjek dalam observasi tidak mengetahui bahwa ia sedang di observasi.

3. Alamiah dan Buatan

Teknih ini merupakan suatu teknik observasi dimana obser tidak mengendalikan situasi pada saat observasi. Sedangkan buatan merupakan teknik observasi dimana observer dengan sengaja menciptakan pengendalian situasi saat melakukan observasi. Baca juga mengenai ruang lingkup kesehatan mental.

4. Clinical Setting

Teknik observasi ini digunakan pada usaha untuk mendeteksi gangguan psikis yang dialami oleh individu atau klien dan mengukur kemampuan atau kekuatan pribadi yang dimiliki individu tersebut, sehingga dapat diterapkan pada pola atau terapi atau treatment yang efektif. Sebagi contoh banyak RS yang sudah menggunakan teknik ini, pusat kesehatan mental, begitupun dengan klinik –  klinik psikologi tertentu.

5. Legal Setting

Teknik ini dilakukan diperadilan, lembaga pemasyarakatan, atau tempat rehabilitasi untuk membantu proses peradilan supaya permasalahan psikologi yang dialami seseorang dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. Baca juga mengenai peran psikologi forensik dalam penyidikan tindak pidana.

6. Educationan And Vocational Guidance

Teknik ini merupakan sebuah teknik yang fokus pemeriksaanya lebih ditekankan dalam bidang pengembangan studi dan kerja.

7. Educationan And Vocational Selection

Yaitu sebuah teknik yang biasanya digunakan untuk recrutimen diperusahaan dalam bidang pekerjaan, penempatan pekerjaan, mutasi pekerjaan dan lain sebagianya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

8. Research Setting

Teknik ini merupakan sebuah teknik yang biasanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu dan pengembangan teknik dengan mengguankan metode diagnostic.

Adapun ke delapan teknik observasi tersebut biasanya dilakukan dalam psikodiagnistik ya sobat, hal ini dilakukan agar penelitian yang dilakukan mendapatkan hasil yang lebih akurat dan sesuai dengan yang diinginkan.

Selain menggunakan teknik observasi dalam psikodiagnostik tersebut, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan juga dalam penelitian tersebut. Adapun prinsip –  prinsip dalam penelitian psikodiagnstik tersebut adalah sebagi berikut:

  • Memberikan perlakukan yang sama setiap individu yang hendak di tes atau diteliti. Misalnya , perlakuan yang sama antara psikolog dengan semua klien , ataupun situasi pengetesan yang sama dan tidak membeda – bedakan yang satu dengan yang lainnnya, karena hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap subjek yang sedang anda teliti atau tes.
  • Adanya kesadaran individu untuk menjalani psikodiagnostik, sebab jika tidak ada kesadaran, tentunya hasil tidak akan sesuai dengan yang diharapkan.
  • Tersedianya sarana dan prasarana untuk pemeriksaan psikodiagnostik tersebut, yang nantinya digunakan untuk peneltian tersebut.

Oke sobat semua, itulah beberapa informasi yang penulsi bagikan pada artikel kali ini. Terima kasih bagi sobat semua yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca artikel ini. Sampai jumpa di artikel selanjutnya ya sobat, tentunya dengan pembahasan yang tidak kalah penting dan menarik. Salam hangat, salam psikologi.

You may also like