Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Sosial » Agresi Menurut Psikologi Sosial – Pengertian, Konsep, Penerapan dan Contoh

Agresi Menurut Psikologi Sosial – Pengertian, Konsep, Penerapan dan Contoh

by Derina Asta

Apabila kita artikan, secara umum agresi menurut psikologi sosial merupakan sebuah bentuk dalam sebuah perilaku yang memiliki tujuan untuk menyakiti seseorang. Dalam hal ini menyakiti bisa secara psikis, namun bisa juga dengan cara fisik.

Pengertian Agresi

Brigham 1191 menyatakan bahwa yang namanya agresitivitas merupakan sebuah tingkah laku yang memiliki tujuan menyakiti orang yang tidak ingin disakiti, baik itu secara fisik, maupun secara psikologis. Untuk baron dan

Byrne (1994) mengatakan bahwa hal yang berkaitan dengan perilaku agresif adalah perilaku individu yang bertujuan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut. adapun dalam bukunya mereka juga mendefinisikan agresi ke dalam berbagai faktor:

  • Seorang individu yang menjadi korban
  • Tujuan dari melukai dan mencelakakan termasuk dan juga membubuh
  • Tingkah laku individu
  • Ketidakinginan korban untuk bisa menerima perilaku pelaku

Konsep Agresi

Penerapan konsep agresi menurut psikologi sosial sendiri sebenarnya memang cukup berbeda- beda. Bahkan dalam beberapa penjelasan buku yang seringkali kita lihat juga mengatakan bahwa banyak sekali teori yang mengemukakan hal tersebut namun memiliki tujuan yang hampir sama.

Dalam penjelasan yang sudah diutarakan pun memiliki keterkaitan dengan psikologi sosial, dan juga adanya insting dalam kehidupan individu. Dimana berbagai teori tersebut juga dijelaskan dan dibagi-bagi menjadi beberapa bagian.

Baca juga :

1 . Dalam Teori Insting

Teori yang satu ini bisa dikatakan sebagai sebuah teori yang sangat klasik, dan juga memiliki keterkaitan antara manusia secara genetis. Dalam hal ini kita sebagai pelaku agresi juga memiliki kesadaran dalam melakukan hal tersebut.

Misalnya dalam tokoh psikoanalisis yang mengemukakan adanya perilaku agresi yang bisa kita gambarkan dalam sebuah bentuk ekspresi yang cukup kuat dan juga adanya gambaran yang baik mengenai ekspresi.

Contohnya saja ketika seseorang melakukan sebuah tindakan agresi, secara tidak langsung dia juga mengeluarkan energi yang dinamakan destruktif. Dimana dalam pengeluarannya sendiri bisa lebih menyeimbangkan mental yang ada di dalam dirinya.

2. Agresi Pada Sebuah Peristiwa Kelam

Dalam berbagai hipotesis yang sudah dijelaskan ada juga yang berpendapat bahwa yang namanya agresi itu bisa dikaitkan dengan adanya sebuah  dorongan dalam rangka mengakhiri situasi atau pun frustasi pada diri seseorang.

Frustasi sendiri bisa berkaitan dengan sebuah gejala depresi yang secara umum disebut sebagai sebuah kendala dalam eksternal. Dimana pengalaman seseorang akan menimbulkan sebuah keinginan agar bisa bertindak dan juga mengarah ke arah sumber yang lebih baik lagi.

Di dalam teori frustasi dan juga agresi ini mulai dikembangkan ketika tahun 1930 an, dimana John Dollard dan juga Neal Miller yang dalam pengembangan lebih lanjutnya melakukan berbagai teori yang bisa menstimulus seseorang ke sebuah lingkungan yang jauh lebih baik lagi.

Namun dalam hal ini juga bisa menyebabkan berbagai pilihan rasa frustasi. Dalam hal ini juga memungkinkan seseorang untuk bisa menimbulkan sebuah perilaku agresi yang berkaitan dengan rasa takut seseorang tersebut.

3. Agresi Merupakan Perilaku Sosial yang Perlu Dipelajari

Di dalam teori penjelasan sosial yang berkaitan dengan agresi menurut psikologi sosial, memang yang namanya perilaku agresi ini sangat perlu kita pelajari jauh lebih lanjut. Contohnya saja seperti ketika kita sedang mempelajari hal sosial, dimana hal tersebutlah yang merupakan sebuah proses yang perlu dilakukan sebagai sebuah mekanisme agar bisa dilakukan pengamatan dalam dunia sosial.

Agar bisa lebih memahami yang namanya agresi, tentunya dalam hal ini dapat dikemukakan dalam 3 buah informasi. Misalnya :

  • Dalam sebuah cara perilaku yang yang diperoleh
  • Adanya hukuman dan juga sebuah ganjaran dengan sebuah hubungan perilaku agresi
  • Berbagai faktor sosial dan juga psikologi lingkungan yang bisa lebih memudahkan dalam menimbulkan perilaku agresi.

Baca juga :

Penerapan dan Contoh Sebuah Agresi

Dalam sebuah penerapan agresi menurut psikologi sosial yang perlu kita pahami lebih lanjut adalah mengenai hal pola agresifitas yang bisa saja jauh lebih bermanfaat apabila kita melakukan identifikasi dengan cara perbedaan masing- masing individu. Misalnya dalam jenis- jenis agresivitas dan hal melakukan berbagai preferensi yang bisa dikembangkan dalam sebuah ekspresi.

1 . Pembentukan agresi

Dalam penerapannya terdapat dua bentuk, yaitu fisik dan juga verbal. Dalam agresi ini mencerminkan adanya sebuah perbedaan yang cukup nyata. Misalnya ketika kita melakukan sebuah ekpresi marah, dimana bisa saja kita mengeluarkan berbagai kata- kata atau berupa sebuah tindakan fisik.

Sehingga dalam hal ini perlu juga diperhatikan untuk mengetahui bahwa dari ekspresi yang satu ini biasanya di dapatkan dan juga digunakan dalam waktu- waktu tertentu saja. Contohnya saja ketika kita tengah marah yang biasanya menggunakan sebuah ekspresi verbal.

2. Pelampiasan agresi

Untuk jenis yang satu ini dapat dialihkan dan juga dilakukan dengan cara langsung. Misalnya saja untuk adanya aspek pelampiasan sebuah agresi dimana dapat mewakili sebuah kemarahan dan juga adanya agresi yang dilaihkan ke berbagai objek yang bisa merusak benda kesayangan kita. Untuk itu level pengendalian diri memang harus dilakukan secara baik, sehingga saat sedang marah pun masih bisa berlaku tenang.

3. Level pengendalian diri

Untuk jenis atau aspek yang satu ini lebih mencerminkan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pengendalian diri ketika kita sedang dalam keadaan marah. Setiap individu juga bisa dilihat dari adanya berbagai perbedaan ketika mengeskpresikan sebuah kemarahannya.

Misalnya dengan cara atau laku yang berteriak- teriak kemudian melemparkan barang. Namun ada juga beberapa yang memiliki ekspresi jauh lebih tenang.

Baca juga :

4. Pengarahan sisi agresi

Untuk jenis atau aspek yang satu ini lebih merujuk pada sebuah hal atau keterkaitan dengan diri kita. Dimana respon intrapunitif dalam sebuah pengalihan agresi yang akan terjadi para perubahan diir sendiri. Sehingga memang rasa bersalah akan tiba- tiba muncul, karena semakin menyalahkan diri sendiri.

Biasanya ada juga rasa malu dan rasa bersalah dalam bentuk sifat intrapunitif. Sifat yang satu ini juga biasanya memiliki keterkaitan antara berbagai keluhan penyakit misalnya penyakit maag dan juga penyakit asma.

Nah, demikianlah ulasan mengenai agresi menurut psikologi sosial, untuk lebih memahami perilaku yang satu ini memang diharuskan jauh lebih paham mengenai berbagai aspek aja saja yang bisa mempengaruhi sifat yang satu ini.

You may also like