Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Klinis » 5 Ciri-Ciri Depresi Postpartum Blues

5 Ciri-Ciri Depresi Postpartum Blues

by Dwi Agiarti

Saat melahirkan dan memiliki bayi menjadi momen membahagiakan. Namun tidak jarang beberapa ibu mengalami ciri-ciri orang depresi dan berakhir pada depresi. Ada 2 jenis depresi yang dialami pasca melahirkan, pertama baby blues yang dialami kurang lebih 2-3 minggu.

Sedangkan depresi kedua lebih parah yaitu depresi postpartum, dimana kondisi ini bisa dialami berbulan-bulan. Rasa lelah, gelisah bahkan ingin menyakiti diri dialami oleh ibu yang mengalami postpartum blues.

Berikut Ciri-Ciri Depresi Postpartum Blues yang bisa dikenali.

1. Mudah Lelah, Tidak Bertenaga dan Tidak Ingin Melakukan Apapun

Ibu yang mengalami depresi postpartum hingga baby blues mengalami kondisi yang sulit. Mereka mudah lelah, tidak merasa memiliki tenaga dan berniat untuk tidak melakukan apapun. Bahkan berkegiatan normal, misalnya mandi, memasak/membuat kue seperti ibu dan istri, bepergian dan juga kegiatan dasar lainnya.

Mereka merasa kehilangan minat bahkan tidak ingin melakukan kegiatan apapun karena merasa lemah. Tidak jarang bayi yang baru saja dilahirkan tidak terurus dengan baik.

2. Mudah Marah, Tersinggung dan Suasana Hati Berubah

Ibu yang mengalami depresi postpartum akan mudah marah, tersinggung hingga mengalami kondisi yang kurang nyaman seperti suasana hati yang terus berubah-ubah. Bahkan mereka bisa saja tersinggung akan pembicaraan yang mungkin tidak ada maksud mengarah ke pasien terkait.

Kondisi mudah marah ini karena faktor depresi yang melanda, dan juga perubahan hormon ibu yang baru melahirkan. Suasana hati juga berubah dengan kondisi yang ekstrim. Kadang mudah marah, kadang merasa sedih dan putus asa, tidak jarang berubah menjadi demotivasi dan terlalu gelisah.

3. Pikiran Bunuh Diri, dan Kematian Tinggi

Jika sindrom baby blues dialami oleh ibu melahirkan dalam waktu 1-2 minggu, namun berbeda dengan depresi postpartum yang bisa berjalan hingga bulanan bahkan ada beberapa kasus hingga 1 tahun pasca melahirkan. Alasannya bisa banyak, depresi bisa ditimbulkan karena lingkungan yang tidak memberikan support.

Bisa juga karena kelelahan dalam mengurus bayi, tidak siap menjadi ibu dan orang tua serta tekanan lain. Sehingga ciri ciri depresi postpartum blues yang kadang dialami adalah pikiran ingin bunuh diri dan hal yang berkaitan dengan kematian yang sangat tinggi. Bahkan tidak jarang hanya pikiran saja, melainkan hingga percobaan.

4. Berpikir Melukai Diri atau Bayi

Ciri yang paling mudah dikenali dan juga dilihat pada ibu yang depresi karena melahirkan dan mengasuh anak yaitu berpikir untuk melukai diri sendiri ataupun bayinya. Mereka merasa telah gagal menjadi ibu dan kesulitan dalam menjalankan pekerjaan sebagai ibu baru.

Sehingga efeknya menyalahkan diri sendiri dan mengarah ke melukai diri sendiri. Tidak jarang karena ibu yang mengalami postpartum merasa marah karena kehidupannya berubah pasca melahirkan. Sehingga melampiaskannya pada bayi. Jelas kondisi ini diluar dari rencana ibu dan dilakukan tanpa disengaja.

Karena pasien berada dibawah kondisi depresi dan tekanan. Jika hal ini terjadi, ibu harus segera dipisahkan dari bayi dalam waktu tertentu hingga ibu merasa tenang.

5. Sulit Konsentrasi dan Berfikir Jernih

Seperti yang dijelaskan pada poin melukai diri dan bayi. Ciri-ciri depresi pada ibur rumah tangga postpartum blues selanjutnya yaitu kesulitan untuk konsentrasi dan berpikir jernih. Karena kesehatan mental ibu sudah terganggu hal ini jelas akan mempengaruhi hal lain, yaitu pikiran dan akal serta fisik.

Sulit berkonsentrasi jelas akan memberi efek buruk pada kegiatan ibu sehari-hari. Ciri ini sudah pasti muncul dan mengganggu kehidupan sehari-hari ibu yang baru memiliki bayi. Dengan adanya ciri ini, sebagian ibu sudah pasti mengalami baby blues dan jika ciri berlangsung lebih lama maka bisa jadi gejala awal depresi postpartum.

Sehingga kesulitan berfikir jernih ini yang membawa ibu melakukan hal-hal diluar batas dan tentu bisa jadi berbahaya. Ibu yang mengalaminya harus segera mendapatkan penanganan sebelum lebih parah.

You may also like