Home » Gangguan Psikologi » Trauma » 18 Dampak Cyber Bullying Bagi Korban

18 Dampak Cyber Bullying Bagi Korban

by Devita Retno

Perkembangan teknologi sekarang ini telah berjalan begitu pesatnya sehingga mau tidak mau semua orang harus berusaha mengikuti setiap trend terbaru agar tidak disebut ketinggalan jaman. Hampir dalam segala bidang saat ini memanfaatkan keaneka ragaman bentuk kemajuan ini untuk menjalankannya, misalnya antara lain beberapa  kegiatan promosi atau pengenalan perusahaan dan bisnis menggunakan media sosial, pembuatan website perusahaan, mengerjakan tugas sekolah dengan bantuan internet, adanya media massa elektronik, dan banyak lagi.

Contoh yang paling sederhana adalah pergaulan antar manusia yang sudah berkembang dari pertemuan interpersonal menjadi pergaulan di dunia maya menggunakan media sosial. Melalui media sosial ini, orang – orang bahkan tidak perlu bertatap muka, cukup hanya bertemu dan berkenalan dengan tulisan – tulisan yang di posting atau melalui foto – foto yang diunggah. Media sosial dapat mempertemukan jutaan orang yang terpisah di berbagai belahan dunia di dalam satu wadah sekaligus. Hanya saja, sayangnya tidak semua orang dapat menggunakan media sosial itu dengan bijak. Adanya keleluasaan karena tidak perlu bertatap muka malah membuat sebagian orang merasa sangat bebas untuk mengatakan berbagai hal yang kurang baik pada setiap kesempatan.

baca juga:

Pengertian dan Penyebab Cyber Bullying

Salah satu hal yang kurang baik tersebut adalah terjadinya Cyber Bullying, yaitu suatu bentuk dari kekerasan non fisik yang dilakukan oleh orang – orang di dunia maya atau dunia cyber. Cyber Bullying adalah perlakuan kasar yang dilakukan satu atau sekelompok orang secara berulang dengan bantuan alat elektronik yang membuat targetnya kesulitan untuk membela diri.

Bentuknya bisa berupa tulisan, meme, gambar, atau video yang bertujuan untuk mempermalukan dan merendahkan harga diri serta martabat targetnya. Sangat umum terjadi pada media sosial seperti facebok, instagram, path, twitter dan lainnya. Kategori cyber bullying diberlakukan hanya jika korbannya adalah remaja yang berusia dibawah 18 tahun, yang belum dianggap dewasa dari segi hukum. Jika hal ini terjadi pada seseorang yang telah berusia 18 tahun keatas, maka hal itu akan disebut atau dikategorikan sebagai cyber crime, hate speech, atau cyber stalking.

Penyebab cyber bullying tidak memiliki faktor tunggal, melainkan berkembang dari berbagai hal yang kompleks, yang berasal dari akumulasi masalah di keluarga, sekolah dan lingkungan pergaulan. Dendam, perasaan frustasi atau kemarahan terpendam, terlalu banyak waktu luang, pengangguran, iri hati, dan banyak lagi perasaan negatif yang dapat berkumpul dan mendorong keinginan untuk membully. Keinginan untuk dianggap atau berkuasa dalam lingkungannya juga dapat mendorong seseorang melakukan cyber bullying, karena kemudahan akses internet dapat menjadi jalan untuk menekan pihak lain kapan saja, hanya dengan bermodalkan telepon genggam.

Dampak Umum

Tidak ada orang yang mengalami cyber bullying akan lolos tanpa mengalami bekas – bekas bullying tersebut pada dirinya, baik secara emosional maupun secara psikologis, entah itu merupakan dampak yang besar ataupun kecil. Berikut ini ada beberapa dampak cyber bullying yang bisa terjadi:

1. Dipermalukan

Tujuan para pembully memang untuk membuat korbannya jatuh secara mental demi kesenangan diri mereka sendiri. Korban bullying akan merasa dipermalukan dalam waktu yang lama, bahkan mungkin seumur hidup, karena di dunia cyber semua materi yang dimasukkan dan berkaitan dengan bullying tersebut akan selalu ada dan mengusik sang korban. Untuk medekati korban bullying. Cobalah cara mendekati orang introvert dengan berbagai trik psikologis, dan mengetahui berbagai tahap perkembangan afektif anak usia dini.

2. Stres dan Depresi

Mengalami penghinaan dan tekanan terus menerus akan meningkatkan frekuensi perasaan sedih dan melakolis yang akan mengarah kepada terbentuknya stres dan depresi pada korban cyber bullying. Perasaan bahagia akan sulit dirasakan karena terkikis oleh berbagai kejadian buruk yang dialami. Jika perlu, korban bullying dapat melakukan terapi psikologi untuk depresi agar dapat mengatasinya.

3. Kehilangan Rasa Percaya Diri

Keyakinan terhadap diri sendiri perlahan akan menghilang ketika mengalami bullying. Image positif terhadap diri sendiri juga bisa terkikis dan membuat korban bullying memandang negatif dirinya sendiri. Merasa diri tidak berharga dan tidak pantas ditolong, dan berbagai pandangan serta perasaan negatif lainnya.

4. Paranoid

Cemas dan selalu merasa tidak aman adalah dampak lain dari cyber bullying. Para pelaku bully dapat kapan saja memasuki ruang pribadi korbannya melalui akses dari telepon genggam ataupun internet yang ada di komputer, sehingga korban bullying tidak pernah merasa benar  benar dapt beristirahat dari teror tersebut. Paranoid merupakan salah satu dari macam – macam gangguan jiwa yang bisa terjadi pada manusia.

5. Menjadi Pelakunya

Seorang korban bisa saja menjadi pelaku untuk mempertahankan diri ataupun hanya sekedar meniru. Ia pasti tahu apa yang dapat dijadikan sasaran oleh para pelaku cyber bullying dan beralih meniru para pelakunya. Bisa saja dengan alasan agar dirinya dianggap kuat dan terhindar dari penindasan lebih lanjut, ataupun kehilangan nilai – nilai moralnya sendiri.

baca juga:

6. Gangguan Kesehatan

Kondisi fisik pun bisa juga terpengaruh oleh stres yang dirasakan akibat menjadi korban bullying. Penyakit – penyakit seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi atau gangguan pencernaan bisa diderita oleh para korban bullying. Bisa juga efeknya berupa ketahanan tubuh yang menurun sehingga mudah terkena penyakit flu, sakit kepala, dan lain sebagainya. Hal ini akan terjadi jika korban bullying tidak mencari cara menghilangkan beban pikiran dengan tepat.

7. Prestasi yang Menurun

Hilangnya minat dan konsentrasi terhadap pelajaran sekolah juga dapat menjadi salah satu dampak dari cyber bullying. Hal itu disebabkan karena sang korban terlalu fokus kepada bagaimana cara untuk mengakhiri rundungan yang ditujukan kepadanya, ataupun juga telah lelah dan kehilangan semangat untuk menjalani aktivitasnya sehari – hari.

8. Melakukan tindakan Kriminal

Sebagai bentuk pelampiasan akan bullying dan kekerasan sosial yang dialaminya, seseorang korban cyber bullying bisa jadi justru akan menjadi pelaku dari tindakan kriminal. Contohnya terlibat dalam perkelahian, kecanduan obat terlarang, menjadi seorang peminum, aksi vandalisme, dan banyak lagi.

9. Menjadi Agresif

Salah satu dampak lainnya adalah perubahan karakter. Lingkungan yang dipenuhi oleh orang – orang yang bertemperamen agresif secara tidak langsung akan turut memberi pengaruh ke alam bawah sadar seseorang hingga ia juga menjadi orang yang agresif perilakunya. Semua itu bisa terjadi sebagai hasil dari mekanisme pertahanan diri dan usaha membela diri sendiri.

10. Menjadi pribadi yang rapuh 

Para korban bullying seringkali sulit untuk merasa aman dan percaya diri lagi, karena telah begitu seringnya karakter pribadi mereka dijatuhkan oleh para pembully. Bisa saja mereka akan menjadi rapuh secara mental dan mudah terguncang ketika mengalami masalah baru, serta tidak dapat menghadapinya dengan baik.

baca juga:

11. Terbuka rahasianya, tak ada privasi

Karena pembullyan berlangsung di dunia maya, maka rasanya akan lebih memalukan bagi para korbannya. Sebab semua hal yang berkaitan dengan cyber bullying akan tersebar dengan mudah di internet. Pesan pesan jahat, gambar, teks serta semua yang berhubungan bisa dilihat dan dibagikan oleh banyak orang dalam waktu yang lama, bahkan mungkin selamanya.

12. Kecewa dengan diri sendiri

Para korban cyberbullying sering diserang melalui titik mereka yang paling lemah. Hasilnya, mereka akan mulai meragukan nilai dirinya sendiri. Misalnya, jika seorang anak perempuan disebut gendut, lalu ia melakukan diet ketat yang pada akhirnya merusak sistem tubuhnya sendiri. Tak jarang mereka ingin menjadi pribadi yang berbeda untuk menghindari kelanjutan bullying tersebut.

13. Bertemperamen tinggi

Terkadang para korban juga akan merasa marah mengenai apa yang terjadi pada mereka. Hasilnya, mereka bisa merencanakan balas dendam yang justru berbahaya, karena membuat mereka tetap terjebak di dalam siklus korban dan pembully. Walaupun sangat sulit, memaafkan para pembully selalu lebih baik daripada membalas dendam.

baca juga:

14. Kehilangan minat hidup

Ketika cyberbullying sedang terjadi, korbannya seringkali berhubungan dengan dunia di sekitarnya secara berbeda dengan orang lain. Untuk kebanyakan korban, hidup bisa terasa tidak berarti dan tanpa harapan. Mereka kehilangan minat pada hal – hal yang dulunya dinikmati dan juga tidak banyak berinteraksi dengan teman serta keluarga.

15.Merasa terisolasi

Cyberbullying akan membuat korbannya merasa terkucil dan  kesepian. Pengalaman ini tentu saja menyakitkan karena bagi remaja, pergaulan dengan teman adalah suatu hal yang penting. Ketika seorang anak tidak memiliki teman, hal ini dapat mengarah kepada bullying. Terlebih lagi, ketika bullying sedang berlangsung, memutuskan akses kepada internet dapat membuat seorang anak remaja merasa sedang memutuskan komunikasi dengan dunianya. Sebab, internet adalah cara mereka berkomunikasi dengan sebayanya, dan menghilangkannya akan membuat meteka merasa terasing.

16. Gelisah

Korban bullying seringkali akan mudah terjerumus kepada kegelisahan akut, dan juga berbagai kondisi yang berhubungan dengan gangguan psikologis lainnya. Sebab utamanya adalah berkurangnya keyakinan diri dan harga diri yang dimiliki, sebagai hasil dari cyber bullying yang terus menerus dan mengikis perasaan positif terhadap diri sendiri dan lingkungan. Untuk itu harus dilakukan cara mengatasi anxiety disorder dengan tepat.

17. Gangguan pola tidur

Gangguan tidur atau insomnia adalah efek yang umum terjadi jika seseorang sedang merasakan stres berkepanjangan. Selain mempengaruhi pola makan, stres yang dirasakan juga dapat mempengaruhi pola tidur dari korban bullying. Contohnya, menjadi sulit tidur, terlalu banyak tidur dan tidak melakukan kegiatan lain, atau mengalami mimpi buruk.

18. Bunuh Diri

Cyber bullying meningkatkan resiko bunuh diri. Anak – anak yang disiksa terus menerus oleh teman sebaya melalui pesan teks, pesan instan, media sosial dan lainnya seringkali akan mulai merasa putus asa. Bisa saja mulai berkembang pemikiran bahwa satu – satunya jalan untuk melepaskan diri adalah dengan bunuh diri.

Banyak orang tua yang membebaskan penggunaan gadget dan internet kepada anak dengan alasan kemajuan zaman. Memberikan gadget juga sebagai cara mudah untuk menenangkan anak agar orang tua dapat mempunyai waktu untuk diri sendiri. Namun banyak dari mereka yang tidak menyadari bahaya dibaliknya, dan lupa untuk memberi pengawasan yang layak saat anak menggunakan gadget.

baca juga:

Penggunaan gadget sesungguhnya memerlukan kemampuan kontrol diri yang baik, artinya pengguna gadget seyogianya telah dapat mengontrol emosinya sendiri sehingga tidak menyalah gunakan gadget tersebut,misalnya untuk melakukan cyber bullying. Oleh sebab itulah, seharusnya para orang tua lebih meningkatkan pengawasan ketika anak sedang menggunakan gadget agar anak terhindari dari menjadi korban bullying maupun menjadi pelaku cyber bullying.

You may also like