PTSD adalah singkatan dari “Post Traumatic Stress Disorder” dalam bahasa Inggris, yang dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai “Gangguan Stres Pasca Trauma.” PTSD adalah gangguan kesehatan mental yang dapat terjadi setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa traumatik yang mengancam keselamatan atau kehidupan, seperti kecelakaan serius, peperangan, pemerkosaan, bencana alam, atau pengalaman kekerasan fisik atau gangguan emosional yang parah.
Menghadapi seseorang yang mengalami PTSD ( Dampak Post Traumatic Stress Disorder) memerlukan pemahaman, empati, dan dukungan yang kuat.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda pertimbangkan:
1. Pahami Apa Itu PTSD
Pelajari lebih lanjut tentang apa itu PTSD dan bagaimana gejala-gejalanya memengaruhi individu yang mengalaminya. Dengan memahami kondisi ini, kita akan lebih sensitif dan terinformasi dalam berinteraksi dengan penderita PTSD. Dengan begitu kita mengetahui batasan-batasan yang harus kita lakukan dan tidak lakukan ketika berinteraksi dengan penderita. Ketika kita tahu dan paham tentang PTSD itu sendiri maka penderita pun akan merasa nyaman dan tenang saat kita ajak interaksi.
2. Sikap Empati
Tunjukkan empati dan pengertian terhadap pengalaman seseorang yang menderita PTSD. Hindari mengkritik, menghakimi, atau meremehkan apa yang dirasakan. Beri tahu bahwa kita mendukung dan memahami perjuangan. Kebanyakan dari orang yang awam tentang gangguan penyakit ini justru orang-orang awam pada umumnya akan menjauhi penderita ini, padahal keadaan penderita ini bukan untuk dijauhi tetapi untuk diberikan dukungan dan perhatian lebih agar cepat sembuh.
3. Jangan Paksa Bercerita
Jika penderita PTSD ingin berbicara tentang pengalaman traumatisnya, dengarkan dengan sabar. Namun, jangan memaksa untuk menceritakan detail trauma jika penderita PTSD tidak merasa nyaman melakukannya. Jadilah pendengar yang baik, berilah energi positif serta motivasi.
4. Jaga Komunikasi Terbuka
Buat lingkungan yang aman di mana merasakan kenyamanan berbicara tentang perasaannya. Ajukan pertanyaan terbuka dan tawarkan pendengaran aktif sebagai pendukung. Jangan biarkan penderita PTSD mengurung dirinya sendiri karena ketraumaan nya akan peristiwa yang dialaminya. Jika perlu dampingi agar terhibur, hal ini akan lambat laun membuat psikis pendertia PTSD membaik dan bisa lebih menerima keadaannya.
5. Batasi Potensi Pemicu
Cari tahu apakah ada situasi, kata-kata, atau objek yang dapat memicu kenangan traumatis. Cobalah untuk menghindari atau membatasi paparan penderita terhadap pemicu-pemicu ini. Cari tahu apa yang membuat trauma sehingga kita sebagai pendengar bisa lebih terarah ketika berinteraksi demi menghindari kesalahpahaman atau menyinggung perasaan.
6. Dukungan Profesional
Dorong PTSD untuk mencari dukungan dari profesional kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater. Terapi kognitif perilaku (CBT), hipnoterapi dan terapi lainnya dapat membantu, mengelola gejala dan pemulihan. Dengan melakukan terapi secara rutin bagi penderita diyakini menjadi salah satu alternatif penyembuhan penyakitnya baik secara total maupun hanya sekadar pemulihan untuk kesehatan mentalnya saja.
7. Jaga Kesehatan Mental
Menyokong seseorang dengan PTSD bisa menjadi tugas yang menantang dan melelahkan. Pastikan kita juga menjaga kesehatan mental kita sendiri dengan berbicara kepada teman, keluarga, atau profesional jika kita merasa terbebani. Jangan terlalu memendam semua masalah sendiri.
Ceritakan atau sharing lah masalah yang kita hadapi pada orang-orang yang kita percayai seperti, keluarga, orang tua, atau teman dekat karena kebanyakan gangguan mental/psikis timbul dari ketidakterbukaan dan terlalu memendam semua masalahnya sendiri. Namun, harus pandai memilah juga mana yang perlu kita ceritakan dan mana yang tidak perlu diceritakan.
8. Hormati Batas Pribadi
Jika PTSD memerlukan waktu dan ruang untuk diri sendiri, hormati keinginan tersebut. Terkadang PTSD mungkin ingin menghindari keramaian atau interaksi sosial yang terlalu intens. Mood yang kadang berubah-ubah mungkin karena reaksi gejala gangguan ptsd yang dialami.
9. Jangan Kecam penderita PTSD
Jika PTSD mengalami reaksi berlebihan atau perilaku yang mungkin sulit dipahami, ingatlah bahwa ini adalah bagian dari gejala PTSD. Hindari mengkritik atau marah, semakin kita mengecam maka penderita akan semakin memberontak dan akan mengalami ketakutan ketika bertemu orang-orang disekeliling nya sehingga ini akan menghambat proses
10. Berikan Dukungan Jangka Panjang
PTSD bukanlah sesuatu yang sembuh dalam semalam. Berikan dukungan jangka panjang dan pertahankan komitmen kita untuk mendukung dalam perjalanan pemulihan. Ingatlah bahwa setiap individu berbeda, jadi yang paling penting adalah berkomunikasi secara terbuka dan memastikan bahwa Anda selalu menghormati kebutuhan dan perasaan. Jika Anda merasa kesulitan atau tidak yakin tentang cara terbaik untuk membantu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.