Trauma secara psikologis dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana seseorang merasa cemas, takut, dan gelisah akibat peristiwa traumatis yang telah dialami sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari. Pengalaman traumatis tersebut dapat beragam, seperti kematian orang terkasih, mengalami kecelakaan atau musibah, menerima bullying, mendapat pelecehan seksual, atau pengalaman-pengalaman buruk lainnya.
Pada dasarnya, siapa saja berpotensi mengalami trauma, tetapi dampak psikologis setiap orang memang bisa berbeda-beda. Trauma juga memang sulit untuk dihindari dan tergantung kepada tingkat kekuatan mental seseorang ketika menghadapi suatu peristiwa yang dapat menyebabkan munculnya trauma fisik .
Meskipun demikian, baik pada tingkat trauma apa pun, bahkan yang masih ringan, trauma psikologis harus segera mendapat penanganan. Hal tersebut dikarenakan trauma kecil bisa saja memberi dampak psikologis yang besar ke depannya akibat tidak ditangani. Berikut adalah dampak trauma psikologis jika tidak ditangani:
1. Gangguan Kecemasan
Perasaan cemas pada dasarnya adalah hal yang wajar dialami oleh semua orang, tetapi pada beberapa orang, kecemasan yang dimilikinya sudah terlalu berlebih sehingga mengganggu keberfungsiannya. Salah satu penyebab kecemasan menjadi berlebihan bisa dikarenakan peristiwa traumatis. Rasa trauma tersebut membuat individu merasa selalu khawatir suatu saat akan kembali ke situasi yang membuatnya trauma sehingga munculah gangguan kecemasan.
Kecemasan yang dirasakan individu juga dapat bertambah parah jika traumanya tidak mendapatkan penanganan. Individu mungkin tidak mengetahui bagaimana cara mengendalikan dirinya agar tidak justru dikendalikan oleh rasa trauma tersebut. Akibatnya, rasa cemaslah yang terus menerus dirasakan individu tersebut.
2. Depresi
Seseorang yang terus-menerus dihantui oleh peristiwa traumatis sehingga selalu merasa ketakutan rentan mengalami gangguan depresi, terlebih jika orang tersebut tidak mengetahui cara yang tepat untuk mengatasi perasaan yang muncul akibat traumanya. Maka dari itu, frustasi karena tidak mendapat penanganan atas trauma ini juga dapat menyebabkan depresi.
Ketika seseorang mengalami depresi, ia akan cenderung berada dalam kesedihan yang berkepanjangan, kurang berenergi, kehilangan semangat, merasa pesimis, serta merasa kosong. Akibatnya, individu tentu tidak dapat menjalankan rutinitasnya dengan lancar sebab mungkin di beberapa waktu terganggu oleh respons traumanya.
3. Gangguan Suasana Hati
Gangguan pada suasana hati adalah gangguan secara psikologis yang membuat keadaan emosi diri sendiri menjadi tidak stabil sehingga bisa merasakan sangat senang lalu sangat sedih tanpa kendali. Terdapat beberapa jenis di dalam gangguan suasana hati atau tingkatan depresi mood disorder ini, seperti depresi mayor, bipolar, distimia, dan disruptive mood dysregulation disorder.
Trauma yang dibiarkan berkepanjangan dan tidak diatasi berpotensi menimbulkan gangguan suasana hati ini sebab memiliki peristiwa traumatis yang kerap kali mengganggu pikiran tentu lama kelamaan membuat munculnya stres. Kondisi stres tersebut tentu berkaitan dengan suasana hati sehingga bisa saja terjadi masalah pada pengendalian emosi individu.
4. Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
PTSD atau gangguan stres pascatrauma ini menjadi salah satu bentuk respons yang dapat muncul apabila seseorang mengalami peristiwa traumatis, terlebih jika perasaan trauma tersebut sudah cukup lama dibiarkan saja. Akan tetapi, seseorang sampai mengalami PTSD atau tidak tetap kembali lagi sesuai dengan cara orang tersebut mempersepsikan peristiwa traumatis yang dialaminya.
Individu yang mengalami PTSD tidak dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan normal setelah mengalami atau menyaksikan suatu peristiwa traumatis. Akibatnya, ketika individu melihat atau merasakan kembali situasi traumatis tersebut, akan muncul reaksi, seperti gelisah, tertekan, atau suasana hati yang buruk. Akibatnya aktivitas individu menjadi lebih terhambat.
5. Gangguan Tidur
Tidur merupakan momen di mana tubuh dan mental manusia ‘beristirahat’ sejenak. Akan tetapi, ketika tidur seluruh fungsi di tubuh kita tidak benar-benar berhenti sehingga untuk mendapatkan tidur yang nyenyak, diperlukan pula kondisi fisik dan psikis yang baik. Hal inilah yang sulit dimiliki oleh individu yang memiliki trauma dan tidak segera ditangani.
Kesehatan mental dan tidur memiliki hubungan yang sangat erat. Ketika seseorang hidup dengan gangguan mental, khususnya trauma, pada umumnya kualitas tidur mereka juga akan terdampak. Akibatnya, kondisi kesehatan fisik pun ikut menurun karena adanya gangguan tidur sehingga individu tidak mendapat kuantitas dan kuantitas tidur yang cukup.
Beberapa dampak dari trauma terhadap tidur, di antaranya yaitu kesulitan untuk tidur lalu ketika sudah tidur bisa saja mudah terbangun hingga terbangun lebih awal sulit dan untuk tidur kembali. Muncul mimpi buruk berisi peristiwa traumatis sehingga tidur tidak nyenyak, merasa sulit untuk bangun dari tempat tidur, atau bisa juga justru sering merasa lelah atau mengantuk sehingga sangat mudah tertidur bahkan di waktu yang tidak tepat.
6. Menghambat Kehidupan Sehari-Hari
Satu hal yang pasti pada individu dengan trauma yang tidak kunjung diatasi adalah adanya hambatan dalam kehidupan sehari-hari. Individu menjadi tidak bisa melakukan rutinitasnya secara normal karena ingatan terhadap peristiwa traumatis yang mungkin tiba-tiba muncul dan membuatnya terganggu.
Akibatnya, individu dapat merasa kurang fokus sebab di dalam pikiran sudah dipenuhi oleh emosi terkait peristiwa traumatis yang dialaminya. Ketika individu sudah kesulitan untuk fokus, individu juga akan kesulitan untuk berpikir jernih, misal untuk membuat pilihan yang tepat, membuat keputusan, memberi arahan, atau melakukan pekerjaan.
7. Kecanduan Zat-Zat Terlarang
Individu yang memiliki trauma psikologis dan tidak mendapat penanganan segera berkemungkinan mencari cara penanganan lain, salah satunya dengan mengonsumsi zat, seperti obat-obatan terlarang, narkoba, atau rokok yang dianggap dapat secara singkat mengalihkan rasa cemas atau gelisah yang dirasakan.
Meskipun ada efek yang langsung membuat mereka merasa gembira, bersemangat, atau penuh euforia, tetapi dalam jangka panjang penyalahgunaan narkoba tersebut dapat menyebabkan kecanduan narkoba atau kecanduan alkohol sehingga menimbulkan gangguan psikologis yang lebih komplikatif bahkan gangguan pada kondisi fisik.
8. Masalah Kesehatan Fisik
Selain dampak secara psikologis, trauma yang tidak ditangani juga dapat berdampak pada kondisi fisik. Terdapat studi yang membuktikan bahwa semakin banyak pengalaman buruk yang dialami oleh seseorang, maka semakin tinggi risiko mereka mengalami gangguan kesehatan dan penurunan kesejahteraan di masa yang akan datang.
Beberapa penyakit yang dapat muncul sebagai efek jangka panjang trauma yang dibiarkan, yaitu asma atau gangguan pernapasan, penyakit jantung koroner yang merusak pembuluh darah utama jantung, stroke karena adanya penyumbatan pembuluh darah ke otak, dan diabetes atau penyakit gula.
Penyakit-penyakit tersebut memang tidak secara langsung disebabkan oleh trauma yang sudah berkepanjangan. Namun, perubahan pola hidup, rutinitas, suasana hati, atau aspek-aspek lainnya dalam diri seseorang dapat mempengaruhi gejala kelelahan fisik dan mental karena tidak lagi dilakukan secara normal sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh seseorang.