Peristiwa traumatis dapat dialami kembali dalam berbagai bentuk. Ini biasanya terdiri dari ingatan yang berulang dan mengganggu atau mimpi menakutkan yang berulang dari peristiwa tersebut selama beberapa detik, jam atau bahkan hari, dan kepribadian korban dapat berubah.
Selama masa ini ada berbagai cara ini, peristiwa traumatis dihidupkan kembali sebagaimana adanya. Korban bertindak seolah-olah peristiwa itu terjadi. Korban sangat menderita ketika fungsi fisiologis bereaksi berlebihan ketika korban dihadapkan pada peristiwa traumatis atau kondisi serupa, atau bahkan sesuatu yang mewakili peristiwa yang dialami seseorang (Suryana et al., 2020: 542).
Jenis Trauma dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
- Trauma ringan, adalah salah satu jenis trauma psikologis dimana trauma ini disebabkan oleh suatu peristiwa yang mengganggu kejiwaan anak dan mudah diobati. Trauma ini biasanya akibat dari berbagai kejadian seperti kecelakaan kendaraan, bullying, bencana alam, dan lain-lain.
- Trauma sedang, adalah trauma yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang mengganggu kejiwaan anak dan mengubah perilaku anak dalam kurun waktu tertentu. Penyebab trauma sedang ini antara lain: bencana atau kecelakaan yang merenggut nyawa orang terdekat korban, perbuatan seseorang yang membunuh anggota keluarga.
- Trauma berat, adalah trauma yang diakibatkan oleh suatu peristiwa yang mengganggu kejiwaan anak dan berlangsung dalam waktu yang lama. Trauma ini biasanya sulit sembuh dan membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Penyebab trauma berat meliputi: kecelakaan atau kejadian yang merenggut nyawa orang yang dicintai, intimidasi struktural dan jangka panjang, rasa bersalah yang berlebihan, dan bencana alam yang membuat mereka trauma.
Berikut, Teknik Terapi Trauma Healing pada anak Pascabencana yang dapat diterapkan :
1. Terapi pemaparan
Exposure therapy atau terapi paparan adalah cara mengatasi trauma dengan cara membimbing anak secara bertahap untuk menghadapi ketakutannya. Dalam hal ini, psikolog menawarkan kontak dengan berbagai peristiwa traumatis yang berkaitan dengan masa lalu.
Saat paparan meningkat, anak akan dilatih untuk menghadapi berbagai pemicu dengan baik. Cara ini juga mengajarkan anak bahwa ketakutan atau perasaan negatif yang dialami tidak berdasar dan akan berkurang seiring berjalannya waktu.
2. Terapi kognitif
Terapi kognitif adalah metode pengobatan trauma yang diterapkan dengan mengoreksi dan mengubah pemikiran anak tentang masalah yang ditangani. Terapi ini diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak dalam menghadapi trauma.
Ini dilakukan melalui latihan relaksasi pernapasan untuk mengelola kecemasan, mengajarkan respons trauma umum, mengidentifikasi dan mengevaluasi pola pikir negatif dan menggantinya dengan pemikiran yang lebih rasional.
3. Hipnoterapi
Hipnoterapi adalah metode perawatan trauma yang dilakukan melalui hipnoterapi, di mana anak dimasukkan ke dalam keadaan terhipnotis, setelah itu psikolog berbicara tentang masalah traumatis yang mereka hadapi ketika terjadinya bencana. Kebanyakan hipnoterapis percaya bahwa perasaan dan pikiran yang muncul selama hipnosis sangat penting untuk proses penyembuhan.
4. Terapi kelompok
Terapi trauma lain yang banyak digunakan adalah terapi kelompok. Metode ini melibatkan anggota kelompok dari beberapa anak trauma yang diawasi oleh seorang terapis. Beberapa terapi kelompok dapat dilakukan untuk memberikan pendidikan atau berbagi informasi dengan fokus memberikan dukungan, sementara yang lain dapat dilakukan untuk tujuan terapeutik.
Misalnya, pada suatu kelompok masyarakat terjadi sebuah gempa besar yang memakan korban anak-anak maka cara mengatasi trauma gempa yang terjadi pada anak-anak ini dengan menggunakan terapi kelompok. Dimana sebagian anak diberikan pemahaman dan pendidikan seputar bencana yang menimpanya, sebagian anak lagi mendukung satu sama lain. Tujuannya adalah agar proses trauma yang menimpa anak-anak lambat lain akan hilang.
5. Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah metode pengobatan syok di mana obat-obatan digunakan untuk mengendalikan reaksi syok atau trauma yang mengganggu seseorang. Obat-obatan telah terbukti membantu berbagai kategori reaksi atau tanda, seperti: gejala yang menyusahkan, hipersensitivitas, reaksi emosional, peningkatan kegembiraan, lekas marah, dan depresi.
Nyatanya, minum obat tidak membuat syok, trauma, atau nyeri hilang. Tetapi pengobatan dapat membantu meringankan gejala yang lebih ringan. Jika anak yang mengalami kejadian pascabencana, psikiater akan mendiskusikan terlebih dahulu penggunaan obat yang cocok dan usahakan untuk terus memantau selama masa mengonsumsi obat tersebut.
6. Terapi EMDR
Metode terapi ini juga mengikuti keberadaan cahaya yang bergerak atau jari terapis yang bergerak secara visual. Dalam beberapa kasus trauma, suara trauma yang dialami juga dapat digunakan. Meskipun terapi EMDR melibatkan gerakan mata yang cukup kontroversial, metode pengobatan ini terbukti sangat efektif dalam meredakan dan menghilangkan gejala trauma dan masalah psikologis lainnya.
Terapis yang menggunakan metode ini pada pasiennya biasanya diuji dengan pelatihan khusus dari organisasi seperti EMDR Institute atau International EMDR Association. Meskipun eye movement desensitization and reprocessing (EMDR) relatif baru, diyakini dapat meringankan gejala pada pasien PTSD untuk hal-hal lain.
Misalnya memperhatikan gerakan jari-jari terapis atau semacamnya. Tujuannya agar korban memikirkan hal-hal positif sambil mengingat kembali peristiwa traumatis tersebut. Lama prosesnya bisa sampai sekitar 3 bulan.
7. Terapi psikodinamis
Tujuan terapi psikodinamis adalah untuk menganalisis faktor penyebab dari trauma tersebut. Mengetahui hal ini, terapis dapat mengelola aspek peristiwa traumatis yang terjadi pada pasien terutama anak-anak yang mengalami bencana, dengan unsur-unsur umum seperti:
- Sejarah perkembangan individu dan aspek masa kanak-kanak.
- Tekankan pemahaman tentang arti trauma
- Lihat bagaimana trauma memengaruhi kesadaran diri dan hubungan seseorang
- Menemukan apa yang hilang dari seseorang akibat peristiwa traumatis.
Kegiatan trauma healing memiliki banyak manfaat selama proses penyembuhan ini. Berikut adalah beberapa manfaat trauma healing pada anak pasca bencana yang harus kita ketahui:
- Menghilangkan beban dari pikiran pada anak
- Membuat anak bahagia
- Menjadi anak yang tulus dan kuat menerima kenyataan
- Bersemangat lagi
- Membuat hati anak tenang dan damai
- Membuat anak lebih peka terhadap situasi saat ini.
Nakamura dalam Thoyibah (2019) berpandangan bahwa pasca bencana kelompok yang paling rentan terkena imbasnya adalah kelompok usia muda yaitu anak-anak. Hal ini karena anak secara langsung mengalami, merasakan dan mengenali akibat yang ditimbulkan oleh faktor usia yang belum matang secara psikologis.
Traumatis healing adalah peristiwa traumatis yang didefinisikan sebagai keadaan mental atau perilaku abnormal akibat tekanan mental atau cedera fisik pada seseorang. Secara umum trauma berarti luka atau syok. Penyebab utama trauma adalah peristiwa-peristiwa yang sangat menegangkan dan menimbulkan luka yang dalam, terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga dan di luar kendali masyarakat, bahkan sering terjadi dan mengancam nyawa.
Peristiwa ini mengejutkan, menyakitkan, dan lebih dari situasi stres apa pun yang kita alami setiap hari. Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa traumatik.