Home » Gangguan Psikologi » Trauma » 15 Macam-Macam Trauma Psikologis

15 Macam-Macam Trauma Psikologis

by Ina

Trauma psikologis merupakan jenis kerusakan jiwa akibat suatu situasi buruk yang bersifat traumatik atau tidak bisa dilupakan. Trauma psikologis dapat mengarah pada gangguan jiwa, gangguan stres pasca trauma dan juga bisa merubah persepsi dan respon individu dalam menghadapi stres di masa depan. Orang dengan trauma psikologis menjadi lebih sensitif disaat dirinya terpapar dengan kejadian atau pemicu trauma yang dulu pernah terjadi atau dialami.

Orang dengan trauma tertentu akan menunjukkan sifat yang pendiam, agresif, perubahan mood, marah, ketakutan. Trauma psikologis bisa diakibatkan banyak hal misalnya kehilangan orang yang disayangi, kemalangan akibat terkena bencana alam, menjadi fokus masyarakat mengenai hal yang tidak menyenangkan atau lainnya. Macam macam trauma lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:

  1. Trauma pengobatan

Trauma pengobatan terjadi akibat pengalaman tidak menyenangkan terhadap proses pengobatan, rumah sakit, tenaga kesehatan, dan sesuatu yang berhubungan dengan peralatan kesehatan. Hal ini bisa terjadi akibat pengalaman yang dirasakan ketika opname atau sakit dan harus dilakukan tindakan tertentu seperti operasi. Dampaknya penderita menjadi takut pergi ke rumah sakit, takut disuntik, takut dengan petugas berbaju putih- putih. Trauma akan rasa sakit selama perawatan tersebut terus terbayang dan menyebabkan ketakutan yang berlebihan.

Upaya untuk mengatasi hal ini adalah dengan memberikan dukungan dan pengertian yang mendalam pada penderita sehingga pada kondisi tertentu yang sangat membutuhkan untuk pergi ke rumah sakit, penderita tidak menghindarinya.

  1. Trauma bencana alam

Bencana alam merupakan kejadian besar yang tidak dapat dicegah terjadinya. Bencana alam seringkali menimbulkan banyak kerusakan yang mengakibatkan penduduk kehilangan rumah, harta benda, bahkan anggota keluarganya. Respon terhadap rasa kehilangan yang begitu banyak tersebut menjadikan seseorang trauma. Sehingga dalam menjalani kehidupan selanjutnya, orang dengan trauma bencana alam akan merasa cemas saat berada di tempat- tempat tertentu.

Misalnya ketika dia berada di dekat bendungan akan membayangkan bendungan runtuh, ketika di sekitar gunung membayangkan longsor, ketika di pantai membyangkan tsunami, dan sebagainya. Bayangan bayangan menyeramkan merupakan respon traumatik terhadap kejadian masa lalu dan membuat penderita menjadi lebih cemas dan ketakutan.

  1. Trauma duka cita

Trauma duka cita diakibatkan oleh keadaan kehilangan orang yang sangat dicintainya. Misalnya hal tersebut terjadi pada keluarga, anak, istri, suami. Trauma psikologis kehilangan ini menyebabkan seseorang menjadi lebih murung, pendiam, dan suka mengurung diri. Pada kondisi yang berlarut larut hal ini bisa menjadi gangguan psikologis kronis yang memunculkan gejala seperti halusinasi. Penderita membayangkan bahwa orang yang dicintainya masih hidup dan berada disisinya. Pada kondisi yang lebih parah, penderita akan menyangkal kenyataan bahwa orang yang dicintainya sudah pergi dan menunjukkan perilaku perilaku menyimpang seperti berbicara sendiri dan lainnya.

baca juga:

  1. Trauma kompleks

Trauma kompleks disebut juga PTSD (Post Traumatik Stres Disorder) yaitu kondisi dimana mental mengalami kecemasan berlebihan akibat pengalaman di masa lalu. Kejadian traumatik dimasa lalu bisa meliputi semua kejadian tidak menyenangkan dan umumnya sangat berat. Pada orang yan glanjut usia PTSD bisa diakibatkan ketakutan akan peristiwa seperti perang, kecelakaan, atau insiden yang menyangkut tentang nyawa. Trauma ini pun mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia kedepannya, karena berpengaruh pada respon keadaan atau situasi lainnya.

  1. Trauma atas kesepian

Trauma ini bisa terjadi akibat masa kecil yang kerap diabaikan oleh orang tuanya, atau tidak disukai oleh teman temannya. Kurangnya mendapat perhatian dari orang orang disekitarnya membuat penderita selalu merasa kesepian. Hal ini menyebabkan suatu traumatik tersendiri bagi penderita bahwa dia tidak menyukai kesendirian atau perasaan diabaikan. Trauma seperti ini bisa menimbulkan perubahan sikap atau menjadi lebih agresif, marah marah, dan menuntut. Perhatian sebaiknya diberikan, dan orang sekitar menjadi lebih sadar tentang hal ini.

  1. Trauma akibat pelecehan seksual

Pengalaman masa lalu yang buruk seperti menjadi korban pelecehan seksual merupakan situasi traumatik yang tidak mudah dilupakan dan dapat merubah cara hidup seseorang. Korban pelecehan lebih sensitif jika berdekatan dengan lawan jenis. Sehingga memungkinkan mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Dan lagi, perasaan malu dan khawatir atas apa yang orang bicarakan mengenai dirinya membuat penderita semakin depresif, tidak percaya diri, cenderung lebih pendiam dan menarik diri. Trauma semacam ini mungkin perlu pendamping dari psikolog untuk memberikan dukungan dan pandangan positif tentang masa depan.

  1. Trauma Bulliying

Budaya bulliying di area sekolah masih saja terjadi. Hal ini ternyata berdampak buruk bagi korban bulliying. Kondisi traumatik dirasakan oleh korban seperti rasa ketakutan, tidak percaya diri, dan cenderung lebih pendiam. Korban bulliying biasanya memiliki perbedaan dalam menyikapi situasi di sekitarnya.

  1. Trauma mendengarkan bunyi keras

Pengalaman masa lalu seperti berada di tempat yang dekat dengan perang, mendengar bunyi bom atau tembakan dan kejadian yang menakutkan menyebabkan seseorang trauma mendengar bunyi keras. Bunyi keras dapat memicu peningkatan degup jantung yang tidak beraturan dan kepanikan mendadak yang membuatnya tidak nyaman. Pada kondisi ini, butuh waktu beberapa menit untuk bisa menetralkan diri dan mengembalikan diri tetap tenang. Mereka cenderung menyukai tempat tempat yang sepi  dan nyaman. Berada di tempat ramai membuat penderita tidak dapat fokus dan cenderung membentuk perlindungan diri dari suara suara bising di sekitarnya.

  1. Trauma menjalin hubungan

Pengalaman masa lalu pernah tersakiti, dikecewakan, dan dihianati oleh pasangan membuat trauma pada seseorang untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis lagi. Trauma atas perasaan sakit yang berulang ulang, membuat seseorang tidak ingin merasakannya lagi dan ketakutan akan mengalami lagi terus terbayang. Pengalaman patah hati yang berkali- kali membuat seseorang berfikir berulang ulang lagi untuk menjalin hubungan.

  1. Trauma pada kegelapan

Adanya pengalaman masa kecil seperti terkunci di tempat sempit, atau terkunci di suatu ruangan dengan tanpa lampu memicu munculnya trauma ini. Ketakutan yang dirasakan sewaktu kecil tersebut  terus terbayang ketika dirinya berada di tempat kegelapan yang sama sekali tidak ada cahaya. Seseorang dengan trauma ini biasanya juga tidak suka ditinggal sendirian.

baca juga:

  1. Trauma ketinggian

Trauma terhadap ketinggian muncul akibat pengalaman masa lalu dimana penderita mungkin pernah terjatuh dari ketinggian tertentu dan menyebabkan cidera yang menyakitkan. Pikiran bahwa jika berada pada ketinggian dia akan jatuh. Berbeda dengan fobia, dimana fobia sepenuhnnya dikendalikan oleh imajinasi individu yang berlebihan dan menimbulkan ketakutan. Pada fobia ketinggian, penderita terus membayangkan apabila dia berada di ketinggian maka dirinya akan jatuh dan mati.

  1. Trauma menjadi pusat perhatian

Pengalaman dipermalukan di depan umum, atau membuat kesalahan yang mencuri perhatian banyak orang kemudian ditertawakan banyak orang akan memicu trauma ini. Trauma ini menyebabkan seseorang tidak percaya diri untuk tampil dihadapan orang banyak. Jika disuruh untuk maju di depan kelas, maka apenderita akan berdebar, tremor, keluar keringat dingin, bibir membiru, tidak bisa mengeluarkan kata- kata dan bahkan pingsan.

  1. Trauma berhubungan seks/ vaginismus

Pengalaman masa lalu seperti pelecehan seksual bisa juga penyebab timbulnya trauma ini. Pengalaman yang menyakitkan mengenai hal seksual atau pengalaman berhubungan seksual pertama yang menyakitkan, menyebabkan traumatik untuk melakukan hubungan seks. Tenaga kesehatan pun masih belum mengetahui secara pasti tentang vaginismus. namun hal ini digolongkan pada gangguan psikologis.

baca juga:

  1. Trauma kekerasan rumah tangga

Kekerasan dalam rumah tangga sering sekali terjadi. Korban yang paling dipengaruhi dalam hal ini adalah anak yang melihat situasi tersebut. Ketika orang tua saling bertengkar, memukul, sampai melempar barang- barang, kondisi tidak menyenangkan tersebut menjadi situasi traumatik pada anak dan mempengaruhi perkembangannya. Anak menjadi lebih pendiam, tidak menyukai kekerasan, tidak menyukai jika mendengar orang berteriak. Pribadi anak juga berubah lebih introvert dalam interaksi sosialnya.

Kekerasan tidak hanya terjadi pada orang tua namun ada juga yang mengalami kekerasan fisik dari orang tuanya sejak kecil, seperti dipukuli, ditendang, diteriaki, atau perilaku kekerasan lainnya berdampak pada traumatik pada anak. Perkembangan anak menjadi terganggu bahkan mungkin memiliki perilaku yang buruk.

  1. Trauma menyakiti orang lain

Adanya pengalaman tidak disengaja yang pada akhirnya berdampak kerugian pada orang lain menimbulkan perasaan bersalah yang mendalam dan kecenderungan menyalahkan diri sendiri akibat peristiwwa tersebut. Pada individu dengan koping yang tidak efektif, perasaan ini terus timbul sehingga mempengaruhi perilakunya dalam sosial. Muncul ketakutan bahwa mungkin dirinya pembawa sial, takut menyakiti oorang orang yang disayanginya, takut menjadi penyebab bencana, atau sebagainya. Ketakutan ini kemudian terlihat dari perilaku yang cenderung menyendiri, menjauh dari interaksi sosial dan memiliki batasan diri yang sangat banyak dengan lingkungannya.

baca juga:

15 macam macam trauma psikologis diatas timbul dari berbagai macam faktor dan alasan. Individu memiliki pikiran atau ingatan yang jelas terhadap suatu kejadian masa lalu yang kemudian mempengaruhi proses perkembangan hidupnya di masa depan. Koping individu yang tidak efektif setelah terpapr pada situasi tidak nyaman, kemudian terus membayangkannya juga berdampak pada kondisi traumatik. Perasaan ketakutan, tidak nyaman muncul disertai tanda tanda fisiologis seperti jantung berdebar kencang, panas dingin, muncul keringat dingin, gemetaran, mual muntah, pusing dan sebagainya.

Kondisi trauma ini perlu dipahami oleh orang orang disekitar penderita sehingga mampu memberikan dukungan dalam kehidupannya. Dukungan yang baik perlu diberikan setiap penderita terpapar situasi traumatik yang terulang atau kondisi yang serupa untuk mencegah perburukan trauma.

You may also like