Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Abnormal » Pengertian LGBT Menurut Para Ahli – Penyebab

Pengertian LGBT Menurut Para Ahli – Penyebab

by Ina

LGBT atau kepanjangannya yaitu lesbian, gay, biseksual, dan trans gender. Istilah ini digunakan sudah sejak tahun 90-an untuk menyatakan komunitas gay atau kelompok kelompok tertentu seperti pada akronim yang disebutkan. Menilik singkat mengenai sejarah LGBT ini, ternyata homoseksual sudah ada sejak jaman dahulu. Bahkan pada gambar atau relief mesir kuno juga ditemukan gambar dua orang pria yang saling berciuman. Meskipun beberapa peneliti menentang kesimpulan tersebut, karena masing masing memiliki keluarga anak dan istri.

Perilaku homoseksual terus menerus ada sejak jaman dahulu, dan menjadi pertentangan diantara masyarakat dan juga dianggap perbuatan dosa. Homoseksual juga dikatakan sebagai penyimpangan dan merupakan perilaku abnormal. Beberapa anggapan pada mulanya mengartikan perilaku menyimpang ini seperti jiwa laki- laki yang terjebak di tubuh perempuan atau sebaliknya. Perdebatan demi perdebatan terus muncul dan penelitian terus dilakukan.

Penelitian lebih banyak dilakukan oleh para psikiater dan mengartikan bahwa homoseksual maupun heteroseksual merupakan penyakit mental dan kelainan mental. Beberapa ahli menyimpulkan pengertian dari LGBT itu setelah melakukan berbagai macam percobaan, penelitian, maupun pengamatan sosial.

1. Amerikan Psyciatric Association (APA)

Amerikan Psyciatric Association (APA) menyatakan bahwa orientasi seksual akan terus berkembang sepanjang hidup seseorang. Orientasi seksual dibagi menjadi tiga berdasarkan dorongan atau hasrat seksual dan emosional yang bersifat ketertarikan romantis pada suatu jenis kelamin sama. Carol menjelaskan bahwa orientasi seksual merupakan ketertarikan yangmuncul pada seseorang dengan jennis kelamin tertensu dan dilandasi perasaan emosional, fisik, seksual, dan cinta. Jika diuraikan menurut hurufnya, pengertian masing- masing istilah dari LGBT yaitu:

  • Lesbian : merupakan gangguan seksual yang menyimpang dimana wanita tertarik pada wanita lainnya.
  • Gay: merupakan perilaku menyimpang seksual dimana laki laki tertarik dengan sesama laki laki. Gay juga disebut dengan homoseksual.
  • Biseksual: merupakan perilaku menyimpang dimana seseorang menyukai dua gender sekaligus baik wanita maupun pria.
  • Transgender: merupakan perubahan alat kelamin dikarenakan seseorang merasa alat kelaminnya tidak menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya yang merupakan kebalikan dari apa yang dia miliki. Kondisi ini memicu seorang wanita yang memiliki sifat tomboy dan merasa seperti laki laki akan merubah jenis kelaminnya menjadi laki laki dan juga sebaliknya dengan cara operasi kelamin.

2. Karl Maria Kertbeny

Kertbeny merupakan sosok yang memunculkan istilah homoseksual pertama kalinya. Dia memberikan istilah itu untuk menjelaskan perilaku seksual dalam tiga kategori yaitu monoseksual, heteroseksual, dan heterogen. Pengelompokan ini memberikan gambaran untuk hubungan seksual terhadap sesama jenis kelamin, hubungan seksual dengan sesama maupun berbeda jenis kelamin yang dianggap menyimpang dalam masyarakat.

baca juga:

  1. Ebing

Ebing juga menjelaskan bahwa orang dengan homoksesual memiliki penurunan fungsi otak. Penurunan fungsi otak inilah yang mempengaruhi orientasi seksual seseorang. Pernyataan ini kemudian diperkuat oleh Magnus Hirscfeld yang juga menjelaskan perkembangan otak pada homoseksual berbeda waktu anak- anak. Faktor faktor lainnya yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan individu menjadi homoseksual atau heteroseksual. Faktor faktor tersebut bisa diperoleh dari lingkungannya.

  1. Karl Heinreich Ulrichs

Karl pada abad 1825- 1895 menjadi aktivis gay berkebangsaaan jerman yang membela orang orang gay dan menjelaskan bahwa orang orang homoseksual merupakan orang yang memiliki jiwa feminin. Menurutnya laki laki yang mencintai laki laki merupakan gender ketiga yang berkembang atau disebut juga wanita yang penuh semangat. Dia pun berjuang untuk menolak deskriminasi dan kriminalisasi pada orang orang dengan homoseksual.

  1. Swain, Keith W

Menurutnya, LGBT merupakan suatu kelompok manusia yang memiliki kepuasan berhubungan seksual sesama gender (gay, lesbian) ataupun biseksual.

baca juga:

  1. Alfred Kinsey

Kinsey merupakan seorang ahli serangga yang melaporkan penelitian tentang perilaku seksual laki- laki dan homoseksualitas. Kinsey menyatakan bahwa homoseksual merupakan perilaku yang tidak bisa disembuhkan. Kalaupun mereka ingin merubah dirinya, hal itu hanya mengelola fantasi homoseksual untuk berhubungan seks dengan lawan jenis. Namun kenyataannya ini tidak bisa disembuhkan. LGBT muncul dari perlakuan yang dipengaruhi oleh budaya, sosial, agama, ideologi, hukum, dan ekonomi.

  1. Freud

Freud merupakan seorang psikologis klinis yang melihat gay sebagai akibat dari pola asuh dan kekerasan dari sang ayah. Kondisi ini dianggap bahwa sang anak laki- laki merasa gagal mendapatkan figure seorang ayah sehingga dirinya mulai muncul rasa mencintai dirinya sendiri atau mencintai sosok laki- laki. Freud dalam suratnya yang ditujukan pada ibu- ibu tidak menyatakan bahwa homoseksual merupakan penyimpangan. Dia menuliskan “is othing to be shamed, no vice, no degradation, it cannot be classified as an illness”.

Freud menyatakan bahwa kondisi biseksual merupakan hasil dari predisposisi sewaktu kecil. Hal ini berkembanga mulai dari kehidupan anak anak yang berada dalam lingkungan kehidupan heteroseksual ataupun lingkungan tertentu lainnya. Gangguan terjadi akibat ketidakmatangan seksual yang menghasilkan kondisi homoseksual ketika dewasa. Kondisi homoseksual juga bisa terjadi akibat trauma masa kecil dimana pernah merasakan penyiksaaan dari saudara kandung, teman, ataupun orang tua.

  1. Evelyn Hooker

Seorang psikolog yang meneliti tentang gay. Pada masanya, gay dianggap sebagai penyimpangan perilaku, penyakit, dan harus disembuhkand engan dibawa ke psikiatris. Hooker menjadi pioner dengan melakukan penelitian terhadap gay yang melahirkan kesimpulan bahwa gay bukan patologis. Hal ini juga membuka pandangan baru pada eranya terhadap gay.

baca juga:

  1. Kaplan, 1997

Orientasi seksual digambarkan seperti impuls seksual seseorang yang terdiri dari heteroseksual (jenis kelamin berlawanan), homoseksual (jenis kelamin sama), dan biseksual (kedua jenis kelamin). Gay dan lesbian dituliskan sebagai identitas diri pada sautu komunitas atau lingkungan untuk identitas sosial.

  1. Santrock, 2002

Tidak ada yang tahu pasti penyebab homoseksual. Sebagian ahli mempercayai faktor tunggal penyebab homoseksual dan bobotnya berbeda masing- masing orang. Namun penyebabyang pasti tidak dapat diketahui dengan pasti. Teori tentang homoseksual dibagi menjadi dua golongan yaitu esensialisa dan konstruksionis. Esensialisme menyatakan bahwa homoseksual dan heteroseksual itu berbeda sejak lahir. Kontra ini menyebutkan perbedaan terjadi karena pertumbuhan biologis dan perkembangan yang abnormal. Konstruksionis menyatakan perbedaan perkembangan homoseksual adalah tetnang budaya dan waktu dan tidak berbeda secara lahiriah.

11. Bieber’s Model

Bene menyatakan bahwa seorang gay memiliki hubunganyang kurang baik dengan seorang ayah atau pria stright (pria normal). Ayah dari seorang gay bersifat lebih dominan sedangkan ibunya memberikan perlindungan yang berlebih lebihan. Selain itu kondisi gay juga bisa muncul pada situasi yang jauh dari sosok seorang ibu, terlalu dekat dengan ayah, ataupun tidak memiliki figur ayah dan ibu yang sesuai.

baca juga:

Penyebab LGBT

Berikut ini terdapat beberapa penyebab seseorang bisa terkena sindrom LGBT, diantaranya:

  • Genetik

Franz Kallman melakukan penelitian nya terkait homoseksual dan menemukan komponen genetik yang kuat. Pria homoseksual cenderung aakan memiliki saudara homoseksual dari gen ibunya.

  • Hormon

Sebuah penelitian menyatakan pria dengan homoseksual memiliki tingkat hormon androgen lebih rendah dari pada heteroseksual. Pendapat peneliti lain juga menyatakan stres saat kehamilan dapat menyebabkan pembentukan gen homoseksual.

  • Ketidaknyamanan peran gender

Laki laki gay memiliki sifat feminim dan lesbian bersifat lebih maskulin. Hal ini disebut juga cross gender yang memang tidak dapat dihubungkan sebab akibatnya. Laki laki feminin akan lebih menyukai sosok yang lebih kuat dan maskulin seperti pria. Dan wanita maskulin menyukai sosok yang lebih girly seperti wanita. Hal ini juga bisa muncul karena ketidaknyamanan atau diejek oleh teman teman sebaya karena bentuk tubuh yang maskulin, kuat, atau lainnya sehingga anak perempuan yang tidak nyaman akan menjadi tomboy.

  • Interaksi kelompok teman sebaya

Ketertarikan seksual yang lebih cepat pada usia anak memungkinkan sebagai pemicu juga. Anak pada usia 12 tahun masih bermain dengan sesamanya dan belum berani kontak dengan lawan jenis. Ketika perasaan erotis itu muncul, maka akan berfokus pada teman teman lelakinya juga.

  • Sosial

Penyimpangan perilaku ini juga tidak terlepas dari peranan sosial atau masyarakat disekitarnya termasuk orang orang terdekat. Misalnya apabila anak laki laki dibiasakan bermain boneka dari kecil akan membentuk jiwa yang feminin dan sebaliknya. Selain itu gaya hidup perkotaan dan cara bicara orang orang disekitarnya memacu orang untuk perkembang ke arah yang menyimpang karena rasa ingin tahu dan tuntutan sosial.

baca juga:

LGBT masih menjadi perdebatan diantara kalangan sosial dan hukum yang juga mempertanyakan keadilan dan sisi kemanusiaan. Beberapa negara sudah terbuka dengan kebebasan memilih pasangan dan memberikan kebebasan pada LGBT, bahkan untuk melakukan pernikahan sesama jenis kelamin. Namun di Indonesia sendiri, hal ini masih menjadi hal yang tahu dan dianggap perilaku menyimpang yang tidak pantas, dan juga menyimpang dari ajaran agama.

Perilaku LGBT bisa muncul pada seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya, sehingga perlu adanya didikan dan dampingan yang baik saat tumbuh kembang anak. Perilaku menyimpang ini sulit untuk disembuhkan dari seseorang, namun bukan berarti merupakan patologis yang bersifat menular. Sehingga perlua danya dukungan dari keluarga, orang terdekat, dan juga lingkungan untuk bisa menjauhkan diri dari perilaku menyimpang ini.

LBGT menuai banyak perhatian sosial dan kontra atau penolakan penolakan terhadap adanya komunitas ini. Namun, LGBT pun juga merupakan seorang manusia yang normal dan tidak merugikan sekitarnya, sehingga apapun pilihan mereka untuk menentukan identitas diri tidaklah sebaiknya dihina atau dikuciilkan, namun perlu dukungan positif dan rasa kasih sayang yang membantu mereka menemukan identitas yang benar dan tidak menyimpang.

You may also like