Tidur adalah kebutuhan dasar manusia dan sangat penting untuk kesehatan mental dan fisik manusia. Kapan Anda tidur juga sangat penting. Tubuh kita pada umumnya bekerja pada siklus 24 jam atau irama sirkadian yang akan memberi tanda kapan waktunya tidur.
Seberapa banyak kita perlu tidur bervariasi tergantung pada usia dan berbeda pada tiap orang. Kebanyakan orang dewasa memerlukan sekitar 7-9 jam tidur setiap malam. Banyak dari kita tidak mendapatkan cukup tidur. Sekitar 30 persen orang dewasa hanya mendapatkan tidur kurang dari enam jam setiap malam.
Gangguan tidur melibatkan masalah dengan kualitas, waktu dan jumlah tidur, yang dapat menyebabkan masalah dengan fungsi tubuh dan gangguan pada siang hari. Kesulitan tidur berkaitan dengan masalah fisik dan emosional, serta dapat menyumbang atau menyebabkan kondisi mental seseorang dan juga bisa merupakan gejala dari masalah mental lainnya.
Sekitar 10-20 persen orang mengeluhkan masalah tidur yang signifikan, sekitar satu pertiga orang dewasa melaporkan gejala insomnia dan sekitar 6-10 persen memiliki kriteria gangguan insomnia.
Beragam Tipe Gangguan Tidur
Dalam bidang psikologi, gangguan tidur termasuk dalam kajian psikologi abnormal. Beragam jenis – jenis gangguan tidur atau tipe gangguan tidur dalam psikologi abnormal adalah:
1. Insomnia
Ini adalah gangguan tidur yang paling umum terjadi. Insomnia didefinisikan sebagai kesulitan berulang dari persiapan untuk tidur, durasi, konsolidasi atau kualitas yang muncul walaupun ada kesempatan dan situasi yang mendukung untuk tidur dan mengakibatkan beberapa kesulitan pada siang hari. Ada beberapa kategori utama dari insomnia yaitu:
- Gangguan insomnia kronis : Insomnia yang dialami setiap malam selama sebulan lebih.
- Gangguan insomnia jangka pendek : Kesulitan tidur yang dialami selama dua sampai empat minggu.
- Gangguan insomnia transient : Gangguan tidur yang berlangsung selama beberapa malam saja.
Penderita insomnia dapat dibantu dengan cara mengobati susah tidur dan cara mengatasi insomnia dengan para psikolog melalui terapi.
2. Parasomnia
Berasal dari bahasa Latin yang artinya ‘sekitar tidur’, parasomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan perilaku tidur yang abnormal. Parasomnia melibatkan ketidak sadaran yang kompleks, semi bertujuan dan perilaku yang mengarah kepada hasil yang memiliki arti atau kepentingan pada individu. Tanda dari parasomnia adalah:
- Gerakan mata yang tidak cepat
- Mimpi buruk
- Gerakan kaki yang gelisah saat tidur, bisa jadi karena pegal dan sakit yang dirasakan sehingga dapat dihilangkan melalui gerakan kaki, seperti berjalan atau menendang.
- Gerakan mata yang terlalu cepat
3. Sleep Paralysis
Ditandai oleh ketidak mampuan sementara untuk bergerak sementara masa transisi dari tidur kepada kondisi terjaga, seperti ketika mulai tertidur atau bangun. Mungkin akan menakutkan karena tampaknya seseorang sedang terjaga, tapi tidak mampu bergerak. Hal ini merupakan kejadian yang umum, akan tetapi juga bisa merupakan tanda dari narkolepsi.
4. Narkolepsi
Narkolepsi adalah kelainan tidur yang ditandai dengan empat gejala klasik yaitu kantuk yang berlebihan di siang hari, catapleksi yaitu kehilangan kendali otot sebagai respon pada rangsangan emosional, kelumpuhan saat tidur (sleep paralysis), dan mengalami halusinasi. Penderita narkolepsi mungkin jatuh tertidur pada situasi yang tidak layak atau tidak pantas.
5. Gangguan Irama Sirkadian
Gangguan irama sirkadian adalah gangguan tidur dalam psikologi abnormal yang dapat mengakibatkan jam biologis internal seseorang tidak sinkron dengan waktu yang berada di luar tubuhnya, termasuk siklus alami gelap dan terang. Kondisi ini mungkin muncul pada kebutaan total, kerja shift, jet lag, atau juga kelainan tidur lainnya.
6. Sleep Apnea
Kondisi ini ditandai oleh kesulitan bernapas sementara seseorang sedang tertidur. Kesulitan bernapas tersebut ditandai dengan gangguan pernapasan sementara, dan akibatnya mencegah seseorang dapat mengalami tidur nyenyak. Penderitanya sering merasa kelelahan pada siang hari karena setiap kali batang tenggorok menutup, orang tersebut harus cukup terjaga untuk mengkontraksikan otot – ototnya dan memulihkan pernapasan.
Kondisi ini dapat ditangani dengan beberapa perawatan yang tersedia. Bagian hidung yang sempit, tonsil yang membesar, obesitas, kebiasaan merokok, obat penenang atau alkohol dapat menjadi faktor penyebab sleep apnea.
7. Tidur Berjalan (Sleep Walking)
Seseorang yang tidur berjalan tetap melakukan kegiatan yang biasa dilakukannya saat terjaga, namun dilakukan sambil berada dalam keadaan tertidur. Contohnya, berjalan, bersiap – siap keluar rumah, menyikat gigi, dan lain – lain. Orang tersebut memiliki sedikit kesadaran atau tidak sama sekali mengenai apa yang dilakukannya sewaktu tidur.
Selain karena faktor biologis tertentu, tidur berjalan ini bisa juga disebabkan oleh kondisi psikologis yang tidak disadari, khususnya disosiasi yang menyumbang kepada kebiasaan tidur berjalan tersebut. Kondisi ini memerlukan diagnosa menyeluruh dan pengaturan tertentu karena kebiasaan tersebut bisa merugikan dan beresiko tinggi terhadap kehidupan penderitanya.
8. Gangguan Fase Tidur Tertunda (Delayed Sleep Phase Disorder)
Penderitanya memerlukan waktu yang lama untuk jatuh tertidur dan konsekuensinya akan merasa sulit untuk terbangun pada waktu yang telah dijadwalkan keesokan harinya. Kondisi ini sesekali dapat terjadi pada seseorang, namun untuk orang – orang yang mengalami kelainan ini akan menjadi fenomena yang dihadapinya sehari – hari. Orang – orang ini merasa lebih siaga pada malam hari daripada siang hari. Kondisi ini pada umumnya dimulai pada masa kecil atau menjelang dewasa dan dapat diatasi dengan perawatan yang tepat.
9. Gangguan Tidur REM
Gangguan pada otak saat tidur memasuki fase REM (Rapid Eye Movement) atau fase mimpi. Seseorang yang mengalami kondisi ini, sinyal yang menimbulkan citra – citra dan bayangan dalam mimpi terganggu dan ia akan benar – benar melakukan hal yang ada dalam mimpinya.
Sebagai contoh, jika seseorang dengan gangguan tidur REM bermimpi sedang berlari, maka ia bisa saja benar – benar bangun dan langsung berlari sungguhan. Hasilnya, para penderita kerap kali melukai diri mereka sendiri atau orang lain. Gangguan tidur REM ini untungnya termasuk kasus yang langka sehingga tidak terlalu sering terjadi.
10. Restless Leg Syndrome (RLS atau Wills – Ekbom Disease)
Kondisi ini merupakan gangguan tidur yang umum terjadi terutama pada orang lanjut usia. RLS merupakan kelainan genetik yang menghasilkan rasa tajam pada kali atau rasa geli yang menyebabkan penderitanya ingin menggerakkan kaki. Akibatnya orang tersebut bisa mengalami insomnia, karena terganggu oleh gerakan kaki tersebut.
11. Periodic Limb Movement Disorder (PLMD)
Kondisi ini juga merupakan gangguan tidur yang lazim terjadi pada orang lanjut usia. PLMD menyebabkan gerakan menyentak pada kaki atau tangan yang muncul secara periodik diantara waktu beristirahat dan tidur. Gerakan menyentak ini bisa muncul sebanyak tiga kali dalam satu menit dan setiap gerakan dapat membangunkan penderitanya, sehingga tentu saja ia akan mengalami kekurangan tidur setiap malam.
12. Sindrom Kelelahan Kronis (Chronic Fatigue Syndrome)
Kondisi ini ditandai oleh episode kelelahan yang tidak dapat dijelaskan.. Kelelahan ini yang tidak dapat diperbaiki dengan beristirahat biasa dan dapat diperburuk oleh aktivitas fisik atau adanya beban pikiran. Kelelahan ini dapat menjadi parah dan menyebabkan seseorang tidak dapat berfungsi seperti biasanya, menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kemampuannya dalam melakukan berbagai aktivitas sehari – hari.
13. Seasonal Affective Disorder
Kondisi ini adalah gangguan mood berulang yang berhubungan dengan depresi dalam psikologi dan rasa kantuk yang berlebihan selama bulan – bulan musim dingin. Seasonal affective disorder berhubungan dengan kurangnya cahaya terang yang biasanya ada pada musim panas, dan berkurang pada musim dingin.
Kekurangan cahaya tersebut mempengaruhi irama tubuh sehingga merasa mengantuk berlebihan, dan kondisi ini hanya terjadi pada musim tertentu setiap tahunnya.
14. Gangguan Teror Tidur
Gangguan ini biasanya dimulai dengan tangisan atau teriakan mendadak pada malam hari saat penderitanya sudah tertidur. Sebagian besar yang mengalami gangguan ini adalah anak – anak. Anak biasanya akan terbangun dan terlihat ketakutan, serta terlihat terjaga dengan ekstrim berupa keringat berlebih, detak jantung yang cepat dan nafas cepat.
Kemungkinan juga anak atau penderita tidak sadar sepenuhnya dan tidak mengenali orang yang ada di sekitarnya. Penderitanya dapat kembali tidur seketika itu juga tanpa menyadari kondisi sekelilingnya. Kondisi ini biasa muncul pada sepertiga awal fase tidur dan belum memasuki fase REM.
15. Gangguan Mimpi Buruk
Kondisi gangguan tidur dalam psikologi abnormal berupa mimpi buruk ini dialami secara berulang karena mengalami mimpi buruk yang menakutkan sehingga terjaga dari tidurnya. Mimpi ini cenderung akan diingat dengan jelas saat bangun tidur, dan kecemasan serta ketakutan dapat menghalangi orang yang mengalaminya untuk tidur kembali dengan nyenyak.
Gangguan mimpi buruk yang berulang ini dapat membuat penderitanya kekurangan tidur dan selalu merasa lelah pada siang harinya.
Cara mengatasi susah tidur di malam hari perlu dilakukan dengan segera, karena mengalami kekurangan tidur akan berpengaruh sangat buruk terhadap kesehatan tubuh kita. Akibat kurang tidur dapat menimbulkan beragam penyakit, mulai dari darah tinggi dan lain sebagainya. Gangguan tidur dapat merupakan bagian dari tanda – tanda stres dan tanda – tanda depresi . Penanganan gangguan tidur biasanya dilakukan dengan obat tidur, terapi kognitif, obat anti kecemasan.
Namun penggunaan obat – obatan pada masalah gangguan tidur tidak diberikan untuk jangka panjang, karena dapat memberikan efek samping yang merugikan seperti kecanduan dan membuat tubuh mengalami gejala putus zat. Pengobatan yang lebih efektif adalah dengan mencari sumber masalah yang menyebabkan gangguan tidur dalam psikolog abnormal tersebut.