Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Eksperimen » Psikologi Eksperimen – Sejarah, Pendekatan, Peranan, dan Penjelasannya

Psikologi Eksperimen – Sejarah, Pendekatan, Peranan, dan Penjelasannya

by Khanza Savitra

Psikologi dapat diartikan sebagai  ilmu yang mempelajari mengenai psikis seseorang, Psikis sendiri merupakan keadaan jiwa yang bisa dipelajari melalui proses berfikir atau kognisi, emosi atau afeksi, dan perilaku atau konasi.

Beberapa Ilmuan  psikologi menjelaskan bahwa psikologi merupakan sebagai ilmu pengetahuan dimana didalamnya mempelajari tingkah laku manusia baik sebagai individu ataupun dalam hubunganya dengan lingkungan dan tingkah laku. Maksudnya adalah tingkah laku yang tampak maupun yang tidak tampak, baik yang disadari maupun tidak.

Sedangkan eksperimen sendiri memiliki artian sebagai metode dalam ilmu pengetahuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan sementara atau sebagai hipotesa secara ilmiah. Perbedaan dari metode eksperimen dan metode ilmiah lainnya adalah adanya dilihat dari perlakuan atau manipulasi terhadap subjek penelitian.

Baca juga: Cabang – cabang Psikologi

Jadi, psikologi eksperimen dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari tentang penelitian eksperimen. Penelitian yang dimaksud adalah penelitian yang lebih difokuskan pada kasus penelitian yang berhubungan dengan psikologis seseorang, psikologi eksperimen adalah salah satu dari beberapa metode penelitian ilmiah. Penelitian ilmiah yang merupakan sebuah penelitian yang terkontrol, tersistematis, kritis tentang fenomena atau kejadian yang diangkat yang juga didasari oleh teori dan hipotesis. (Baca juga: Antropologi)

Beberapa ahli juga menjelaskan bahwa yang dinamakan psikologi eksperimen merupakan salah satu dari cabang ilmu psikologi yang menitikberatkan atau memfokuskan perhatiannya pada penggunaan metode penelitian eskperimen dalam meneliti dan mengembangkan ilmu psikologi.

Eksperimen dalam Prespektif Psikologi

Psikologi eksperimen sebagai cabang dari ilmu psikologi mengkaji beberapa proses psikis seseorang, diantaranya adalah misalnya proses sensing, proses perceiving, proses learning atau pembelajaran dan proses persepsi tentang pemikiran seseorang mengenai dunia atau bagaimana seseorang memandang kehidupan.

Dalam konteks positif atau empiris, pengamatan dari seseorang dilakukan dengan metode eksperimen sebagai sebuah metode yang logis yang dapat diandalkan untuk merinci dan menjabarkan (mendeskripsikan), juga menjelaskan (Explanation), serta meramalkan (Prediction), dan kemudian mengendalikan (Control) secara akurat proses-proses yang dialami sebagai tindakan nyata atau realitas.

Kenyataan atau realitas yang saling berhubungan dipercaya bisa mendaterminasikan bahwa perilaku dari seseorang pasti memiliki sebab musabab, atau dalam hal ilmiah memiliki determinan, hanya saja kenyataan-kenyataan tersebut tidak dapat dijelaskan dengan pendekatan-pendekatan ilmiah seperti pendekatan tenacity, intuisi, authority, bahkan tidak juga bisa dijelaskan secara rasional menurut akal sehat seseorang, akan tetapi keadaan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan metode eksperimen.

Metode Eksperimen

Metode eksperimen dapat dijadikan sebagai metode yang dapat menjamin pengamatan yang objektif. Observasi yang berdiri sendiri dari opini yang bias. Perlu juga diketahui bahwa yang dimaksud dengan metode eksperimen yang dimaksud dalam hal ini  adalah suatu metode ilmiah yang memuat berbagai unsur-unsur yang logis mulai dari unsur pengidentifikasian masalah dan hipotesis sampai pada unsur penulisan laporan penelitian. Penelitian ini bukan  secara teknikal akan tetapi dibuat dengan perlakuan khusus pengimplementasian pendekatan ilmiah.

Dalam pembahasan yang berkonteks positifisme ada beberapa metode lainnya, misalnya saja seperti metode deskriptif yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan tentang suatu situasi dan kondisi, kejadian, atau kumpulan kejadian secara spesisfik atau partikular.

Ada beberapa penelitian yang merupakan bagian dari penelitian metode deskriptif. Beberapa contohnya adalah observasi naturalistik, secondary record, dan field studies yang setidaknya terdiri atas empat metode yang secara detail. Empat metode tersebut yaitu participant observation, survey (survey, correlation studies, longitudinal and cross studies), sebagai contoh adalah post facto studies dan meta analysis.

Metode eksperimen dikenal sebagai metode yang paling tepat dan mampu menjamin dapat diketahuinya hubungan atau asosiasi sebab-akibat diantara realitas-realitas yag diteliti, akan tetapi metode psikologi eksperimen ini  juga memiliki beberapa kekurangan. Misalnya saja, dikarenakan metode ini cenderung dilakukan di laboratorium, maka hasil dari penelitian ini akan sangan eksklusif dan terbatas, dalam artian hanya dapat dibenarkan atau dilegitimasi untuk eksperiman yang dilakukan saja (penelitian terkait) yang akhirnya mengakibatkan akan menimbulkan keraguan jika digunakan pada populasi yang lebih luas.

Baca juga: Psikologi Pendidikan

Sejarah psikologi Eksperimen

Dalam kehidupan sehari-hari, orang akan selalu mencoba melakukan percobaan atau eksperimen dari hal hal yang dianggap baru, hal tersebut yang pada akhirnya menjadi pondasi kemunculan dari ilmu pengetahuan bernama psikologi eksperimen.  Karena pada waktu tersebut para ahli filosofi tentang ilmu baru yang berkaitan dengan psikologi eksperimen.

Psikologi yang ada pada masa sekarang ini, pada awalnya tidak tampak di ruang berfikir para intelektual, jadi dapat dipastikan sangat tidak mungkin ada pembahasan yang bersangkutan dengan psikologi ketika ia dimulai atau siapa yang bertanggung jawab terhadapnya. Pada saat itu, para ahli hanya dapat menunjukan kecenderungan-kecenderungan dari filsafat dan ilmu pengetahuan alam yang sifanya benar-benar psikologis.

Pandangan para filosof menyatakan secara tegas dan yakin bahwa psikologi tidak akan pernah berakhir menjadi sebuah ilmu pengetahuan, berbagai aktifitas dan kandungan pikiran tidak dapat diukur dengan alat ukur apapun, oleh karena itu psikologi tidak mampu mencapai objektivitas sebagaimana pencapaian dalam ilmu eksak semisal ilmu kimia dan fisika.

Baca juga: Psikologi Faal

Pada awal tahun 1980-an dalam kajian-kajian dibidang psikofisik dan intelegensi menjadikan banyak ahli dibidang psikologi berkeyakinan, bahwa ilmu psikologi akan mampu menjadi ilmu pengetahuan yang mandiri dan dapat berdiri sendiri. Para ahli dibidang psikologi kenamaan seperti Ernest Weber (Jerman, 1875-1878) dan Gustav Fenchner (Jerman, 1801-1887) memulai melakukan kajian dibidang psikofisik, Sementara ahli yang mengkaji intelegensi antara lain ada nama Sir Francis Galton (Inggris, 1822-1911) dan Alfred binet (Prancis, 1851-1911).

Pada tahun 1832 sampai 1920 dikenal dikalangan ahli psikologis bernama Wilhelm Wunndt, yang pada akhirnya dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental yang juga dikenal sebagai bapak psikologi modern pada dewasa ini. Wundt lahir di daerah Neckerau, Baden, Jerman  pada tanggal 16 agustus 1832. Lalu memasuki universitas pada usia 19 tahun untuk mempelajari ilmu kedokteran di Berlin.

Kemudian, setelah itu pada tahun 1857 ia ditunjukan sebagai dosen untuk mengajar fisiologis, baru pada tahun 1867 memfokuskan diri pada kajian tantang keterkaitan antara psikologis dan fisiologis. Dan akhirnya pada tahun 1875 ,Wundt menjadi profesor filsafat di leipzig dan mengembangkan karya-karya psikologisnya selama 45 tahun kedepannya.

Salah satu hasil karyanya adalah mendirikan laboratorium psikologi yang pertama, didalamnya ia mendemontrasikan apa yang sekarang dikenal dengan sensasi dan persepsi yang merupakan tonggak sejarah berdirinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mandiri dan terlepas dari kaitanya dengan ilmu filsafat.

Pada kenyataannya, sekolah Wurzburg merupakan landasan sejarah psikologi eksperimental. Sekolah ini didirikan oleh sekelompok psikolog yang dipimpin oleh Oscar Kulpe. Para pegiat psikologi ini menyediakan ide-ide alternatif untuk apa yang telah diputuskan oleh Edward dan Wilhelm Wundth pada saat itu. Dan juga, fokus utama studi meraka pada saat itu adalah mengenai operasi mental.

Selanjutnya, psikologi eksperimental diperkenalkan dan dikembangkan di daratan Amerika Serikat oleh George ladd Trumbull. Trumbull merupakan pendiri laboratorium universitas Yale pada tahun 1879. Pada tahun 1887, ladd membuat buku berjudul Elemen Psikologi Fisiologis. Buku teks Amerika pertama yang secara ekstensif didiskusikan adalah psikologi eksperimental. Hal ini dikarenakan pada saat itu psikologi eksperimental berkembang meluas.

Eksperimen sendiri merupakan salah satu contoh dari metode dalam ilmu pengetahuan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan sementara atau hipotesis sacara ilmiah. Perbedaan dari metode eksperimental dan metode lainnya adalah adanya perlakuan atau manipulasi terhadap subjek penelitian. Pada pertengahan abad ke 20, frase istilah mengenai psikologi eksperimental telah bergeser dalam arti perluasan psikologi sebagai suatu disiplin dan pertumbuhan dalam ukuran dan jumlah sub disiplin ilmu.

Psikolog eksperimental menggunakan berbagai metode dan tidak membatasi keilmuannya pada pendekatan eksperimental yang ketat. Hal ini sebagian karena perkembangan dari filsafat ilmu pengetahuan telah berdampak pada prestise eksklusif eksperimen. Sebaliknya, dalam metode eksperimen yang sekarang banyak digunakan dalam bidang-bidang seperti psikologis perkembangan sosial, yang sebelumnya bukan bagian dari psikologi eksperimental.

Baca juga: Psikologi Industri dan Organisasi

Pendekatan psikologi Eksperimen

Ada beberapa contoh penelitian yang didasari pada rancangan yang digunakan untuk memperoleh data. Misalnya, penelitian korelasional, penelitian kausal-komparatif, eksperimen, dan penelitian tindakan atau yang biasa disebut actional research. Berikut merupakan penjelasan secara lebih detail mengenai pendekatan dari psikologi eksperimen.

  1. Penelitian Korelasional (Correlational Research)

Contoh dari penelitian korelasional adalah sebuah penelitian yang digunakan untuk  mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berhubungan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain.  Pendeteksian ini dilihat berdasarkan pada koefisien korelasi. Kemudian, contoh dari penelitian korelasional yang umum diterapkan adalah sebagai berikut:

  • Contoh pertama adalah tentang studi atau penelitian yang mempelajari hubungan antara nilai ujian tengah semester pada ujian sekolah dengan hasil akhir raport pada pelajar di suatu sekolah tertentu.
  • Contoh selanjutnya adalah mengenai studi  atau penelitian mengenai analisis faktor hubungan antara tingkat pengetahuan, pendidikan, dan status sosial dengan pemilihan jenis pakaian di desa tertinggal.
  1. Penelitian kausal-Komparatif (Causal-Comparative research)

Salah satu tujuan dari penelitian yang menggunakan metode kausal komparatif adalah untuk mengetahui dan menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat. Penelitian ini dilakukan berdasarkan pengamatan terhadap efek yang ada, kemudian kembali menemukan aspek yang diduga sebagai penyebab melalui data tertentu.

Penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, yang artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan telah berlangsung (lewat). Peneliti akan menguji satu atau lebih akibat sebagai “variabel dependent” dengan menjelajahi kembali ke masa lalu untuk menemukan sebab-sebab, keterkaitan hubungan dan maknanya.

Baca juga: Kode etik psikologi

3. Penelitian Eksperimental Sungguhan (True Experimental research)

Tujuan dari penelitian yang menggunakan metode eksprimental sungguhan adalah untuk mengatahui sebesar apa kemungkinan saling berhubungan sebab akibat dengan cara mengenakan. Hal ini ditujukan kepada salah satu atau lebih dari kelompok eksperimental dengan satu kondisi atau lebih kondisi perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan tersebut.

Ciri-ciri dari penelitian eksprimen adalah meliputi:

  • Pertama, adalah mengenai pengaturan dari variabel-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental secara tertib dan ketat. Pengaturan dilakukan dengan terkontrol atau terjun langsung maupun dengan keragaman atau pengaturan secara ragam.
  • Kedua, Menggunakan kelompok kontrol sebagai dasar untuk perbandingan antara kelompok yang dijadikan objek eksperimen.
  • Ketiga, Metode ini memusatkan usaha pada pengontrolan varian. Hal ini dilakukan dengan cara pemilihan subjek secara ragam. Kemudian, penempatan subjek dalam berbagai kelompok secara acak dan pemilihan perlakuan eksperimental kepada kelompok juga dilakukan secara acak.
  • Keempat, Validitas internal merupakan tujuan utama dan pertama.
  • Kelima, Tujuan kedua metode eksperimetal adalah untuk mengetahui validitas eksternal.
  • Keenam, Semua variabel utama diusahakan agar konstan dalam rancangan eksperimental yang klasik. Kecuali, variabel perlakuan yang secara sengaja simanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
  1. Penelitian Eksperimental-semu (Quasi- eksperimental research)

Tujuan dari metode penelitian eksperimental-semu adalah untuk mendapatkan informasi yang merupakan perkiraan atau hipotesis bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya. Penerimaan dilakukan dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan. Dalam metode ini, peneliti harus dengan jelas mengerti kompromi apa yang ada pada validitas internal dan validiti eksternal rancangannya dan berbuat sesuai dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut.

Ciri dari penelitian eksperimen semu meliputi:

  • Pertama, dalam penelitian ini  yang dinamakan eksperimental-semu secara khas mengenai keadaan praktis. Kemudian, di dalamnya tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan kecuali, beberapa dari variabel tersebut.
  • Kedua, dalam subyek penelitian ini yang dijadikan target penelitian adalah manusia. Misalnya, dalam mengukur aspek minat, sikap, dan perilaku.
  • Dan yang terakhir, tetap dilakukan randomisasi untuk sampel, sehingga validitas internal masih dapat dijaga.
  1. Penelitian Tindakan (Action Research

Penelitian dengan menggunakan metode action research atau biasa disebut metode tindakan memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan baru. Dan juga mendapatkan cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia aktual yang lain.

Salah satu contoh dari penelitian tindakan misalnya adalah penelitiain ini tentang pelaksanaan suatu program yang dinamakan inservice trainin, untuk melatih para konselor bekerja dengan anak putus sekolah, Penelitian ini juga biasanya untuk menyusun program penjajahan dalam pencegahan kecelakaan pada pendidikan. Contoh lain adalah misalnya penelitian untuk memecahkan masalah apatisme dalam penggunaan teknologi modern atau metode menanam padi yang inovatif.

Ciri dari penelitan tindakan antara lain misalnya adalah sebagai  berikut:

  • Pertama, penelitian tindakan praktis, langsung relevan dalam situasi aktual di dunia kerja.
  • Kedua, penelitian ini menyediakan struktur kerja yang teratur. Berfungsi untuk menyelesaikan masalah dan perkembangan baru.
  • Ketiga, penelitian ini juga mendasarkan diri kepada pengamatan aktual dan laporan tentang tingkah laku. Kemudian penelitian ini tidak berdasar pada opini subyektif yang didasarkan pada pengalaman masa lampau.
  • Keempat, penelitian tindakan memiliki sifat yang fleksibel dan adaptif. Hal ini membolehkan perubahan selama masa penelitiannya, dan mengorbankan kontrol untuk kepentingan on-the spot experimentation dan inovasi.

Baca juga: Psikologi Kepribadian

Ciri-ciri yang Melekat pada Psikologi Eksperimen

Manipulasi

Manipulasi merupakan kegiatan peneliti dalam memberikan perlakuan kepada subjek eksperimen, manipulasi bisa hanya dilakukan pada satu variabel bebas atau lebih ketika variabel bebasnya hanya satu, maka variabel independen itu harus bisa dimanipulasi. Tapi jika variabel bebasnya dua atau lebih, maka cukup atau minimal memanipulasi satu saja. Variabel pada diri manusia tidak semuanya dapat dimanipulasi ada beberapa variabel tertentu yang memiliki sifat memberi seperti agama. Ada 3 jenis eksperimen, berikut merupakan penjabaranya secara lebih detail.

  • Menciptakan

Artinya, sesuatu yang sebelumnya tidak ada, misalnya penelitian mengenai motif berprestasi dengan prestasi belajar. Pada awalnya subjek tidak punya motif untuk berprestasi kemudian subjek diberi reward berupa hadiah jika nilainya bagus.

  • Mengubah yang sudah ada

Mengubah yang sudah ada dapat diartikan dengan mengubah lingkungan fisik, subjek belajar pada ruangan dengan cat yang kusam. seusai satu semester prestasinya biasa saja, peneliti merubahnya dengan mengubah cat menjadi berwarna yang lebih gelap agar prestasinya meningkat, tapi hasilnya prestasi subjek turun, lalu cat diubah menjadi warna cerah, hasilnya prestasi subjek akhirnya meningkat.

  • Menimbulkan (Induce)

Menimbulkan artinya adalah sesuatu yang di masa lalu sudah ada namun sifatnya statik. Manipulasi dengan cara tersebut menghasilkan emosi. Misalnya saja, melakukan  penelitian mengenai pengaruh rasa takut terhadap prestasi belajar. Rasa takut tidak selalu ada, namun dalam penelitian karena rasa takut adalah variabel independen maka harus dimunculkan, misalnya dengan didengarkan suara-suara yang menyeramkan. Sebenarnya rasa takut sudah ada tapi dalam keadaan normal sifatnya akan menjadi statik.

Baca juga: psikologi abnormal

Mengendalikan atau Kontrol

Kontrol merupakan suatu upaya yang menurut para peneliti digunakan untuk mencegah pencemaran pengaruh terhadap variabel. Kemudian, ada beberapa cara untuk mengandalikan atau mengontrol, diantaranya adalah dengan cara mengeliminasi. Hal ini memiliki arti bahwa keberadaan dari variabel tersebut dihilangkan. Variabel independen atau variabel sekunder lain yang secara teoritik mempengaruhi variabel dependen tetapi tidak dilibatkan dalam penelitian. Kemudian, untuk mengontrol variabel independen lain harus dihilangkan.

Kedua adalah dengan cara konstansi yaitu dengan dibuat sama atau konstan sehingga variasinya hilang, Kemudian, konstansi bisa melalui karakteristik subjek dan kondisi lingkungan. Adapun cara lainnya adalah dengan pemilihan acak  dengan pengelompokan subjek ke dalam suatu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sehingga, randomisasi bisa menjadi karakteristik eksperimen sendiri.

Klausalitas

Kausalitas adalah hubungan-hubungan sebab-akibat antar variabel yang dapat disederhanakan dalam pola-pola tertentu, biasanya berdasarkan munculnya satu gejala atas gejala yang lain. Klausalitas sendiri dapat dilihat dengan:

  •  Pertama, dapat dilihat dengan causative condition.
  •  Kedua, dapat juga dilihat melalui atensedent yaitu suatu peristiwa yang mendahului peristiwa yang lain tapi tidak selalu menjadi penyebab.
  • Ketiga, melalui kovariasi temporal, adanya perubahan perilaku atau peristiwa dalam variabel yang sama
  • Keempat, melalui necessity yaitu kondisi yang harus ada supaya muncul perubahan perilaku.
  • Keilima, melalui Sufficient yaitu kondisi yang tidak harus ada tapi mencukupi untuk terjadinya perubahan perilaku pada suatu peristiwa.
  • Terakhir, yaitu melalui necessity dan Sufficient, misalnya untuk mengubah perilaku,hadiah (sufficient) dan hukuman (Necessity) dapat digabungkan, meskipun sebenarnya keduanya bisa berdiri sendiri.

Validitas Penelitian Menggunakan Pendekatan Psikologi Eksperimen

Terdapat beberapa validitas penelitian yang menggunakan pendekatan psikologi eksperimen, diantaranya :

Validitas Internal

Validitas internal yaitu validitas yang berhubungan dengan efek yang ditimbulkan oleh perlakuan. Hal ini menunjukan sejauh mana perubahan yang diamati dalam suatu eksperimen benar terjadi karena variabel x. Efek perlakuan dikatakan valid apabila secara meyakinkan timbul. Dan juga apabila terjadi hanya dikarenakan variabel perlakuan yang diberikan oleh eksperimeter. Kemudian, bentuk gangguan validitas misalnya saja terkait dengan sejarah, kematangan subjek, pengujian, instrumentasi, regeresi statistik, bias dalam seleksi , drop out, dan lain lain.

Baca juga: Psikologi keperawatan

Validitas Eksternal

Validitas eksternal yaitu validasi yang berhubungan dengan tingakat generalisasi, penerapan, aplikasi hasil eksperimen pada suatu populasi. Metode ini menunjukan sejauh mana hasil suatu penelitian eksperimen dapat digenaralisasikan pada populasi. Hasil dari penelitian eksperimen dikatakan valid bila hasil penelitian mempunyai generalisasi yang luas pada populasi serta dapat digunakan dalam kehidupan sehari – hari.

Kemudian, macam-macam validitas eksternal lainnya adalah validitas populasi, ekologi. Faktor yang mengganggu validitas eksternal misalnya, interaksi seleksi dengan perlakuan.Interaksi kondisi dengan perlakuan.

Peranan Metode Psikologi Eksperimen

Penelitian eksperimen memiliki tujuan untuk beberapa hal. Tujuan tersebut diantaranya adalah untuk mengevaluasi, menimbulkan kesan kepuasan, menentukan teknik baru, memamaparkan fenomena yang berlaku dan juga melakukan penelitian yang berkesinambungan. Metode penelitian yang digunakan dalam psikologi eksperimen selalu menggunakan prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendakati masalah dan mencari jawaban dari masalah tersebut. Berikut merupakan pemaparan peranan dari metode psikologi eksperimen.

  1. Evaluation of a Theory

Maksudnya adalah penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk mengevaluasi teori. Artinya, dari teori yang sudah perlu dilakukan evaluasi kembali dan diuji kebenarannya dan perbaharuannya dengan menggunakan penelitian lagi. Psikologi eksperimen sangat efektif karena memiliki faktor manipulasi dan kontrol yang ketat.

  1. Satisfaction of Curiousity

Penelitian psikologi eksperimen yang  memiliki tujuan untuk menimbulkan kepuasan terhadap rasa ingin tahu peneliti. Hal ini dikarenakan karena proses yang dilakukan pada penelitian psikologi eksperimen dapat membuktikan dan mereplikasi ataupun menemukan hal baru.

  1. Demonstration of New Method Technique

Penelitian psikologi eksperimen bertujuan untuk menemukan metode atau teknik baru mengenai hubungan variabel bebas dan variabel  bergantung. Pada bayak kesempatan peneliti dapat menemukan ide baru untuk melakukan penelitian lanjutan dari proses sebelumnya.

  1. Demonstration of a Behavioral Phenomenon

Penelitian psikologi eksperimen memiliki tujuan untuk memaparkan fenomena perilaku tertentu melalui pengamatan kondisi yang terkontrol ketat. Perilaku yang munculpun secara sengaja hadir karena pengaruh variabel bebas penelitian. Kemudian dengan menggunakan metode psikologi eksperimen sangat memungkinkan untuk memberikan deskripsi atau penjabaran secara proposional dan berimbang.

  1. Investigation of Condition Influenching behavioral Phenomena

Penelitian psikologi eksperimen yang memiliki tujuan untuk mengambil kemungkinan peneliti menyelidiki fenomena perilaku yang muncul terkait dengan latar belakang perilaku tersebut muncul.

Baca juga: Psikologi Sosial

Penjelasan diatas merupakan penjabaran dari dunia psikologi eksperimen.  Psikologi Eksperimen terdiri dari pengertian, sejarah dan juga fungsi dan peranan dari psikologi eksperimen. Semua elemen tersebut memiliki manfaat dalam studi ilmu psikologi dan juga ilmu eksperimen itu sendiri. Semoga dapat menjadi ilmu dan pengetahuan baru dibidang keilmuan pengetahuan dan psikologi serta bisa bermanfaat.

Artikel Lainnya

You may also like