Home » Gangguan Psikologi » 15 Ciri – ciri Sakit Jiwa Ringan – Pengobatan

15 Ciri – ciri Sakit Jiwa Ringan – Pengobatan

by Devita Retno

Kesehatan mental seseorang adalah suatu kondisi yang bisa sangat mempengaruhi kelangsungan hidupnya. Dampak sosial yang dialami penderita gangguan jiwa sangat serius berupa pengucilan, penolakan dari masyarakat dan lingkungan sosialnya.

Mereka juga bisa mengalami diskriminasi pada berbagai bidang, termasuk berpengaruh kepada kehidupan perekonomian dan keluarga. Orang yang mengalami gangguan jiwa akan sulit melakukan pekerjaan untuk mencari nafkah yang bisa berpengaruh kepada kelangsungan hidup keluarga dan dirinya sendiri. Untuk merawat penderita, tentunya juga memerlukan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang panjang.

World Health Organization atau WHO menyatakan bahwa sebanyak satu dari empat orang menderita gangguan mental, dan hampir dua pertiga dari orang yang mengalami ganggua mental tersebut tidak pernah menjalani pengobatan. Karena itulah, sebaiknya ciri – ciri sakit jiwa ringan atau gangguan jiwa pada manusia modern dapat langsung dikenali pada tahap  awal agar tidak berkembang menjadi suatu gangguan jiwa yang jauh lebih serius. Pengobatan kepada penderita gejala sakit jiwa ringan lebih mudah dilakukan daripada jika gangguan jiwa tersebut sudah berkembang menjadi sesuatu yang kronis.

Tanda Sakit Jiwa Ringan

Gejala dari orang yang menderita sakit jiwa ringan tidak terlihat dari kondisi fisik, melainkan lebih kepada perubahan kondisi mentalnya.

  1. Menarik diri secara sosial

Ciri – ciri sakit jiwa ringan tampak ketika seseorang mulai menarik diri dari pergaulan sosialnya, tidak hanya dari teman namun juga dari lingkungan keluarga terdekat. Senang menyendiri setiap waktu dan tidak merespon pendekatan secara sosial dari siapapun, mulai tenggelam dalam dunianya sendiri dan pikirannya sendiri. Senang melamun dan mengasingkan diri dari siapapun.

  1. Sulit berorientasi dan mengalami kekacauan alam pikir

Mulai mengalami kesulitan untuk mengingat keberadaan dirinya, waktu, tempat dan orang lain juga. Hal ini disebabkan karena pikirannya hanya berpusat pada masalah yang dialaminya, menyebabkan hilangnya kemampuan untuk berorientasi pada keadaan sekelilingnya.

  1. Mengalami penurunan daya ingat

Karena pikirannya hanya terpusat pada khayalan dan masalahnya sendiri, lambat laun orang yang mengalami ciri – ciri sakit jiwa ringan akan kehilangan kemampuan atau daya ingatnya juga. Ia akan sulit mengingat hal – hal kecil dan ingatan jangka pendek biasanya akan terganggu.

  1. Mengalami penurunan kemampuan kognitif

Selain menurunnya daya ingat, kemampuan kognitif juga akan terganggu. Misalnya tidak bisa melakukan perhitungan sederhana, seperti menghitung penjumlahan sederhana atau kemampuan dan pengetahuan dasar lainnya juga akan terganggu. Menurunnya kemampuan kognitif ini juga bisa dilihat pada gejala gangguan jiwa pada lansia.

  1. Tidak memperhatikan kebersihan diri

Saat ini orang dengan ciri – ciri sakit jiwa ringan mulai membentuk opini negatif mengenai dirinya sendiri sehingga tidak lagi memperhatikan kondisi penampilan dirinya, terutama kebersihan diri. Mereka tidak lagi menganggap penting kebersihan penampilan, memakai pakaian atau merawat kondisi fisiknya, bahkan ada yang tidak lagi ingat untuk memakai baju.

  1. Mengalami perubahan mood yang cepat

Orang dengan gangguan jiwa ringan juga akan mengalami emosi yang labil sebagai salah satu karakteristik gangguan mood atau gangguan mood dalam psikologi. Emosi mereka bisa berubah dengan cepat dan fluktuatif sehingga sulit mengontrol emosinya sendiri. Bereaksi berlebihan pada stimulus yang sekecil apapun seperti marah berlebihan atau sedih berlebihan.

  1. Tampak berperilaku aneh

Perilaku aneh, perilaku abnormal dan tidak biasa juga akan mulai terlihat pada gangguan jiwa ringan, adanya gejala gangguan mental seperti bicara dan tertawa sendiri, menangis atau marah tanpa sebab, mengurung diri, bergerak tanpa tujuan yang jelas, mengalami halusinasi dan delusi, bicara yang sulit dimengerti, agresif, gembira berlebihan dan lain sebagainya.

  1. Enggan melakukan bermacam kegiatan seperti biasa

Kegiatan yang biasa dilakukan akan dihentikan, karena tidak ada keinginan untuk beraktivitas, kehendak, atau inisiatif dan upaya untuk berkegiatan, tidak memiliki spontanitas, bersikap monoton, tidak punya keinginan apa – apa, malas bergerak dan selalu terlihat murung, sedih, tidak bersemangat. Seorang yang mengalami gangguan jiwa ringan bisa jadi akan bersikap apatis terhadap semua hal dan tidak ingn melakukan apa – apa sama sekali.

  1. Tidak berekspresi

Sulit memancing kontak secara emosional dengan orang yang mengalami gangguan jiwa ringan, karena ia tidak menunjukkan ekspresi atau menanggapi secara emosional juga. Wajah terlihat cenderung datar, jarang merespon pembicaraan dan lebih banyak diam tanpa ekspresi. Selain itu juga jarang menanggapi pertanyaan dan tidak menunjukkan minat atau rasa ingin tahu terhadap topik pembicaraan.

  1. Mengalami delusi dan halusinasi

Delusi adalah keyakinan yang tidak rasional atau tidak masuk akal pada pemikiran seseorang walaupun telah ada pembuktian secara objektif bahwa yang diyakininya tersebut tidak masuk akal. Contoh, yakin bahwa ada orang yang berniat jahat kepadanya sepanjang waktu. Sedangkan halusinasi yaitu mengalami hal – hal yang berkaitan dengan panca indera tanpa adanya rangsangan yang nyata, misalnya macam – macam halusinasi mendengar bisikan – bisikan atau melihat beda – benda yang tidak ada. Contoh, melihat gajah terbang berwarna merah jambu. Pada gejala ini, penting juga untuk mengetahui ciri – ciri skizofrenia dan ciri – ciri psikopat ringan agar dapat mendeteksinya sejak dini.

  1. Depresi, sedih atau stress terus menerus

Adanya perasaan negatif yang terus menerus akan menimbulkan rasa murung dan sedih yang berkepanjangan juga. Orang tersebut akan sulit merasa gembira dan senang atau bahkan berpikiran positif tentang berbagai hal. Akibatnya gangguan jiwa ringan pun bisa dengan mudah menjadi berat apabila penderitanya tidak segera mendapatkan pertolongan untuk kembali berusaha merasakan manfaat berpikir positif untuk mengembalikan pikiran positifnya.

  1. Mulai paranoid.

Karena mengalami delusi dan halusinasi, orang yang mengalami sakit jiwa ringan bisa jadi mulai merasakan paranoid yaitu adanya rasa ketakutan pada hal – hal biasa yang bahkan tidak perlu ditakuti orang normal. Misalnya, takut keluar rumah karena takut bertemu orang jahat, takut pada orang asing, takut makan karena mengira akan diracuni, mengira semua orang selalu berbuat jahat kepadanya dan lain sebagainya.

  1. Berpikir bunuh diri

Karena perasaan depresi dan sedih yang berkelanjutan, kemungkinan adanya gangguan self injury atau berpikir untuk bunuh diri bisa saja mulai terbentuk. Biasanya hal ini dimulai dengan keinginan untuk menyakiti atau melukai diri sendiri, yang berkembang dengan keinginan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Apabila orang di sekitarnya tidak menyadari hal ini, maka biasanya keadaan penderita gangguan jiwa akan memburuk dengan cepat dari gangguan ringan menjadi gangguan berat dan sangat berpotensi untuk bunuh diri.

  1. Menyalahgunakan obat – obatan atau alkohol

Kekacauan pikiran yang dialami membuat orang dengan ciri – ciri gangguan jiwa ringan akan mengalami penyalahgunaan substansi berupa obat atau alkohol. Menggunakan obat dan alkohol secara berlebihan biasanya ditujukan untuk menenangkan pikiran yang kacau dan justru akan berakibat gangguan jiwanya semakin parah.

  1. Perubahan pola hidup

Gejala lain yang terlihat jelas ketika seseorang mengalami gangguan jiwa ringan adalah mulai adanya perubahan pola hidup seperti terganggunya pola tidur, mengalami insomnia, juga kehilangan nafsu makan atau mengalami gangguan pola makan seperti anorexia dan bulimia. Ketahuilah bahwa manfaat relaksasi bagi jiwa penting untuk tetap menjaga kestabilan kondisi mental.

Cara Mengobati Sakit Jiwa Ringan

Untuk menangani ciri – ciri sakit jiwa ringan biasanya tidak semua diperlukan obat – obatan kimia untuk mengatasinya, cara menyembuhkan gangguan jiwa bisa saja hanya perlu di lakukan terapi kejiwaan untuk memperbaiki kondisi mental penderita yang sedang labil. Beberapa terapi yang dapat dilakukan adalah:

  • Psikoterapi

Jenis terapi sakit jiwa ringan ini bertujuan untuk memberikan suatu sarana aman bagi penderita gangguan jiwa ringan untuk mengungkapkan perasaannya kepada terapis. Bantuan akan diberikan olah terapis antara lain berupa cara untuk mengontrol perasaan sang penderita agar tidak menjadi berlebihan, terapi psikologi untuk depresi, cara mengatasi halusinasi, dan lainnya. Pada jenis terapi ini, kemungkinan akan ada pemberian obat – obatan jika dipandang perlu.

  • Terapi obat

Sesuai namanya, terapi ini biasanya menggunakan obat – obatan yang tujuannya untuk mengatasi gangguan fungsi neuro transmitter yang dapat menghilangkan berbagai gejala klinis pada penderita penyakit kejiwaan ringan. Terapi dengan obat dapat diberikan untuk jangka waktu yang lama, bahkan hingga bertahun – tahun.

  • Terapi sosial

Terapi ini ditujukan agar penderita dapat memulihkan kembali kemampuan sosialnya dan untuk kembali memperhatikan serta merawat dirinya sendiri, kembali mandiri dan tidak tergantung kepada orang lain, serta tidak lagi menjadi beban untuk keluarganya.

Selama menjalani terapi sosial ini hendaknya penderita tetap diberikan terapi obat – obatan, tergantung kepada penilaian terapisnya. Salah satu bentuk terapi sosial adalah terapi aktivitas kelompok berupa bergabungnya penderita dengan support grup yang berisi orang – orang yang memiliki pengalaman sama, dan melakukan cara menguatkan mental diri sendiri.

  • Terapi spiritual

Pendekatan secara keagamaan disebut juga dapat memberikan manfaat bagi para penderita gagngguan jiwa ringan sebagai cara mengobati gangguan jiwa dan macam – macam gangguan jiwa . Untuk itu mereka bis didekatkan dengan berbagai aktivitas keagaamaan sesuai dengan agamanya masing – masing, sehingga merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta dan lambat laun memperbaiki keadaan mentalnya.

  • Rehabilitasi

Program ini penting dilakukan untuk mempersiapkan penderita sakit jiwa ringan untuk kembali beraktivitas di tengah keluarga dan masyarakat. Biasanya terapi dilakukan di sebuah institusi yaitu rumah sakit jiwa secara bertahap sampai penderita kembali siap untuk bergabung dengan lingkungan dari kehidupannya sebelum sakit. Misalnya, pemberian life skill berupa kursus, mengajarkan keterampilan, juga dilakukan evaluasi mengenai kesiapan penderita untuk kembali ke tengah masyarakat.

Peran keluarga sangat penting untuk membantu orang yang menderita sakit jiwa ringan agar tidak berkembang menjadi semakin kronis dan parah, sehingga keadaan mentalnya sulit dipulihkan kembali. Segera mengenali berbagai gejala sakit jiwa ringan yang terjadi pada salah seorang anggota keluarga atau kerabat merupakan hal yang krusial, agar dapat segera memberikan pertolongan yang dibutuhkannya sebelum semuanya menjadi memburuk dan terlambat ditangani.

You may also like