Seringkali seorang manusia berkegiatan karena rasa semangatnya atau keinginan saat itu juga, begitupun dengan sebaliknya. Dimana beberapa orang merasa malas untuk melakukan kegiatan tanpa tahu alasannya apa. Namun yang jelas mereka tidak ingin saja melakukan kegiatan, nah salah satunya adalah rasa tidak ingin ini biasanya datang dari rasa yang disebut mood. Jika dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan nama suasana hati.
Suasana hati ataupun mood ini merupakan perasaan yang baik adanya dan akan memperlancar segala kegiatan anda dan aktifitas, namun begitu juga dengan kebalikannya. Dimana jika sedang buruk akan mengacaukan banyak aktifitas bahkan anda bisa saja merasa ingin marah pada semua orang padahal orang lain tidak bersalah.
Baca juga:
Pengertian Mood
Mood atau suasana hati adalah kondisi dimana perasaan orang tersebut terus berwarna dan berganti setiap waktunya atau setiap saat, tergantung dari pemilik perasaan tersebut. Waktu yang dialami juga tentatif dan tidak tentu. Beberapa orang merasa moodnya baik dalam waktu 3 – 4 hari ataupun hanya bahagia sebentar saja, misalnya 1-2 jam.
Wajar jika hal tersebut terjadi dengan sebuah alasan. Contohnya anda sedang bahagia, namun tiba-tiba ada seorang pria yang merampok rumah anda tentu suasana hati anda tidak menjadi bahagia, pasti langsung berubah kalut dan marah. Itu kondisi mood yang wajar, namun ada juga mood yang tidak wajar disebut sebagai gangguan mood.
Gangguan mood merupakan sebuah kondisi yang terjadi pada meraka yang mengalami perubahan mood atau suasana hati dalam waktu singkat atau waktu yang lama, namun bersifat ekstrim dan kecenderungan mengganggu bahkan membahayakan. Kondisi ini berlangsung sangat luar biasa parah .
Apa penyebab dari munculnya gangguan mood ?
Umumnya gangguan ini muncul karena adanya kejadian berat yang telah individu tersebut alami. Dimana dilihat dari tinjauan biologisnya, individu yang mengalami gangguan mood memiliki kencenderungan untuk mengalami gangguan karena diturunkan dari orangtua, atau memiliki sejarah gangguan mood di dalam keluarganya.
Jika dilihat secara neurologis, gangguan mood terjadi karena adanya kerusakan reseptor neurotransmitter yang menjadikan seseorang tersebut terganggu. Khusunya pada hormon dopamin, atau termasuk hormon lainnya. Hormon dopamin sendiri merupakan hormon bahagia atau ketika anda merasakan senang.
Siapa saja dapat mengalami gangguan mood?
Jika pertanyannya siapa saja yang mengalami gangguan mood, maka jawabannya sangatlah banyak. Pria dan wanita, tua dan muda tentu bisa teserang, bahkan anak ABG alias anak remaja sekalipun bisa terserang gangguan mood. Umumnya yang mengalami penyakit tersebut adalah para wanita.
Sebenarnya ada alasan kenapa wanita yang menjadi sosok yang harus mengalami depresi atau gangguan mood. Pertama karena hal ini dipengaruhi ole hormon wanita yang lebih sering tidak stabil. Seperti halnya para wanita yang sedang menstruasi, hamil, dan melahirkan. Juga secara sosial, wanita menjalankan banyak peran dalam hidupnya, sebagai istri, ibu, anak, karyawan, dan lainnya. Tuntutan dari peran yang berbagai macam tersebut menambah jumlah stimulus stres pada wanita.
Karena alasan inilah para wanita harus bisa membagi rasa tertekannya pada pasangan dan mencoba mengkonsultasikan berbagai kesulitannya. Selain itu, anda juga harus bisa mengkondisikan berbagai permasalahan dengan menggunakan logika jangan terus menerus menggunakan perasaan dan mood karena akan mempengaruhi saraf anda. Gangguan merupakan hal yang dihindari atau tidak diinginkan oleh siapapun. Jangan sampai, anda merasa bahwa gangguan tersebut timbul atau lahir hanya karena kesalahan atau permasalahan sepele.
Sebenarnya gangguan mood merupakan masalah universal, dimana gangguan mood ini memiliki beberapa anak cabang atau beberapa pecahan yang lebih spesifik, sehingga dalam ilmu psikologi ada pengkotak-kotakannya kembali. Apa saja ?
Tipe-Tipe Gangguan Mood
Berikut ini terdapat beberapa tipe terkait gangguan mood yang mempengaruhi kondisi psikis seseorang dan menjadikan kondisi emosinya tidak stabil, diantranya adalah:
1. Gangguan Depresi (gangguan unipolar)
Depresi dalam Psikologi merupakan gangguan mood dengan jenis mayor ataupun berat, dimana gangguan depresi lebih banyak terjadi pada penderita yang memang mengalami permasalahan berat atau hal-hal yang tidak bisa mereka kendalikan sendiri.
Gangguan depresi biasanya terjadi satu periode ataupun lebih, episode depresi ini tanpa adanya riwayat terjadi episode manik atau hipomanik. Selain itu permasalahan utamanya adalah para penderita gangguan depresi kemungkinan akan mengalami lagi gangguan tersebut dan bisa saja lebih parah. Selain itu bisa berdampak pada keluarga lainnya.
Ciri atau tanda seseorang mengalami gangguan depresi parah diantaranya bermasalah tidur, selera makan yang buruk, kehilangan atau bertambah berat badan secara mencolok, dan akan menjadi gelisah secara fisik, atau akan menunjukkan lambatnya aktivitas motorik mereka. Anda juga bisa mengenali beberapa ciri besarnya jika penderita mengalami depresi, diantaranya adalah :
- Perubahan pada kondisi emsional yang ekstrim dan berlebihan
- Tidak adanya motivasi dalam hidup
- Perubahan dalam fungsi dan perilaku motorik dari ringan ke berat
- Adanya perubahan kognitif yang cukup signifikan
- Penderita seringkali merasa tidur terlalu banyak (10 jam atau lebih) ataupun terlalu sedikit sehingga sulit terbangun.
- Kelakuan motorik yang rendah
- Kehilangan nafsu makan tiba-tiba dan juga mengalami kenaikan tubuh secara drastis juga
- Kehilangan energi, terlihat lemas tidak bersemangat dan tidak tertarik melakukan apapun.
2. Gangguan Distimik
Selanjutnya adalah gangguan distimik, gangguan ini termasuk kedalam depresi ringan dimana depresi ini jarang sekali kambuh, biasanya rentang waktunya beberapa tahun baru kembal mengalami depresi ringan. Orang yang biasa terkena gangguan distimik diantaranya adalah :
- Seringkali dilanda perasaan terpuruk atau merasa bersalah, atau mengalami masalah sepanjang waktu. Namun tidak separah depresi mayor hingga ada rasa ingin bunuh diri dan sejenisnya.
- Adanya perasaan atau kesadaran bahwa penderita sedang memiliki gangguan yang membuat ia seringkali bersikap berbeda.
3. Gangguan Perubahan Mood (Bipolar)
Gangguan Bipolar merupakan gangguan yang cukup populer diantara masyarakat, dimana gangguan ini sebenarnya cukup bahaya dan juga mengganggu aktifitas penderitanya.
Gangguan bipolar bisa terjadi apabila penderita yang disertai satu atau lebih episode manik atau hipomanik, hal ini dimaksudkan penderita seringkali merasakan mood yang melambung dan hiperaktivitas atau juga merasa mood yang sangat sedih hingga depresi berlebih. Bipolar juga bisa merasakan bahagia namun bahagia mereka bisa mencapai tingkat mania.
Dalam ilmu psikologi ada dua tipe umum untuk gangguan bipolar dibedakan menjadi 2 diantaranya adalah bipolar 1 dan gangguan bipolar 2. Untuk gangguan bipolar 1 ditandai dengan adanya manik secara penuh, sedangkan bipolar 2 merupakan kejadian dimana seseorang akan mengalami satu atau lebih episode-episode depresi mayor dan paling tidak satu episode hipomanik. Ciri-ciri besar dari gangguan bipolar adalah :
- Siklus perubahaan mood ekstrim berganti tanpa adanya mood normal sebagai perantarannya, sehingga dari sedih tiba-tiba merasa senang yang super mania. Tanpa ada cooling down mood terlebih dahulu
4. Gangguan Siklotimik
Gangguan siklotimik merupakan gangguan mood yang sangat kronis meliputi beberapa periode dan beberapa periode mood yang merasa tertekan ataupun hilang minatnya. Terutama kegiatan mendasar seseorang. Perubahaan mood siklotimik sebenarnya lebih ringan dari pada gangguan bipolar besar. Gangguan siklotimik, biasanya bermula dari masa akhir remaja dan juga ketika awal dewasa.
Beberapa bentuk dari gangguan siklotimik dapat mewakili suatu tipe gangguan bipolar awal yang ringan. Sekitar 33% orang dengan gangguan siklotimik pada akhirnya akan berkembang menjadi gangguan bipolar baik 1 ataupun 2. Penderitanya kira-kira 33 kali lebih besar dibanding pada populasi umum. Adapun ciri-cirinya adalah :
- Adanya pola perubahan kondisi mood yang cukup kronis dan juga bersiklus, biasanya berepisode.
- Periode yang sering dari mood yang depresi atau kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas, namun tidak pada taraf keparahan.
Gangguan Mood lainnya
Klasifikasi gangguan mood lainnya sebenarnya masih ada, namun tidak se-spesifik gangguan besar yang ada diatas. Dimana gangguan mood ini seringkali terjadi pada beberapa manusia normal jika sudah merasa cukup lelah atau stress dengan pekerjaan, masalah hidup atau sekolah. Namun masih bisa diatasi, diantaranya adalah :
- Mood Eutimia : Tidak ada Mood yang tertekan atau melambung, datar.
- Mood Hipotimia: Mood yang pervasif, cenderung banyak emosi kesedihan
- Mood Disforia: Mood yang tidak menggembirakan
- Mood Eutimia: Memiliki sisi penghayatan yang cenderung lebih emosional
- Mood Eforia: Perasaan yang berlebihan
- Mood Ekstasia: Gairah yang meluap luap
- Aleksitimia: Sulit menyadari emosi seseorang
- Anhedonia: Hilangnya minat melakukan sesuatu
- Mood Kosong: Sedikit memiliki sisi emosional
- Mood Labil:Osilasi antara euforia dan mudah marah
- Mood Iritabel: Mudah diganggu dan mudah marah
Jika ditarik kesimpulan mengenai depresi, mood dan sejenisnya kehidupan lebih sering mendahului episode pertama dari gangguan mood dibandingkan episode lanjutan lainnya.
Temuan ini mengartikan bahwa stress psikososial mungkin cukup menjadi faktor besar terutama untuk perubahan biologi otak dan menyebabkan rentetan kasus atau kejadian lainnya menjadi menyebar dan lebih parah. Hal ini yang mengindikasikan bahwa seringkali orang yang ringan gangguannya jika tidak ditangani atau tidak mau sembuh maka akan menyebabkan dirinya menjadi seorang penderita gangguan berat.
Demikian penjelasan terkait apa saja jenis gangguan mood dalam psikologi yang sering dialami oleh jiwa seseorang.