Home » Ilmu Psikologi » Psikologi Pendidikan » 15 Metode Psikologi Pendidikan Sering Digunakan

15 Metode Psikologi Pendidikan Sering Digunakan

by Ina

Beberapa metode diciptakan untuk menggali gangguan kejiwaan agar lebih komprehensif dan memberikan lebih banyak pengertian dan gejala- gejala perkembangan. Namun tidak ada satu metode pun yang mampu menggali hejala kejiwaand engan begitu jelasnya secara lengkap. Sehingga metode metode yang ada saling melengkapi dalam penggunaannya dan tidak jarang menggunakan metode gabungan antara dua atau lebih metode psikologi pendidikan. Untuk menyelidiki gejala kejiwaan pada seseoorang diperlukan pemahaman mengenai pendekatan secara umum dan juga metode- metode spesifik yang ada. Berikut penjelasannya mengenai metode- metode psikologi pendidikan yang biasa digunakan.

  1. Observasi

Suatu cara yaitu dengan mengamati tingkah laku dan memperhatikannya secara psikis. Kemudian mencatat adanya perilaku yang menyimpang atau berbeda. Metode observasi ini dibagi menjadi dua, yaitu metode observasi natural atau alami dan metode observasi terkontrol. Observasi alamiah dilakukan secara alami yaitu pencatatan dan perhatian difokuskan pada tingkah laku yang biasa ada tanpa dipengaruhi oleh faktor tambahan atau mengubah- ubah suasana yang direncanakan. Misalnya yaitu observasi pada kehidupan anak dari jam sekian ke jam sekian. Hal ini dilakukan untuk mengamati aspek kepribadian atau perilaku tertentu. Hasil observasi tentu harus dipisahkan dengan tafsiran atau anggapan observer.

Observasi terkontrol yaitu bilamana lingkungan dirubah atau dikondisikan sedemikian rupa untuk tujuan observer dan berpengaruh pada hasil pengamatan yang diinginkan. Misalnya ingin mengamati respon anak terhadap suatu lingkungan pergaulan tertentu, lalu melihat perubahan atau reaksi dari anak. Observasi ini bisa dilakukan secara berkelompok dengan jenis kelamin yang sama dan waktu yang berbeda.

  1. Tes atau metode seperti tugas

Metode tes yaitu dengan pertanyaan- pertanyaan yang diberikan seperti mengerjakan tugas. Anak diberikan pertanyaan pertanyaan ini untuk dijawab secara mandiri. Dari hasil tugas tersebut dapat mengukur perkembangan psikis anak dan alat ukurnya sudah standar secara hati- hati. Tes standar cukup penting karena disini hasil akan dijumlahkan dan menghasilkan skor individu dengan skor kelompok sama untuk menentukan bagaimana individu menjawab pertannyaan tentang orang lain.

  1. Eksperimen

Dalam metode eksperimen ini peneliti sengaja menimbulkan gerak atau pernyataan jiwa yang dijadikan rangsangan –rangsangan. Segala perilaku yang diamati kemudian dicatat dan didokumentasikan secara rinci. Peristiwa yang terjadi selama eksperimen berlangsung dapat diulangi di lain waktu bila diperlukan dan merupakan kelebihan dari metode ini. Kelemahan dari metode ini adalah situasi yang ada merupakan buatan maka subjek/ responden bisa saja berpura- pura dan hasil yang didapatkan juga tidak real atau lebih banyak biasnya.

Dalam eksperimen ini beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Misalnya penelitian pada kelompok anak tentang pengaruh kelompok bermain terhadap perkembangan bahasa. Pada penelitian seperti ini, variabel bebas yang mungkin mempengaruhi perkembangan bahasa sangat banyak seperti umur, jenis kelamin, status sosial, pendidikan orang tua, kondisi fisik, dan lainnya.

baca juga:

  1. Kuesioner atau Angket

Kuesioner merupakan alat ukur atau suatu instrumen pengumpul data. Bentuknya bisa berisi beberapa pertanyaan terkait apa yang ingin diketahui. Pertanyaan masing- masing dijawab oleh responden dengan mandiri dan sesuai dengan apa yang ada pada dirinya. Kemudian kuesioner di telaah per nomor dan diberikan skoring tertentu. Sehingga menghasilkan keluaran skoring yang memiliki makna kesimpulan.

  1. Studi Kasus

Studi kasus merupakan metode penyelidikan dalam psikologi pendidikan dengan mencari tahu latar belakang, ekonomi, budaya, fisik, dan mental anak yang sedang diteliti. Metode ini mungkin memerlukan tenaga yang cukup besar karena menginginkan data yang akurat dan waktu yang juga lama sampai bertahun- tahun. Pencatatan dilakukan dari hal terkecil yang memiliki unsur unsur perkembangan pada perilaku dan psikis anak didik. Studi kasus lebih melihat dari banyak hal dari mulai unsur intrinsik dan ekstrinsik.

  1. Metode Klinis

Merupakan metode psikologi pendidikan dengan cara mengamati sambil berbincang- bincang atau bertanya jawab dan bermain bersama. Sambil melakukan hal hal tersebut atau interaksi, peneliti mengamati tingkah laku, respon anak. Peneliti menggiring anak pada situasi percakapan yang sesuai dengan keinginannya sehingga diperoleh data- data yang diinginkan. Disini butuh keahlian dari peneliti untuk mampu berfikir terhadap apa yang ingin dia tanyakan atau lakukan untuk membimbing dan mengarahkan partisipan namun juga perlu kejelian dalam mengamati respon.

  1. Proyeksi

Proyeksi yaitu metode psikologi pendidikan dengan cara pengambilan data yaitu memberikan gambar- gambar atau tulisan tulisan berbentuk khas seperti sebuah permainan lalu mempersilahkan responden untuk memberikan tanggapan, pengertian, atau menterjemahkannya masing –masing sebagai proyeksi perilaku.

baca juga:

  1. Metode Intropeksi

Merupakan penyelidikan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan proses kejiwaan anak dan juga perilaku yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Pada intinya metode instropeksi ini yaitu melihat diri sendiri melalui pandangan diri sendiri. Peneliti disini meminta pada partisipan untuk memberikan penilaian terhadap diri nya sendiri setelah melakukan tahap instropeksi diri atau evaluasi dirinya terhadap apa yang sudah dilakukannya.

  1. Metode Retrospeksi

Merupakan metode psikologi pendidikan dengan cara mempelajari perubahan yang terjadi atau pengalaman yang dimiliki individu di masa lampau. Hal yang ingin diketahui dan diteliti sudah terjadi di masa lampau sehingga data data pengamatan bisa melalui data- data tertulis, misalnya pada rekaman diri, buku diari, atau media yan gmenyimpan memori masa lalu. Bisa juga dengan menanyakan pada partisipan tentang suatu situasi di masa lalu dan responnya terhadap situasi tersebut.

  1. Metode Ekstrospeksi

Yaitu kebalikan dari introspeksi. Memiliki arti yaitu penyelidikan terhadap perubahan- perubahan kejiwaan orang lain. Metode penyelidikan ini menghasilkan dugaan –dugaan yang menghubungkan realitas fisik atau tingkah laku dalam keadaan psikis seseorang. Hal yang diperhatikan hanya dapat ditangkap oleh panca indera peneliti saja. Hal yang diamati merupakan apa yang tampak misalnya seperti gerak gerik. perkembangan atau respon psikis tidak dapat diamati dengan metode ini.

  1. Metode Indirect

Penyelidikan dilakukan secara tidak langsung kepada anak tanpa perantara atau pihak lain. Hal yang diamati yaitu perkembangan anak mulai dari tingkah laku serta kejiwaannya. Sumber atau perantara yang dimaksudkan bisa film, rekaman, orang tua, guru, biografi, pengumpulan (buku-buku, gambar) dan lainnya. Pengamatan dilakukan oleh pihak lain dan dipalorkan kepada peneliti. Atau bisa juga pemberian manipulasi situasi atau pikiran diberikan melalui video, buku, gambar, atau alat lainnya.

  1. Pendekatan Longitudinal

Metode ini digunakan untuk menyelidiki perilaku anak dalam jangka waktu yang lama. Beberapa aspek perilaku atau tingkah laku yang diamati pada satu atau dua orang dalam beberapa lama. Aspek yang diamati juga merupakan aspek- aspek perkembangan secara menyeluruh. Misalnya mengamati proses perkembangan dari lahir hingga mati. Kelebihannya semua proses perkembangan dapat diketahui dan diamati secara runtun. Kekurangan nya yaitu hanya bergantung pada orang yang diselidiki saja dalam jangka waktu yang lama. Terlebih lagi apabila responden yang diamati meninggal sebelum batas waktu perkembangan yang diinginkan. Contoh lain yaitu misalnya pada ibu hamil yang diteliti mulai dari fase pemeriksaan awal positif hami, sampai dengan melahirkan dan juga proses menyusui bayi. Hal hal yang diamati meliputi respon tingkah laku dan psikis.

baca juga:

  1. Pendekatan Transversal

Cara untuk menyelidiki orang orang dari kelompok umur yang berbeda. Pendekatan ini pada dasarnya menjadikan sasaran pada sejumlah besar anak- anak dan dilakukan dengan kurun waktu yang tidak lama bisa satu atau sampai tiga bulan saja. Partisipan dengan  umur yang sama akan dikelompokkan untuk diamati secara serempak tingkah laku dan respon psikisnya dalam suatu situasi yang sama. Pengamatan secara serentak inilah yang menyingkat waktu.

  1. Pendekatan Lintas Budaya

Metode psikologi pendidikan yang satu ini yaitu membandingkan anak- anak dari umur yang sama tetapi hidup dalam latar belakang budaya yang berbeda atau lingkungan yang berbeda. Peneliti akan melihat perbedaan dalam perkembangan perilaku dan psikisnya melalui tata cara mendidik dan aturan sosial budaya yang ada pada lingkungannya masing- masing. Pendekatan ini beranggapan bahwa alam dan budaya berpengaruh terhadap pembentukan perilaku dan psikis anak. Misalnya terdapat perbedaan dari anak yang tinggal di kota dan anak yang tinggal di desa atau anak yang berasal dari keluarga dengan suku tertentu.

  1. Metode Direct

Metode direct diwakili oleh banyak metode psikologi pendidikan diatas yaitu dimana peneliti berhubungan langsung dengan partisipan dan mengamati secara langsung tingkah laku dan psikis partisipan. Metode direct dilakukan sendiri oleh peneliti dan tidak diwakilkan pada orang lain. Pengamatan bisa dilakukan dengan sepengetahuan partisipan ataupun secara tidak tahu, misalnya pada anak- anak dimana peneliti meminta ijinnya pada orang tua. Apabila partisipan mengetahui hal tersebut kemungkinan didapatkan data bias sanagt tinggi karena partisipan dapat mengendalikan diri.

baca juga:

Metode psikologi pendidikan diatas merupakan metode yang umum digunakan untuk mengamati atau menyelidikai tingkah laku maupun psikis seseorang untuk mengetahui lebih lanjut respon seseorang terhadap suatu kondisi atau situasi. Peneliti bisa merubah atau mengendalikan situasi jika diinginkan. Beberapa metode membutuhkan jangka waktu yang cukup lama namun hal ini disesuaikan kembali terhadap tujuan penelitian dan hasil akhir yang ingin diperoleh. Pencatatan hasil pengamatan inin membutuhkan keahlian yang jeli dalam melihat hal hal kecil dari perubahan tingkah laku dan perkembangan. Hal yang paling penting adalah mengesampingkan asumsi atau anggapan pribadi dari hasil pengamatan.

You may also like